SKRIPSI
Oleh :
MUTIARA INDAH
168600344
FAKULTAS PSIKOLOGI
2020
Sebagai civitas akademik Universitas Medan Area saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
NPM : 16.860.0344
Fakultas : Psikologi
(Mutiara Indah)
RIWAYAT HIDUP
Oktober 1998, anak dari Bapak Mujianto dan Ibu Serijah. Peneliti merupakan
anak ketiga dari tiga bersaudara. Peneliti memulai pendidikan sekolah dasar pada
tahun 2004 dan tamat di SD Negeri Lawe Dua pada tahun 2010. Tahun 2010
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT yang telah memberikanku
kekuatan dan membekaliku dengan ilmu, atas karunia serta kemudahan yang
Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat
dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah, Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi.
Abang-abang
Sebagai tanda terima kasih, indah persembahkan karya kecil ini untuk abang-
abang tersayang (Fajar Hadianto, S.Farm.,Apt dan Sucipto, S.Psi). Terima kasih
telah memberikan semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga doa dan semua hal yang terbaik yang kalian berikan menjadikan indah
orang yang baik pula.
Sahabat
Untuk sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi, nasihat, dan
dukungan moral yang membuatku semangat untuk menyelesaikan skripsi ini yaitu
Jiput, Elvi, Tika, Mega, Liana, Viona, Widya, Aisyah, Fitri, Nurul. Terima kasih
banyak telah memberikan banyak hal yang tak terlupakan kepadaku.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa
skripsi ini tepat pada waktunya dan mampu bertahan pada setiap cobaan dan
berbagai pihak, maka penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik.
bantuan serta kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini dengan setulus hati peneliti mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. M. Erwin Siregar, MBA., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Haji
Agus Salim
2. Bapak Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Medan Area
3. Ibu Dr. Risydah Fadilah, S.Psi, M.Psi, Psikolog., Selaku Dekan Fakultas
4. Ibu Laili Alfita, S.Psi, MM, M.Psi, Psikolog., Selaku Wakil Dekan Fakultas
5. Ibu Laili Alfita, S.Psi, MM, M.Psi, Psikolog Selaku Dosen Pembimbing I
6. Bapak Azhar Azis, S.Psi, MA, Psikolog Selaku dosen pembimbing II (dua)
7. Ibu Nurmaida Irawani Srg., S.Psi, M.Si, Psikolog selaku dosen penguji yang
8. Ibu Mustika Taringan, Dra, M.Psi, Psikolog yang telah menyempatkan hadir
memberikan ilmu pengetahuan dan motivasi penelti dan para staf tata usaha
10. Staf Administrasi Program Studi Psikologi yang telah membantu pengurusan
11. Bapak Salihin, S.Pd, M.Si yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan
penelitian.
12. Orangtua yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi, arahan, serta
13. Teruntuk abang-abang tersayang Fajar Hadianto, S.Fram., Apt dan Sucipto,
dukungannya.
14. Kepada sahabat dari dulu sampai sekarang Elvi, Jiput, Tika, Mega, Liana,
Viona, Widya, Aisyah, Fitri, Nurul dan sahabat pada masa perkuliahan.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu
Semoga Allah SWT memberi imbalan yang setimpal atas jasa-jasa baik
yang telah mereka berikan kepada peneliti. Akhir kata tanpa mengurangi rasa
hormat peneliti, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua serta mencapai
tujuan yang diinginkan dan mendapat keridhoan dari Allah SWT, AAMIIN YA
RABBAL ALAMIN..
