Anda di halaman 1dari 4

1.

Latar Belakang

Sering mendengar kata narsisme/perilaku narsis

Apa sih definisi narsisme

Ternyata narsisme itu gangguan kepribadian

Pengertian narcissistic personality disorder

Ternyata narsis itu gangguan kepribadian yang berat

Salah satu contoh kasus, tony stark.

Seorang kaya, sukses, tapi dikatakan narsis oleh natasha romanoff

Apakah “textbook narcissistic” merupakan perilaku narsisme atau gangguan kepribadian


narsisistik.

Namun, ini hanya pernyataan dari satu orang.

Oleh karena itu perlu dilakukan observasi lebih lanjut

Apakah orang dengan narsisme memiliki keinginan untuk menjadi pemimpin atau berkuasa?
Sedangkan menurut dsm tidak ada kriteria diagnoasa yang merujuk kearah ambisi untuk
menjadi pemimpin atau penguasa. Yang ada mereka sudah merasa berkuasa dan orang harus
mengakui hal tersebut.
Apa arti kata narsisme? Mungkin sebagaian dari kita sudah tidak asing dengan kata
tersebut. Narsis atau perilaku narsisme sering diasosiasikan dengan orang yang suka
mengunggah foto-foto selfie di media sosial. Misalnya dalam penelitian Aprilian, Elita, &
Afriyati (2019) yang mengatakan bahwa semakin tinggi pengunaan aplikasi tiktok, semakin
tinggi juga perilaku narsismenya. Bahkan dalam penelitian Apsari & Fitri (2010) pria yang
memiliki perilaku narsistik cenderung membeli produk kosmetik merek asing.

Namun sebenarnya narsis atau perilaku narsistik tidak selamanya dapat dipandang buruk.
Menurut Adrian (2021) dalam alodokter.com, perilaku narsis dalam kadar yang wajar justru
diasosiasikan dengan self-love dan self-esteem yang tinggi.

Tetapi makna kata narsis menjadi berbeda apabila kita membawanya kedalam ranah
klinis. Dalam DSM-V, gangguan kepribadian narsisistik merupakan sebuah pola yang
meliputi grandiositas, kebutuhan untuk dikagumi, dan tidak memiliki empati, yang dimulai
pada masa dewasa awal dalam berbagai konteks. Seseorang dikatakan memiliki gangguan
kepribadian narsisistik apabila setidaknya memiliki lima dari sembilan kriteria berikut, yaitu:
1). Merasa dirinya penting secara berlebihan (misalnya melebih-lebihkan prestasi dan
kemampuan, mengahrapkan dipandang superior tanpan bukti prestasi); 2). Sibuk dengan
fantasi tentang kesuksesan tanpa batas, kekuatan, kecantikan, kecerdasan, atau cinta yang
ideal; 3). Percaya bahwa dirinya special dan unik, dan hanya bisa dimengerti atau
diasosiasikan dengan orang-orang yang penting atau orang-orang dengan status sosial yang
tinggi; 4). Membutuhkan untuk dikagumi secara berlebihan; 5). Merasa bahwa dirinya harus
diperlakukan spesial (misalnya mengharapkan pelakuan yang spesial dari orang lain tanpa
alasan); 6). Mengambil keuntungan atau memanfaatkan orang lain dalam hubungan
interpersonal (misalnya mengeksploitasi orang lain untuk mencapai kesuksesan pribadi); 7).
Kurang memiliki empati, sehingga tidak bersedia untuk mengenali dan mempedulikan
perasaan orang lain; 8). Sering merasa iri hati atau merasa orang lain iri kepada dirinya; 9).
Menunjukkan sikap dan perilaku yang arogan dan angkuh.

Dalam film IronMan 2, tokoh Bernama Tony Stark digambarkan oleh Natasha Romanoff
sebagai seorang yang “textbook narcissistic”. Kemudian yang menjadi perhatian dari peneliti
adalah apakah hal ini berarti Tony Stark hanya seseorang yang berperilaku narsis atau
memiliki gangguan kepribadian narsisistik? Apabila Tony Stark memiliki gangguan
kepribadian narsisistik, maka peneliti merekomendasikan untuk segera dilakukan
penanganan klinis guna membantu subjek untuk beradaptasi dengan gangguan
kepribadiannya.

Oleh karena itu, diperlukan pengambilan data dengan metode observasi untuk
mengumpulkan bukti-bukti perilaku pada subjek. Sehingga dari bukti-bukti tersebut,
diharapkan peneliti mendapatkan jawaban apakah Tony Stark seseorang yang berperilaku
narsis atau memiliki gangguan kepribadian narsisistik.
Daftar Pustaka

Aprilian, D., Elita, Y., & Afriyati, V. (2019). Hubungan Antara Penggunaan Aplikasi Tiktok
Dengan Perilaku Narsisme Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 8 Kota Bengkulu. Consilia:
Jurnal Ilmiah Bimbingan Dan Konseling, 2(3), 220-228.

Apsari, F. (2010). Hubungan antara kecenderungan narsisme dengan minat membeli kosmetik


merek asing pada pria metroseksual (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental


disorders (5th ed.). https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596.

Adrian, K. (2021, Maret 15). Perbedaan Perilaku Narsis dengan Kepribadian Narsisistik.
ALODOKTER. https://www.alodokter.com/anda-termasuk-orang-narsis-pastikan-di-sini.

Anda mungkin juga menyukai