Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan instansi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi
(high risk), terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang dinamis
perubahannya. Rumah Sakit adalah organisasi terpadu dari bidang sosial dan medis
yang berfungsi sebagai pusat pemberi pelayanan kesehatan, baik pencegahan
penyembuhan dan pusat latihan dan penelitian biologi-sosial. Rumah Sakit merupakan
suatu fasilitas umum (public facility) yang berfungsi sebagai pusat pelayanan
kesehatan meliputi pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pemeliharaan,
peningkatan dan pemulihan kesehatan secara paripurna.

DESKRIPSIKAN HUBUNGAN DAN PENTINGNYA INSTALASI GIZI DI


RUMAH SAKIT.
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai
aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu
bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena se-
cara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu negara, yang digam-
barkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia harapan hidup, dan tingkat pendidikan.
Tenaga SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingkat kesehatan dan
status gizi yang baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan un-
tuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi di dalam kelu-
arga dan pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi kesehatannya harus di-
rawat di suatu sarana pelayanan kesehatan yaitu Rumah Sakit (RS).
Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan. kecenderun-
gan peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi pada semua kelompok rentan mulai
dari ibu hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia (Lansia), memerlukan penata-
laksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang
bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal dan memper-
cepat penyembuhan.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 1


DESKRIPSIKAN KONDISI INSTALASI GIZI DI RUMAH SAKIT

Pasien Masuk Perlu Tindak Lanjut

Rawat Inap Rawat Jalan Monev


Kontrol Ulang

Skrining Gizi/ Asessment & Intervensi Gizi :


Rujukan Gizi Diagnosa gIzi Konseling Gizi

Tidak Berisiko
Skrining Gizi Skrining Ulang Pengkajian Ulang &
Periodik Revisi Rencana Asuhan
Gizi Tujuan
Tidak
Berisiko Berisiko Tercapai

Asessmen Gizi Penentuan Intervensi Gizi Monitor &


Diagnosis Gizi Evaluasi Gizi
Pemberian Edukasi &
Diet Konseling
Gizi

Permintaan, Pembatalan,
Perubahan Diet

Pelayanan Perencanaan Pengadaan Penerimaan &


makanan Menu Bahan Makanan Penyimpanan
pasien Bahan Makanan

Penyajian Persiapan &


Makanan di Distribusi Makanan Pengolahan
Ruang Rawat Makanan
Inap

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 2


BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

A. Deskripsi RSUD dr. Fauziah Bireuen


RSUD dr. Fauziah Bireuen merupakan rumah sakit umum milik Pemerintah
Provinsi Aceh yang memberikan pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat
umum, spesialistik sampai dengan sub spesialistik, yang dilengkapi dengan
pelayanan penunjang medis 24 jam.
RSUD dr. Fauziah Bireuen berlokasi di Jl. Mayjen T. Hamzah Bendahara No
13 Bireuen. Telp: (0644) 21228, Fax : (0644) 21228 dan alamat email
rsd_dr_fauziah@yahoo.co.id
Rumah Sakit Umum Bireuen mulai dibangun sejak tahun 1929 ( pada masa
Kolonial Belanda) di Kewedanaan Bireuen. Pada tanggal 1 Desember 1971 sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan RI bahwa setiap Kecamatan seluruh Indonesia harus
memiliki 1 (satu) Puskesmas Induk, maka berubah status menjadi Puskesmas
Jeumpa, yaitu pada masa kepemimpinan Dr. Ali Yazir Hasibuan.
Berkat terobosan-terobosan yang dilakukan baik oleh Bupati Aceh Utara
(pada saat itu Bireuen masih dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara), maupun
Kepala Puskesmas Jeumpa berserta stafnya, maka status Puskesmas Jeumpa
berubah menjadi Rumah Sakit umum Daerah Bireuen sesuai dengan Keputusan
Bupati Aceh Utara Nomor 69 Tahun 1992 dan Persetujuan Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Nomor 283 YANMED/RS.UMDIK/YANKES/II/1992 tanggal 1
Maret 1992 kemudian disempurnakan dengan Keputusan Bupati Aceh Utara
Nomor II Tahun 1994 tanggal 16 Mei 1994 dengan status kelas D serta telah
mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri RI dengan Teleknya Nomor
061/1575/SJ/ tanggal 4 Mei 1995 dan Persetujuan Menpan RI Nomor 310/I/1996
tanggal 29 Maret 1996 serta surat Keputusan Menkes RI Nomor
514/Menkes/SK/IV/1996 tanggal 5 Juni 1996 tentang peningkatan kelas RSUD
Bireuen dari kelas D menjadi kelas C dan telah diperdakan dengan Nomor 12
Tahun 1996.
Kemudian sesuai dengan UU Nomor 48 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Bireuen dan Simeulu, maka RSUD Bireuen yang selama ini merupakan
milik Pemda Aceh Utara menjadi milik Pemda Bireuen dan telah dikeluarkan
Surat Keputusan Bupati Bireuen Nomor 44 Tahun 2000 tanggal 2 Mei 2000
tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Bireuen.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 3


