Pembibitan Batang Bawah
Pembibitan Batang Bawah
0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
Skema pola tanam segiempat
Pengumpulan dan Seleksi Biji
Untuk mendapatkan batang bawah yang baik, sumber biji yang digunakan juga
harus baik. Biji berasal dari kebun monoklonal yang sudah berumur 10 – 20
tahun. Biji untuk batang bawah dianjurkan oleh Pusat Penelitian Karet yang
berasal dari klon GT 1, AVROS 2037, PB 260 dan RRIC 100. Kebun sumber biji
hendaknya mendapat perlakuan sebagai berikut : Satu bulan sebelum buah jatuh
areal di bawah pohon dibersihkan dan dibebaskan dengan biji-biji yang lama.
Kemudian pengumpulan biji dilakukan secara serentak setiap dua hari sekali. Biji
yang sudah terkumpul tidak semuanya bernas dan berisi adakalanya kopong dan
tidak bagus, untuk itu perlu dilakukan seleksi biji. Biji dapat diperoleh langsung
dari Pusat Penelitian Karet di Sungei Putih atau dari penangkar benih resmi.
Seleksi biji dapat dilakukan secara manual dan visual dan menggunakan alat
pental biji karet. Apabila dilakukan seleksi secara manual maka biji mempunyai
ciri sebagai berikut :
Warna mengkilat
Permukaanya licin
Bentuk normal
Daya lentingnya tinggi dan nyaring apabila dijatuhkan di lantai
Uji kesegaran secara visual dapat dilakukan dengan cara membelah biji dan
diamati endosperm dan kotiledonnya.
Gambar 1. pengukuran lilit batang dan Gambar 2. keadaan tunas yang siap
diokulasi
b. Pembuatan jendela okulasi
Pembuatan jendela okulasi dilakukan pada batang bawah yang telah
memasuki kriteria okulasi diatas. Tujuan dari pembuatan jendela okulasi ini
adalah untuk menempelkan mata tunas/entres dari klon yang
diinginkan. Pembuatan jendela okulasi terdiri dari beberapa langkah yakni :
Membersihkan batang bawah dari kotoran tanah atau pasir yang dapat
mengganggu penyatuan entres dengan batang bawah dengan lap bersih
(Gbr.3)
Mengiris batang bawah dengan dua irisan vertikal yang sejajar dengan
panjang 5 cm dan lebar 1/3 lilit batang bawah pada ketinggian 5-10 cm
dari permukaan tanah. Jika terlalu dekat dengan tanah akan semakin
memperkecil keberhasilan okulasi (Gbr.4)
Membuat potongan melintang pada salah satu ujung garis sejajar yang
telah dibuat. Potongan melintang dapat dibuat pada ujung atas untuk
bukaan bawah atau ujung bawah garis sejajar untuk bukaan atas. (Gbr.5
dan Gbr.6)
Gbr. (3, 4, 5 dan 6), proses pembuatan jendela okulasi
c. Membuat perisai mata okulasi
Perisai okulasi adalah mata okulasi yang diambil dari batang entres untuk
ditempelkan pada jendela okulasi. Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut :
§ Menyiapkan perisai okulasi dari batang entress yaitu dengan mengiris
entres yang bermata baik (mata yang berada pada ketiak daun) dengan
ukuran lebar 1-2 cm dan panjang 5 cm. Ukuran perisai harus lebih kecil
dari jendela okulasi yang telah dibuat, hal ini bertujuan agar terjadi
sirkulasi udara pada okulasi yang dibuat.
§ Penyayatan perisai okulasi harus diikut sertakan sedikit bagian kayu (Gbr.7
dan Gbr. 8)
§ Perisai yang baik apabila di bagian dalam kulitnya terdapat titik tumbuh
putih yang menonjol. Apabila bagian dalam kulitnya berlubang berarti
matanya tertinggal pada bagian kayu dan perisai tidak boleh ditempelkan
ke batang bawah.
