Proposal Fix Hamda Ganteng
Proposal Fix Hamda Ganteng
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Children’s Emergency Fund (UNICEF) satu dari tiga anak balita mengalami
yang terhambat. Oleh sebab itu, UNICEF mendukung sejumlah inisiasi untuk
Gerakan Sadar Gizi Nasional (Scaling Up Nutrition – SUN) di mana program ini
untuk mencapai potensi genetik sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan
maupun kualitas, yang tidak terpenuhi sejak bayi bahkan sejak masa kandungan
kondisi ini menyebabkan anak memiliki tinggi badan cenderung pendek pada
usianya. Selain bertubuh pendek stunting juga memiliki efek lain baik dampak
Ramli, et al, (2009) pertumbuhan tinggi badan dapat terhambat bila seseorang
1
mengalami defisiensi protein (meskipun konsumsi energinya cukup) dalam
Indonesia Tahun 2013 adalah 37,2%, jika dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan
tahun 2015 mengalami penurunan dari (18,5%) tahun 2015 menjadi (17,6%)
tahun 2016 namun tujuan utama Sustainable Development Goals (SDGS) yaitu
mengakhiri kelaparan dan menjamin akses pangan yang aman, bergizi dan
mencukupi bagi semua orang kususnya masyarakat miskin dan mengakiri segala
stunting dan wasting pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja
perempuan, wanita hamil dan menyusui serta lansia pada tahun 2030.
Baik atau buruknya status gizi balita sangat tergantung kepada sejauh
mana pengetahuan orang tua terhadap penatalaksanaan gizi balita yang baik dan
sesuai dengan standar gizi. Pengetahuan tentang gizi pada orang tua di pengaruhi
beberapa faktor seperti karakteristik ibu karena stunting yang sifatnya kronis,
artinya muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti
kemiskinan, pola asuh yang tidak tepat karena akibat dari orang tua yang sangat
sibuk bekerja, pengetahuan ibu yang kurang baik mengenai gizi akibat dari
2
rendahnya pendidikan ibu, sering menderita penyakit secara berulang karena
maka semakin besar rasa ingin tahu ibu mengenai status gizi yang baik dan
anak-anaknya (Hendra,2013)
Untuk mendapatkan anak yang tumbuh dengan normal juga tidak lepas
gizi ibu ini dapat diperoleh melalui pendidikan baik formal maupun nonformal.
gizi disini dimaksudkan agar seorang ibu itu dapat menyusun atau membuat
makanan yang dikonsumsi oleh balita bervariasi atau beraneka ragam sehingga
tidak membuat balita enggan atau bosan memakan makanan yang di buat oleh
ibu (Hendra,2013)
orang tua dengan kejadian stunting menunjukkan bahwa ibu dengan pendidikan
tinggi sebesar (67,7%) mempunyai pengetahuan yang lebih luas tentang praktik
3
perawatan anak serta mampu menjaga dan merawat lingkungan agar tetap bersih
( taguri, et al.,2013)
makan balita dan pengetahuan ibu terhadap status gizi balita di kabupaten
orang tua tentang gizi dengan stunting pada anak usia 4-5 tahun di TK malaikat
pengetahuan ibu balita tentang gizi buruk sebelum dan setelah dilakukan
kesehatan pengetahuan ibu balita rata-rata menjadi baik. Oleh sebab itu dapat
kita simpulan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan
balita maka semakin menurun pula resiko terjadinya stunting akibat rendahnya
4
Ibu juga harus menerapkan prinsip gizi seimbang dalam proses
diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai dengan perkembangan
ilmu pengethuan dan teknologi dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan
Prinsip gizi seimbang terdiri dari 4 pilar yang pada dasarnya merupakan
rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dengan zat
gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat pilar
yang beragam sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi yang tidak bisa di
dapatkan hanya dari salah satu sumber makanan yang kedua membiasakan
perilaku hidup sehat agar terhindar dari penyakit yang bisa timbul dari gaya
hidup yang tidak baik yang ketiga melakukan aktifitas fisik seperti berolah raga
dan melakukan kegiatan sehari hari dan yang ke empat memper tahankan dan
memantau berat badan (BB) normal hal ini dilakukan untuk memantau
bahwa:
5
ia mengetahui mengenai stunting informasi tentang stunting di dapatkan
dari berbagai sumber seperti petugas puskesmas, iklan di tv, internet dan
lainnya. Salah satu orang tua yang diwawancarai tidak mengetahui masalah
stunting sebelumnya. Pada proses penatalaksanan gizi dua orang tua yang
yang ia berikan kepada anaknya. Dan satu orang sudah mulai memperbaiki
orang tua balita yang di wawancara berbeda-beda mulai dari SMP dan SMA
Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui pengalaman orang tua dalam
proses penatalaksanaan gizi balita dan mengetahui selama ini dimana letak
kesalahan orang tua dalam proses penatalaksanaan gizi pada balita di wilayah
B.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus:
6
c. Menganalisa pengalaman orang tua mengenai penatalaksanaan
C. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penelitian
1.Secara Teoritis.