Pada tanggal 11 Juni 2001 RSUD Bireuen diresmikan namanya menjadi
RSUD dr. Fauziah Bireuen sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Bireuen Nomor
017 Tahun 2001 Tanggal 27 Januari 2001 Tentang Pemberian/ Pengukuhan Nama
RSUD Bireuen menjadi RSUD dr. Fauziah Bireuen.
Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 28 Tahun 2004 memberikan perubahan
kepada RSUD dr. Fauziah Bireuen, dari sebuah organisasi UPT Dinas Kabupaten
Bireuen menjadi sebuah organisasi berbentuk Badan dengan nama BLU RSD dr.
Fauziah Bireuen.
RSUD dr. Fauziah Bireuen memiliki berbagai macam pelayanan medis
antara lain Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap (I,
II, III & IV), RSUD dr. Fauziah Bireuen juga memiliki pelayanan penunjang medis
seperti Instalasi Radiologi, Pelayanan Laboratorium, Unit Transfusi Darah (UTD),
Instalasi Rehabilitasi Medik, Instalasi Farmasi dan Instalasi Gizi. Selain itu,
RSUD dr. Fauziah Bireuen juga memiliki pelayanan penunjang non medis seperti
pengelolaan limbah, pemeliharaan sarana alat medis dan non medis, laundry dan
sterilisasi sentral serta Instalasi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Kapasitas
tempat tidur yang disediakan RSUD dr. Fauziah Bireuen sejumlah 334 tempat
tidur.
RSUD dr. Fauziah Bireuen berusaha keras mengembangkan pelayanan,
fasilitas, sarana maupun prasarana yang diperlukan sebagai institusi pelayanan
kesehatan. RSUD dr. Fauziah Bireuen memiliki beberapa pelayanan unggulan
yang akan dikembangkan antara lain Pelayanan Kegawatdaruratan Intensif dan
Terpadu, Pelayanan kidney Center, Pelayanan Ibu dan Anak (Mother and Child
Care) dan Pelayanan Stroke (Stroke Center). Dalam pelaksanaannya tentu tidak
sedikit tantangan yang dihadapi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
menambah jumlah sarana dan peralatan kedokteran yang canggih dan lengkap.
Hal ini berguna untuk kemudahan akses dan peningkatan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat secara terpadu.

B. Sejarah RSUD dr. Fauziah Bireuen


Rumah Sakit Umum Bireuen mulai dibangun sejak tahun 1929 (pada masa
Kolonial Belanda) di Kewedanaan Bireuen. Pada tanggal 1 Desember 1971 sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan RI bahwa setiap Kecamatan seluruh Indonesia harus
memiliki 1 (satu) Puskesmas Induk, maka berubah status menjadi Puskesmas
Jeumpa, yaitu pada masa kepemimpinan Dr. Ali Yazir Hasibuan.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 4


