Naskah Akademis Pedoman Pelayanan Anestesi
Naskah Akademis Pedoman Pelayanan Anestesi
JAWA TENGAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI
Jalan Kolonel Sutarto No.132 Surakarta Kode Pos 57126 Telp. (0271)
634634, Faximile (0271) 637 412, Email :
rsmoewardijatengprov.go.id
Website: rsmoewardi.jatengprov.go.id
TENTANG
DOKUMEN MASTER
@4 u2ct
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1333/MENKES/SK/VII/ 1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit;
9. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor: 821.2/ 14/2020
tanggal 20 Januari 2020 tentang Pengangkatan Dalam
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunjuk Dr. cir.
Cahyono Hadi, Sp.OG NIP. 196411161997031003 Pembina
Utama Muda sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Moewardi Provinsi Jawa Tengah.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
KESATU PEDOMAN PELAYANAN ANESTESI SERTA SEDASI MODERAT
DAN DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI
Ditetapkan di Surakarta
Tanggal 04 Januari 2020
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI
PROVINSJ NGAH
C YONO HAD!
PEDOMAN PELAYANAN ANESTESI
SERTA SEDASI MODERAT DAN DALAM
RSUD Dr. MOEWARDI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi saat ini, menuntut para pemberi pelayanan kesehatan agar
memberikan pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, peningkatan mutu kualitas layanan merupakan salah satu
aspek yang sangat penting. Rumah sakit sebagai salah satu penyedia pelayanan
kesehatan yang mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan yang
profesional dan berkualitas. Sejalan dengan upaya tersebut, agar para tenaga kesehatan
di rumah sakit dapat memberikan pelayanan prima bagi para pasiennya, diperlukan
adanya suatu pedoman pelayanan kesehatan yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam setiap tindakan yang dilakukan.
Pelayanan anestesi pada hakekatnya harus bisa memberikan tindakan medis yang
aman, efektif, berperikemanusiaan, berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir dan teknologi
tepat guna dengan mendayagunakan sumber daya manusia yang berkompeten dan
profesional dalam menggunakan peralatan dan obat-obatan yang sesuai standar,
pedoman dan petunjuk profesi Anestesiologi dan Terapi lntensif Indonesia.
Pelayanan anestesi di rumah sakit antara lain meliputi pelayanan anestesi atau
analgesi di kamar bedah, di kamar bersalin, klinik gigi, klinik rawat jalan, gawat darurat,
endoskopi, IGD, MRI/CT scan, ICU, dan cathlab. Jenis pelayanan yang diberikan oleh
setiap rumah sakit akan berbeda, tergantung dari fasilitas, sarana, dan sumber daya yang
dimiliki oleh rumah sakit tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan anestesi di Rumah Sakit, disusunlah Pedoman Penyelenggaraaan Pelayanan
Anestesiologi dan Terapi lntensif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. RSUD Dr. Moewardi
Surakarta menyediakan pelayanan anestesi termasuk sedasi moderat dan dalam untuk
memenuhi kebutuhan pasien, dan pelayanan tersebut memenuhi peraturan perundang•
undangan dan standar profesi.
B. Tujuan Pedoman
c. Wewenang:
- Memberikan pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam kepada
pasien RSUD Dr. Moewardi khususnya di instalasi bedah sentral.
- Memberikan masukan, usul, saran demi kemajuan pelayanan
khususnya di instalasi bedah sentral kepada ketua KSM.
d. Rencana Kegiatan :
mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi pelayanan
anestesi, sedasi moderat dan dalam di instalasi bedah sentral
- melakukan pengawasan administratif pelayanan anestesi, sedasi
moderat dan dalam di instalasi bedah sentral
- menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan pada
pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di instalasi bedah sentral
- memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan
dalampada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di instalasi
bedah sentral
3. Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan Anestesi Rawat Jalan dan Sedasi
Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan Anestesi Rawat Jalan dan Sedasi
dijabat oleh : dr. Fitri Hapsari Dewi, SpAn
a. Tugas:
- Sebagai koordinator dalam melaksanakan pelayanan Anestesi dan
Terapi lntensif di Rawat Jalan baik reguler maupun paviliun sesuai
dengan protap dan kaidah waspada dasa netra.