MUTIARA INDAH
.................168600344
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
body image pada pengguna aktif instagram di SMA Negeri 1 Kutacane. Body
image berkaitan dengan tingkah laku, pikiran, keyakinan dan kepercayaan
individu tentang keadaan fisiknya. Teknik pengambilan sampel menggunakan
Purposive sample. Sampel penelitian sebanyak 72 siswi. Pengumpulan data
menggunakan model skala likert melalui skala body image . Metode analisis
yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan rumus F persen. Pada faktor
pengalaman interpersonal merupakan faktor tertinggi yang mempengaruhi
body image pada penguna aktif instagram di SMA Negeri 1 Kutacane yaitu
sebesar 39,93% dengan hasil analisis frekuensi berpengaruh tinggi pada 24
orang (33,5%), kemudian berpengaruh sedang pada 28 orang (39%) dan
berpengaruh rendah pada 20 orang (27,9%). Selanjutnya karakteristik fisik
merupakan faktor tertinggi kedua yang mempengaruhi body image pada
penguna aktif instagram di SMA Negeri 1 Kutacane yaitu sebesar 37,49%
dengan hasil analisis frekuensi berpengaruh tinggi pada 22 orang (30,7%),
kemudian berpengaruh rendah pada 32 orang (44,5%) dan berpengaruh
rendah pada 18 orang (25,2%). Dan yang terakhir faktor faktor sosialisasi
budaya merupakan faktor terendah yang mempengaruhi body image pada
penguna aktif instagram di SMA Negeri 1 Kutacane yaitu sebesar 22,57%
dengan hasil analisis frekuensi berpengaruh pada tinggi pada 23 orang (32%),
kemudian berpengaruh sedang pada 30 orang (41,7%) dan berpengaruh
rendah pada 19 orang (26,4%).
MUTIARA INDAH
NPM: 168600344
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that affect body image in active users
of Instagram at SMA Negeri 1 Kutacane. Body image is related to the
behavior, thoughts, beliefs and beliefs of individuals about their physical
condition. The sampling technique used purposive sample. The research
sample was 72 female students. Collecting data using a Likert scale model
through a body image scale. The analytical method used is descriptive
analysis with the formula F percent. The interpersonal experience factor is the
highest factor affecting body image for active Instagram users at SMA Negeri
1 Kutacane, which is 39.93% with the results of frequency analysis having a
high effect on 24 people (33.5%), then having a moderate effect on 28 people
(39 %) and has a low effect on 20 people (27.9%). Furthermore, physical
characteristics are the second highest factor affecting body image for active
users of Instagram at SMA Negeri 1 Kutacane which is 37.49% with the
results of frequency analysis have a high effect on 22 people (30.7%), then
low effect on 32 people (44 , 5%) and had a low effect on 18 people (25.2%).
And finally, the cultural socialization factor is the lowest factor affecting
body image for active Instagram users at SMA Negeri 1 Kutacane, which is
22.57% with the results of the frequency analysis have an effect on 23 people
(32%), then have a moderate effect on 30 people. (41.7%) and had a low
effect on 19 people (26.4%).
DAFTAR ISI
B. Saran .......................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Penyebaran Skala Body Image Pada Pengguna Aktif Instagram .......42
Tabel 4.2. Distribusi Aitem Skala Body Image Setelah Uji Coba ......................45
Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas ..................................47
Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Analisis Faktor ....................................................48
Tabel 4.5. Rangkuman Hasil Analisis Faktor Pengalaman Interpersonal ............49
Tabel 4.6. Rangkuman Hasil Analisis Faktor Karakteristik Fisik .......................50
Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Analisis Faktor Sosialisasi Budaya .......................52
DAFTAR DIAGRAM
PENDAHULUAN
berarti terputus atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya,
berikutnya. Masa remaja adalah masa dimana anak mulai mencari jati dirinya
yang merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju masa dewasa. Anak
mengalami perubahan fisik maupun psikis pada masa remaja ini. Perubahan
inilah yang membuat anak memiliki perbedaan satu sama lain. Perkembangan
Istilah remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti “tumbuh”
sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik
yang akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih
percaya diri, dan mampu bertanggung jawab. Pada saat remaja, terjadi
pertumbuhan yaitu masa pubertas terjadi pada saat memasuki masa remaja,
Mereka sangat peka terhadap pendapat atau kritikan yang diberikan oleh
orang lain terhadap fisik mereka. Anggapan itu membuat anak remaja sangat
menghabiskan waktu yang lama di depan cermin karena orang lain akan
melirik dan terpesona pada penampilannya. Memiliki tubuh yang ideal adalah
memiliki tubuh idealnya sendiri sesuai dengan berat badan dan tinggi badan
mereka. Setiap orang membutuhkan pujian dan penilaian dari orang lain.
