Anda di halaman 1dari 164

TK TAHFIDZ AL FATIH

BONDOWOSO
JL. KOPRAL MOERIN RT.008/RW.002
PEJATEN -BONDOWOSO
JAWA TIMUR

SALINAN

PERATURANMENTERI PENDIDIKANDAN
KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA

NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANGSTANDAR NASIONAL PENDIDIKANANAKUSIADINI DENGAN


RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAMENTERIPENDIDIKAN DANKEBUDAYAANREPUBLIK
INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 1 butir 14 dan Pasal 28 ayat (1),
ayat (2), ayat (3), ayat (4),ayat
(5), serta ayat
(6) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, serta dengan adanya
PP Nomor 32Tahun 2013 tentang perubahan atas
PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan maka perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini sebagai pengganti Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 58 Tahun2009;

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara
Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran NegaraRepublik IndonesiaNomor 4301);
2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan
dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun
2014 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor
47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan organisasi Kementerian
Negara;

-2-

7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang


Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Kementerian
Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;
8. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia;
9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009
mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden
Nomor 41/P Tahun 2014;
10. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan
Anak Usia Dini Holistik-Integratif;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun
2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURANMENTERI PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR
NASIONAL PENDIDIKANANAKUSIADINI.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam PeraturanMenteri ini yangdimaksuddengan:

1. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini selanjutnya disebut Standar PAUD adalah
kriteria tentang pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini selanjutnya disebut STPPA
adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek
perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-
motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni.
3. Standar Isi adalah kriteria tentang lingkup materi dan kompetensi menuju tingkat
pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.
4. Standar Proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada satuan atau
program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat pencapaian perkembangan
yang sesuai dengan tingkat usia anak.
5. Standar Penilaian adalah kriteria tentang penilaian proses dan hasil pembelajaran
dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian yang sesuai dengan tingkat usia anak.
6. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria tentang kualifikasi
akademik dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi pendidik dan tenaga kependidikan
PAUD.
7. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria tentang persyaratan pendukung
penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini secara holistik dan
integratif yang memanfaatkan potensi lokal.
8. Standar Pengelolaan adalah kriteria tentang perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan atau program PAUD.
9. Standar Pembiayaan adalah kriteria tentang komponen dan besaran biaya personal
serta operasional pada satuan atau program PAUD.
10. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rancangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
11. Satuan atau program PAUD adalah layanan PAUD yang dilaksanakan pada suatu
lembaga pendidikan dalam bentuk Taman Kanak-kanak (TK)/Raudatul Athfal
(RA)/Bustanul Athfal (BA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan
Satuan PAUD Sejenis (SPS).
12. Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pengembangan serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pengem-bangan untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
13. Pembelajaran adalah proses interaksi antaranak didik, antara anak didik dan
pendidik dengan melibatkan orangtua serta sumber belajar pada suasana belajar dan
bermain di satuan atau program PAUD.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan.

BABII LINGKUP,FUNGSI,DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Standar PAUD terdiri atas:


a. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak;
b. Standar Isi;
c. Standar Proses;
d. Standar Penilaian;
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
f. Standar Sarana dan Prasarana;
g. Standar Pengelolaan; dan
h. Standar Pembiayaan.
(2) Standar PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.
(3) Standar PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi acuan dalam pengembangan, implementasi,
dan evaluasi kurikulum PAUD.

Pasal 3

Standar PAUD berfungsi sebagai:


a. dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan tindak lanjut pendidikan dalam
rangka mewujudkan PAUD bermutu;
b. acuan setiap satuan dan program PAUD untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; dan
c. dasar penjaminan mutu PAUD.

Pasal 4

(1) Standar PAUD bertujuan menjamin mutu pendidikan anak usia dini dalam rangka
memberikan landasan untuk:
a. melakukan stimulan pendidikan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan anak;
b. mengoptimalkan perkembangan anak secara holistik dan integratif; dan
c. mempersiapkan pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak.
(2) Standar PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dievaluasi dan disempurnakan
secara terencana, terarah dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal,
nasional, dan global.

BAB III STANDAR TINGKAT PENCAPAIANPERKEMBANGANANAK

Pasal 5

(1) STPPA merupakan acuan untuk mengembangkan standar isi, proses, penilaian, pendidik dan
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta pembiayaan dalam pengelolaan
dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.
(2) STPPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD.
Pasal 6

(1) Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD disebut sebagai Kompetensi
Inti.
(2) Kompetensi Dasar merupakan pencapaian perkembangan anak yang mengacu kepada Kompetensi
Inti.

Pasal 7

(1) Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak merupakan pertumbuhan dan perkembangan


anak yang dapat dicapai pada rentang usia tertentu.
(2) Pertumbuhan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pertambahan
berat dan tinggi badan yang mencerminkan kondisi kesehatan dan gizi yang mengacu
pada panduan pertumbuhan anak dan dipantau menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan yang meliputi Kartu Menuju Sehat (KMS),
Tabel BB/TB, dan alat ukur lingkar kepala.
(3) Perkembangan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan integrasi dari
perkembangan aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan
sosial-emosional, serta seni.
(4) Perkembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan perubahan perilaku
yang berkesinambungan dan terintegrasi dari faktor genetik dan lingkungan serta
meningkat secara individual baik kuantitatif maupun kualitatif.
(5) Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal
membutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa serta akses layanan PAUD
yang bermutu.

P
asal 8Pentahapan usiadalam
STPPAterdiri dari:
a. Tahap usia lahir - 2 tahun, terdiri atas kelompok usia: Lahir - 3 bulan, 3- 6 bulan, 6 - 9 bulan, 9 -12 bulan, 12
- 18 bulan, 18 - 24 bulan;
b. Tahap usia 2 - 4 tahun, terdiri atas kelompok usia: 2 - 3 tahun dan 3 - 4 tahun; dan
c. Tahap usia 4 - 6 tahun, terdiri atas kelompok usia: 4 - 5 tahun dan 5 - 6 tahun.

BAB

IV
STAN

DAR

ISI

Pasal 9

(1) Lingkup materi Standar Isi meliputi program pengembangan yang disajikan dalam bentuk
tema dan sub tema.
(2) Tema dan sub tema sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan
karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan anak, dan budaya lokal.
(3) Pelaksanaan tema dan sub tema sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
kegiatan pengembangan melalui bermain dan pembiasaan.
(4) Tema dan sub tema sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikembangkan dengan memuat
unsur-unsur nilai agama dan moral, kemampuan berpikir, kemampuan berbahasa,
kemampuan sosial-emosional, kemampuan fisikmotorik, serta apresiasi terhadap seni.

Pasal 10

(1) Lingkup perkembangan sesuai tingkat usia anak meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik,
kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni sebagaimana terdapat pada lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Nilai agama dan moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kemampuan mengenal nilai agama yang
dianut, mengerjakan ibadah, berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, menjaga kebersihan diri
dan lingkungan, mengetahui hari besar agama, menghormati, dan toleran terhadap agama orang lain.
(3) Fisik-motorik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. motorik kasar, mencakup kemampuan gerakan tubuh secara terkoordinasi, lentur,
seimbang, lincah, lokomotor, non-lokomotor, dan mengikuti aturan;
b. motorik halus, mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat
untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk; dan
c. kesehatan dan perilaku keselamatan, mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala sesuai usia serta kemampuan berperilaku hidup bersih, sehat, dan peduli
terhadap keselamatannya.
(4) Kognitif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. belajar dan pemecahan masalah, mencakup kemampuan memecahkan masalah
sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara fleksibel dan diterima sosial
serta menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru;
b. berfikir logis, mencakup berbagai perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif,
berencana, dan mengenal sebab-akibat; dan
c. berfikir simbolik, mencakup kemampuan mengenal, menyebutkan, dan menggunakan
konsep bilangan, mengenal huruf, serta mampu merepresentasikan berbagai benda
dan imajinasinya dalam bentuk gambar.
(5) Bahasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. memahami bahasa reseptif, mencakup kemampuan memahami cerita, perintah,
aturan, menyenangi dan menghargai bacaan;

b. mengekspresikan bahasa, mencakup kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan,


berkomunikasi secara lisan, menceritakan kembali yang diketahui, belajar bahasa
pragmatik, mengekspresikan perasaan, ide, dan keinginan dalam bentuk coretan;
dan
c. keaksaraan, mencakup pemahaman terhadap hubungan bentuk dan bunyi huruf,
meniru bentuk huruf, serta memahami kata dalam cerita.
(6) Sosial-emosional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kesadaran diri, terdiri atas memperlihatkan kemampuan diri, mengenal
perasaan sendiri dan mengendalikan diri, serta mampu menyesuaian diri dengan orang lain;
b. rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain, mencakup kemampuan
mengetahui hak-haknya, mentaati aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung jawab atas
perilakunya untuk kebaikan sesama; dan
c. perilaku prososial, mencakup kemampuan bermain dengan teman sebaya, memahami
perasaan, merespon, berbagi, serta menghargai hak dan pendapat orang lain;
bersikap kooperatif, toleran, dan berperilaku sopan.
(7) Seni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri,
berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa,
kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya seni, gerak dan tari, serta drama.

BABV

STANDAR

PROSES

Pasal 11

Standar Proses mencakup:


a. perencanaan pembelajaran;
b. pelaksanaan pembelajaran;
c. evaluasi pembelajaran; dan
d. pengawasan pembelajaran.

Pasal 12

(1) Perencanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 huruf a dilakukan


dengan pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan,
karakteristik anak, dan budaya lokal.
(2) Perencanaan pembelajaran meliputi:
a. program semester (Prosem);
b. rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM); dan
c. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
(3) Perencanaan pembelajaran disusun oleh pendidik pada satuan atau program PAUD.

Pasal 13

(1) Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 huruf b dilakukan


melalui bermain secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, kontekstual dan berpusat
pada anak untuk berpartisipasi aktif serta memberikan keleluasaan bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis anak.

(2) Interaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan proses pembelajaran yang
mengutamakan interaksi antara anak dan anak, anak dan pendidik, serta anak dan
lingkungannya.
(3) Inspiratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan proses pembelajaran yang
mendorong berkembangnya daya imajinasi anak.
(4) Menyenangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan proses pembelajaran
yang dilakukan dalam suasana bebas dan nyaman untuk mencapai tujuan pembelajaran.
(5) Kontekstual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan proses pembelajaran
yang terkait dengan tuntutan lingkungan alam dan sosial- budaya.
(6) Berpusat pada anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan proses
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat
perkembangan, dan kebutuhan anak.

