Anda di halaman 1dari 1

Analisis Kasus

Dilihat dari contoh kasusnya, kegiatan tersebut (leasing) dilarang oleh Islam dengan beberapa
alasan, antara lain :

(1) Mengandung unsur riba, yang mana dalam penjabaran kasus diatas terdapat bunga yang harus
dibayarkan sebesar 8% tiap tahunnya. Hal ini ditegaskan dalam Q.S. Al-Baqarah (2) : 275

(2) Terdapat dua akad yaitu akad jual beli dan sewa menyewa. Apabila angsuran belum lunas
maka menggunakan akad sewa menyewa karena apabila debitur tidak membayar angsuran maka
kendaraan akan disita oleh kreditur. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad
dan an-Nasa’i dari Abu Hurairah r.a :

‫ في بيعة‬6‫أن النبي صلى هللا عليه وسلم نهى عن بيعتين‬

“Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang melakukan dua transaksi dalam satu
transaksi jual beli.” (Hadits ini di shahihkan oleh at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban).1

(3) Adanya denda ketika adanya keterlambatan pembayaran, hal ini juga mengandung unsur riba
yang jelas dilarang. Al-Qurthubi menyatakan, kaum muslimin sepakat, tambahan yang disepakati
adalah riba :

‫أجمع المسلمون نقال عن نبيهم صلى هللا عليه وسلم أن اشتراط الزيادة في السلف ربا ولو كان قبضة من علف‬
Kaum muslimin sepakat, bersumber dari keterangan nabi mereka shallallahu ‘alaihi wa sallam
bahwa mempersyaratkan adanya tambahan dalam utang adalah riba. Meskipun hanya segenggam
pakan ternak. (Tafsir al-Qurthubi, 3/241).2

1
www.almanhaj.or.id
2
Ammi Nur Baits, Ada Apa Dengan Riba?, Jogjakarta:Pustaka Muamalah, 2016, hlm 90

Anda mungkin juga menyukai