Mendapatkan tubuh yang ideal bukan sesuatu hal yang mudah. Remaja
yang menurut remaja ideal mulai dari menjaga pola hidup sehat sampai
mereka rela melakukan apa saja dan bahkan menyiksa diri sendiri dengan
tidak murah.
Banyak dari pihak lain yang menyediakan perawatan yang murah dan
kelihatan idea, walaupun demekian tubuh yang menurut orang lain itu sudah
ideal, belum tentu sudah ideal menurut remaja putri tersebut. Hal ini sering
membuat remaja putri tidak percaya diri dan terus berpikiran harus memiliki
dengan body image. Body image yang buruk dan fokus remaja yang mulai
image merupakan sikap seseorang terhadap tubuhnya baik secara sadar atau
tidak sadar. Sikap ini meliputi persepsi dan perasaan terhadap ukuran.
Bentuk, dan penampilan. Body image ternagi menjadi dua bagian yaitu body
image positif dan body image negative. Body image positif ialah menilai
dirinya secara positif, percaya diri dan merasa nyaman dengan keadaan tubuh
negative terhadap bentuk, ukuran fisik yang dimilki, tidak percaya diri dan
merasa tidak nyaman dengan tubuh yang dimiliki. Dampak secara psikologi
terhadap body image yaitu depresi, bulimia nervosa, dan dapat mengalami
dengan cara mengubah cara berpikir dan berpersepsi positif terhadap bentuk
memiliki body image yang tidak sesuai dengan orang yang diidolakan. Hasil
sebanyak 80,3% subjek santri putri (114 orang) memiliki body image negatif.
Di antara subjek yang body image negatif, 89 orang merasa gemuk meskipun
aktualnya. Dapat diketahui bahwa body image sering terjadi pada perempuan,
memiliki persepsi tubuh atau gambaran tubuh yang menurut mereka menarik.
Untuk mendapat tubuh yang ideal, perempuan dapat melakukan apa saja
mulai dari mengubah pola makan atau diet dan perawat tubuh.
masih adanya remaja putri yang belum sepenuhnya memiliki body image
yang positif. Body image yang negatif ini memacu remaja putri untuk
remaja putri dibandingkan remaja putra, hal tersebut dapat disebabkan dari
berbagai macam hal, seperti keluarga, teman sepermainan, serta media (Ifdil
dkk, 2017).
Data Riskesdas tahun 2013, prevalensi kurus pada remaja usia 13-15
tahun adalah 11,1% terdiri atau 3,3% sangat kurus dan 7,8% kurus sedangkan
prevalensi gemuk 18,8%, terdiri dari gemuk sebesar 10,8% dan sangat gemuk
(obesitas) 8,8%. Prevalensi kurus pada remaja usia 16-18 tahun secara
nasional sebesar 9,4% (1,9% sangat kurus dan 7,5% kurus) sedangkan
prevalensi gemuk sebanyak 7,3% terdiri dari 5,7% gemuk dan 1,6% obesitas,
(Masitah, 2018).
Hal ini karena media massa mewakili nilai-nilai dan gaya dari sebuah
generasi yang dianggap sebagai bagian dari dirinya. Remaja putri yang
terlalu gemuk atau kurus dan lain sebagainya, mereka menjadi sibuk
negatif dan dapat dikatakan tidak memiliki kepercayaan diri. Berawal dari
tentang bentuk fisik yang dimiliki, kemudian beranjak pada penampilan fisik
yang dimiliki orang lain hingga standar tubuh yang harus dimiliki setiap
perempuan (Ifdil, dkk. 2017). Body image remaja putri banyak dipengaruhi
oleh persepsi tentang standar tubuh yang sedang tren di kalangan remaja saat
tren itu tanpa memandang baik buruk terhadap tubuhnya. Gambaran dan
persepsi tentang penampilan fisik inilah yang disebut body image. Remaja
yang telah memiliki derajat kepuasan terhadap dirinya secara fisik yang
psikologis dan fisik. Tingkat body image individu digambarkan oleh seberapa
jauh individu merasa puas terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan fisik
Body image tidak hanya tentang keindahan dan daya tarik, kekurusan
untuk menentukan body image mereka dari pada karakteristik fisik mereka
tubuh dan standar tentang tubuh ditentukan oleh masyarakat. Dengan kata
lain, masyarakat menilai apa yang dikatakan indah, ideal, dan apa yang tidak.