Berkat terobosan-terobosan yang dilakukan baik oleh Bupati Aceh Utara
(pada saat itu Bireuen masih dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara), maupun
Kepala Puskesmas Jeumpa berserta stafnya, maka status Puskesmas Jeumpa
berubah menjadi Rumah Sakit umum Daerah Bireuen sesuai dengan Keputusan
Bupati Aceh Utara Nomor 69 Tahun 1992 dan Persetujuan Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Nomor 283 YANMED/RS.UMDIK/YANKES/II/1992 tanggal 1
Maret 1992 kemudian disempurnakan dengan Keputusan Bupati Aceh Utara
Nomor II Tahun 1994 tanggal 16 Mei 1994 dengan status kelas D serta telah
mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri RI dengan Teleknya Nomor
061/1575/SJ/ tanggal 4 Mei 1995 dan Persetujuan Menpan RI Nomor 310/I/1996
tanggal 29 Maret 1996 serta surat Keputusan Menkes RI Nomor
514/Menkes/SK/IV/ 1996 tanggal 5 Juni 1996 tentang peningkatan kelas RSUD
Bireuen dari kelas D menjadi kelas C dan telah diperdakan dengan Nomor 12
Tahun 1996.
Kemudian sesuai dengan UU Nomor 48 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Bireuen dan Simeulu, maka RSUD Bireuen yangselama ini merupakan
milik Pemda Aceh Utara menjadi milik Pemda Bireuen dan telah dikeluarkan
Surat Keputusan Bupati Bireuen Nomor 44 Tahun 2000 tanggal 2 Mei 2000
tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Bireuen.
Pada tanggal 11 Juni 2001 RSUD Bireuen diresmikan namanya menjadi
RSUD dr. Fauziah Bireuen sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Bireuen Nomor
017 Tahun 2001 Tanggal 27 Januari 2001 Tentang Pemberian / Pengukuhan Nama
RSUD Bireuen menjadi RSUD dr. Fauziah Bireuen.
Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 28 Tahun 2004 memberikan perubahan
kepada RSUD dr. Fauziah Bireuen, dari sebuah organisasi UPT Dinas Kabupaten
Bireuen menjadi sebuah organisasi berbentuk Badan dengan nama BLU RSUD dr.
Fauziah Bireuen.
Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.02.03/I/2402/2014 Tahun 2014
menetapkan bahwa RSUD dr. Fauziah Bireuen sebagai Rumah Sakit Umum Kelas
B. Izin operasional tetap Rumah Sakit Umum Kelas B ditetapkan dalam Keputusan
Gubernur Aceh Nomor 445.1/BP2T/2836/2014. Selanjutnya perubahan Susunan
organisasi dari Kelas C ke Kelas B, diatur dalam Qanun Kabupaten Bireuen Nomor
1 Tahun 2015.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 5


BAB III
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH DAN KEBIJAKAN MUTU
RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

A. Visi
Visi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen adalah: “Menjadi Rumah
Sakit Rujukan Wilayah Utara Provinsi Aceh yang Berkualitas dengan Pelayanan
Prima, Profesionalisme dan Mandiri”.

B. Misi
Misi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen adalah:
a. Memberikan pelayanan kesehatan bermutu, berorientasi pada kecepatan,
ketepatan dan keselamatan berdasarkan etika dan profesionalisme;
b. Menyediakan peralatan/fasilitas, sarana dan prasarana pendukung yang
mutakhir;
c. Menyediakan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi di
bidangnya;
d. Meningkatkan aksesibilitas pelayanan penduduk miskin dan orang-orang
terlantar.

C. Motto
Motto Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen adalah : “Kepuasan
Pelanggan Adalah Kebahagiaan Kami Bekerja”.

D. Falsafah
Falsafah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen adalah “Pelayanan
Kesehatan Diselenggarakan dengan Berdasarkan Etika dan Profesionalisme”.

E. Kebijakan Mutu
” Kepuasan Pelanggan Adalah Tujuan Kami Bekerja”, Mutu ini diupayakan untuk
dicapai dengan cara :
a. Bekerja dengan Motto “ BIREUEN” ( Bersih, Islami, Ramah Tamah, Efektif,
Unggul, Efisien, Nyaman).
b. Keberanian belajar dan berinovasi
c. Kerja sama Tim
d. Tulus Ikhlas, kasih sayang, bersemangat integritas yang tinggi dan profesional
dan bekerja.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 6


BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

Keterangan

1. Direktur
Direktur adalah kepala atau pejabat tertinggi di RSUD dr. Fauziah Bireuen.

2. Wakil direktur
Wakil direktur adalah pejabat yang membantu direktur dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sesuai bidang masing-masing.
a. Wakil direktur Pelayanan dan Penunjang: membantu direktur dalam bidang
pelayanan medis dan penunjang medis.
b. Wakil direktur administrasi umum dan keuangan: membantu direktur dalam
bidang umum dan keuangan.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 7


3. Dewan Pengawas
Dewan pengawas adalah unit non struktural pada rumah sakit yang melakukan
pembinaan dan pengawasan rumah sakit secara internal yang bersifat non teknis
perumahsakitan yang melibatkan unsur masyarakat.