Pasal 14

Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (1) harus menerapkan
prinsip:
a. kecukupan jumlah dan keragaman jenis bahan ajar serta alat permainan edukatif dengan peserta
didik; dan
b. kecukupan waktu pelaksanaan pembelajaran.

Pasal 15

(1) Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan


pembelajaran harian.
(2) Pelaksanaan pembelajaran mencakup:
a. kegiatan pembukaan;
b. kegiatan inti; dan
c. kegiatan penutup.
(3) Kegiatan pembukaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
merupakan upaya mempersiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk melakukan
berbagai aktivitas belajar.
(4) Kegiatan inti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan upaya
pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan bermain yang memberikan pengalaman
belajar secara langsung kepada anak sebagai dasar pembentukan sikap, perolehan
pengetahuan dan keterampilan.
(5) Kegiatan penutup sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c merupakan upaya
menggali kembali pengalaman bermain anak yang telah dilakukan dalam satu hari,
serta mendorong anak mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya.

Pasal 16

(1) Evaluasi pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 huruf c mencakup evaluasi proses dan
hasil pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik untuk menilai keterlaksanaan rencana pembelajaran.
(2) Evaluasi hasil pembelajaran dilaksanakan oleh pendidik dengan membandingkan antara rencana dan
hasil pembelajaran.
(3) Hasil evaluasi sebagai dasar pertimbangan tindak lanjut pelaksanaan pengembangan selanjutnya.

Pasal 17

(1) Pengawasan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf d merupakan


proses penilaian dan/atau pengarahan dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran.
(2) Pengawasan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
teknik supervisi pendidikan.
(3) Pengawasan pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan atau program PAUD terhadap
Guru PAUD/Guru Pendamping/Guru Pendamping Muda secara berkala minimum satu
kali dalam satu bulan.

BAB VI STANDAR

PENILAIAN

Pasal 18

(1) Standar Penilaian merupakan kriteria tentang penilaian proses dan hasil pembelajaran
anak dalam rangka pemenuhan standar tingkat pencapaian perkembangan sesuai tingkat
usianya
(2) Penilaian proses dan hasil pembelajaran anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a. prinsip penilaian;
b. teknik dan instrumen penilaian;
c. mekanisme penilaian;
d. pelaksanaan penilaian; dan
e. pelaporan hasil penilaian;
Pasal 19

(1) Prinsip penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf a mencakup
prinsip edukatif, otentik, obyektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara
terintegrasi, berkesinambungan, dan memiliki kebermaknaan.
(2) Prinsip edukatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian yang
mendorong anak meraih capaian perkembangan yang optimal.
(3) Prinsip otentik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian yang
berorientasi pada kegiatan belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang
mencerminkan kemampuan anak saat melaksanakan kegiatan belajar.
(4) Prinsip objektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian yang
didasarkan pada indikator capaian perkembangan serta bebas dari pengaruh
subjektivitas penilai dan yang dinilai.
(5) Prinsip akuntabel sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan pelaksanaan penilaian
sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, serta ditetapkan pada awal
pembelajaran.
(6) Prinsip transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian prosedur
dan hasil penilaian yang dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

Pasal 20

(1) Teknik penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf b sesuai dengan tingkat
pencapaian perkembangan anak.
(2) Instrumen penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf b terdiri atas
instrumen penilaian proses dalam bentuk catatan menyeluruh, catatan anekdot, rubrik
dan/atau instrumen penilaian hasil kemampuan anak.
(3) Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian yang
digunakan.

Pasal 21

Mekanismepenilaiansebagaimanadimaksuddalam Pasal 18ayat (2) huruf c, terdiri atas:


a. menyusun dan menyepakati tahap, teknik, dan instrumen penilaian serta menetapkan indikator capaian
perkembangan anak;
b. melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, dan instrumen penilaian;
c. mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar anak secara
akuntabel dan
d. melaporkan capaian perkembangan anak pada orang tua.

Pasal 22

(1) Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dilakukan


menggunakan mekanisme yang sesuai dengan rencana penilaian.
(2) Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
pendidik PAUD/Guru.

Pasal 23
(1) Pelaporan hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 pada ayat
(2) huruf e berupa deskripsi capaian perkembangan anak.
(2) Deskripsi capaian perkembangan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi
tentang keistimewaan anak, kemajuan dan keberhasilan anak dalam belajar, serta
hal-hal penting yang memerlukan perhatian dalam pengembangan diri anak selanjutnya.
(3) Pelaporan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun secara tertulis sebagai
bentuk laporan perkembangan belajar anak.
(4) Hasil penilaian dalam bentuk laporan perkembangan anak disampaikan kepada orang tua
dalam kurun waktu semester.
(5) Hasil penilaian ditindaklanjuti dalam kegiatan berikutnya.

BABVII

STANDAR PENDIDIKDANTENAGAKEPENDIDIKAN

Pasal 24
(1) Pendidik anak usia dini merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan,
melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan
pembimbingan, pelatihan, pengasuhan dan perlindungan.
(2) Pendidik anak usia dini terdiri atas guru PAUD, guru pendamping, dan guru
pendamping muda.
(3) Tenaga kependidikan anak usia dini merupakan tenaga yang bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan dan atau program PAUD.
(4) Tenaga Kependidikan terdiri atas Pengawas TK/RA/BA, Penilik KB/ TPA/SPS, Kepala
PAUD (TK/RA//BA/KB/TPA/SPS), Tenaga
Administrasi, dan tenaga penunjang lainnya.
(5) Pendidik dan Tenaga Kependidikan anak usia dini memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi yang dipersyaratkan, sehat jasmani, rohani/mental, dan sosial.
Pasal 25

(1) Kualifikasi Akademik Guru PAUD:


a. memiliki ijazah Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1) dalam bidang
pendidikan anak usia dini, dan kependidikan lain yang relevan dengan sistem
pendidikan anak usia dini, atau psikologi yang diperoleh dari program studi
terakreditasi, dan
b. memiliki sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG) PAUD dari perguruan tinggi yang
terakreditasi.
(2) Kompetensi Guru PAUD dikembangkan secara utuh mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional, sebagaimana terdapat pada lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 26

(1) Kualifikasi Akademik Guru Pendamping:


a. memiliki ijazah Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia
dini, dan kependidikan lain yang relevan dengan sistem pendidikan anak usia dini, atau
psikologi yang diperoleh dari program studi terakreditasi; atau
b. memiliki ijazah D-II PGTK dari Program Studi terakreditasi.
(2) Kompetensi Guru Pendamping mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional, sebagaimana terdapat pada lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 27

(1) Kualifikasi akademik Guru Pendamping Muda


a. memiliki ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA), dan
b. memiliki sertifikat pelatihan/pendidikan/kursus PAUD dari lembaga pemerintah yang kompeten.
(2) Kompetensi Guru Pendamping Muda mencakup pemahaman dasar-dasar pengasuhan, keterampilan
melaksanakan pengasuhan, bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan tingkat usia anak
sebagaimana terdapat pada lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 28
(1) Kualifikasi Akademik Pengawas atau Penilik PAUD:
a. memiliki ijazah sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) Kependidikan yang relevan dengan
sistem pendidikan anak usia dini dari Perguruan
Tinggi Penyelenggara Program Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
b. memiliki pengalaman minimum 3 (tiga) tahun sebagai guru PAUD dan minimum 2 (dua) tahun
sebagai kepala satuan PAUD bagi pengawas
PAUD;
c. memiliki pengalaman minimum 5 (lima) tahun sebagai Pamong belajar atau Guru PAUD dan
kepala satuan PAUD bagi penilik PAUD;
- 11 -

d. memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c dan berstatus sebagai pegawai
negeri sipil;
e. memiliki usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun pada saat diangkat menjadi pengawas atau
penilik PAUD;
f. memiliki sertifikat lulus seleksi calon pengawas atau penilik PAUD dari lembaga pemerintah
yang kompeten; dan
g. memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas atau penilik dari lembaga
pemerintah yang kompeten.
(2) Kompetensi Pengawas atau Penilik PAUD mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
kompetensi supervisi manajerial, kompetensi penelitian dan pengembangan, kompetensi supervisi
akademik, dan kompetensi evaluasi pendidikan sebagaimana terdapat dalam lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 29

(1) Kualifikasi Akademik Kepala TK/RA/BA dan sejenis lainnya:


a. memiliki kualifikasi akademik sebagaimana yang dipersyaratkan pada kualifikasi Guru;
b. memiliki usia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat diangkat menjadi kepala PAUD;
c. memiliki pengalaman minimum 3 (tiga) tahun sebagai guru PAUD;
d. memiliki pangkat/golongan minimum Penata Muda Tingkat I, (III/b) bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) pada satuan atau program PAUD dan bagi non-PNS disetarakan dengan golongan yang
dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang;
e. memiliki sertifikat lulus seleksi calon Kepala PAUD dari lembaga pemerintah yang berwenang.
(2) Kualifikasi Akademik Kepala KB/TPA/SPS:
a. memiliki kualifikasi akademik sebagaimana dipersyaratkan pada kualifikasi Guru Pendamping;
b. memiliki usia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat diangkat sebagai kepala PAUD;
c. memiliki pengalaman mengajar minimum 3 (tiga) tahun sebagai Guru
Pendamping;
d. memiliki sertifikat lulus seleksi calon Kepala KB/TPA/SPS dari lembaga pemerintah yang
kompeten; dan
e. memiliki sertifikat Pendidikan dan Pelatihan Kepala Satuan PAUD dari lembaga pemerintah yang
berwenang.
(3) Kompetensi Kepala lembaga PAUD mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi
manajerial, kompetensi kewirausahaan, dan kompetensi supervisi sebagaimana terdapat pada lampiran III
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 30
(1) Kualifikasi akademik tenaga administrasi PAUD memiliki ijazah minimum Sekolah Menegah Atas (SMA).
(2) Kompetensi Tenaga Administrasi satuan atau program PAUD memenuhi kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi manajerial sebagaimana terdapat pada
lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
- 12 -

BAB VIII

STANDAR SARANADAN PRASARANA

Pasal 31

(1) Sarana dan prasarana merupakan perlengkapan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan
pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini.
(2) Pengadaan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perlu disesuaikan dengan jumlah
anak, usia, lingkungan sosial dan budaya lokal, serta jenis layanan.
(3) Prinsip pengadaan sarana prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. aman, bersih, sehat, nyaman, dan indah;
b. sesuai dengan tingkat perkembangan anak;
c. memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di lingkungan sekitar, dan benda lainnya yang layak
pakai serta tidak membahayakan kesehatan anak. Pasal 32