Kecantikan wanita yang ideal telah bervariasi dan berubah sesuai standar
estetika jangka waktu tertentu dan sebagian besar wanita telah berusaha untuk
mengubah diri mereka sendiri untuk memenuhi citra ideal ini (Denich & Ifdil,
lingkungan sosial dan budaya remaja terhadap standar tubuh ideal (Ammar &
Nurmala, 2020).
memiliki warna kulit putih, tinggi dan lain-lain. Dimana budaya Indonesia
tersebut memiliki warna kulit sawo matang, postur tubuh yang pendek.
Dalam hal ini membuat remaja semakin ingin mengikuti budaya asing yang
mengikuti cara penampilan budaya luar dengan melihat artis-artis luar negeri
dan membuat standar kecantikan sesuai artis luar negeri yang ada di
instagram. Salah satu contoh merubah warna kulit menjadi putih, padahal
budaya lokal memiliki warna kulit kuning langsat. Standar kecantikan yang
ada bisa saja berubah, karena terpengaruh oaleh media massa. Oleh karena itu
dapat diperkuat oleh peneliti dari hasil survey dengan teknik wawancara yang
dilakukan pada tanggal 19 Juni pada salah satu siswi SMA Negeri 1
Kutacane.
hubungan interpersonal secara luas baik melalui kolom komentar atau pun
dengan penampilan fisik. Hal ini membuat yang menerima pesan tersebut
penampilan fisik diri sendiri dengan orang lain terkait dengan ketidakpuasan
tubuh yang dimiliki. Penilaian terjadi secara individual dan penilaian dari
orang lain terhadap tubuh mereka, setiap remaja putri memiliki standar tubuh
ideal masing-masing, sehingga penilaian dari orang lain sulit untuk diterima.
individu lainnya yang telah terjadi pada individu tersebut. Dalam kehidupan
saling mengejek dan berakibat pada hubungan interpersonal yang tidak baik.
dengan orang lain dan feedback yang diterima mempengaruhi konsep diri
(Fernando, 2019) . Adapun perilaku yang yang muncul pada faktor ini adalah
yang diterima dari orang lain, hal ini sering membuat orang merasa cemas
karena itu dapat diperkuat oleh peneliti dari hasil survey dengan teknik
wawancara yang dilakukan pada tanggal 19 Juni pada salah satu siswi SMA
Negeri 1 Kutacane.
banyak mengalami perubahan bentuk tubuh, terdapat pula ada yang menerima
bentuk tubuh yang dimiliki dan ada juga yang tidak menerima bentuk
mereka lihat di Instagram tersebut. Hal ini dikarena aplikasi Instagram yang
mudah diakses oleh siapa saja yang membuat mereka terobsepsi untuk
yang yang muncul pada faktor ini adalah usaha yang dilakukan anak remaja
untuk membuat tubuh yang ideal dipengaruhi oleh konten yang ada di
instagram.