- Sebagai koordinator dalam mengevaluasi setiap pelayanan Anestesi dan
Terapi lntensif di Rawat Jalan baik reguler maupun paviliun yang telah
dilakukan, kendala yang timbul, kesesuaian antara rencana dengan
kenyataan.
b. Tanggung jawab :
- Sebagai koordinator dalam memberikan informasi (informed consent)
kepada pasien dan keluarga sebelum dilakukan prosedur Anestesi rawat
jalan reguler maupun paviliun.
- Sebagai koordinator dalam melakukan prosedur pelayanan Anestesi
pada pasien di Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi.
- Sebagai koordinator dalam melaporkan dan mempertanggung jawabkan
pelayanan Anestesi yang dilakukan di rawat jalan RSUD Dr. Moewardi.
- Sebagai koordinator dalam melaksanakan pendidikan dan alih ilmu serta
memberikan pelatihan Anestesi pada anak didik, yaitu coass, PPDS dan
petugas kesehatan lainnya di rawat jalan.
- Sebagai koordinator dalam pengisian formulir dokumen medis sesuai
petunjuk pengisian yang berlaku di RSUD Dr. Moewardi secara jelas,
lengkap dan benar; sehingga dapat dipertanggungjawabkan sebagai
bukti otentik dari pelayanan medis yang dilakukan terhadap pasien di
rawat jalan dan sedasi.
c. Wewenang:
- Memberikan pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam kepada
pasien RSUD Dr. Moewardi khususnya di rawat jalan dan sedasi
- Memberikan masukan, usul, saran demi kemajuan pelayanan khususnya
dirawat jalan dan sedasi kepada ketua KSM.
d. Rencana Kegiatan :
mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi pelayanan
anestesi, sedasi moderat dan dalam di rawat jalan dan sedasi
- melakukan pengawasan administratif pelayanan anestesi, sedasi
moderat dan dalam di rawat jalan dan sedasi
- menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan pada
pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di rawat jalan dan
sedasi
- memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan
dalam pada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di rawat
jalan dan sedasi
4. Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan managemen nyeri
Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan managemen nyeri dijabat oleh :
dr. Bara Adithya, SpAn
a. Tugas:
- Sebagai koordinator dalam melaksanakan pelayanan Managemen nyeri
sesuai dengan protap dan kaidah waspada dasa netra.
- Sebagai koordinator dalam mengevaluasi setiap pelayanan Managemen
nyeri yang telah dilakukan, kendala yang timbul, kesesuaian antara
rencana dengan kenyataan.
b. Tanggung jawab :
- Sebagai koordinator dalam memberikan informasi (informed consent)
kepada pasien dan keluarga sebelum dilakukan prosedur Anestesi.
- Sebagai koordinator dalam melakukan prosedur pelayanan Managemen
nyeri RSUD Dr. Moewardi.
- Sebagai koordinator dalam melaporkan dan mempertanggung jawabkan
pelayanan Anestesi yang dilakukan Managemen nyeri.
c. Wewenang :
Memberikan pelayanan Managemen nyeri kepada pasien RSUD Dr.
Moewardi.
- Memberikan masukan, usul, saran demi kemajuan pelayanan
khususnya di Managemen nyeri kepada ketua KSM.
d. Rencana Kegiatan :
mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi pelayanan
Managemen nyeri
- melakukan pengawasan administratif pelayanan Managemen nyeri
- menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan pada
pelayanan Managemen nyeri
- memonitor dan evaluasi pelayanan Managemen nyeri
5. Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan ICU
Pembantu Penanggung Jawab Pelayanan ICU dijabat oleh dr. M. Husni
Thamrin, SpAn, M. Kes, KIC
a. Tugas:
- Sebagai koordinator dalam melaksanakan pelayanan Intensive Care Unit
RSUD Dr. Moewardi sesuai dengan protap dan kaidah waspada dasa
netra.