4. Satuan Pengawas Internal (SPI)


SPI adalah wadah non struktural yang bertugas melaksanakan pemeriksaan
internal di RSUD dr. Fauziah Bireuen. Audit internal adalah kegiatan assurance dan
konsultasi yang independent dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai
tambah dan meningkatkan kegiatan operasional organisasi. Audit internal membantu
organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan
teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko,
pengendalian, dan proses governance.

5. Komite
Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite yang ada di RSUD
dr. Fauziah adalah sebagai berikut.
a. Komite medik;
b. Komite keperawatan;
c. Komite keselamatan dan kesehatan kerja;
d. Komite peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
e. Komite etik;
f. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi.

6. Unit kerja
Unit kerja adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi
dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit,
baik berfungsi pelayanan maupun pendukung opersional rumah sakit. Unit kerja di
bawah wadir administrasi umum dan keuangan adalah:
a. Bagian umum;
b. Bagian keuangan, akuntansi, dan pelaporan;
c. Bagian perencanaan dan pengembangan.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 8


Unit kerja di bawah wadir pelayanan medis dan penunjang adalah:

a. Bidang pelayanan medis;


b. Bidang keperawatan;
c. Bidang penunjang
d. Instalasi bidang pelayanan medis;
e. Instalasi bidang penunjang medis;

7. Kelompok Staf Medis (KSM)


KSM berada di bawah koordinasi komite medik. KSM terdiri atas dokter
umum, dokter gigi, dan dokter spesialis dari semua disiplin yang ada di suatu rumah
sakit. KSM yang terdapat di RSUD dr. Fauziah Bireuen adalah sebagai barikut.
a. KSM Bedah (anastesi, orthopedi, urologi, bedah plastik);
b. KSM Penyakit Dalam (Paru, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Kulit dan
Kelamin);
c. KSM Kebidanan;
d. KSM Anak;
e. KSM THT-KL;
f. KSM Saraf;
g. KSM Mata;
h. KSM Psikiatri/ Psikologi;
i. KSM Radiologi;
j. KSM Umum;
k. KSM Gigi dan Mulut.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 9


BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GIZI

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 10


BAB VI
VISI, MISI DAN MOTTO INSTALASI GIZI

A. VISI : Pelayani gizi yang bermutu dan paripurna dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat

B. MISI : ● Menyelenggarakan pelayanan gizi yang berorientasi pada kebutuhan dan


kepuasan pasien untuk meningkatkan kualitas hidup
● Memberikan pengetahuan diet untuk merubah perilaku menjadi hidup
sehat

C. NILAI : N U T R I S I
N= Nikmat dalam menyajikan makanan
U= Unggul dalam pelayanan
T= Terampil dalam pelayanan di dapur dan di ruangan
R= Ramah tamah dalam melayani
I= Indah dalam penampilan
S= Sehat makanan dan tenaganya
I= Islam dalam melayani

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 11


BAB VII
URAIAN JABATAN

A. Kepala Instalasi Gizi


1. Nama Jabatan : Kepala Instalasi Gizi
2. Unit Kerja : Kepala Seksi Penunjang Non Medis RSUD dr. Fauziah
Bireuen
3. Tujuan Jabatan : Melaksanakan Kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit
4. Jalur Pelaporan :
a. Langsung : Kepala Seksi Penunjang Non Medis
b. Tidak Langsung :-
5. Sifat Jabatan : Jabatan fungsional yang dikerjakan pada jam kerja
rumah sakit, yaitu : Senin – Jumat, jam 08.00 - 16.30.
6. Uraian Tugas :
a. Membuat rencana pelayanan gizi rumah sakit
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang masing-masing agar
memahami tugasnya;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan berdasarkan pembagian tugas agar
pelaksanaannya dapat berjalan lancar;
d. Mengkordinasikan untuk mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan bawahan dan
mengecek hasilnya secara langsung atau melalui laporan untuk mengetahui
kelancaran dan hambatan yang terjadi;
e. Membina dan memotivasi bawahan dalam upaya peningkatan kinerja
f. Berkomunikasi dengan pihak internal (dokter, perawat ) dan pihak eksternal
(rekanan)
g. Merencanakan kebutuhan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana.
h. Mengkoordinasi Pelaksanaan Tugas dengan atasan dan bagian lainnya
i. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan;