Gbr.
7 dan
Gbr.8
Gambar 13 dan 14 stum okulasi mata tidur yang baik dan afkir
BIBIT DALAM POLIBEG
Bibit dalam polibeg adalah bibit okulasi yang ditumbuhkan dalam polibeg
yang mempunyai satu atau dua daun payung, Bibit polibeg dapat dibuat dengan
menanam stum mata tidur atau dengan pembibitan batang bawah di polibeg.
Kelebihan dalam pembibitan di polibeg adalah lebih seragam ketika dipindah ke
lapangan, memudahkan penyiraman dan dapat menghemat air ketika
penyiraman.
Bibit Polibeg dari Stum Mata Tidur
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit yang baik didalam polibeg, maka
dibutuhkan stum mata tidur yang telah terseleksi sesuai dengan mutu standar.
Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Polibeg berukuran 25 cm x 40 cm dipersiapkan dan diisi dengan tanah
top soil (tanah bagian permukaan 10-15 cm) yang sudah di campur
dengan fosfat alam (rock phospat) sebanyak 25 gram per polibeg, setinggi
2/3 bagian polibeg
2. Buatlah parit sedalam 10 cm (selebar dua ukuran polibeg)
3. Polibeg disusun dua baris di dalam parit yang sudah disiapkan.
4. Tanamkan stum mata tidur tepat ditengah polibeg, lalu diisi dengan tanah
yang sudah dicampur fosfat alam sedikit demi sedikit sampai leher akar,
sambil dipadatkan dengan tangan.
5. Penyiraman dilakukan secara teratur dan dipupuk setiap bulan sesuai
anjuran, yaitu umur 1-3 bulan diberi pupuk Urea = 5 gram/pohon, SP 36 =
6.25 gram/pohon, KCl = 2 gram/pohon dan Kieserit = 2 gram/pohon.
6. Sangat penting diperhatikan, bahwa semua tunas yang tumbuh bukan
dari matatempelan (mata liar) harus dibuang dan diperiksa 1 x 2 minggu.
7. Bibit dipelihara sampai pertumbuhan tunas mencapai satu payung daun
(2 bulan) atau dua payung daun (4 bulan).
8. Pada saat pemindahan bibit ke lapangan, akar yang menembus polibeg
harus di potong, dan waktu pemindahan terbaik adalah pada saat
pertumbuhan dua payung daun tua (mengeras). Jangan lakukan
penanaman ke lapangan dalam keadaan tumbuh tunas muda atau daun
muda.
Pada klon-klon tertentu, seperti GT 1, AVROS 2037, GYT 577, RRIM 703,
serangan BN bisa mencapai lebih dari 30% dari tegakan perblok dan serangan
penyakit dapat terjadi berulang-ulang.
3. Stimulan etefon pada tanaman karet dalam kondisi lemah dapat memacu
terjadinya BN.
Penanggulangan Penyakit
Penyakit Muldirot
Kulit merupakan modal utama mendapatkan lateks, oleh karena itu kulit bidang
sadap harus dipelihara supaya dapat disadap berulang-ulang. Kerusakan kulit
pada bidang sadap bersifat baka, yaitu sekali terjadi kerusakan untuk seterusnya
kulit tersebut akan pulih kembali.
Gejala penyakit dan kerusakan
Jamur tumbuh ke lapisan kulit yang lebihdalam dan merusak lapisan kambium.
Akibat kerusakan lapisan kambium, maka pembentukan kulit pulihan terganggu
dan tidak merata. Kulit yang terbentuk pulau-pulau kayu sangat merugikan,
karena kulit pulihan menjadi tipis dan sulit disadap, sehingga latek tak dapat
dikeluarkan secara maksimum. Dengan demikian, produksi lateks akan
terganggu dan umur produktif tanaman menjadi pendek karena bidang
sadapnya rusak.
Penanggulangan Penyakit