- Sebagai koordinator dalam mengevaluasi setiap pelayanan lntesive
Care Unit yang telah dilakukan, kendala yang timbul, kesesuaian antara
rencana dengan kenyataan.
b. Tanggung jawab :
- Sebagai koordinator dalam memberikan informasi (informed consent)
kepada pasien dan keluarga sebelum dilakukan prosedur Intensive Care
Unit.
- Sebagai koordinator dalam melakukan prosedur pelayanan Intensive
Care Unit RSUD Dr. Moewardi.
Sebagai koordinator dalam melaporkan dan mempertanggung jawabkan
pelayanan Anestesi yang dilakukan di Intensive Care Unit RSUD Dr.
Moewardi.
- Sebagai koordinator dalam melaksanakan pendidikan dan alih ilmu serta
memberikan pelatihan Anestesi pada anak didik, yaitu coass, PPDS dan
petugas kesehatan lainnya di Intensive Care Unit.
- Sebagai koordinator dalam pengisian formulir dokumen medis sesuai
petunjuk pengisian yang berlaku di RSUD Dr. Moewardi secara jelas,
lengkap dan benar; sehingga dapat dipertanggungjawabkan sebagai
bukti otentik dari pelayanan medis yang dilakukan terhadap pasien di
ICU.
c. Wewenang :
- Memberikan pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam
kepada pasien RSUD Dr. Moewardi khususnya di ICU
d. Rencana Kegiatan :
mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi pelayanan
anestesi, sedasi moderat dan dalam di ICU
- melakukan pengawasan administratif pelayanan anestesi, sedasi
moderat dan dalam di ICU
- menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan pada
pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di ICU
- memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan
dalam pada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam di ICU
C. Pengaturan Jaga
Staf medis di KSM anestesiologi dan terapi intensif yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan anestesi serta sedasi sedang dan dalam
di RSUD Dr. Moewardi saat ini berjumlah 14 orang.
Untuk pengaturan jaga harian terbagi menjadi : 4 staf medis di instalasi
bedah sentral, 2 staf medis di IGD, 2 staf medis di rawat jalan dan sedasi, 2
staf med is di ICU, dan 2 staf med is di bagian mengkoordinir PPDS serta rapat
koordinasi dengan bagian lain.
Sedangkan untuk pengaturan jaga diluar jam kerja, KSM anestesiologi dan
terapi intensif menugaskan 2 orang staf med is setiap harinya untuk jaga diluar
jam
kerja.