Persyaratan saranaprasaranaterdiri atas:


(1) TK/RA/BA dan sejenisnya dengan persyaratan, meliputi:
a. memiliki luas lahan minimal 300 m2 (untuk bangunan dan halaman);
b. memiliki ruang kegiatan anak yang aman dan sehat dengan rasio minimal 3 m2 per-anak dan tersedia
fasilitas cuci tangan dengan air bersih;
c. memiliki ruang guru;
d. memiliki ruang kepala;
e. memiliki ruang tempat UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dengan kelengkapan P3K (Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan);
f. memiliki jamban dengan air bersih yang mudah dijangkau oleh anak dengan pengawasan guru;
g. memiliki ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak;
h. memiliki alat permainan edukatif yang aman dan sehat serta tidak membahayakan bagi anak yang sesuai
dengan SNI (Standar Nasional
Indonesia);
i. memiliki fasilitas bermain di dalam maupun di luar ruangan yang aman dan sehat; dan
j. memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar, dapat dikelola setiap hari.
(2) Kelompok Bermain (KB), meliputi:
a. memiliki jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan jumlah anak, luas minimal 3 m2 per-anak;
b. memiliki ruang dan fasilitas untuk melakukan aktivitas anak di dalam dan di luar dapat mengembangkan
tingkat pencapain perkembangan anak;
c. memiliki fasilitas cuci tangan dan kamar mandi/jamban yang mudah dijangkau oleh anak yang memenuhi
persyaratan dan mudah bagi guru dalam melakukan pengawasan; dan
d. memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar.
(3) Taman Penitipan Anak (TPA), meliputi :
a. memiliki jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan jumlah anak, luas minimal 3 m2 per peserta
didik;
b. memiliki ruangan untuk melakukan aktivitas anak didik di dalam dan luar;
c. memiliki fasilitas cuci tangan dengan air bersih;
d. memiliki kamar mandi/jamban dengan air bersih yang cukup, aman dan sehat bagi anak serta mudah
bagi melakukan pengawasan;
e. memiliki fasilitas permainan di dalam dan di luar ruangan yang aman dan sehat;
f. memiliki fasilitas ruang untuk tidur, makan, mandi, yang aman dan sehat;
g. memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar;
h. memiliki akses dengan fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit ataupun puskesmas; dan
i. PAUD kelompok usia lahir-2 tahun, memiliki ruang pemberian ASI yang nyaman dan sehat.
(4) Satuan PAUD Sejenis (SPS), meliputi:
a. memiliki jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan jumlah anak, luas minimal 3 m2 per anak;
b. memiliki ruangan untuk melakukan aktivitas anak didik di dalam dan luar;
c. memiliki fasilitas cuci tangan dengan air bersih;
d. memiliki kamar mandi/jamban yang mudah dijangkau oleh anak dengan air bersih yang cukup, aman dan
sehat bagi anak, dan mudah bagi guru melakukan pengawasan;
e. memiliki fasilitas permainan di dalam dan di luar ruangan yang aman dan sehat;
f. memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar.

BABIX

STANDARPENGELOLAAN

Pasal 33

Standar pengelolaan PAUD merupakan pelaksanaan yang mengacu pada standar isi, proses, pendidik
dantenaga kependidikan,sarana danprasarana, serta pembiayaan.
Pasal 34

(1) Standar Pengelolaan Pendidikan Anak Usia meliputi :


a. perencanaan program;
b. pengorganisasian;
c. pelaksanaan rencana kerja; dan
d. pengawasan.
(2) Perencanaan program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan penyusunan kegiatan
lembaga PAUD dalam mencapai visi, misi, tujuan lembaga.
(3) Setiap satuan atau program memiliki kurikulum, kalender pendidikan, struktur organisasi, tata tertib,
dan kode etik.
(4) Pengorganisasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan pengaturan seluruh
komponen untuk mencapai tujuan.
(5) Pelaksanaan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan kegiatan
pelaksanaan program kerja yang sudah direncanakan.
(6) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan guna menjamin terpenuhinya hak dan kebutuhan anak
serta kesinambungan program PAUD.

Pasal 35

Pelaksanaan Program PAUD merupakan integrasi dari layanan pendidikan, pengasuhan, perlindungan,
kesehatan dan gizi yang diselenggarakan dalam bentuk satuan atau program Taman Kanak-kanak
(TK)/ Raudatul Athfal (RA),Bustanul Athfal (BA),KelompokBermain (KB), TamanPenitipan Anak (TPA),
dan Satuan PAUD Sejenis(SPS).

Pasal 36

(1) Kegiatan layanan PAUD meliputi jenis layanan, waktu kegiatan, frekuensi pertemuan, rasio guru dan
anak.
(2) Jenis layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. usia lahir - 2 tahun dapat melalui TPA dan atau SPS;
b. usia 2 - 4 tahun dapat melalui TPA, KB dan atau SPS; dan
c. usia 4 - 6 tahun dapat melalui KB, TK/RA/BA, TPA, dan atau SPS.
(3) Waktu kegiatan sesuai usia dan frekuensi pertemuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Usia Lahir-2 tahun: satu kali pertemuan minimal 120 menit, dengan melibatkan orang tua, dan frekuensi
pertemuan minimal satu kali per minggu
b. Usia 2-4 tahun: satu kali pertemuan minimal 180 menit dan frekuensi pertemuan minimal dua kali per
minggu.
c. Usia 4-6 Tahun: satu kali pertemuan minimal 180 menit dan frekuensi pertemuan minimal lima kali per
minggu.
(4) Rasio guru dan anak didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Usia Lahir-2 tahun: rasio guru dan peserta didik 1: 4.
b. Usia 2-4 tahun: rasio guru dan peserta didik 1: 8.
c. Usia 4-6 Tahun: rasio guru dan peserta didik 1:15.

BAB X STANDAR PEMBIAYAAN

Pasal 37

(1) Komponen pembiayaan meliputi biaya operasional dan biaya personal.


(2) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta tunjangan yang melekat, penyelenggaraan program pembelajaran, pengadaan dan
pemeliharaan sarana-prasarana, serta pengembangan SDM.
(3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk
anak dalam mengikuti proses pembelajaran.
(4) Biaya operasional dan personal dapat berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, yayasan,
partisipasi masyarakat, dan atau pihak lain yang tidak mengikat.
(5) Pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan lembaga PAUD disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 38

PeraturanMenteri ini mulai berlakupadatanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannyadalam BeritaNegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada


tanggal

MENTERIPENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,

MOHAMMAD NUH
Diundangkandi Jakarta pada tanggal

MENTERIHUKUM DANHAKASASI MANUSIA


REPUBLIKINDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN
BERITANEGARA REPUBLIKINDONESIA TAHUN 2014 NOMOR
- 16 -

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Kepala Biro Hukum dan Ketua BSNP Direktur Jenderal Sekretaris Jenderal
Organisasi PAUDNI
LAMPIRANI
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 137 TAHUN 2014
TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

STANDAR ISI TENTANG TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK 1. KELOMPOK USIA LAHIR ‒
12 BULAN

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Lingkup
Perkembangan 3 bulan 3 ‒ 6 bulan 6 ‒ 9 bulan 9 ‒ 12 bulan
I. Nilai Agama dan
Moral Mendengar berbagai do’ a, Melihat dan 1. Mengamati berbagai Mengamati kegiatan ibadah di
lagu religi, dan ucapan baik mendengar ciptaan Tuhan sekitarnya
sesuai dengan agamanya berbagai ciptaan 2. Mendengarkan
Tuhan (makhluk berbagai do’ a, lagu
hidup)
religi, ucapan baik
serta sebutan nama
Tuhan

1
II. Fisik-
motorik 1. Berusaha mengangkat 1. Tengkurap 1. Tengkurap bolak- balik 1. Berjalan dengan
A. Motorik kepala saat ditelungkupkan dengan dada tanpa bantuan berpegangan
Kasar 2. Menoleh ke kanan dan ke diangkat dan 2. Mengambil benda yang 2. Bertepuk tangan
kiri kedua tangan terjangkau
3. Berguling (miring) ke kanan menopang
dan ke kiri 2. Duduk dengan
bantuan

3. Mengangkat 3. Memukul-

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 3 bulan 3 ‒ 6 bulan 6 ‒ 9 bulan 9 ‒ 12 bulan
kedua kaki saat mukulkan, melempar,
terlentang atau menjatuhkan
K pala tegak ketika duduk benda yang dipegang
dengan bantuan 4. Merangkak ke segala
arah
5. Duduk tanpa bantuan
6. Berdiri berpegangan

2
B. Motorik 1. Memiliki refleks 1. Memegang 1. Memegang benda 1. Memasukkan benda ke
Halus menggenggam jari ketika benda dengan lima dengan ibu jari dan jari mulut
telapak tangannya disentuh jari telunjuk 2. Menggaruk kepala
2. Memainkan jari tangan dan 2. Memainkan benda (menjumput) 3. Memegang benda kecil
kaki dengan tangan 2. Meremas atau tipis
3. Memasukkan jari ke dalam 3. Meraih benda di 3. Memindahkan (misal: potongan buah
mulut depannya benda dari satu atau biskuit)
tangan ke tangan 4. Memindahkan
yang lain benda dari satu tangan
ke tangan yang lain

C. Kesehatan dan 1. Berat badan sesuai tingkat 1. Berat badan 1. Berat badan sesuai 1. Menjerit saat merasa
Perilaku usia sesuai tingkat tingkat usia tidak aman
Keselamatan 2. Tinggi badan sesuai tingkat usia 2. Tinggi badan sesuai 2. Berat badan sesuai
usia tingkat usia tingkat usia

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 3 bulan 3 ‒ 6 bulan 6 ‒ 9 bulan 9 ‒ 12 bulan
3. Berat badan sesuai dengan 2. Tinggi badan 3. Berat badan sesuai 3. Tinggi badan sesuai
standar tinggi badan sesuai tingkat dengan standar tinggi tingkat usia
4. Lingkar kepala sesuai usia badan 4. Berat badan sesuai
3. Berat badan 4. Lingkar kepala dengan standar tinggi