balita stunting.
2.Bagi Partisipan.
gizi balita stunting yang benar dan sesuai dengan standar gizi balita.
7
4. Bagi Institusi Pendidikan.
tunting.
6 .Layanan Kesehatan.
gizi yang baik dan benar untuk balita stunting kepada ibu yang
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BALITA
1. Definisi Balita
pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan
lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun kemudian
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima
tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan, balita merupakan
kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA di lingkup dinas
kesehatan.
Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat
masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi
perkembangan berikutnya.
Bawah lima tahun atau seringkali di singkat balita merupakan salah satu
periode usia manusprasekolah ia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia
9
balita di mulai dari satu sampai lima tahun, atau bisa digunakan perhitungan bulan
yaitu usia 12-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia (wikipedia,2009)
. Balita atau biasa disebut dengan bawah lima tahun adalah anak usia di
bawah lima tahun (Muaris, 2006). Balita dibagi menjadi dua yaitu batita dan
balita, batita adalah anak dengan umur satu sampai tiga tahun dan balita adalah
anak dengan umur tiga sampai lima tahun (Price & Gwin, 2014). Peraturan
di mana balita adalah anak dengan usia 12 bulan sampai 59 bulan atau usia 1
sampai 5 tahun.
2. Karakteristik balita
Pertumbuhan balita dimulai dengan usia satu tahun tiga bulan yang
umumnya memiliki lingkar kepala 48 cm, berat badan 11 kg dan tinggi badan
78,7 cm. Usia dua tahun pertumbuhan balita mulai terlihat dengan lingkar dada
lebih besar daripada lingkar kepala, lingkar kepala mengalami perubahan namun
tidak terlalu mencolok yaitu 49,5 cm sampai 50 cm, berat badan meningkat mulai
dari 1,8 sampai 2,7 kg, tinggi badan bertambah 10 sampai 12,5 cm. Memasuki
usia tiga tahun berat badan anak mulai bertambah empat kali lipat dari saat anak
dilahirkan dan gigi pertama atau 20 gigi telah tumbuh (Price & Gwin, 2008).
Anak usia tiga tahun memiliki berat badan 1,8 sampai 2,7 kg dengan
rata-rata 14,5 kg dan rata-rata tinggi badan 95 cm. Pertumbuhan anak usia empat
tahun sama dengan usia 3 tahun, di mana rata-rata berat badan 16,5 kg dan rata-
rata tingginya 103 cm. Anak usia 5 tahun mulai mengalami peningkatan dengan
10
rata-rata berat badan 18,5 kg dan tinggi rata-rata 110 cm (Hockenberry, et al.,
2016).
tua harus memperhatikan makanan, lingkungan dan kesehatan anak dari lahir
hingga anak dapat mengontrol dirinya sendiri. Balita sangat rentan terhadap
berbagai penyakit mulai dari lahir hingga usia 4 tahun, penyakit yang sering
1). Pertumbuhan
sudah mencapai sekitar 3 kali dari berat badan lahirnya, sedangkan tinggi
ukuran otak, anak satu tahun memiliki besar sekitar 60% dari ukuran otak
11
2) Kemampuan motorik
tahun seharusnya sudah bisa berdiri tegak tanpa bantuan orang lain dan
sudah mulai berjalan perlahan. Anak usia satu tahun juga sudah bisa
Anda, jadi hati-hati dan perhatikan perilaku Anda ketika di depan anak.