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 12


7. Syarat Jabatan :
Jenis Pendidikan PELATIHAN PENGALAMAN
S1/DIV Gizi Telah mengikuti pelatihan Memiliki pengalaman
meliputi : jabatan paling singkat
- kepemimpinan 3 tahun instalasi gizi
- Food service
- PAGT
- Manajemen mutu

B. Kepala Sub Instalasi Asuhan Gizi Rawat Jalan


1. Nama Jabatan : Kepala Sub Instalasi Asuhan Gizi Rawat Jalan
2. Unit Kerja : Instalasi Gizi
3. Tujuan Jabatan : Mengawasi dan memberikan pelayanan kepada pasien
rawat jalan dengan membantu mencari solusi masalah gizinya.
4. Jalur Pelaporan :
a. Langsung : Kepala Instalasi Gizi
b. Tidak Langsung :-
5. Sifat Jabatan : Jabatan fungsional yang dikerjakan pada jam kerja
rumah sakit, yaitu : Senin – Jumat, jam 08.00 - 16.30
6. Uraian Tugas :
a. Dietisien melakukan pencatatan data pasien dalam buku register
b. Melakukan asesnmen gizi/pengkajian gizi.
c. Melanjutkan asesmen gizi/pengkajian gizi berupa anamnesa riwayat
makan,riwayat personal, membaca pemeriksaan hasil lab dan menganalisa
semua data asesmen
d. Menetapkan diagnosis gizi.
e. Memberikan intervensi gizi berupa edukasi dan konseling dengan menggu-
nakan leaflet sesuai dengan penyakit dan kebutuhan gizi pasien dan menje-
laskan dengan menggunakan alat peraga food model.
f. Menganjurkan pasien untuk melakukan kunjungan ulang untuk mengetahui
keberhasilan intervensi (monev).
g. Pencatatan hasil konseling gizi dengan format ADIME (asesmen,diagnosa,
intervensi, monitoring dan evaluasi) dan dimasukkan kedalam rekam medis
pasien atau disampaikan ke dokter lalu diarsipkan di ruang konseling.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 13


7. Syarat Jabatan :
Jenis Pendidikan PELATIHAN PENGALAMAN
DIII,DIV/S1 Gizi 1. PAGT Memiliki pengalaman
2. Food Service pengalaman di instalasi
gizi paling singkat 3
tahun

C. Kepala Sub Instalasi Asuhan Gizi Rawat Inap


1. Nama Jabatan : Kepala Sub Instalasi Asuhan Gizi Rawat Inap
2. Unit Kerja : Instalasi Gizi
3. Tujuan Jabatan : Mengawasi dan memberikan pelayanan gizi kepada
pasien rawat inap agar memperoleh asupan makanan sesuai dengan kondisi kese-
hatannya untuk mempercepat proses penyembuhan.
4. Jalur Pelaporan :
Langsung : Kepala Instalasi Gizi
Tidak Langsung :-
5. Sifat Jabatan : Jabatan fungsional yang dikerjakan pada jam kerja
rumah sakit, yaitu : Senin – Sabtu, jam 08.00 – 14.00
6. Uraian Tugas :
a. Dietisien melakukan pencatatan data pasien dalam Laporan Diet Harian
Pasien.
b. Mengidentifikasi hasil skrining gizi yang telah dilakukan oleh perawat.
c. Melakukan assesmen gizi/pengkajian gizi.
d. Melanjutkan asesmen gizi/pengkajian gizi berupa anamnesa riwayat makan,ri-
wayat personal, membaca pemeriksaan hasil lab dan menganalisa semua data
asesmen.
e. Menetapkan diagnosis gizi.
f. Memberikan intervensi gizi yang merujuk pada diagnosis gizi yang
ditegakkan.
g. Melakukan monitoring dan evaluasi gizi untuk mengetahui respon pasien
terhadap intervensi.
h. Pencatatan dengan format ADIME (asesmen,diagnosa, intervensi, monitoring
dan evaluasi) dan dimasukkan kedalam rekam medis pasien.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 14