3
tingkat usia sesuai dengan sesuai tingkat usia badan
5. Telah diimunisasi sesuai standar tinggi 5. Telah diimunisasi sesuai 5. Lingkar kepala sesuai
jadwal badan jadwal tingkat usia
4. Lingkar kepala 6. Menunjuk makanan yang 6. Telah diimunisasi sesuai
sesuai tingkat diinginkan jadwal
usia 7. Mencari pengasuh atau 7. Menjerit saat merasa
5. Telah diimunisasi orangtua tidak aman
sesuai jadwal
6. Bermain air
ketika mandi
7. Merespon ketika
lapar (misal,
menangis,
mencari puting
susu ibu)

8. Menangis ketika
mendengar suara
keras

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 3 bulan 3 ‒ 6 bulan 6 ‒ 9 bulan 9 ‒ 12 bulan

4
III. Kognitif
A. Mengenali 1. Mengenali wajah orang 1. Memperhatikan Mengamati berbagai Memahami perintah
lingkungan di terdekat (ibu/ayah) benda yang ada di benda yang bergerak sederhana
sekitarnya 2. Mengenali suara orang hadapannya
terdekat (ibu/ayah) 2. Mendengarkan
suara-suara di
sekitarnya Ingin
tahu lebih dalam
dengan benda
yang dipegangnya
(misal: cara
membongkar,
membanting, dll)

B. Menunjuk kan Memperhatikan benda Mengulurkan kedua 1. Mengamati benda yang 1. Memberi reaksi
reaksi atas bergerak atau suara/mainan tangan untuk dipegang kemudian menoleh saat
rangsangan yang menggantung di atas meminta (misal: dijatuhkan namanya dipanggil
tempat tidur digendong, dipangku, 2. Menjatuhkan benda yang 2. Mencoba mencari
dipeluk) dipegang secara benda yang
berulang disembunyikan
3. Berpaling ke arah 3. Mencoba membuka/
sumber suara menutup
gelas/cangkir

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


5
Perkembangan 3 bulan 3 ‒ 6 bulan 6 ‒ 9 bulan 9 ‒ 12 bulan
IV. Bahasa
Mengeluark an 1. Menangis 1. Memperhatikan / 1. Mulai menirukan kata 1. Menyatakan penolakan
suara untuk 2. Berteriak mendengarkan yang terdiri dari dua dengan menggeleng
menyataka n 3. Bergumam ucapan orang suku kata atau menangis
keinginan atau 4. Berhenti menangis setelah 2. Meraban atau 2. Merespon permainan 2. Menunjuk benda yang
sebagai reaksi keinginannya terpenuhi (misal: berceloteh “ cilukba” diinginkan
atas stimulan setelah digendong atau
diberi susu) seperti ba ba ba)
3. Tertawa kepada
orang yang
mengajak
berkomunikasi

6
V. Sosial-
emosional 1. Menatap dan tersenyum 1. Merespondengan Menempelkan kepala bila 1. Menyatakan
2. Menangis untuk gerakan merasa nyaman dalam keinginan dengan
mengekspresi kan tangan dan kaki pelukan (gendongan) atau berbagai gerakan
ketidak nyamanan (misal, 2. Menangis meronta kalau merasa tidak tubuh dan ungkapan
BAK, BAB, lingkungan apabila tidak nyaman kata-kata
panas) mendapatkan sederhana
yang diinginkan 2. Meniru cara
3. Merespon dengan menyatakan
menangis/ perasaan (misal,
menggerakkan cara memeluk,
tubuh pada mencium)

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 3 bulan 3 ‒ 6 bulan 6 ‒ 9 bulan 9 ‒ 12 bulan
orang yang belum
dikenal

7
VI. Seni
A. Mampu Menoleh pada berbagai suara 1. Mendengarkan 1. Melakukan tepuk 1. Menggerakkan
membedaka n musik atau bunyi- bunyian berbagai jenis tangan sederhana tubuh ketika
antara bunyi dengan irama teratur musik atau dengan irama mendengarkan
dan suara bunyi-bunyian tertentu musik
dengan irama 2. Tertarik dengan 2. Memainkan alat
yang teratur mainan yang permainan yang
2.Menjatuhk an mengeluarkan bunyi mengeluarkan
benda bunyi
untuk didengar
suaranya

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 3 bulan 3 ‒ 6 bulan 6 ‒ 9 bulan 9 ‒ 12 bulan

8
B. Tertarik 1. Mendengar, menoleh, , atau 1. Memperhatikan 1. Anak tertawa ketika 1. Memukul benda dengan
dengan suara memperhatikan musik atau orang berbicara diperlihatkan stimulus irama teratur
atau musik suara dari pembicaraan 2. Memalingkan yang lucu/aneh 2. Bersuara mengikuti irama
orang tua/orang di kepala mengikuti 2. Merespon bunyi atau musik atau lagu
sekitarnya suara orang suara dengan gerakan
2. Melihat obyek yang 3. Memperhatikan tubuh (misal: bergoyang-
diatasnya jika didengarkan goyang) dengan ekspresi
irama lagu dari wajah yang sesuai
mainan yang
bersuara
4. Mengikuti irama
lagu dengan
suaranya secara
sederhana
5. Mengamati obyek
yang berbunyi di
sekitanya

C. Tertarik Melihat ke gambar atau benda yang Menoleh atau Berusaha memegang Mencoret di atas media
dengan ditunjukkan 30 cm dari wajahnya memalingkan wajah benda, alat tulis yang (misal: kertas, tembok)
berbagai secara spontan ketika diletakkan di hadapannya
macam karya ditunjukkan foto/
seni gambar/cermin dan
berusaha menyentuh

9
2. KELOMPOK USIA 12 ‒ 24 BULAN

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 12 ‒ 18 bulan 18 ‒ 24 bulan
I. Nilai Agama dan
Moral Tertarik pada kegiatan ibadah (meniru gerakan 1. Menirukan gerakan ibadah dan doa
ibadah, meniru bacaan do’ a) 2. Mulai menunjukkan sikap-sikap baik (seperti yang diajarkan
agama) terhadap orang yang sedang beribadah
3. Mengucapkan salam dan kata-kata baik, seperti maaf, terima
kasih pada situasi yang sesuai

10
II. Fisik-motorik A.
Motorik Kasar 1. Berjalan beberapa langkah tanpa bantuan 1. Berjalan sendiri tanpa jatuh
2. Naik turun tangga atau tempat yang lebih 2. Melompat di tempat
tinggi dengan merangkak 3. Naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan
3. Dapat bangkit dari posisi duduk bantuan
4. Melakukan gerak menendang bola 4. Berjalan mundur beberapa langkah
5. Berguling ke segala arah 5. Menarik dan mendorong benda yang ringan (kursi kecil)
6. Berjalan beberapa langkah tanpa bantuan 6. Melempar bola ke depan tanpa kehilangan keseimbangan
7. Menendang bola ke arah depan
8. Berdiri dengan satu kaki selama satu atau dua detik 9.
Berjongkok

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 12 ‒ 18 bulan 18 ‒ 24 bulan
B. Motorik Halus. 1. Membuat coretan bebas 1. Membuat garis vertikal atau horisontal
2. Menumpuk tiga kubus ke atas 2. Membalik halaman buku walaupun belum sempurna
3. Memegang gelas dengan dua tangan 3. Menyobek kertas
4. Memasukkan benda-benda ke dalam wadah
5. Menumpahkan benda-benda dari wadah

11
D.Kesehatan dan 1. Berat badan sesuai standar usia 1. Berat badan sesuai standar usia
Perilaku 2. Tinggi badan sesuai standar usia 2. Tinggi badan sesuai standar usia
Keselamatan 3. Berat badan sesuai dengan standar tinggi 3. Berat badan sesuai dengan standar tinggi badan
badan 4. Lingkar kepala sesuai standar pada usia
4. Lingkar kepala sesuai standar pada usia 5. Mencuci tangan sendiri
5. Mencuci tangan dengan bantuan 6. Makan dengan sendok walau belum rapi
6. Merespon larangan orangtua namun masih 7. Menggosok gigi dengan bantuan
memerlukan pengawasan dan bantuan 8. Memegang tangan orang dewasa ketika di tempat umum
9. Mengenal beberapa penanda rasa sakit (misal:
menunjukkan rasa sakit pada bagian badan tertentu)

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 12 ‒ 18 bulan 18 ‒ 24 bulan
III. Kognitif
A.Belajar dan 1. Menyebut beberapa nama benda, jenis 1. Mempergunakan alat permainan dengan cara memainkannya
Pemecahan makanan tidak beraturan, seperti balok dipukul-pukul
Masalah 2. Menanyakan nama benda yang belum dikenal 2. Memahami gambar wajah orang
3. Mengenal beberapa warna dasar 3. Memahami milik diri sendiri dan orang lain seperti: milik
(merah, biru, kuning, hijau) saya, milik kamu
4. Menyebut nama sendiri dan orang- orang 4. Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya
yang dikenal (misal,garam-asin, gula-manis)

12
B.Berpikir Logis 1. Membedakan ukuran benda (besar- kecil) 1. Menyusun balok dari besar ke kecil atau sebaliknya
2. Membedakan penampilan yang rapi atau tidak 2. Mengetahui akibat dari suatu perlakuannya (misal:
3. Merangkai puzzle sederhana menarik taplak meja akan menjatuhkan
barang-barang di atasnya)
3. Merangkai puzzle

C. Berpikir Simbolik Menyebutkan bilangan tanpa menggunakan jari Menyebutkan angka satu sampai lima dengan menggunakan jari
dari 1 -10 tetapi masih suka ada yang terlewat

IV. Bahasa
A. Memahami 1. Menunjuk bagian tubuh yang ditanyakan 1. Menaruh perhatian pada gambar-gambar dalam buku
Bahasa 2. Memahami tema cerita yang didengar 2. Memahami kata-kata sederhana dari ucapan yang
didengar

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 12 ‒ 18 bulan 18 ‒ 24 bulan

B. Mengungkapk an 1. Merespons pertanyaan dengan jawaban 1. Menjawab pertanyaan dengan kalimat pendek
Bahasa “ Ya atau Tidak” 2. Menyanyikan lagu sederhana
2. Mengucapkan kalimat yang terdiri dari dua 3. Menyatakan keinginan dengan kalimat pendek
kata