1). Pertumbuhan
12
akan lebih menurun dibandingkan pertumbuhan yang terjadi sebelum
satu tahun. Diperkirakan pertambahan berat badan yang terjadi pada anak
yang berusia antara 12 hingga 24 bulan yaitu 1,5 hinga 2,5 kg.
menendang bola, dan sudah bisa memulai untuk berlari kecil. Sebagian
besar anak yang berusia 2 tahun bahkan bisa berdiri di atas jari-jari
kakinya.
beberapa menit lagi, atau bahkan kata selamanya. Anak Anda mungkin
dan sebagainya. Pada usia ini anak sudah memulai berfantasi atau
13
c. Pertumbuhan balita usia 3 tahun
1). Pertumbuhan
lebih banyak terlihat lebih kurus dan memiliki perut yang rata, hal ini
anak yang berusia 3 tahun sudah memiliki gigi susu yang lengkap.
koordinasi otot-otot kecil juga terjadi pada tahap ini, jadi anak usia 3
baru dengan cepat. Sudah mengetahui berbagai jenis benda yang biasa
ada di sekitar. Pada usia ini juga anak lebih sering menanyakan hal
apa dan mengapa terkait berbagai hal, sudah mengerti apa yang dia
14
dalam kata-kata. Mereka juga sudah bisa berkata satu kalimat lengkap
1). Pertumbuhan
orang dewasa. Selain itu, mereka juga sudah bisa bersepeda dengan
15
3). Kemampuan bahasa
kepadanya.
kecil sudah mengerti bahwa gelas akan pecah jika dilempar dengan
mengetahui apakah benar konsep yang dia miliki tersebut. Selain itu,
1). Pertumbuhan
16
Kemampuan motorik. Jika anak Anda sudah memasuki usia 5 tahun
menggunakan sendok dan garpu dengan baik dan benar, serta dapat
serta karateristik orang yang mereka temui. Anda juga sudah dapat
17
B. Defenisi Stunting.
1. Pengertian Stunting
untuk mencapai potensi genetik sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan
asupan gizi, baik seara kuantitas maupun kualitas, yang tidak terpenuhi sejak bayi
bahkan sejak masa kandungan kondisi ini menyebabkan anak memiliki tinggi badan
cenderung pendek pada usianya. Selain bertubuh pendek stunting juga memiliki
efek lain baik dampak jangka panjang dan jangka pendek. Sejalan dengan penelitan
Fitri (2012) stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk mencapai
potensi genetik sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit.
pendek) merupakan indikasi kurangnya asupan gizi, baik seara kuantitas maupun
kualitas, yang tidak terpenuhi sejak bayi bahkan sejak masa kandungan kondisi ini
menyebabkan anak memiliki tinggi badan cenderung pendek pada usianya. Selain
bertubuh pendek stunting juga memiliki efek lain baik dampak jangka panjang dan
kecendrungan kejadian stunting pada balita lebih banyak terjadi pada ibu dengan
18
pemikiran bahwa pendidikan tidak penting serta terkait dukungan dari keluarga
untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi yang belum maksimal. Secara
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya stunting pada
anak balita baik yang berada di daerah pedesaan maupun perkotaan. Hasil
dengan jenis dan jumlah yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan
pendapatan keluarga terhadap kejadian stunting pada anak balita baik yang
lain yang menyatakan bahwa status ekonomi keluarga yang rendah di Maluku
19
Utara berhubungan signifikan dengan kejadian stunting dan severe stunting pada
masalah dari dampak pertumbuhan bayi dan berbagai masalah gizi lainnya salah
satunya disebabkan dan berasal dari krisis ekonomi. Sebagian besar anak balita
Pada hasil analisis menunjukkan bahwa kejadian stunting pada anak balita
pemberian ASI eksklusif menjadi salah satu pemicu terjadinya stunting pada
anak balita yang disebabkan oleh kejadian masa lalu dan akan berdampak
terhadap masa depan anak balita, sebaliknya pemberian ASI yang baik oleh ibu
pada anak balita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya
stunting pada anak balita yang berada di daerah pedesaan dan perkotaan.