Berikut adalah jadwal pengaturan jaga di KSM anestesiologi dan
terapi intensif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta :
mengacu pada Pedoman Kebijakan Pelayanan RSUD Dr Moewardi yang diatur dengan
tentang Pedoman Pelayanan Anestesi Serta Sedasi Moderat dan Dalam Rumah Sakit
A. Denah Ruang
Tahun
No Nama Bangunan I Gedung Lantai Luas (m Lokasi
Pendirian
1. Gedung Wijaya Kusuma 3 Lantai 10.264 Jebres 1993 /1994
2. Gedung lnstalasi Gawat 2 Lantai 590 Jebres 1993 /1994
Darurat
3. Gedung Ponek 3 Lantai 648 Jebres 2010/2011
4. Gedung Nusa lndah 3 Lantai 3.888 Jebres 1993/1994
5. Gedung Radioterapi 2 Lantai 818 Jebres 1993/1994/2012
6. Gedung Teratai (Gizi, 2 Lantai 2.661 Jebres 1993/1994
Laundry, Farmasi, Diklit)
7. Gedung Cempaka ( IPI, IBS, 2 Lantai 3.488 Jebres 1993/1994
Tako Koperasi)
8. Gedung Aster ( Ranap, 7 Lantai 7.296 Jebres 2009
Rajal, Parkir)
9. Gedung Cendana (Ranap 3 Lantai 4.663 Jebres 1993/1994/2011
dan Rajal)
10. Gedung Mawar (Ranap) 3 Lantai 4.352 Jebres 1993/1994
11. Gedung Melati ( Ranap) 3 Lantai 4.597 Jebres 1993/1994
12. Gedung Anggrek ( Rawat 5 Lantai 6.570 Jebres
1993/1994 lnap, R. Dokter)
13. Gedung Anyelir (CSSD) 1 Lantai 288 Jebres 1993/1994
14. Gedung Dahlia (Gedung 1 Lantai 792 Jebres 1993/1994
Umum dan Farmasi)
15. Fasilitas IPAL 1 Lantai 502 Jebres 1996/2013
16. Ruang Mesin 1Lantai 336 Jebres 1993/1994
17. Masjid 2 Lantai 1.125 Jebres 2002
18. R Hall Mawar Melati 1Lantai 250 Jebres 2011
19. Foodcourt 1 Lantai 391 Jebres 2009
20. Bangunan Parkir depan IGD 2 Lantai 2.286 Jebres 2010
21. Gedung Parkir dan Ranap 7 Lantai 13.323 Jebres 2014/2015
Flamboyan
8. Standar Fasilitas
Pelayanan anestesi termasuk sedasi moderat dan dalam mencakup wilayah :
A. Pertimbangan khusus pemberian anestesi serta sedasi moderat dan dalam pada :
1. Anak:
Makanan padat puasa 6 jam, ASI (Air Susu lbu) dan susu puasa 4 jam,
air putih puasa 2 jam.
Pemeriksaan laboratorium cukup darah rutin, pemeriksaan tambahan lain
sesuai temuan klinis.
Perlengkapan anestesi, sedasi dan perlengkapan resusitasi khusus
untuk ukuran anak
Oasis obat sesuai dengan berat badan.
2. Oewasa:
3. Geriatri :
Puasa 6 jam sebelum tindakan.
Perlengkapan anestesi, sedasi dan perlengkapan resusitasi sesuai
ukuran dewasa normal.
Pemberian obat diberikan secara titrasi sampai kedalaman anestesi atau
sedasi tercapaidengan monitoring tanda vital.
Evaluasi jantung paru dan organ lain sesuai kondisi klinis pasien
termasuk foto thoraks dan EKG.
H. Obat-obat anestesi, dosis dan rute serta teknik anestesi didokumentasikan di rekam
medis pasien.
I. Dokter spesialis anestesi dan perawat yang mendampingi / penata anestesi ditulis
dalam form anestesi.
J. Monitoring pelayanan anestesi serta sedasi sedang dan dalam dilakukan oleh
dokter spesialis Anestesi, PPDS anestesi, dibantu oleh penata anestesi dan
perawat yang berkompeten, sesuai dengan prosedur monitoring, dicatat dalam
rekam medis anestesi dan dilakukan secara tepat sesuai dengan kemampuan:
- Pemantauan fisiologi pasien
- Merespon komplikasi
- Penggunaan agen reversal
- Mampu menilai kemampuan penilaian
K. RS menetapkan regulasi untuk menentukan status fisiologis dimonitor selama
proses anestesi dan bedah sesuai dengan panduan praktik klinis dan
didokumentasikan di dalam form anestesi.
L. RS menetapkan regulasi untuk memonitor status pasca anestesi setiap pasien, dan
dicatat dalam rekam medis pasien. Pasien dipindah dari ruang pemulihan oleh staf
yang kompeten dan berwenang, atau berdasarkan kriteria baku yang ditetapkan.
