Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN OBSERVASI NARCISSISTIC PERSONALITY DISORDER

PADA TOKOH TONY STARK DALAM FILM (PENDEK) BERJUDUL


IRON MAN II

oleh:
………………… (………….)
………………… (………….)
………………… (………….)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SAMARINDA
2022
I. Identitas Observee
A. Nama Observee : Antony Edward Stark
B. Jenis Kelamin : Laki-Laki
C. Usia : 41 Tahun
D. Sekilas Observasi Fisik dan Tampilan Observee:
Tinggi badan 1,73 meter, berkumis, berkulit putih kecoklatan, rambut berwarna
hitam bergelombang dan pendek, berat 70kg
II. Identitas Observer
A. Nama Observer : Steven Alexander Grean Tekwan
B. No. Mahasiswa : 201110013510001
C. Pendidikan : menempuh S1 Psikologi

III. Waktu dan Tempat


Observasi dilaksanakan pada tokoh Tony Stark yang diperankan oleh Robert
Downing Jr di film Iron Man II yang berdurasi 124 menit.

IV. Latar Belakang


(berisi penjelasan atau alasan perlunya observasi dilakukan; dinamika antara
konstruk yang diteliti dengan keadaan observee)

V. Tujuan Observasi
Mengamati perilaku tokoh Tony Stark dalam hal Narcissistic Personality
Disorder

VI. Definisi Operasional


Kerjasama menurut Mussen, dkk (dalam Widodo,1968), sebagai berikut:
“ cooperation is usually defined as two or more people working together toward
a common goal “
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa di dalam suatu kerjasama terdapat
dua orang atau lebih yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama.
Kerjasama akan diukur dengan menggunakan metode observasi berdasarkan
pedoman yang telah dibuat.

VII. Pedoman Observasi


Aspek-aspek yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin mendapatkan
teamwork yang baik menurut Mussen, dkk (dalam Widodo, 1968) adalah
sebagai berikut:
1. Hubungan interpersonal adalah suatu hubungan antar manusia yang ditandai
dengan sikap saling menerima antara orang satu dengan yang lain.
Indikatornya:
a. Berjabat tangan dengan anggota kelompok.
b. Tersenyum dengan anggota kelompok.
c. Menyapa anggota kelompok.
d. Bercanda dengan anggota kelompok.
2. Kemampuan bersosialisasi adalah kemampuan seseorang dalam membina
suatu hubungan dengan orang lain agar gagasan, dan pikirannya dapat
tersampaikan ke orang lain.
Indikatornya:
a. Berbicara dengan anggota kelompok.
b. Berdiskusi dengan kelompok.
c. Mengerjakan tugas dengan anggota kelompok.
d. Berbicara di depan forum.
3. Keseimbangan menilai diri sendiri dan orang lain, yaitu sejauh mana
seseorang mampu untuk memberi perhatian dan penilaian terhadap keadaan
diri sendiri dan orang lain secara seimbang.
Indikatornya:
a. Marah jika anggota kelompok tidak melaksanakan perintahnya.
b. Menyalahkan anggota kelompok jika mengalami kegagalan.
c. Memuji anggota kelompok secara khusus.
4. Kepedulian sosial, yaitu kesediaan individu untuk membantu orang lain,baik
secara materi, tenaga, pikiran maupun perhatian.
Indikatornya:
a. Menyelesaikan tugas kelompok.
b. Meminjamkan alat kepada teman yang membutuhkan.
c. Merapikan peralatan seusai digunakan.
5. Penerimaan orang lain terhadap diri, yaitu sejauh mana individu yakin
bahwa orang lain dapat menerima kehadiran dirinya, ide-ide, pikiranya, serta
hal-hal lain yang berhubungan dengan individu.
Indikatornya:
a. Mendapat pertolongan dari anggota kelompok.
b. Mendapat pujian dari anggota kelompok.
6. Penerimaan diri terhadap orang lain, yaitu sejauhmana individu dapat
menerima kehadiran, ide-ide, pikiran dan bantuan orang lain.
Indikatornya:
a. Mendengarkan ide dari anggota kelompok.
b. Memperhatikan arahan dari instruktur.
c. Bertepuk tangan atas hasil kelompok.

VIII. Bentuk Observasi dan Teknik Pencatatan Data

Bentuk observasi yang digunakan adalah observasi covert-nonpartisipan-


alami, observee tidak menyadari jika sedang diobservasi dan berada pada situasi
yang natural sedangkan observer tidak terlibat/ambil bagian dalam kehidupan
observee. Teknik pencatatan data yang digunakan adalah anecdotal records.
IX. Hasil Pencatatan Data