13
V. Sosial- Emosional
1. Menunjukkan reaksi marah apabila merasa 1. Mengekspresikan berbagai reaksi emosi (senang, marah,
terganggu, seperti permainannya diambil takut, kecewa)
2. Menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap 2. Menunjukkan reaksi menerima atau menolak kehadiran orang
orang yang baru dikenal lain
3. Bermain bersama teman tetapi sibuk dengan 3. Bermain bersama teman dengan mainan yang sama
mainannya sendiri 4. Meniru perilaku orang dewasa yang pernah dilihatnya
4. Memperhatikan/mengamati teman- temannya 5. Makan dan minum sendir.
yang beraktivitas
VI. Seni
A. Anak mampu 1. Bisa menyanyikan lagu hanya kata terakhir 1. Anak mengenali musik dari program audio visual yang
membedakan (misalnya, “ burung kakak disukai (radio, TV, komputer, laptop)
antara bunyi .....” anak hanya menyebutkan kata “ tua” ) 2. Mendengar sesuatu dalam waktu yang lama
dan suara 2. Merespon berbagai macam suara orang 3. Secara berulang bermain dengan alat permainan yang
terdekat, musik, atau lagu dengan mengeluarkan suara
menggoyangkan badan 4. Anak tertawa saat mendengar humor yang lucu
3. Mengetahui suara binatang

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 12 ‒ 18 bulan 18 ‒ 24 bulan

14
P ham adanya perbedaan suara/bahasa orang di
sekitarnya (terutama ibu dan orang terdekatnya)

B. Tertarik Menirukan bunyi, suara, atau musik dengan irama 1. Bertepuk tangan dan bergerak mengikuti irama dan birama
dengan musik, yang teratur 2. Bergumam lagu dengan 4 bait (misalnya, lagu balonku,
lagu, atau nada bintang kecil, burung kakak tua)
bicara tertentu 3. Meniru suara binatang
4. Menunjukkan suatu reaksi kalau dilarang atau diperintah

C. Tertarik dengan 1. Mencoret - coret 1. Menggambar dari beberapa garis


karya seni dan 2. Mengusap dengan tangan pada kertas/kain 2. Membentuk suatu karya sederhana (berbentuk bulat atau
mencoba dengan menggunakan berbagai media (misal, lonjong) dari plastisin
membuat suatu media bubur aci berwarna, cat air) 3. Menyusun 4-6 balok membentuk suatu model
gerakan yang 4. Bertepuk tangan dengan pola sederhana
menimbulkan
bunyi

3. KELOMPOK USIA 2 ‒ 4 TAHUN

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

15
Perkembangan 2 ‒ 3 tahun 3 ‒ 4 tahun
I. Nilai Agama dan Moral
1. Mulai meniru gerakan 1. Mengetahui perilaku yang berlawanan meskipun belum
berdoa/sembahyang sesuai dengan selalu dilakukan seperti pemahaman perilaku baik-buruk,
agamanya benar-salah, sopan-tidak sopan
2. Mulai memahami kapan mengucapkan 2. Mengetahui arti kasih dan sayang kepada ciptaan Tuhan
salam, terima kasih, maaf, dsb 3. Mulai meniru doa pendek sesuai dengan agamanya

II. Fisik-motorik A.
Motorik Kasar 1. Berjalan sambil berjinjit 1. Berlari sambil membawa sesuatu yang ringan (bola)
2. Melompat ke depan dan ke belakang dengan 2. Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan
dua kaki kaki bergantian
3. Melempar dan menangkap bola 3. Meniti di atas papan yang cukup lebar
4. Menari mengikuti irama 4. Melompat turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm (di
5. Naik-turun tangga atau tempat yang lebih bawah tinggi lutut anak)
tinggi/rendah dengan berpegangan 5. Meniru gerakan senam sederhana seperti menirukan
gerakan pohon, kelinci melompat)
6. Berdiri dengan satu kaki

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

16
Perkembangan 2 ‒ 3 tahun 3 ‒ 4 tahun
B. Motorik Halus 1. Meremas kertas atau kain dengan 1. Menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam tempat
menggerakkan lima jari penampung (mangkuk, ember)
2. Melipat kain/kertas meskipun belum 2. Memasukkan benda kecil ke dalam botol
rapi/lurus (potongan lidi, kerikil, biji-bijian)
3. Menggunting kertas tanpa pola 3. Meronce benda yang cukup besar
4. Koordinasi jari tangan cukup baikuntuk 4. Menggunting kertas mengikuti pola garis lurus
memegang benda pipih seperti sikat gigi,
sendok
tinggi
C. Kesehatan dan 1. Berat badan sesuai Tingkat usia 1. Berat badan sesuai Tingkat usia
Perilaku 2. Tinggi badan sesuai Tingkat usia 2. Tinggi badan sesuai Tingkat usia
Keselamatan 3. Berat badan sesuai dengan standar tinggi 3. Berat badan sesuai dengan standar
badan badan
4. Lingkar kepala sesuai Tingkat usia 4. Lingkar kepala sesuai Tingkat usia
5. Mencuci, membilas, dan mengelap ketika cuci 5. Membersihkan kotoran (ingus)
tangan tanpa bantuan 6. Menggosok gigi
6. Memberitahu orang dewasa bila 7. Memahami arti warna lampu lalu lintas
sakit 8. Mengelap tangan dan muka sendiri
7. Mencuci atau mengganti alat makan bila jatuh 9. Memahami kalau berjalan di sebelah kiri

17
III. Kognitif

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 2 ‒ 3 tahun 3 ‒ 4 tahun
A.Belajar dan 1. Melihat dan menyentuh benda yang 1. Paham bila ada bagian yang hilang dari suatu pola
Pemecahan ditunjukkan oleh orang lain gambar seperti pada gambar wajah orang matanya tidak
Masalah 2. Meniru cara pemecahan orang dewasa atau ada, mobil bannya copot, dsb
teman 2. Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya
3. Konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu (garam, gula atau cabai)
tanpa bantuan orangtua 3. Menyebutkan berbagai macam kegunaan dari benda
4. Mengeksplorasi sebab dan akibat 5. 4. Memahami persamaan antara dua benda
Mengikuti kebiasaan sehari-hari 5. Memahami perbedaan antara dua hal dari jenis yang sama
(mandi, makan, pergi ke sekolah) seperti membedakan antara buah rambutan dan pisang;
perbedaan antara ayam dan kucing
6. Bereksperimen dengan bahan menggunakan cara baru
7. Mengerjakan tugas sampai selesai
8. Menjawab apa yang akan terjadi selanjutnya dari
berbagai kemungkinan
9. Menyebutkan bilangan angka 1-10
10. Mengenal beberapa huruf atau abjad tertentu dari A-z
yang pernah dilihatnya

18
Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Perkembangan 2 ‒ 3 tahun 3 ‒ 4 tahun

B. Berpikir Logis 1. Menyebut bagian-bagian suatu gambar 1. Menempatkan benda dalam urutan ukuran
seperti gambar wajah orang, mobil, (paling kecil-paling besar)
binatang, dsb 2. Mulai mengikuti pola tepuk tangan
2. Mengenal bagian-bagian tubuh 3. Mengenal konsep banyak dan sedikit
(lima bagian) 4. Mengenali alasan mengapa ada sesuatu yang tidak masuk
3. Memahami konsep ukuran (besar- kecil, dalam kelompok tertentu
panjang-pendek) 5. Menjelaskan model/karya yang dibuatnya
4. Mengenal tiga macam bentuk

5. Mulai mengenal pola


6. Memahami simbol angka dan maknanya

C. Berfikir Simbolik 1. Meniru perilaku orang lain dalam 1. Menyebutkan peran dan tugasnya (misal, koki tugasnya
menggunakan barang memasak)
2. Memberikan nama atas karya yang dibuat 2. Menggambar atau membentuk sesuatu konstruksi yang
3. Melakukan aktivitas seperti kondisi nyata mendeskripsikan sesuatu yang spesifik
(misal: memegang gagang telpon) 3. Melakukan aktivitas bersama teman dengan terencana
(bermain berkelompok dengan memainkan peran tertentu
seperti yang telah direncanakan)

19
Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Perkembangan 2 ‒ 3 tahun 3 ‒ 4 tahun
IV. Bahasa
A. Memahami Bahasa 1. Memainkan kata/suara yang didengar 1. Pura-pura membaca cerita bergambar dalam buku
dan diucapkan berulang- ulang dengan kata-kata sendiri
2. Hafal beberapa lagu anak sederhana 2. Mulai memahami dua perintah yang diberikan bersamaan
3. Memahami cerita/dongeng sederhana contoh: ambil mainan di atas meja lalu berikan kepada
4. Memahami perintah sederhana ibu pengasuh atau pendidik
seperti letakkan mainan di atas meja,
ambil mainan dari dalam kotak

B. Mengungkapkan 1. Menggunakan kata tanya dengan tepat 1. Mulai menyatakan keinginan dengan mengucapkan
Bahasa. (apa, siapa, bagaimana, mengapa, kalimat sederhana (6 kata)
dimana). 2. Mulai menceritakan pengalaman yang dialami dengan
2. Menggunakan 3 atau 4 kata untuk cerita sederhana
memenuhi kebutuhannya (misal, mau
minum air putih)

20
V. Sosial-emosional A.
Kesadaran Diri 1. Memberi salam setiap mau pergi 1. Mengikuti aktivitas dalam suatu kegiatan besar (misal:
2. Memberi rekasi percaya pada orang piknik)
dewasa 2. Meniru apa yang dilakukan orang dewasa
3. Menyatakan perasaan terhadap anak lain 3. Bereaksi terhadap hal-hal yang tidak benar
(marah bila diganggu)
4. Mengatakan perasaan secara verbal

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 2 ‒ 3 tahun 3 ‒ 4 tahun

4. Berbagi peran dalam suatu permainan


(misal: menjadi dokter, perawat, pasien)

B. Tanggungjawab Diri dan 1. Mulai bisa mengungkapkan ketika ingin 1. Mulai bisa melakukan buang air kecil tanpa bantuan.
Orang lain buang air kecil dan buang air besar 2. Bersabar menunggu gilira.
2. Mulai memahami hak orang lain (harus antri, 3. Mulai menunjukkan sikap toleran sehingga dapat
menunggu giliran. bekerja dalam kelompo.
3. Mulai menunjukkan sikap berbagi, membantu, 4. Mulai menghargai orang lain.
bekerja bersam. 5. Mulai menunjukkan ekspresi menyesal ketika
melakukan kesalahan