dan masih banyak lagi. Dan instagram merupakan salah satu media sosial
yang banyak menawarkan efek-efek untuk video atau foto dengan durasi
video 15 detik atau lebih dari 2 menit, berbagai informasi bisa ditemukan di
memberikan respon suka terhadap foto yang dibagikan. Namun sekarang ini
ada media sosial lain yang hampir sama isinya yaitu facebook. Facebook
adalah media sosial yang sudah ada sejak lama, hanya saja istilah-istilah yang
Pengertian media massa yang dimaksud tidak hanya terbatas pada surat
kabar, majalah televisi, radio, tetapi juga mencakup berbagai media lainnya
ideal/kurus wanita itu seperti artis korea. Jenis dari media massa tersebut
adalah televisi, gadget, koran, media sosial lainnya. Dari media massa dapat
seperti seseorang yang sangat dikagumi. Dan dari aplikasi instagram berbagai
diinginkan.
remaja putri tidak percaya diri dan selalu menilai dirinya melalui orang lain.
instagram untuk melihat vidoe dan foto yang membahas masalah kecantikan,
banyak remaja putri yang ingin memiliki wajah yang bagus misalnya, wajah
putih, tidak ada jerawat dan lain-lain. sehingga dari yang mereka lihat di
instagram tersebut membuat remaja mengiginkan hal yang sama atau hal
yang persis di instagram tersebut. Oleh karena itu membuat remaja putri
untuk melakukan apa saja sesuai dari yang mereka lihat di instagram tersebut.
69,64% dan sisanya aktivitas internet lainnya (Buletin, 2018). Sumatra Utara
Fenomena yang menarik mengenai body image ini dapat diperkuat oleh
peneliti dari hasil survey dengan teknik wawancara yang dilakukan pada
image ini diwarnai oleh sikap dan perasaan. Dan Ditambah lagi dengan
bagus.
B. Identifikasi Masalah
dirinya sendiri sebagai makhluk yang mempunyai fisik, fisik yang dimaksud
disini adalah bentuk tubuh seorang remaja, karena pada masa remaja seorang
akan mengalami pubertas, dimana kita ketahui ketika seorang remaja harus
siap menerima perubahan pada dirnya (Denich & Ifdil, 2015). Remaja adalah
tahap perkembangan selajutnya yang harus dilalui setiap individu. Pada masa
remaja terjadi perubahan fisik atau bentuk tubuh dan perubahan psikologis,
dari terjadinya perubahan tersebut banyak anak remaja yang menolak bentuk
tubunhya, karena menurut mereka tidak ideal. Dengan begitu mereka kurang
percaya diri terhadap citra tubuh yang dimikinya. Dapat diketahui bahwa saat
Kutacane.
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan diungkap dalam penelitian ini ialah untuk
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan sebagai kajian ilmiah yang dapat menjadi salah
2. Manfaat Praktis
Negeri 1 Kutacane.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
a. Pengertian Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang
seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas,
dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua
yang merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini
(Hurlock, 1980).
tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bemula dari usia
16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan
Ada periode yang penting karena fisik dan akibat psikologis. Pada
penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.
Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah
berubah.
perubahan.
masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-
Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu
adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk mobil, pakaian dan
pemilikan barang-barang lain yang mudah telihat. Dengan cara ini, remaja
menarik perhatian pada diri sendiri dan agar dipandang sebagai individu,
kelompok sebaya.
kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa yaitu dengan merokok,
perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra
ciri-ciri yang menjadi pembeda masa remaja dengan masa sebelum dan
sesudahnya, yaitu; masa remaja sebagai periode yang penting, masa remaja
remaja sebagai usia bermasalah, masa remaja sebagai masa mencari identitas,
masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, masa remaja sebagai
masa yang tidak realistik, dan masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
efektif.
jawab.
dewasa lainnya.
perkembangan pada masa remaja yaitu menjalin hubungan baru, peran sosial
dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab yang lebih matang
dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. Menerima perubahan fisik,
..