7. Syarat Jabatan :

Jenis Pendidikan PELATIHAN PENGALAMAN


DIII,DIV/S1 Gizi 1. PAGT Memiliki pengalaman
2. Food Service pengalaman di instalasi
gizi paling singkat 3
tahun

D. Kepala Sub Instalasi Penyelenggaraan Makanan

1. Nama Jabatan : Kepala Sub Instalasi Penyelenggaraan Makanan


2. Unit Kerja : Instalasi Gizi
3. Tujuan Jabatan : Mengawasi penyediaan makanan yang sesuai kebutuhan
gizi guna mencapai status gizi yang optimal.
4. Jalur Pelaporan :
Langsung : Kepala Instalasi Gizi
Tidak Langsung :-
5. Sifat Jabatan : Jabatan fungsional yang dikerjakan pada jam kerja
rumah sakit, yaitu : Senin – Sabtu, jam 08.00 – 14.00
6. Uraian Tugas :
a. Membuat daftar kebutuhan bahan makanan pasien
b. Mengawasi kegiatan penyelenggaraan makanan meliputi penerimaan bahan
makanan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan, persiapan bahan
makanan, pemasakan bahan makanan dan distribusi makanan
7. Syarat Jabatan :

Jenis Pendidikan PELATIHAN PENGALAMAN


DIII,DIV/S1 Gizi Food Service Memiliki pengalaman
pengalaman di instalasi
gizi paling singkat 3
tahun

E. Kepala Sub Instalasi Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan

1. Nama Jabatan : Kepala Sub Instalasi Penelitian dan Pengembangan Gizi


Terapan
2. Unit Kerja : Instalasi Gizi

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 15


3. Tujuan Jabatan : Melaksanankan penelitian dan pengembangan gizi tera-
pan untuk mencapai kualitas pelayanan gizi rumah sakit secara berdaya guna dan
berhasil guna
4. Jalur Pelaporan :
Langsung : Kepala Instalasi Gizi
Tidak Langsung :-
5. Sifat Jabatan : Jabatan fungsional yang dikerjakan pada jam kerja
rumah sakit, yaitu : Senin – Sabtu, jam 08.00 – 14.00
6. Uraian Tugas :
a. Menyusun proposal penelitian
b. Melaksanakan penelitian
c. Menyusun laporan penelitian
7. Syarat Jabatan :

Jenis Pendidikan PELATIHAN PENGALAMAN


DIII,DIV/S1 Gizi 1. PAGT Memiliki pengalaman
2. Food Service pengalaman di instalasi
gizi paling singkat 3
tahun

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 16


P
Z
G
L
A
T
S
IN BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 17


BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Tenaga
Kualifikasi Tenaga
Nama Yang
Yang Evaluasi
Jabatan Formal Informal sudah
dibutuhkan
ada
Kepala
Instalasi Gizi DIV Gizi Pelatihan 1 1

Kepala Sub
Instalasi
DIII Gizi Pelatihan 1 1
Penyelenggara
an Makanan

Kepala Sub In-


stalasi Rawat DIII Gizi Pelatihan 1 1
Jalan

Kepala Sub In-


stalasi Rawat S1 Gizi Pelatihan 1 1
Inap

Kepala Sub In-


stalasi Peneli-
S1 Gizi Pelatihan 1 1
tian dan
Pengembangan

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 18


BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Tidak ada kegiatan orientasi di instalasi gizi

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 19


BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT

Pertemuan Instalasi Gizi terdiri dari:


Pertemuan rapat rutin di instalasi gizi dilakukan paling sedikit 1 (satu) bulan sekali
pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh Kepala Instalasi Gizi. Notulen rapat dan
agenda rapat sampaikan pada rapat rutin bagian Kepala Bidangt Penunjang Medis.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 20


BAB XI
PELAPORAN

Jenis laporan yang di instalasi gizi adalah laporan harian.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi 21

Anda mungkin juga menyukai