M. Pelayanan anestesi setiap pasien direncanakan dan terdapat dokumentasi yang
dilakukan oleh petugas yang kompeten mengenai rencana anestesi yang
digunakan, teknik anestesi, dokter, perawat, asisten anestesi, ,monitoring status
fisiologis pasien secara terus menerus selama pemberian anestesi, monitoring
selama pemulihan sesuai dengan kriteria pemulihan dari sedasi dan anestesi, dan
waktu dimulainya dan diakhirinya pemulihan serta pemindahan pasien dari tindakan
anestesi serta sedasi sedang dan dalam dicatat dalam rekam medis anestesisesuai
dengan kriteria dan kebijakan.
N. Antidotum obat anestesi tersedia di lnstalasi Farmasi
Berikut ini adalah tatalaksana pelayanan anestesi serta sedasi sedang dan
dalam di masing-masing ruang lingkup pelayanan anestesi serta sedasi sedang dan
dalam:
Setiap layanan sedasi moderat dan dalam sesuai dengan regulasi rumah sakit baik
cara memberikan dan memantau berdasarkan panduan praktik klinis. Setiap
layanan sedasi moderat dan dalam yang dilakukan oleh spesialis anestesi sebagai
DPJP dan peserta didik harus melalui proses komunikasi dan pemberian informasi
serta mendapat persetujuan sedasi dari pasien atau keluarga pasien.
2. Pelayanan anestesi
Pelayanan anestesi meliputi pelayanan pra anestesi, durante anestesi, dan pasca
anestesi. Persiapan pra anestesi harus dikerjakan oleh dokter spesialis anestesi
atau dokter residen anestesi yang telah memenuhi syarat secara profesional dan
sesuai dengan standar pelayanan medis segera setelah ada permintaan dari dokter
spesialis terkait. Dokter spesialis anestesi atau residen anestesi melakukan
kunjungan ruangan dan melakukan pemeriksaan fisik darah rutin dan pemeriksaan
penunjang lain yang diperlukan ( laboratorium, foto thorak, EKG, dan lainnya) dan
konsultasi ke dokter spesialis lain sesuai indikasi , menetapkan ASA dan
memberikan informed consent kepada pasien dan keluarga. Memerintahkan
kepada perawat ruangan untuk memuasakan pasien dan memberikan obat
premedikasi sesuai instruksi dokter anestesi.Pelayanan durante anestesi meliputi
anestesi umum, regional, dan blok saraf perifer. Penatalaksanaan anestesi umum,
regional maupun blok saraf perifer harus dikerjakan oleh dokter spesialis anestesi
dibantu dokter residen anestesi yang memenuhi syarat dan penata anestesi secara
legeartis dan profesional sesuai dengan Standar Pelayanan Medis. Persiapan di
kamar operasi meliputi mesin anestesi, alat monitor, laryngoscope, tang magill, pipa
endotrakea, orofaringeal/nasofaringeal airway, mesin pengisap lendir, obat obatan
anestesi, dan obat obatan emergensi. Monitoring Vital sign selama pembiusan baik
bius umum maupun regional atau blok perifer dilakukan setiap 5 menit. Setiap
tindakan yang dilakukan dicatat dalam rekam medis, berupa lembar pra induksi,
monitoring anestesia, dan pasca anestesi.
Pelayanan pasca anestesi meliputi monitoring pasien pasca anestesia, penentuan
skor pulih sadar dari anestesia (Aldrette Score untuk pasien pasca anestesi
umum dan Bromage score untuk pasien pasca anestesi regional), melakukan
pencatatan didalam rekam medis, dan menentukan pemindahan pasien ke ruang
perawatan, baik intensif maupun bangsal perawatan biasa.
3. Pelayanan manajemen nyeri
Pelayanan manajemen nyeri dilakukan oleh dokter spesialis anestesi dibantu dokter
residen anestesi yang memenuhi syarat. Dapat dilakukan di poliklinik anestesia
untuk pasien rawat jalan atau di bangsal perawatan untuk pasien rawat inap.