B. Body Image
termasuk persepsi tentang daya tarik tubuh sendiri, ukuran tubuh, persepsi
batas tubuh, dan ketepatan persepsi sensasi tubuh (Grogan, 2001). Body
payung yang agak luas yang terdiri dari beberapa dimensi, termasuk afektif,
Body image menurut (Denich & Ifdil, 2015) diartikan sebagai sikap
fisiknya. Body image bukan sesuatu yang statis, tetapi selalu berubah.
pasti terjadi dalam membentuk body image remaja. Menurut (Denich & Ifdil,
Body image negatif sangat umum terjadi pada masa remaja dan
rendah diri, depresi, gangguan aktivitas fisik dan pola makan. Body image
pesan berbasis budaya dan media. Harapan, pendapat, dan komunikasi verbal
aktual seseorang. Tapi kurang dihargai adalah sifat tubuh manusia dari lahir
sampai mati tubuh terus berubah. Perubahan kompetensi fisik dan penampilan
sangat dramatis selama masa muda. Namun, bukan satu-satunya faktor fisik
1) Jenis kelamin
sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Pada umumnya wanita, lebih
kurang puas dengan tubuhnya dan memiliki body image yang negatif. Wanita
biasanya lebih kritis terhadap tubuh mereka baik secara keseluruhan maupun
pada bagian tertentu tubuh mereka daripada laki-laki. Persepsi body image
Menurut (Ramonda, dkk. 2019) faktor jenis kelamin dapat terjadi karena
Kebutuhan gizi dan energi antara laki-laki dan perempuan sangat berbeda, hal
perempuan juga berbeda. Dimana laki- laki memiliki massa otot yang lebih
2) Media massa
gambaran tubuh seseorang. Sumber media, seperti tv, internet, dan majalah
sering menggambarkan orang lebih dekat dengan tipe tubuh yang ideal umum
diterima dari pada citra tubuh rata-rata , untuk menjual produk mereka.
a. Media cetak. Yang termasuk kategori media cetak adalah surat kabar,
c. Media yang baru. Dunia media sosial melalui Facebook, Twitter dan
anggapan bahwa media sosial telah menjadi new media alias media
3) Hubungan Interpersonal
diridengan orang lain dan feedback yang diterima mempengaruhi konsep diri
inilah yang sering membuat orang merasa cemas dengan penampilannya dan
bergeser dari isi pesan kepada aspek relasional. Aspek rasional inilah yang
faktor yang mempengaruhi body image yaitu jenis kelamin, media massa,
fisik.
Puzinsky,2002) yaitu:
penampilan dirinya.
gemuk.
(Cash & Smolak, 2011) menyebutkan terdapat dua jenis body image
yaitu body image positif dan body image negatif, yang masing-masing
memiliki ciri-ciri:
yang memberikan cara cepat dan menyenangkan untuk berbagi media melalui
dalam posting foto tersebut. Menurut Nugraha & Akbar (2018) dalam
dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto
foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah
satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat
mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang popular
instagram adalah sebuah aplikasi media sosial yang memberikan cara cepat,
rata menghabiskan waktu 2-3 jam pada media sosial (fecebook, twiter,
1. Mengunggah foto
sebagai berikut:
1. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa
lainnya.
media sosial yaitu pesan yang disampaikan tidak untuk satu orang saja, pesan
media yang lain, dan penerimaan pesan yang menentukan waktu interaksi.
instagram dipengaruhi oleh rasa percaya, puas serta sikap dari pengguna itu
isntagram.
percaya, puas serta sikap dari pengguna itu sendiri dan norma tidak
berikut:
(“many to many”).
informasi.