21
C. Perilaku Prososial 1. Bermain secara kooperatif dalam kelompok 1. Membangun kerjasama
2. Peduli dengan orang lain 2. Memahami adanya perbedaan perasaan
(tersenyum, menanggapi bicara) (teman takut, saya tidak)
3. Membagi pengalaman yang benar dan salah 3. Meminjam dan meminjamkan mainan
pada orang lain
4. Bermain bersama berdasarkan aturan
tertentu
VI. Seni dari
A. Anak mampu membedakan Memperhatikan dan mengenali suara yang 1. Mengenali berbagai macam suara
antara bunyi dan bernyanyi atau berbicara kendaraan
2. Meminta untuk diperdengarkan lagu favorit

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 2 ‒ 3 tahun 3 ‒ 4 tahun
suara secara berulang

22
B. Tertarik dengan 1. Menyanyi sampai tuntas dengan irama yang 1. Mendengarkan atau menyanyikan lagu
kegiatan musik, gerakan benar (nyanyian pendek atau 4 bait) 2. Menggerakkan tubuh sesuai irama
orang, hewan maupun 2. Menyanyikan lebih dari 3 lagu dengan irama 3. Bertepuk tangan sesuai irama musik
tumbuhan yang yang benar sampai tuntas (nyanyian 4. Meniru aktivitas orang baik secara langsung maupun melalui
pendek atau 4 bait) media. (misal, cara minum/cara bicara/perilaku seperti ibu)
3. Bersama teman-teman menyanyikan lagu 5. Bertepuk tangan dengan pola yang berirama (misalnya
4. Bernyanyi mengikuti irama dengan bertepuk bertepuk tangan sambil mengikuti irama nyanyian)
tangan atau menghentakkan kaki
5. Meniru gerakan berbagai binatang
6. Paham bila orang terdekatnya (ibu) menegur
7. Mencontoh gerakan orang lain
8. Bertepuk tangan sesuai irama

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan 2 ‒ 3 tahun 3 ‒ 4 tahun

C. Tertarik dengan 1. Menggambar benda-benda lebih spesifik 1. Menggambar dengan menggunakan beragam media (cat
kegiatan atau karya 2. Mengamati dan membedakan benda di air, spidol, alat menggambar) dan cara
seni sekitarnya yang di dalam rumah (seperti , cat air, dll)
2. Membentuk sesuatu dengan plastisin

23
3. Mengamati dan membedakan benda di sekitarnya yang
di luar rumah

24
4. KELOMPOK USIA 4 ‒ 6 TAHUN

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Lingkup
Perkembangan Usia 4 - 5 tahun Usia 5 ‒ 6 tahun

I. Nilai Agama dan


Moral 1. Mengetahui agama yang dianutnya 1. Mengenal agama yang dianut
2. Meniru gerakan beribadah dengan urutan 2. Mengerjakan ibadah
yang benar 3. Berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif,
3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau dsb
sesudah melakukan sesuatu 4. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
4. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk 5. Mengetahui hari besar agama
5. Membiasakan diri berperilaku baik 6. Menghormati (toleransi) agama orang lain
6. Mengucapkan salam dan membalas salam

25
II. Fisik-motorik A.
Motorik Kasar 1. Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup 1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi
angin, pesawat terbang, dsb untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan
2. Melakukan gerakan menggantung kelincahan
(bergelayut) 2. Melakukan koordinasi gerakan mata-kaki-
3. Melakukan gerakan melompat, meloncat, tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam
dan berlari secara terkoordinasi 3. Melakukan permainan fisik dengan aturan
4. Melempar sesuatu secara terarah 4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
5. Menangkap sesuatu secara tepat 5. Melakukan kegiatan kebersihan diri
6. Melakukan gerakan antisipasi
7. Menendang sesuatu secara terarah
8. Memanfaatkan alat permainan di luar kelas

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Lingkup
Perkembangan Usia 4 - 5 tahun Usia 5 ‒ 6 tahun

26
B. Motorik Halus 1. Membuat garis vertikal, horizontal, 1. Menggambar sesuai gagasannya
lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan 2. Meniru bentuk
lingkaran 3. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan
2. Menjiplak bentuk kegiatan
3. Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk 4. Menggunakan alat tulis dan alat makan dengan
melakukan gerakan yang rumit benar
4. Melakukan gerakan manipulatif untuk 5. Menggunting sesuai dengan pola
menghasilkan suatu bentuk dengan 6. Menempel gambar dengan tepat
menggunakan berbagai media 7. Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar
5. Mengekspresikan diri dengan berkarya seni secara rinci
menggunakan berbagai media
6. Mengontrol gerakan tangan yang
meggunakan otot halus (menjumput,
mengelus, mencolek, mengepal, memelintir,
memilin, memeras)

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Lingkup
Perkembangan Usia 4 - 5 tahun Usia 5 ‒ 6 tahun

27
C.Kesehatan dan 1. Berat badan sesuai tingkat usia 1. Berat badan sesuai tingkat usia
Perilaku 2. Tinggi badan sesuai tingkat usia 2. Tinggi badan sesuai standar usia
Keselamatan 3. Berat badan sesuai dengan standar tinggi 3. Berat badan sesuai dengan standar tinggi badan
badan 4. Lingkar kepala sesuai tingkat usia
4. Lingkar kepala sesuai tingkat usia 5. Menutup hidung dan mulut (misal, ketika batuk dan
5. Menggunakan toilet (penggunaan air, bersin)
membersihkan diri) dengan bantuan minimal 6. Membersihkan, dan membereskan tempat bermain
6. Memahami berbagai alarm bahaya 7. Mengetahui situasi yang membahayakan diri
(kebakaran, banjir, gempa) 8. Memahami tata cara menyebrang
7. Mengenal rambu lalu lintas yang ada di jalan 9. Mengenal kebiasaan buruk bagi kesehatan (rokok,
minuman keras)

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Lingkup
Perkembangan Usia 4 - 5 tahun Usia 5 ‒ 6 tahun

28
IV. Kognitif
A. Belajar dan 1. Mengenal benda berdasarkan fungsi (pisau 1. Menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif
Pemecahan untuk memotong, pensil untuk menulis) dan menyelidik (seperti: apa yang terjadi ketika air
Masalah 2. Menggunakan benda-benda sebagai ditumpahkan)
permainan simbolik (kursi sebagai mobil) 2. Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
3. Mengenal konsep sederhana dalam sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan
kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, diterima sosial
gelap, terang, temaram, dsb) 3. Menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam
4. Mengetahui konsep banyak dan sedikit konteks yang baru
5. Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan 4. Menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan
idenya sendiri yang terkait dengan masalah (ide, gagasan di luar kebiasaan)
berbagai pemecahan masalah
6. Mengamati benda dan gejala dengan rasa
ingin tahu
7. Mengenal pola kegiatan dan menyadari
pentingnya waktu
8. Memahami posisi/kedudukan dalam
keluarga, ruang, lingkungan sosial
(misal: sebagai peserta didik/anak/teman)

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Lingkup
Perkembangan Usia 4 - 5 tahun Usia 5 ‒ 6 tahun
29
B. Berfikir Logis 1. Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi, 1. Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran:
bentuk atau warna atau ukuran “ lebih dari” ; “ kurang dari” ; dan “ paling/ter”
2. Mengenal gejala sebab-akibat yang terkait 2. Menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan
dengan dirinya (seperti: ” ayo kita bermain pura-pura seperti
3. Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok burung” )
yang sama atau kelompok yang sejenis atau 3. Menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan
kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi 4. Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya (angin
4. Mengenal pola (misal, AB-AB dan ABC-ABC) bertiupmenyebabkan daun bergerak, air dapat
dan mengulanginya menyebabkan sesuatu menjadi basah)
5. Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi 5. Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk,
ukuran atau warna dan ukuran (3 variasi)
6. Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam
kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis,
atau kelompok berpasangan yang lebih dari 2 variasi
7. Mengenal pola ABCD-ABCD
8. Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling
kecil ke paling besar atau sebaliknya

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Lingkup
Perkembangan Usia 4 - 5 tahun Usia 5 ‒ 6 tahun

30
C. Berfikir Simbolik 1. Membilang banyak benda satu sampai sepuluh 1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10
2. Mengenal konsep bilangan 2. Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung
3. Mengenal lambang bilangan 3. Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan
4. Mengenal lambang huruf 4. Mengenal berbagai macam lambang huruf vokal dan
konsonan
5. Merepresentasikan berbagai macam benda dalam
bentuk gambar atau tulisan (ada benda pensil yang
diikuti tulisan dan gambar pensil)

II. Bahasa
A. Memahami bahasa 1. Menyimak perkataan orang lain 1. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
(bahasa ibu atau bahasa lainnya) 2. Mengulang kalimat yang lebih kompleks
2. Mengerti dua perintah yang diberikan 3. Memahami aturan dalam suatu permainan
bersamaan 4. Senang dan menghargai bacaan
3. Memahami cerita yang dibacakan
4. Mengenal perbendaharaan kata mengenai kata
sifat (nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek,
dsb)
5. Mendengar dan membedakan bunyi- bunyian
dalam Bahasa Indonesia
(contoh, bunyi dan ucapan harus sama)

31
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Lingkup
Perkembangan Usia 4 - 5 tahun Usia 5 ‒ 6 tahun

B. Mengungkapkan 1. Mengulang kalimat sederhana 1. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks


Bahasa 2. Bertanya dengan kalimat yang benar 2. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi
3. Menjawab pertanyaan sesuai pertanyaan yang sama
4. Mengungkapkan perasaan dengan kata 3. Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan
sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati, kata, serta mengenal simbol- simbol untuk persiapan
berani, baik, jelek, dsb) membaca, menulis dan berhitung
5. Menyebutkan kata-kata yang dikenal 4. Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap
6. Mengutarakan pendapat kepada orang lain (pokok kalimat-predikat- keterangan)
7. Menyatakan alasan terhadap sesuatu yang 5. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan
diinginkan atau ketidaksetujuan ide pada orang lain
8. Menceritakan kembali cerita/dongeng yang 6. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah
pernah didengar diperdengarkan
9. Memperkaya perbendaharaan kata 7. Menunjukkkan pemahaman konsep-konsep dalam buku
10. Berpartisipasi dalam percakapan cerita

32
C. Keaksaraan 1. Mengenal simbol-simbol 1. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal
2. Mengenal suara‒ suara hewan/benda yang 2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda
ada di sekitarnya yang ada di sekitarnya
3. Membuat coretan yang bermakna 3. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki
4. Meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf bunyi/huruf awal yang sama.
A-Z 4. Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Lingkup
Perkembangan Usia 4 - 5 tahun Usia 5 ‒ 6 tahun