Pelayanan meliputi nyeri akut baik pasca operasi atau bukan dan nyeri kronis.
4. Pelayanan poliklinik anestesi
Pelayanan poliklinik ditujukan untuk pasien rawat jalan yang akan menjalani operasi
elektif agar persiapan yang diperlukan untuk anestesi dan operasi lebih baik.
Pelayanan poliklinik juga melayani manajemen nyeri untuk pasien rawat jalan.
Konsultasi antar bagian (spesialis lain) dapat dilakukan bila diperlukan atau sesuai
indikasi.
5. Pelayanan terapi intensif di ruang ICU
Pelayanan terapi intensif di ruang ICU sesuai dengan standar operasional rumah
sakit.
6. Pelayanan kegawat daruratan resusitasi
Pelayanan kegawat daruratan resusitasi meliputi kegawat daruratan di bidang
airway, breathing, dan sirkulasi. Pelayanan kegawatdaruratan resusitasi di UGO,
dilayani di ruang khusus resusitasi. Setiap pasien di tata laksana sesuai standar
operasional dan diberikan informed consent pada keluarga. Setelah keadaan
pasien stabildan diserahkan kembali kepada dokter yang merawat. Jika setelah
kegawatan diatasi tetapi pasien tidak stabil maka pasien akan dipindah ke ruang
HCU atau ICU. Pelayanan kegawatdaruratan di bangsal perawatan berupa
panggilan code blue yang disiarkan melalui pengeras suara.
BABVI
LOGISTIK
Standar fasilitas , peralatan dan perlengkapan penyelenggaraan pelayanan
anestesi serta sedasi moderat dan dalam di RSUD Dr. Moewardi disesuaikan dengan
klasifikasi pelayanan sesuai dengan rumah sakit rujukan tertinggi. Berikut adalah standar
peralatan dan perlengkapan :
Standar rumah sakit
No Jenis Alat
rujukan tertinggi
6. Laringoskop bayi +
14. Stetoskop +
17. Thermometer +
21. EKG +
27. Scrub up +
33. Ventilator +
34. Respirator +
macam ukuran)
49. Tourniquet +
51. Elektrokardioskop +
-
52. AC/DC Defibrilator dengan pedal dada +
56. Spirometri +
dengan ventilator
Bayi
dengan alarm
monitor/Entropy/Index of
Conciousness
Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen pra sedasi dan pra anestesi,
bukti proses monitoring dan evaluasi status fisiologis selama anestesi, bukti proses
monitoring dan evaluasi pemulihan anestesi dan sedasi dalam, bukti evaluasi ulang
bila terjadi konversi tindakan dari lokal / regional ke general, dan bukti pelaksanaan
program mutu dan keselamatan pasien dalam anestesi, sedasi moderat dan dalam
dan diintegrasikan dengan program mutu RS.
Kegiatan evaluasi pengendalian mutu terdiri dari
:
1. Evaluasi internal :
Rapat audit berupa pertemuan tim anestesi yang membahas permasalahan
layanan ( termasuk informed consent, keluhan pasien, komplikasi tindakan,
efisiensi dan efektifitas layanan ).
Audit medik dilakukan secara berkala untuk menilai kinerja keseluruhan
pelayanan anestesi oleh komite medik.
2. Evaluasi eksternal :
Lulus akreditasi SNARS secara paripurna
3. Evaluasi Standar Prosedur Operasional Pelayanan Anestesiologi dan Terapi
intensif di Rumah Sakit dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan.
BABX
PENUTUP
Dibutuhkan dukungan dari semua pihak terutama pimpinan rumah sakit agar mutu
pelayanan anestesiologi dan keselamatan pasien dapat senantiasa ditingkatkan dan
dipertahankan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
anestesiologi.