20
pertumbuhan pada awal masa kehidupan bayi antara lain disebabkan oleh
kekurangan gizi sejak bayi, pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlalu lambat,
MP-ASI tidak cukup gizinya sesuai kebutuhan bayi atau kurang baiknya pola
Anak balita yang diberikan ASI eksklusif dan MP-ASI sesuai dengan
dengan kebutuhannya dapat mengurangi resiko tejadinya stunting. Hal ini karena
pada usia 0-6 bulan ibu balita yang memberikan ASI eksklusif yang dapat
membentuk imunitas atau kekebalan tubuh anak balita sehingga dapat terhindar
dari penyakit infeksi. Setelah itu pada usia 6 bulan anak balita diberikan MP-ASI
dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga anak balita terpenuhi
penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada anak balita baik yang berada di
pedesaan maupun yang berada di perkotaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian
mempengaruhi status gizi anak balita. Hal ini terjadi karena penyakit infeksi
metabolik.
21
Terdapat interaksi bolak-balik antara status gizi dengan penyakit infeksi.
kondisi ini terjadi dalam waktu lama dan tidak segera diatasi maka dapat
Pengukuran tinggi badan menurut umur dilakukan pada anak usia 2 tahun,
jenis pengukuran dari beberapa bentuk tubuh dan komposisi tubuh menurut
umur dan tingkat gizi, yang digunakan untuk mengetahui ketidak seimbangan
status gizi yang benar. Nilai simpangan baku bila lebih dari median / rata-rata,
maka +1SD, sedangkan bila nilainya kurang dari median / rata-rata, maka
22
pengukuran anak dengan median dan standar deviasi z-score untuk usia dan
jenis kelamin yang sama pada anak anak. Z-score adalah unit standar deviasi
untuk pengetahuai perbedaan antara nilai individu dan nilai tengah (mendian)
populasi referent untyk usia atau tinggi yang sama, dibagi dengan standart
antara lain untuk mengidentifikasi nilai yang tepat dalam distribusi perbedaan
penting dalam mengevaluasi kesehatan dan status gizi anak-anak pada wilayah
dengan banyak masalah gizi buruk. Dalam menentukan klasifikasi gizi kurang
dengan “ cut of point” dengan penilaian z-score dan pengukuran pada anak
balita berdasarkan tinggi badabn menurut umur (TB/U) standar baku WHO-
a. Dampak stunting
menjadi besar dan tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang berakibat
fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan, produktivitas
23
dan prestasinya kelak setelah dewasa. Selain itu dari segi estetika,
motorik yang rendah serta fungsi fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen
& gilespie,2001). Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada
masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan mendatang dan
dalam jangka waktu panjang, yaitu kurang energi dan protein, juga
24
Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90
tablet selama kehamilan. Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu
sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI
Eksklusif).
25
terpenuhi. Makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah
yaitu protein, selama itu juga perlu tambahan vitamin dan mineral
ibu akan mengalami kerusakan gigi. Kadar air dalam ASI sekitr
Susu Ibu (ASI). ASI adalah makanan terbaik bagi bayi mulai dari
26
masing payudara hingga payudara benar-benar kosong. Apabila
kemari, lompat, lari dan sebagainya. Namun pada usia ini anak
butuh zat gizi tinggi dan gizi seimbang agar tumbuh kembangnya
optimal. Pada usia ini ASI tetap diberikan. Pada masa ini berikan
dan pewarna. dari asi karena saat ini hanya asi yang terbaik untuk
27
C. PENGETAHUAN
1. Defenisi Pengetahuan
pada manusia dengan segala rangsangan yang terjadi pada alat indranya untuk
adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta
kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu. Oleh karena itu,
28
2. Jenis jenis pengetahuan
sebagai berikut:
itu. Apabila seseorang dalam keadaan sadar dan menganggap bahwa khayal
dan mimpinya betul-betul berupa fakta yang ada dalam dunia kenyataan.