5. Membaca nama sendiri


6. Menuliskan nama sendiri
7. Memahami arti kata dalam cerita

V. Sosial-emosional A.
Kesadaran Diri 1. Menunjukkan sikap mandiri dalam memilih 1. Memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuaikan
kegiatan dengan situasi
2. Mengendalikan perasaan 2. Memperlihatkan kehati-hatian kepada orang yang belum
3. Menunjukkan rasa percaya diri dikenal (menumbuhkan kepercayaan pada orang dewasa
4. Memahami peraturan dan disiplin yang tepat)
5. Memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah) 3. Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara
6. Bangga terhadap hasil karya sendiri wajar (mengendalikan
diri secara wajar)

33
B. Rasa tanggung jawab 1. Menjaga diri sendiri dari lingkungannya 1. Tahu akan hak nya
untuk diri sendiri dan 2. Menghargai keunggulan orang lain 2. Mentaati aturan kelas (kegiatan, aturan)
orang lain 3. Mau berbagi, menolong, dan membantu 3. Mengatur diri sendiri
teman 4. Bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan
diri sendiri

C. Perilaku Prososial Menunjukan antusiasme dalam melakukan permainan 1. Bermain dengan teman sebaya
kompetitif secara positif 2. Mengetahui perasaan temannya dan merespon secara
wajar
3. Berbagi dengan orang lain

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Lingkup
Perkembangan Usia 4 - 5 tahun Usia 5 ‒ 6 tahun

34
2. Menaati aturan yang berlaku dalam suatu 4. Menghargai hak/pendapat/karya orang lain
permainan 5. Menggunakan cara yang diterima secara sosial dalam
3. Menghargai orang lain menyelesaikan masalah (menggunakan fikiran untuk
4. Menunjukkan rasa empati menyelesaikan masalah)
6. Bersikap kooperatif dengan teman
7. Menunjukkan sikap toleran
8. Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang
ada (senang-sedih-antusias dsb)
9. Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan
nilai sosial budaya setempat
VI. Seni
A. Anak mampu menikmati 1. Senang mendengarkan berbagai macam musik 1. Anak bersenandung atau bernyanyi sambil mengerjakan
berbagai alunan lagu atau lagu kesukaannya sesuatu
atau suara 2. Memainkan alat musik/instrumen/benda yang 2. Memainkan alat musik/instrumen/benda bersama teman
dapat membentuk irama yang teratur

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Lingkup
Perkembangan Usia 4 - 5 tahun Usia 5 ‒ 6 tahun

35
B. Tertarik dengan 1. Memilih jenis lagu yang disukai 1. Menyanyikan lagu dengan sikap yang benar
kegiatan seni 2. Bernyanyi sendiri 2. Menggunakan berbagai macam alat musik tradisional
3. Menggunakan imajinasi untuk mencerminkan maupun alat musik lain untuk menirukan suatu irama
perasaan dalam sebuah peran atau lagu tertentu
3. Bermain drama sederhana
4. Membedakan peran fantasi dan kenyataan
5. Menggunakan dialog, perilaku, dan berbagai 4. Menggambar berbagai macam bentuk yang beragam
materi dalam menceritakan suatu cerita 5. Melukis dengan berbagai cara dan objek
6. Mengekspresikan gerakan dengan irama yang 6. Membuat karya seperti bentuk sesungguhnya dengan
bervariasi berbagai bahan
7. Menggambar objek di sekitarnya (kertas, plastisin, balok, dll)
8. Membentuk berdasarkan objek yang dilihatnya
(mis. dengan plastisin, tanah liat)

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Lingkup
Perkembangan Usia 4 - 5 tahun Usia 5 ‒ 6 tahun

36
9. Mendeskripsikan sesuatu (seperti binatang)
dengan ekspresif yang berirama (contoh, anak
menceritakan gajah dengan gerak dan mimik
tertentu)
10. Mengkombinasikan berbagai warna ketika
menggambar atau mewarnai

MENTERI PENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

MOHAMMAD NUH

37
Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Kepala Biro Hukum dan Ketua BSNP Direktur Jenderal Sekretaris Jenderal
Organisasi PAUDNI

38
LAMPIRANII
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 137 TAHUN 2014
TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1

KOMPETENSI GURU PAUD

Kompetensi Sub Kompetensi

I. Pedagogik

A. Mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai 1. Menelaah aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik anak usia dini
dengan karakteristik anak usia dini 2. Mengelompokkan anak usia dini sesuai dengan kebutuhan pada berbagai
aspek perkembangan
3. Mengidentifikasi kemampuan awal anak usia dini dalam berbagai bidang
pengembangan

4. Mengidentifikasi kesulitan anak usia dani dalam berbagai bidang


Pengembangan

1
Kompetensi Sub Kompetensi

B. Menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan 1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip bermain sambil belajar
perkembangan, kebutuhan, potensi, yang mendidik yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan di PAUD
bakat, dan minat anak usia dini
2. Menelaah teori pembelajaran dalam konteks bermain dan belajar yang sesuai
dengan kebutuhan aspek perkembangan anak usia dini

3. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik bermain


sambil belajar yang bersifat holistik, sesuai kebutuhan anak usia dini, dan
bemakna, yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan di PAUD
4. Merancang kegiatan bermain sebagai bentuk pembelajaran yang mendidik
pada anak usia dini

C. Merancang kegiatan pengembangan anak usia dini 1. Menyusun isi program pengembangan anak sesuai dengan tema dan
berdasarkan kurikulum kebutuhan anak usia dini pada berbagai aspek perkembangan
2. Membuat rancangan kegiatan bermain dalam bentuk program tahunan,
semester, mingguan, dan harian

Kompetensi Sub Kompetensi

2
D. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang 1. Memilih prinsip-prinsip pengembangan yang mendidik dan menyenangkan
mendidik 2. Merancang kegiatan pengembangan yang mendidik dan lengkap, baik untuk
kegiatan di dalam kelas, maupun luar kelas
3. Menerapkan kegiatan bermain yang bersifat holistik, autentik, dan bermakna

E. Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi 1. Memilih teknologi informasi dan komunikasi serta bahan ajar yang sesuai
untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan dengan kegiatan pengembangan anak usia dini
pengembangan yang mendidik 2. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas
kegiatan pengembangan yang mendidik

F. Mengembangkan potensi anak usia dini untuk 1. Memilih sarana kegiatan dan sumber belajar pengembangan anak usia dini
pengaktualisasian diri 2. Membuat media kegiatan pengembangan anak usia dini
3. Mengembangkan potensi dan kreatifitas anak usia dini melalui kegiatan bermain
sambil belajar

G. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun Memilih berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun dengan
anak usia dini

3
Kompetensi Sub Kompetensi

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan anak usia dini

H. Menyelenggarakan dan membuat laporan penilaian, Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar anak usia
evaluasi proses dan hasil belajar anak usia dini dini

I. Menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan 1. Memilih pendekatan, metode dan teknik asesmen proses dan hasil kegiatan
hasil pembelajaran pada anak usia dini pengembangan pada anak usia dini

2. Menggunakan prinsip dan prosedur asesmen proses dan hasil kegiatan


pengembangan anak usia dini
3. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen

4. Menentukan tingkat capaian perkembangan anak usia dini


5. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan
6. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar

4
J. Menggunakan hasil penilaian, pengembangan dan 1. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk kesinambungan
evaluasi program untuk kepentingan belajar anak usia dini
pengembangan anak usia dini 2. Melaksanakan program remedial dan pengayaan

Kompetensi Sub Kompetensi

3. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk


meningkatkan kualitas pembelajaran

4. Mengomunikasikan hasil penilaian pengembangan dan evaluasi program


kepada pemangku kepentingan
K. Melakukan tindakan reflektif, korektif dan inovatif 1. Melakukan refleksi terhadap kegiatan pengembangan anak usia dini yang telah
dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil dilaksanakan
pengembangan anak usia dini 2. Meningkatkan kualitas pengembangan anak usia dini melalui penelitian tindakan
kelas

3. Melakukan penelitian tindakan kelas

II. Kepribadian

5
A. Bertindak sesuai dengan norma, agama, 1. Menghargai peserta didik tanpa membedakan agama yang dianut, suku,
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional adat-istiadat, status sosial, daerah asal, dan jenis kelamin
Indonesia 2. Bersikap sesuai dengan agama yang dianut, hukum, sosial, dan norma
yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia
yang beragam

Kompetensi Sub Kompetensi

B. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, 1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tegas, toleran dan bertanggungjawab
berakhlak mulia, dan teladan bagi anak usia dini 2. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia
dan masyarakat
3. Menunjukkan perilaku yang dapat diteladani oleh anak usia dini, teman sejawat,
dan anggota masyarakat

C. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, 1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil
stabil, dewasa, arif, bijaksana, dan berwibawa 2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, bijaksana dan berwibawa

6
D. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang 1. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi
tinggi, rasa percaya diri, dan bangga menjadi guru 2. Menunjukkan rasa percaya diri dan bangga menjadi guru
3. Menunjukkan kerja yang profesional baik secara mandiri maupun kolaboratif

E. Menjunjung tinggi kode etik guru 1. Menerapkan kode etik guru


2. Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan kode etik guru

Kompetensi Sub Kompetensi

III. Profesional

A. Mengembangkan materi, struktur, dan konsep bidang 1. Menelaah konsep dasar keilmuan bidang matematika, sains, bahasa, studi
keilmuan yang mendukung serta sejalan dengan sosial, seni dan agama yang sesuai dengan kebutuhan, tahapan
kebutuhan dan tahapan perkembangan anak usia perkembangan dan psikomotorik anak usia dini
dini 2. Mengorganisasikan konsep dasar keilmuan sebagai alat, aktivitas dan
konten dalam pengembangan anak usia dini

7
B. Merancang berbagai kegiatan pengembangan secara 1. Merumuskan tujuan setiap kegiatan pengembangan
kreatif sesuai dengan tahapan perkembangan anak 2. Menganalisis perkembangan anak usia dini dalam setiap bidang
usia dini pengembangan
3. Memilih materi berbagai kegiatan pengembangan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak usia dini
4. Mengorganisasikan kegiatan pengembangan secara kreatif sesuai dengan
tingkat perkembangan anak usia dini

C. Mengembangkan keprofesionalan secara 1. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus
berkelanjutan dengan melakukan tindakan 2. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan
reflektif