Baris Uraian Tema


Pada hari Senin, 15 Maret 2008, pukul 13.25 WI
menggunakan jilbab warna hitam, atasan putih dan
celana jeans. WI membawa tas motif bulu leopard yang
ditaruh di pundak kanannya. WI berjalan memasuki
ruangan laboratorium kemudian menuju kursi warna biru. Memperhatikan arahan dari
WI kemudian duduk di kursi tersebut. Sesaat kemudian instruktur (WI, b. 7-13)
pemberi instruksi datang dan memberikan arahan. WI
melihat ke arah pemberi intruksi, kemudian menengok ke
kanan dan ke kiri. WI melihat ke arah bahan-bahan di Berdiskusi dengan anggota
atas meja sambil mengerutkan dahi, menarik sudut kelompok (WI, b.13-20)
bibirnya ke atas, sambil memegang-megang jari Membuat strategi dengan
tangannya secara berulang-ulang. WI kembali menatap teman kelompok (WI, S2,
ke arah pemberi instruksi dan meletakan tangan di atas b.13-15)
meja. WI berbicara pada teman yang ada di sebelah .
kirinya sambil jari-jari tangannya bergerak-gerak di .
udara. WI kemudian menggoyang-goyangkan badannya .
ke arah depan dan belakang sambil terus mengerutkan .
dahi. WI kemudian berbicara lagi kepada kelompok tepat .
setelah pemberi instruksi mempersilakan untuk memulai .
pembuatan straw castle. Setelahnya, WI diam dan .
melihat ke anggota kelompok yang sedang berbicara. WI .
mengambil sedotan kemudian berbicara pada orang yang
ada di sebelah kirinya. WI memindahkan sedotan yang
ada di atas meja kemudian berbicara dengan orang yang
ada di sebelah kirinya. WI mengambil dua buah sedotan
lalu menyatukan dua sedotan tersebut. WI mengambil
sebuah gunting. WI melipat-lipat sedotan hingga
membentuk menjadi bintang. WI mengerjakan hal
tersebut sambil berbicara dengan teman kelompok yang
berada persis di sebelah kirinya.
(…dan seterusnya…buat sampai selesai)

X. Tabel Kategorisasi

Tema Indikator Aspek

Memperhatikan arahan Memperhatikan arahan Penerimaan diri


dari instruktur terhadap orang lain

Berdiskusi dengan Berdiskusi dengan Kemampuan


anggota kelompok anggota kelompok Bersosialisasi

Berdiskusi dengan Berdiskusi dengan Kemampuan


anggota kelompok anggota kelompok Bersosialisasi

Membuat strategi dengan Berdiskusi dengan Kemampuan


teman kelompok anggota kelompok Bersosialisasi

Mengerjakan bagian Mengerjakan tugas Kemampuan


tugasnya dnegan tekun bersama Bersosialisasi

Berdiskusi dengan Berdiskusi dengan Kemampuan


anggota kelompok anggota kelompok Bersosialisasi

Menyetujui usulan teman Tersenyum dengan Hubungan


dengan tersenyum dan anggota kelompok Interpersonal
mengangguk

Menyetujui usulan teman Mendengarkan ide Penerimaan


dengan tersenyum dan anggota kelompok terhadap Orang Lain
mengangguk

Berdiskusi dengan Berdiskusi dengan Kemampuan


anggota kelompok anggota kelompok Bersosialisasi

Tertawa dan saling Bercanda dengan anggota Hubungan


melemparkan candaan kelompok Interpersonal
dengan anggota
kelompok

Diberi gunting oleh Mendapatkan pertolongan Penerimaan orang


anggota kelompok lain dari anggota kelompok lain terhadap diri

Terus aktif mengerjakan Menyelesaikan tugas Kepedulian Sosial


tugasnya kelompok
Mempresentasikan istana Berbicara di depan forum Kemampuan
yang dibuat bersosialisasi

Bertepuk tangan dengan Bertepuk tangan atas Penerimaan diri


wajah yang riang hasil kelompok terhadap orang lain

XI. Uraian dan Kesimpulan

Dari hasil observasi di atas, WI memenuhi beberapa aspek kerjasama. Terlihat


dari hubungan interpersonalnya yang baik, seperti tersenyum dengan anggota
kelompok (WI, b.32-33, b.37-38, b.47-49) dan bercanda dengan anggota
kelompok (WI, b.43-44, b.50, b.61-62). Kemudian berperilaku ramah dan selalu
tersenyum yang menunjukan subjek senang berada dalam suatu kelompok. WI
juga mempunyai kepedulian sosial dengan menunjukkan tingkah laku
menyelesaikan tugas dengan anggota kelompok (WI, b.54-55). Kelompoknya juga
memiliki penerimaan yang baik terhadap WI, yaitu saat WI ditolong oleh anggota
kelompok yang lain menempelkan selotip ke karya yang mereka buat (WI, b.52-
54).
WI juga dapat dikatakan mampu bersosialisasi dengan baik. Hal ini terlihat
saat WI mengerjakan tugas dengan anggota kelompoknya dalam membuat straw
castle (WI, b.31-35, b.39-42, b.45-56, b.67-80). WI dan kelompok juga berdiskusi
untuk menentukan bagaimana cara membuat straw castle sejak awal (WI, b.13-
15). WI juga selalu fokus dalam pekerjannya tanpa memperlihatkan perilaku di
luar dari kepentingan kelompok.
Suatu kerjasama adalah terdapat dua orang atau lebih yang bekerja secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kerjasama, tujuan yang
hendak dicapai adalah yang dihargai oleh lingkunganya (Mussen, dkk 1984). WI
bekerjasama dengan tiga orang temannya dan mereka saling menghargai dengan
bertepuk tangan dan memuji hasil pekerjaan mereka (WI, b.62-64, b.107-120,
b.122-127). Hal ini juga menunjukkan WI dan kelompok memperlihatkan perilaku
penerimaan satu dengan yang lainya.
Dari uraian di atas WI telah memenuhi beberapa aspek dalam kerjasama
ditandai dengan munculnya perilaku sesuai pedoman yang telah disusun. Namun,
perilaku-perilaku dalam aspek keseimbangan menilai diri sendiri dan orang lain
tidak muncul. Hal ini menandakan WI belum benar-benar melakukan kerjasama
dengan anggota kelompoknya sesuai dengan teori dari Mussen dkk (dalam
Widodo, 1968).

Anda mungkin juga menyukai