negative pada mahasiswi banyak terjadi pada mahasiswi dengan status gizi
normal berdasarkan IMT (42,4%). Hal ini disebabkan adanya pengaruh kuat
persepsi mahasiswa mengenai body image yang baik. Faktor lingkungan dan
sebanyak 56 responden (42,4%) dengan status gizi normal merasa tidak puas
status gizi yang normal. Hal ini memperlihatkan bahwa meskipun subjek
semakin tinggi tingkat pendidikan terakhir orang tua maka semakin besar
Orang tua dengan pendidikan yang lebih tinggi dan pengetahuan yang cukup
Media sosial instagram adalah salah satu alat atau perantara modern yang
hambatan dan penghalang seperti batasan usia, jenis pekerjaan, dan batasan
negara. Hal inilah yang menjadi daya tarik remaja dalam menggunakan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasiha (2017) dengan hasil ada pengaruh
E. Kerangka Konseptual
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam suatu penelitian salah satu unsur yang paling penting adalah
metode yang akan digunakan. Dalam bab ini akan diuraikan pokok-pokok
A. Tipe Penelitian
Adapun variabel yang menjadi inti dalam penelitian ini adalah “Faktor-
faktor body image pada pengguna aktif Instagram. Yaitu sosialisasi budaya,
1. Body Image
2. Instagram
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat
yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk daerah (area) objek penelitian
(Yusuf, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah siswi yang berada di
dilandasi tujuan atau pertimbangan tertentu terlebih dahulu. Oleh karena itu,
Dengan karakteristik :
3. Sampel
dua kata kunci dan merujuk kepada semua ciri populasi dalam jumlah yang
mengungkap fakta mengenai variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini,
2018).
body image yang di kemukakan oleh (Cash & Pruzinsky, 2002) yaitu
digunakan untuk mengukur sikap individu dalam dimensi yang sama dan
individu menempatkan dirinya ke arah satu kontinuitas dari butir soal. Skala
likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu pernyataan positif dan negatif.
Untuk butir soal yang positif, maka nilai 5 diberikan pada alternatif pilihan
sangat setuju, skor 4 untuk setuju, skor 3 untuk tidak ada pendapat, skor 2
diberikan kepada respon pilihan tidak setuju, dan skor 1 untuk pilihan sangat
tidak setuju. Untuk butir soal yang negatif, maka skor 5 diberikan kepada
pilihan respon sangat tidak setuju dan skor 1 untuk pilihan sangat setuju
(Yusuf,2018).
1. Validitas
valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus
Validitas suatu instrumen yaitu seberapa jauh instrumen itu benar – benar
mengukur objek yang hendak diukur. Makin validitas suatu instrumen, makin
Keterangan:
N = Jumlah responden
2. Reliabilitas
suatu instrumen penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam
2013). Oleh sebab itu menurut (Setiawan, 2018), reliabilitas instrument dapat
Keterangan:
G. Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk melihat faktor-faktor body image pada
𝑓
P = 𝑁 × 100%
Keterangan rumus:
A. Simpulan
faktor tertinggi kedua yang mempengaruhi body image pada penguna aktif
18 orang (25,2%).
19 orang (26,4%)....
........................................................................................
B. Saran
pada konteks keilmuan. Usaha kearah ini perlu terus dikembangkan guna
sebaya, keluarga dan orang lain yang berkaitan dengan bentuk tubuh
dengan orang lain, karen hal dapat membuat perasan tidak puas
terhadap bentuk tubuh yang dimiliki dan tidak mensyukuri apa yang
adanya seminar yang dilakukan oleh pihak instasi tersebut membuat siswi
TERIMA KASIH
Anggraheni, Rina Dwi & Rahmandani Amalia. 2019. Hubungan Antara Self-
Compassion dan Citra Tubuh pada Mahasiswi Program S-1 Manajemen
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Jurnal Empati. 8(1), 166-172.
Arianti, gusmia. 2017. Kepuasan Remaja Terhadap Penggunaan Media sosial
Instagram dan Path. Wacana. 16(2), 180 – 192.
Abdurrachim, Rijanti & Meladista, Eka. Yanti, Rusmini. 2018. Hubungan Body
Image dan Sikap Terhadap Makanan Dengan Pola Makan Mahasiswi Jurusan
Gizi Politeknik. Journal of The Indonesian Nutrition Association. 41(2), 117-
124.
Ammar, Evana Nisa’ul & Nurmala, Ira. 2020. Analisis Faktor Sosio-Kultural
terhadap dimensi body Image pada Remaja. Journal Of Health Science and
Prevention. 4(1), 23-30.
Cash, Thomas F & Smolak, Linda. 2011. Body Image: A hand Book of Science,
Pratice, and Prevention. NewYork. Guilford.
Denich, Amandha Unziila & Ifdil. 2015. Konsep Body Image Remaja Putri.