29
c. Pengetahuan Dianoya (matematik)
oleh plato tentang pengetahuan ini ialah para ahli matematika atau
kemudian ditarik hipotesis. Hipotesis ini diolah terus hingga sampai pada
mata merupakan kesimpulan dari hipotesis yang diolah oleh akal pikir
30
C. Jenis Jenis Pengetahuan menurut burhanuddin salam
1. Pengetahuan Biasa
sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki
2. Pengetahuan Ilmu
3. Pengetahuan Filsafat
ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit ,filsafat membahas hal
31
yang reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung
4. Pengetahuan Agama
Adalah pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-
Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk
tentang cara berhubungan dengan tuhan, yang sering juga disebut dengan
hubungan vertical dan cara berhubungan dengan sesame manusia, yang sering
seseorang yang melahirkan kita, orang tua biologis. Namun orang tua juga
tidak selalu dalam pengertian yang melahirkan, orang tua juga dapat
didefinisikan terhadap orang tua yang memberikan arti kehidupan bagi kita.
bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga dalam
32
memberikan bimbingan dan pengarahan yang dapat bembantu anak dalam
menjalani kehidupan.
penting diketahui dan dilakukan orang tua dalam mendukung tumbuh kembang
bulan dan
fasilitas khusus.
(PHBS), cuci tangan pakai sabun (CTPS) karena usaha mencegah penyakit
33
c. Berinteraksi dengan anak dengan penuh kasih sayang lewat berbagai
kegiatan yang sesuai anak, orang tua dapat memberikan belaian, senyuman,
kepada anak.
bagi anak sudah dan akan terus dilakukan bahkan dikembangkan ke arah
34
gizi merupakan substnsi organik yang dibutuhkan organisme
untuk memulihkan fungsi normal tubuh seperti sistem tubuh, daya tahan
penting. Berikut adalah jenis-jenis zat gizi yang di butuhkan dalam masa
pertumbuhan balita:
1. Karbohidrat
1) Menghasilkan energi
2. Protein
35
kebutuhan protein lebih besar persentasenya dibandingkan dengan pada
masa dewasa dan manula. Pada masa dewasa dan manula protein
3. Lemak
2) Penghasil energi
4. Vitamin
36
beri-beri yang larut dalam air itu suatu amina yang sangat vital, dan dari
maupun lemak. Senyawa ini terdapat dalam jumlah yang kecil dalam
5. Kalsium
dewasa atau sekitar 1,0-1,4 kg terdiri dari kalsium. Namun pada bayi
kalsium hanya sedikit (25-30 g). Setelah usia 20 tahun secara normal
rawan dan gigi, sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting penelitian
Penelitian ini berfokus pada ibu yang memiliki anak balita dengan
B. Metode Penelitia
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa (Moleong,
2013).
fenomenologi dan sesuai dengan filosofi penemunya pada tahun 1962, yaitu
38
Husserl yang menekankan pada deskripsi terhadap arti pengalaman
yang dimiliki oleh setiap orang tua berbeda dan bersifat unik sehingga
fenomena ini tidak dapat digambarkan secara kuantitatif. Oleh karena itu,
1. Tahap bracketting
data yang didapatkan saat penelitian benar seperti apa adanya tanpa
2. Tahap intuiting
39
digambarkan partisipan. Peneliti bersifat alami tanpa mempengaruhi
partisipan.
3. Tahap analyzing
-data yang diperoleh dari partisipan. Pada tahap ini peneliti melakukan
4. Tahap describing
tahap ini peneliti membuat narasi yang luas dan mendalam tentang
40
C. Partisipan
1. Pemilihan Partisipan
stunting (pendek).
kooperatif
saturasi data
41
2. Jumlah Partisipan
Apabila saturasi telah tercapai dimana tidak ada informasi yang baru
a. Purposive.
