Penentuan batas wilayah pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menentukan batas pengaruh dari suatu pusat pertumbuhan terhadap wilayah-wilayah lain di sekitarnya.
Suatu wilayah yang sedang tumbuh memiliki batas pengaruh yang
berbeda.
1. Aspek Budaya
Budaya konsumtif dari suatu wilayah pertumbuhan mudah menular ke
wilayah lain Penemuan bidang teknologi dari suatu wilayah pertumbuhan bisa diterapkan untuk kemajuan wilayah lainnya Mode pakaian dan gaya berpakaian dari salah satu wilayah pertumbuhan banyak ditiru di wilayah lain Penyebaran seni dan budaya melalui media komunikasi ke wilayah pertumbuhan lainnya
2. Aspek Ekonomi
Lalu lintas lancar antarwilayah pertumbuhan akan menakan harga
kebutuhan di kedua wilayah Wilayah pertumbuhan A bisa menjadi pasar bagi barang-barang yang diproduksi di wilayah pertumbuhan B dan sebaliknya Jaringan jalan yang menghubungkan dua wilayah pertumbuhan menjadikan transportasi lancar, sehingga merangsang kegiatan ekonomi di kedua wilayah itu Wilayah pertumbuhan A menjadi produsen barang-barang yang dibutuhkan di wilayah pertumbuhan B, sehingga barang-barang dari wilayah A bisa dikirim ke wilayah B 3. Aspek Sosial
Kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan penduduk bermigrasi ke
wilayah pertumbuhan lain Kebutuhan bahan baku dan hasil industri menyebabkan terjadinya interaksi antarwilayah pertumbuhan Mobilitas dari berbagai latarbelakang sosial ekonomi dan berbagai tujuan yang berbeda terjadi antarwilayah pertumbuhan Tenaga kerja dari luar wilayah pertumbuhan yang bekerja dan mencari nafkah di suatu wilayah
F. PENGARUH PUSAT PERTUMBUHAN
1. Perkembangan Ekonomi Pusat pertumbuhan yang muncul di suatu wilayah akan meningkatkan kegiatan perekonomian di wilayah itu.
Kesempatan kerja yang banyak dari berbagai bidang dan arus barang kebutuhan hidup berdampak pada perkembangan usaha-usaha ekonomi lain.
Sebagai contoh, munculnya pusat pertumbuhan yang berawal dari
kegiatan penambangan batu bara merangsang tumbuhnya kegiatan- kegiatan ekonomi lain, seperti warung makan, pasar, penginapan, toko kelontong, usaha transportasi, dan tempat hiburan.
Dari usaha transportasi sendiri akan mendorong tumbuhnya penjualan
alat-alat transportasi dan perbengkelan.
Banyak penduduk pendatang dan penduduk lokal membuka usaha atau
melakukan kegiatan ekonomi di wilayah pusat pertumbuhan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Mereka bekerja sebagai wiraswastawan, pedagang, karyawan, buruh, dan penjualan jasa.
Kawasan industri, perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan pertanian
merupakan wilayah yang bisa dikembangkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan.
Kegiatan ekonomi yang berkembang di wilayah pusat pertumbuhan akan
meningkatkan kesejahteraan penduduk.
2. Perubahan Sosial Budaya
Wilayah pusat pertumbuhan cenderung memiliki penduduk yang semakin padat. Kepadatan penduduk yang meningkat serta kemajuan komunikasi dan transportasi akan berpengaruh pada kehidupan sosial budaya penduduknya.
Adapun pengaruh pusat pertumbuhan yang semakin berkembang
terhadap sosial budaya sebagai berikut:
Arus informasi dari luar wilayah semakin meningkat
Status sosial akan meningkat seiring peningkatan kesejahteraan hidup Perubahan sikap penduduk terhadap disiplin waktu, penggunaan uang, dan pemilihan kebutuhan hidup Penduduk termotivasi untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan guna mengatasi masalah akibat perubahan sosial budaya Terjadi percampuran budaya (akulturasi) antara penduduk pendatang dan penduduk lokal serta antarpenduduk pendatang sendiri
3. Pemusatan Sumber Daya Manusia
Munculnya pusat pertumbuhan di suatu wilayah akan menarik banyak tenaga kerja. Para pekerja dari luar wilayah akan pindah dan menetap di wilayah pusat pertumbuhan, sehingga terjadi pemusatan penduduk atau sumber daya manusia.
Arus migrasi penduduk dari daerah pedesaan menuju pusat pertumbuhan
atau kota di Indonesia menunjukkan peningkatan seiring dengan perkembangan pusat pertumbuhan atau kota itu.
Sebagai contoh, penambangan batu bara di wilayah Kalimantan