Anda di halaman 1dari 13

Penetapan Kadar Protein

metode Kjeldahl
(SNI 01-298 1-1992)

SITI SAHARAH
PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE
KJELDAHL
MAKRO MIKRO
No. Perbedaan Makro Kjeldahl Mikro Kjeldahl

1. Kadar protein sampel Rendah Tinggi

2. Bobot sampel yang Tinggi (0,5g) Rendah (0,1g)


ditimbang
3. Fungsi blanko Untuk mengetahui HCl Sebagai Faktor
yang bereaksi dengan koreksi
contoh
4. Indikator yang Mengsel Conway
digunakan
5. Penampung yang HCl Asam Borat
digunakan
6. Penitar yang digunakan NaOH HCl

7. Perubahan warna pada Biru menjadi hijau Biru menjadi


proses titrasi merah sindur
TUJUAN
Untuk mengetahui kadar protein pada suatu sampel
Memahami proses penetapan kadar protein dengan
metode kjeldahl
PRINSIP

DDT

DESTRUKSI DESTILASI TITRASI


TAHAP DESTRUKSI

Pada tahap ini, sampel dipanaskan dengan


menggunakan asam sulfat dan campuran selen.
Sehingga elemen C, H, dan O teroksidasi menjadi
CO, CO₂ dan H₂O, sedangkan N menjadi amonium
sulfat (ditandai dengan warna hijau jernih)
TAHAP DESTILASI

Pada tahap ini, amonium sulfat dipecah menjadi amoniak dengan


penambahan NaOH (ditandai dengan warna coklat pada larutan)

- metode makro kjeldahl : amoniak yang dihasilkan ditampung kedalam


larutan HCl dengan indikator mengsel (warna larutan tetap biru)

- metode mikro kjedahl : amoniak yang dihasilkan ditampung kedalam


larutan asam borat dengan indikator conway (gas amoniak bereaksi
dengan asam borat ditandai dengan perubahan warna penampung dari
merah anggur menjadi biru)
TAHAP TITRASI

pada metode makro kjeldahl : Sisa HCl yang tidak


bereaksi dititar dengan NaOH. Untuk mengetahui HCl
yang bereaksi dengan contoh dilakukan penetapan
blanko (larutan biru menjadi hijau)

Pada metode mikro kjeldahl : Asam borat yang


bereaksi dititar dengan HCl (larutan biru menjadi merah
sindur)
ALAT DAN BAHAN
ALAT :
- kertas timbang
- tabung kjeldahl BAHAN :
- alat digestion merk - contoh bahan makanan
Buchi yang mengandung protein
- gelas ukur - campuran selen
- erlenmeyer - asam sulfat pekat
- alat destilasi - air suling
- buret - asam klorida encer
- corong - NaOH 0,1N
- pipet tetes - NaOH 30%
- batang pengaduk - indikator mengsel
- gelas piala
PEMBUATAN INDIKATOR
Indikator Mengsel dibuat dengan mencampurkan
100 mg metilen merah dan 30 mg metilen biru
dalam 60 ml alkohol 96% kemudian diencerkan
dengan aquadestilata yang telah didihkan hingga
100 ml (Sudarmadji, dkk., 1989)
CARA KERJA
0,5 g contoh
ditimbang & seujung Dimasukkan Ditambahkan 15
sendok katalis selen kedalam tabung mL asam sulfat
dimasukkan dalam kjeldahl pekat
kertas minyak

Selama 30 menit Didestruksi


atau sampai menggunakan alat
larutan berwarna Digestion Merk Buchi
hijau jernih

Lakukan
penetapan
blanko

Didinginkan
Proses Destilasi
Tabung kjeldahl Tambahkan NaOH 30%
Setelah
disetkan pada alat dengan cara menekan
dingin
Destilator Merk Buchi tombol reagent

Disiapkan penampung Sampai larutan


larutan yang berisi HCl 0.5 N berwarna
berwarna sebanyak 25 mL dan kecoklatan
biru
indikator mengsel
sebanyak 3 tetes

Tekan tombol start untuk


memulai proses
destilasi
(destilasi dilakukan
selama 5 menit) Proses Titrasi
Bilas ujung pendingin yang tercelup
Setelah destilasi kedalam erlenmeyer berisi
penampung dengan aquades

Titrasi dengan NaOH 0,5 N

Sampai warna
larutan berubah
dari biru menjadi
hijau
PERHITUNGAN

Fp = faktor pengenceran
BST N = 14
Faktor berdasarkan jenis bahan pangan :
* bahan pangan secara umum = 6,25
* telur = 6,68
* gelatin = 5,55
* susu = 6,38
* kacang – kacangan = 6,00
* tepung basah = 5,70

Anda mungkin juga menyukai