D. Instrumen Penelitian
42
merupakan perencana, analisa, penafsir data serta pelapor dari hasil
karena peneliti akan melakukan suatu pencarian dan penggalian data atau
2. Voice Recorder
karena data yang diperoleh dari partisipan bisa diputar ulang saat
3. Pedoman Wawancara
jawaban partisipan mulai keluar dari topik penelitian maka peneliti akan
43
E. Prosedur pengumpulan data.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan data utama yang berasal kata-
44
wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara
bahwa hanya ada partisipan, peneliti, dan anak partisipan yang ada di
dalam ruangan.
45
membina keakraban dengan partisipan. Peneliti juga melakukan
sudah diperoleh.
b.Fase Orientasi
46
percaya, peneliti bersikap terbuka, jujur, menepati janji, dan
menghargai partisipan.
partisipan.
C.Tahap Pelaksanaan
1. Fase Terminasi
47
terminasi akhir, peneliti menutup wawancara dengan
hidupnya (Amelia,2015)
48
b. Extracting significant statement
c. Formulating Meaning
49
makna ke dalam Cluster theme sehingga setiap Cluster theme
50
yang didapatkan dan partisipan mampu memahami
pengalaman partisipan.
4. Etika Penelitian
dan izin dari kampus STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi. Pada penelitian
51
juga terbebas dari eksploitasi dan mendapatkan manfaat dari
penelitian.
gizi pada balita. Jika diberi pendidikan maka ibu yang memiliki anak
penelitian terkait.
52
saling percaya terlebih dahulu dengan partisipan dengan melakukan
jika ada hal yang kurang jelas bagi partisipan. Selanjutnya partisipan
53
menghargai partisipan, mendengarkan penjelasan dari partisipan
(Amelia, 2015).
5. Keabsahan Data
a.Credibility
54
perubahan pada transkrip jika ada hal yang tidak sesuai dengan
persepsi partisipan.
b. Dependability
c. Transferability
dapat ditansfer pada orang lain yang mengalami hal yang sama.
d. Comfirmability
55
apakah hasil yang didapatkan sesuai dengan pengalaman
partisipan.
e. Member check
56
DAFTAR PUSTAKA
Afritayeni, A. (2017). Pola Pemberian Makan Pada Balita Gizi Buruk Di Kelurahan
Alita, R., & Ahyanti, M. (2016). Keberhasilan Program Pemberian Makanan Tambahan
Al-Rahmad, A. H., Miko, A., & Hadi, A. (2013). Kajian Stunting Pada Anak Balita
6, 169-84.
Lestari, T. W., & Yk, L. E. H. (2014). Pengaruh Pemberian Makan Balita Dan
57
Lestari, W., Margawati, A., & Rahfiludin, Z. (2014). Faktor Risiko Stunting Pada Anak
Muaris, H. (2006). Sarapan sehat untuk anak balita. Gramedia Pustaka Utama.
Ni’mah, K., & Nadhiroh, S. R. (2016). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Nurbaiti, L., Adi, A. C., Devi, S. R., & Harthana, T. (2014). Kebiasaan Makan Balita
Pormes, W. E., Rompas, S., & Ismanto, A. Y. (2014). Hubungan Pengetahuan Orang
Tua Tentang Gizi Dengan Stunting Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di Tk Malaekat
Soesanto, E., & Mutaqin, I. R. (2008). Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Balita
58
Sundari, E., & Nuryanto, N. (2016). Hubungan Asupan Protein, Seng, Zat Besi, Dan
Thasim, S., Syam, A., & Najamuddin, U. (2013). Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap
Perubahan Pengetahuan Dan Asupan Zat Gizi Pada Anak Gizi Lebih Di Sdn
Kesehatan Masyarakat S, 1.
Zulaikhah, S. (2010). Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Anak Usia 2 sampai
59