Jurnal Konseling dan Pendidikan. 3(2), 55-61.
Doni, Fahlepi Roma. 2017. Perilaku Penggunaan Media Sosial Pada Kalangan
Remaja. Indonesian Journal on Software Engineering. 3(2), 15-23.
Endra, Febri. 2017. Pedoman Metodologi Penelitian (Statistika Praktis). Sidoarjo.
Zifatama Jawara.
Fatiyasani, Labiqotul,. Palupi, Ika Ratna., & Tjaronosari. Faktor individu dan
lingkungan dengan citra tubuh pada santri putri di pondok pesantren. Jurnal
Gizi Klinik Indonesia. 15(1), 1-9.
Fernando, M. Luthfi. 2019. Gambaran Citra Tubuh Pada Wanita Dewasa Awal
yang Mengalami Obesitas. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. 7(1), 101-118.
Hasmalawati, Nur. 2017. Pengaruh Citra Tubuh dan Perilaku Makan Terhadap
Penerimaan Diri Pada Wanita. Jurnal Psikoislamedia. 2(2), 107-115.
Ifdil , Ifdil., Denich, Amandha Unzilla,. & Ilyas, Asmidir. 2017. Hubungan Body
Image dengan Kepercayaan Diri Remaja Putri. Jurnal Kajian Bimbingan dan
Konseling. 2(3), 107-113.
Juwita, Rina. 2017. Media Sosial dan Perkembangan Komunikasi Korporat.
Jurnal Penelitian Komunikasi. 20(1), 47-60.
Letisha, Zivanna. 2016. Trik Juara Mengatur Waktu. Jakarta Selatan. Gagas
Media.
Nadie, Lahyanto. 2018. Media Massa dan Pasar Modal. Jakarta Selatan. Media
Center
Nisak, Khoirun. Hariyanto, Didik. 2017. Food Photography dan Eating Out di
Media Sosial Instagram. Jurnal Ilmu Komunikasi. 6(1), 31-41.
Ramonda, Devi Anis,. Yudanari, Yunita Galih,. & Choiriyah, Zumrotul. 2019.
Hubungan Antara Body Image dan Jenis Kelamin Terhadap Pola Makan Pada
Remaja. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa. 2(2), 109 – 114.
Sari, Levi Tina. 2019. Perbedaan Penggunaan Facebook dan Instagram Terhadap
Perilaku Seks Remaja Usia 15-17 Tahun. Jurnal Ners dan kebidanan. 6(1),
93-100.
Smolak, Linda,. & Thompson, J.Kevin. 2002. Body Image, Eating Disorders, and
Obesity In Youth : Assessment, Prevention, and Treatment. Washington.
American Psychological Association.
Supratman, Lucy Pujasari., & Mahadian, Adi Bayu. 2016. Psikologi Komunikasi.
Yogyakarta. Deepublish
N %
Valid 72 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0
Total 72 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,872 34
Item Statistics
Item-Total Statistics
BodyImage
N 72
Mean 79,13
a,b
Normal Parameters
Std. Deviation 18,034
Absolute ,103
Negative -,103
Kolmogorov-Smirnov Z ,871
Descriptive Statistics
faktorPengalamanInterperso
31,60 7,074 72
nal
Correlation Matrixa
faktorPengalamanInterperso
Correlation ,590 1,000 ,784
nal
faktorPengalamanInterperso
Sig. (1-tailed) ,000 ,000
nal
a. Determinant = ,193
Sig. ,000
Communalities
Initial Extraction
faktorPengalamanInterperso
1,000 ,791
nal
Component
FaktorKarakteristikFisik ,934
faktorPengalamanInterperso
,889
nal
FaktorSosialisasiBudaya ,851
a. 1 components extracted.
Component Score
Covariance Matrix
Component 1
1 1,000
Extraction Method:
Principal Component
Analysis.
Component Scores.
Statistics
Valid 72 72 72
N
Missing 0 0 0
Range 25 40 41
Minimum 9 16 13
Maximum 34 56 54