b. Menyalahgunakan Hak
Apabila orang menjalankan haknya secara tidak sesuai dengan tujuan maka dianggap
menyalahgunakan hak, menyimpang dari tujuan hukum serta menyimpang dari menjamin
kepastian hukum. Menyalahgunakan hak contonya pada seorang pejabat Kepala Bagian
Pegawai Kantor hanya akan membuat dan mengeluarkan surat-surat keputusan kenaikan
gaji/pangkat, apabila yang berkepentingan bersedia memberikan uang jasa/sogokan
kepadanya.
c. Macam-Macam Hak
1. Hak Mutlak.
Hak mutlak ialah hak yang dapat diberlakukan terhadap setiap orang; di samping
wewenang dari orang yang berhak, ada kewajiban dari setiap orang untuk menghormati
hak tersebut.
Hak mutlak dibagi dalam tiga golongan:
a. Hak Asasi Manusia
Hak ini menjadi hak yang diberikan kepada manusia oleh hukum, yang
disebabkanoleh sesuatu berdasarkan hukum yang kelahirannya secara langsung
menimbulkan hak-hak itu.
Hak bangsa atau kemerdekaan dan kedaulatan seperti yang tersebut dalam Undang-
Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi : “Kedaulatan adalah di tangan rakyat,
dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.”
c. Hak Keperdataan, yang mencakup :
1) Hak Marital, atau sita marital yaitu jenis dari sita jaminan, sita ini bertujuan untuk
membekukan harta bersama yang diperoleh selama masa perkawinan, melalui
penyitaan agar tidak berpindah kepada pihak ketiga selama proses perkara
perceraian dan pembagian harta bersama berlangsung.
2) Hak/Kekuasaan Orang Tua (Ouderlijke Macht)
3) Hak Perwalian (Voogdij)
4) Hak Pengampunan (Curatele)
2. Hak Nisbi
Hak nisbi adalah memberi wewenang kepada seseorang untuk memberikan, melakukan,
atau tidak melakukan sesuatu, umumnya dalam hukum perikatan atau perdata
berdasarkan persetujuan. Contohnya, hak istri dalam perkawinan untuk menerima nafkah
dan tuntutannya dari suami.
Hak relatif dibagi dalam :
a. Hak publik relatif
b. Hak keluarga relatif
c. Hak kekayaan relatif
Ialah semua hak kekayaan yang bukan hak kebendaan atau barang ciptaan manusia.
Dalam ilmu hukum hak kekayaa relatif biasanya disebut perutanga (verbintenis).
Hukum kebendaan (zakelijk-recht) yang mengatur hak kebendaan serta hukum
perutangan (verbintenissenrecht).
Pada dasarnya hak kebendaan dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: (1) Hak Kebendaan
yang memberikan kenikmatan (zakelijkgenotsrecht) yaitu hak dari subyek hukum
untuk menikmati suatu benda secara penuh; dan (2) Hak kebendaan yang memberikan
jaminan (zakelijk zakerheidsrecht) yaitu harta yang ditempatkan sebagai angunan
untuk pembayaran atau kesanggupan atas suatu kewajiban.
Kewajiban
Kewajiban hukum adalah kewajiban yang diciptakan oleh hukum atau kontrak. Kewajiban
hukum mengharuskan seseorang untuk menyesuaikan tindakannya dengan standar tertentu.
Adanya kewajiban hukum tergantung pada apakah kepentingan yang diduga diserbu oleh
terdakwa berhak mendapat perlindungan hukum.
Hak dan kewajiban merupakan kaitan erat dimana dalam mejalakannya harus seimbang.
Setiap orang yang ingin mempunyai hak nya harus melakukan kewajibannya juga. Dimana
pengertian hak itu sendiri adalah segala sesuatu yang dimiliki setiap individu sejak didalam
kandungan sedangkan kewajiban memiliki arti segala tugas atau keharusan seseorang atau
individu dalam menjalankan perannya guna mendapatkan haknya.
Peraturan yang mengatur penjaminan hak dan kewajiban belum berhasil secara optimal
mengurangi pelanggaran hak dan kewajiban. Meskipun sudah ada aturannya, tetapi
pelanggaran masih sering terjadi, baik yang bersifat ringan maupun berat. Hal ini
menunjukkan bahwa regulasi sendiri tidak cukup untuk menjamin hak dan kewajiban
individu, melainkan juga memerlukan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya mematuhi
serta melindungi hak dan kewajiban masing-masing. Kerjasama yang baik antara pemerintah
dan masyarakat diperlukan untuk mencapai tujuan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kansil, C.S.T. (2002). PENGANTAR ILMU HUKUM (12th ed). Balai Pustaka.
Soeroso, R. (2018). PENGANTAR ILMU HUKUM (20th ed). Jakarta. Sinar Grafika.
Rahardjo, Satjipto. (2014). ILMU HUKUM BANDUNG. PT. Citra Aditya Bakti
Martha, Annisah Febriyanti. (2020). Proses Sita Martil (Maritale Beslag) Atas Harta
Bersama
Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama. http://repository.um-
palembang.ac.id/id/eprint/7504/1/502016349_BAB%20I_DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf
Farahdiba, Siti Zikrina, et. al. (2021). TINJAUAN PELANGGARAN HAK DAN
PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA BERDASARKAN UUD 1945.
Jurnal Kewarganegaraan, 5(2), 8.
https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/download/2044/pdf/5175
Pilihan Ganda
1. Hak Marital atau sita marital yang berupa sita jaminan yang bertujuan untuk
membekukan harta bersama yang diperoleh selama masa perkawinan, termasuk ke
dalam jenis hak ...
a. Hak kekayaan relatif
b. Hak publik Mutlak
c. Hak nisbi
d. Hak keperdataan
e. Jawaban salah semua
2. Berikut ini yang bukan ciri-ciri yang melekat pada hak hukum menurut Fitzgerald,
yaitu ...
a. Hak tidak hanya mengandung unsur perlindungan dam kepentingan, melainkan
juga kehendak
b. Hak itu dilekatkan kepada seseorang yang disebut sebagai pemilik atau subjek
dari hak itu
c. Setiap hak menurut hukum itu mempunyai titel
d. Hak yang ada pada seseorang ini mewajibkan pihak lain untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu perbuatan
e. Hak itu tertuju kepada orang lain, yaitu yang menjadi pemegang kewajiban
3. Hak yang ada pada seseorang ini mewajibkan pihak lain untuk melakukan
(commision) atau tidak melakukan (ommision) sesuatu perbuatan. Commision atau
ommision tersebut disebut sebagai ... dari hak.
a. Subjek
b. Objek
c. Kesinambungan
d. Sasaran
e. Kepentingan
Essai