Anda di halaman 1dari 3

Nama : Zul Ikram

Npm : 2004020003
Semester :4
Prodi : Administrasi Bisnis
Mata Kuliah : Hukum Bisnis
Dosen Pengampu : Taufiq Jahidin, SH., MH

SISTEMATIKA HUKUM

Berdasarkan isinya, hukum dibedakan menjadi dua, yaitu Hukum sipil atau privat dan
hukum publik.

a. Hukum Sipil/ Privat adalah ”hukum yang menetapkan keterkaitan antara hukum
anggota satu dengan yang lainnya dengan titik berat pada kepentingan pribadi.
Dibedakan dalam arti luas (Hukum Perdata dan Hukum Dagang) dan dalam arti
sempit (Hukum Perdata)”
b. Hukum Publik adalah “hukum yang menetapkan keterkaitan hukum antara manusia
dengan masyarakat umum ataupun negara yang menitik beratkan pada kepentingan
umum, yang terdiri dari Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha (Administrasi)
negara, Hukum Publik Internasional dan Hukum Pidana”
c. Hukum Perdata adalah hukum antar anggota masyarakat yang satu dengan lainnya
dengan menitik beratkan kepada kepentingan perseorangan.
d. Hukum Pidana adalah hukum yang memuat pelanggaran – pelanggaran yang telah
dilakukan oleh masyarakat, dan penjelsana tentang pidana yang akan diterima bagi
pelanggar, serta memberikan panduan dan informasi tentang cara – cara untuk
mendapatkan keadilan atau mengajukan perkara ke jalur hukum atau pengadilan.
e. Hukum Tata Negara adalah “hukum yang mengatur susunan tata negara dan
pemerintahan didalamnya, beserta hubungan kekuasaan alat - alat negara, yakni trias
politika negara baik pusat maupun daerah.”
f. Hukum Administrasi Negara adalah “hukum yang mengatur tentang tata cara
menjalanka fungsi dan administrasi negara dalam menjaga peraturan - peraturan hak
dan kewajiban dari kekuasaan alat-alat perlengkapan negara.”

Didalam dunia “hukum pernyataan orang (person) merupakan pembawa hak, yaitu
sesuatu yang memiliki hak dan kewajiban dan disebut subjek hukum. Subjek hukum
meliputi: Manusia (natuurlijke person) dan Badan Hukum (rechtperson).”Perilaku atau “sikap
manusia itu merupakan pembawa hak, sejak saat ia dilahirkan di dunia ini sampai pada saat ia
akan meninggal dunia. Begitupun juga seorang anak yang masih dalam kandungan ibunya
dapat dianggap sebagai pembawa hak (dianggap telah lahir) jika kepentingan memerlukannya
(untuk menjadi ahli waris).”

Sebagian “kelompok yang telah dinyatakan oleh hukum tidak cakap atau kurang cakap
untuk bertindak sendiri dalam melakukan perbuatan-perbuatan hukum. Untuk itu mereka
harus diwakili dalam melakukan perbuatan-perbuatan hukum. Orang yang tidak cakap untuk
melakukan sendiri perbutaan hukum yaitu”:

a. “Orang yang masih di bawah umur”


b. “Orang yang tidak sehat pikirannya
c. “Orang yang dibawah pengampuan (curatele)”
d. “Orang perempuan dalam pernikahan (wanita kawin)”

Hal ini “perlu diperhatikan apabila terlibat dalam suatu kegiatan bisnis, karena apabila
hal ini terus dilakukan akan dapat terjadi batal demi hukum. Sehingga akan terjadi pihak-
pihak dapat dirugikan atau sebaliknya. Disamping manusia pribadi sebagai pembawa hak,
terdapat pula badan-badan (kumpulan manusia) yang oleh hukum di beri status Badan
Hukum.Badan Hukum sebagai pembawa hak yang tidak berjiwa dapat melakukan sebagai
pembawa hak manusia, misalnya dapat melakukan persetujuan-persetujuan, memiliki
kekayaan yang sama sekali terlepas dari kekayaan anggota-anggotanya. Bedanya dengan
manusia adalah bahwa badan hukum itu tidak dapat melakukan perkawinan, tidak dapat di
hukum penjara (kecuali hukum denda). Badan-badan hukum bertindak dengan perantara-
perantara pengurusnya.”

Objek Hukum adalah “segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan yang
dapat menjadi objek sesuatu perhubungan hukum. Objek hukum yang dimaksud adalah
benda.Menurut KUH Perdata, Benda adalah segala barang dan hak-hak yang dapat dimiliki
orang. Menurut KUH Perdata benda dibagi dalam”:

a. Benda berwujud adalah “segala sesuatu yang dapat diraba oleh pancaindera seperti;
rumah, buku dan lain-lain.”
b. Benda yang tak berwujud adalah “segala macam hak, seperti hak cipta, hakmerek dan
lain sebagainya.”
Benda bergerak, dibedakan menjadi :

a. Benda “bergerak karena sifatnya, artinya benda yang dapat dipindahkan atau
pindah dengan sendirinya. Contoh Meja, kursi, mobil dan lainnya (Pasal 509 KUH
Perdata)”
b. Benda bergerak yang disebabkan karena adanya Undang-Undang, artinya hak-hak
yang dimiliki oleh benda yang bergerak. “Contoh hak pengambilan hasil dari
benda bergerak , hak pemakaian dan lainnya. (Pasal 511 KUH Perdata) Benda tak
bergerak, dibedakan menjadi”:
1. Benda “tak bergerak karena sifatnya. Contohnya Tanah dan yang melekat
diatasnya.”
2. Benda “tak bergerak karena tujuannya. Contohnya mesin alat-alat yang
dipakai oleh pabrik.”

Adapun “benda tak bergerak menurut Undang-Undang, maksunya berwujud hak-hak


atas benda yang tak bergerak. Contoh hak memungut hasil atas benda tak bergerak, hak
memakai benda tak bergerak, hipotik dan lainnya.”Yang di maksud “dengan kebendaan
menurut KUH Perdata adalah segala sesuatu yang dapat dikuasai dengan hak milik tanpa
memperdulikan jenis atau wujunya. Yang perlu dicatat dan diperhatikan adalah bahwa dalam
bentuk hak milik ini, ada penguasaan yang memiliki nilai ekonomis. Suatu kebendaan yang
dapat dimiliki, tetapi tidak memiliki nilai ekonomis bukanlah kebendaan yang menjadi objek
pembicaraan. Hal ini membawa konsekuensi logis kepada ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata
yang menyatakan: Segala kebendaan, yang bergerak dan tak bergerak milik debitur, baik
yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi jaminan untuk perikatan-perikatan
perorangan debitur itu. Sehubungan dengan pasal tersebut jelas bahwa hanya kebendaan yang
memiliki nilai ekonomis saja dapat menjadi jaminan bagi pelaksanaan perikatan, kewajiban
atau prestasi seorang ebitur.

http://eprints.unpam.ac.id/8818/1/SAK0063_HUKUM%20BISNIS%20DAN%20REGULASI.pdf

Anda mungkin juga menyukai