Kompetensi Sub Kompetensi

IV. Sosial

8
A. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak 1. Bersikap inklusif dan objektif terhadap anak usia dini, teman sejawat dan
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran
agama, ras, suku, kondisi fisik, latar belakang 2. Bersikap tidak diskriminatif terhadap anak usia dini, teman sejawat, orang tua,
keluarga, dan status sosial ekonomi dan masyarakat lingkungan sekolah

B. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun 1. Membangun komunikasi dengan teman sejawat dan komunitas lainnya secara
dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, santun, empatik, dan efektif
orang tua, dan masyarakat 2. Membangun kerja sama dengan orang tua dan masyarakat dalam program
pengembangan anak usia dini

C. Beradaptasi dalam keanekaragaman sosial budaya 1. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan
bangsa Indonesia efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami budaya daerah setempat
2. Melaksanakan berbagai program peningkatan kualitas pendidikan berbasis
keanekaragaman sosial budaya Indonesia

D. Membangun komunikasi profesi Menggunakan beragam media dan komunitas profesi dalam berkomunikasi dengan
rekan seprofesi

2 KOMPETENSI GURU PENDAMPING

9
Kompetensi Sub kompetensi

I. Pedagogik

A. Merencanakan kegiatan program pendidikan, 1. Menyusun rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan
pengasuhan, dan perlindungan harian
2. Menetapkan kegiatan bermain yang mendukung tingkat pencapaian
perkembangan anak
3. Merencanakan kegiatan pendidikan, pengasuhan dan perlindungan yang
disusun berdasarkan kelompok usia

B. Melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan, dan 1. Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan kelompok
perlindungan usia
2. Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan karakteristik
anak

3. Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan kondisi anak
4. Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam kegiatan
5. Memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak
6. Memberikan perlindungan sesuai usia dan kebutuhan anak

10
Kompetensi Sub kompetensi

C. Melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil


pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
1. Memilih cara-cara penilaian yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
2. Melalukan kegiatan penilaian sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan

3. Mengolah hasil penilaian


4. Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk berbagai kepentingan pendidikan
5. Mendokumentasikan hasil-hasil penilaian

II. Kompetensi Kepribadian

A. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan 1. Menyayangi anak secara tulus
psikologis anak 2. Berperilaku sabar, tenang, ceria, serta penuh perhatian

3. Memiliki kepekaan dan responsif terhadap perilaku anak

4. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan bijaksana


5. Berpenampilan bersih, sehat, dan rapi
6. Berperilaku sopan santun, menghargai, dan melindungi anak

11
B. Bersikap dan berperilaku tepat sesuai dengan Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku,
norma agama, budaya dan keyakinan anak budaya, dan jender

Kompetensi Sub kompetensi

2. Bersikap tepatsesuai dengan norma agama yang dianut, hukum, dan


norma sosial yang berlaku dalam masyarakat

3. Mengembangkan sikap anak didik untuk menghargai agama dan budaya


lain
C. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudi pekerti 1. Berperilaku jujur
luhur 2. Bertanggungjawab terhadap tugas
3. Berperilaku sebagai teladan

III. Kompetensi Profesional

12
A. Memahami tahapan perkembangan anak 1. Memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia lahir 6 tahun
2. Memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak
3. Memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan pencapaian
perkembangan yang berbeda

4. Memahami faktor penghambat dan pendukung tingkat pencapaian


perkembangan

B. Memahami pertumbuhandan perkembangan anak 1. Memahami aspek-aspek perkembangan fisik-motorik, kognitif,


bahasa, sosial-emosi, moral agama dan seni
2. Memahami faktor-faktor yang menghambat dan mendukung
aspek-aspek perkembangan di atas

Kompetensi Sub kompetensi

13
3. Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek pertumbuhan dan
perkembangan anak
4. Mengenal kebutuhan gizi anak dan makanan yang aman sesuai dengan usia

5. Memahami cara memantau status gizi, kesehatan dan keselamatan anak


6. Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak
7. Mengenal keunikan anak

C. Memahami pemberian rangsangan pendidikan, 1. Mengenal cara-cara pemberian rangsangan dalam pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan pengasuhan, dan perlindungan terhadap kekerasan dan diskriminasi
2. Memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada
setiap aspek perkembangan
3. Memiliki ketrampilan dalam pengasuhan dan perlindungan terhadap
kekerasan dan diskriminasi

D. Membangun kerjasama dengan orang tua 1. Mengenal faktor-faktor pengasuhan anak, sosial ekonomi keluarga, dan
dalam pendidikan, pengasuhan, dan sosial kemasyarakatan yang mendukung dan menghambat perkembangan
perlindungan anak anak
2. Mengkomunikasikan program program PAUD
(pengasuhan, pembelajaran, dan perlidungan anak) kepada orang tua

14
Kompetensi Sub kompetensi

3. Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam program di satuan/program


PAUD
4. Meningkatkan kesinambungan progran PAUD dengan lingkungan keluarga
E. Berkomunikasi secara efektif 1. Berkomunikasi secara empatik dengan orang tua peserta didik
2. Berkomunikasi efektif dan empatik dengan anak didik, baik secara fisik,
verbal maupun non verbal

IV. Sosial

A. Beradaptasi dengan lingkungan 1. Menyesuaikan diri dengan teman sejawat

2. Menaati aturan lembaga


3. Menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar

4. Akomodatif terhadap anak didik, orang tua, teman sejawat dari berbagai
latar belakang budaya dan sosial ekonomi

B. Berkomunikasi secara efektif 1. Berkomunikasi secara empatik dengan orang tua peserta didik
2. Berkomunikasi efektif dan empatik dengan anak didik, baik secara fisik,
verbal maupun non verbal

15
3. KOMPETENSI GURU PENDAMPING MUDA

Kompetensi Indikator

A. Memahami dasar-dasar pengasuhan 1. Memahami peran pengasuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak
2. Memahami pola makan dan kebutuhan gizi masing-masing anak
3. Memahami layanan dasar kebersihan anak dan lingkungan

4. Memahami layanan dasar kesehatan anak dan diri sendiri


5. Memahami layanan dasar perlindungan
6. Memahami tugas dan kewenangan dalam membantu guru dan guru
pendamping

B. Terampil melaksanakan pengasuhan 1. Terampil dalam pemberian minum dan makan anak

2. Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan diri dan anak


3. Terampil bermain dan berkomunikasi secara verbal dan non verbal dengan
anak
4. Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak

5. Terampil merawat kebersihan lingkungan fasilitas bermain anak


6. Terampil dalam melindungi anak
7. Terampil bekomunikasi efektif dan empatik dengan anak

16
8. Terampil bernyanyi dan mendongeng

C. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan 1. Menyayangi anak secara tulus

Kompetensi Indikator

kebutuhan psikologis anak 2. Berperilaku sabar, tenang, ceria, penuh perhatian, serta melindungi anak
3. Memiliki kepekaan dan responsif dalam menyikapi perilaku anak

4. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan bertanggung jawab
5. Berpenampilan sederhana, rapi, bersih, dan sehat
6. Berperilaku santun, menghargai, dan hormat kepada orang tua anak

17
MENTERI PENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,

MOHAMMAD NUH

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Kepala Biro Hukum dan Ketua BSNP Direktur Jenderal Sekretaris Jenderal
Organisasi PAUDNI

18
LAMPIRANIII
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN


1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI

A. Kepribadian
1. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan bagi masyarakat dan pemangku
kepentingan (stakeholder) pendidikan

2. Menunjukkan tanggung jawab dan komitmen dalam melaksanakan tugas profesinya


sebagai penilik

3. Menunjukkan kreativitas dalam bekerja dan mengatasi masalah yang berkaitan


dengan tugas-tugas penilik

4. Menunjukkan rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok dan tanggungjawabnya

5. Menunjukkan motivasi dan etos kerja yang menggambarkan perubahan pola pikir
1
(mindset) dalam peningkatan mutu pendidikan

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI

2
B. Sosial 1. Memahami karakteristik sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat

2. Mampu bekerja sama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi penilik

3. Mampu berperan serta dalam kegiatan organisasi profesi penilik dan organisasi
profesi lainnya

4. Memiliki kepekaan terhadap berbagai masalah yang terjadi pada masyarakat


setempat

5. Menguasai masalah sosial kemasyarakatan dan cara pemecahannya

C. Supervisi Manajerial 1. Menguasai fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam penyelenggaraan


satuan/program PAUD

2. Menguasai konsep, prinsip, metode dan teknik supervisi pendidikan untuk


meningkatkan mutu penyelenggaraan satuan/program PAUD

3. Menguasai teknik penyusunan rancangan dan pelaksanaan pengendalian mutu dan


evaluasi dampak program PAUD

4. Menguasai metode dan instrumen kerja untuk melaksanakan tugas pengendalian mutu
dan evaluasi dampak program PAUD

5. Membina pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan/pogram PAUD berdasarkan


prinsip-prinsip manajemen supervisi

3
KOMPETENSI SUB KOMPETENSI

6. Memahami pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan dan memanfaatkan hasilnya untuk


membantu sekolah dalam memper- siapkan evaluasi diri sekolah, akreditasi sekolah dan
peningkatan mutu sekolah

7. Menganalisis data hasil supervisi manajerial secara komprehensif

8. Menyusun laporan hasil supervisi manajerial secara komprehensif dan bermakna

9. Mengomunikasikan hasil supervisi manajerial kepada kepala sekolah dalam rangka


peningkatan mutu manajemen sekolah

D. Penelitian dan Pengembangan 1. Menerapkan pendekatan, metode, jenis dan prosedur penelitian untuk mengembangkan program
PAUD

2. Menentukan masalah yang penting untuk diteliti terkait dengan tugas kepengawasan dan
pengembangan karir sebagai penilik

3. Menyusun karya tulis ilmiah berbasis penelitian dan non-penelitian bidang


PAUD

4. Menerapkan langkah dan prosedur pelaksanaan penelitian tindakan

5. Menerapkan teknik penyusunan buku ajar, pedoman, dan petunjuk teknis untuk pelaksanaan
pengendalian mutu satuan/program PAUD

6. Memanfaatkan hasil penelitian untuk pengembangan satuan/program PAUD

4
KOMPETENSI SUB KOMPETENSI

7. Membimbing kepala sekolah dan guru melakukan penelitian tindakan sekolah dan tindakan
kelas serta publikasinya

E. Supervisi Akademik 1. Menganalisis konsep, prinsip dasar, dan teori perkembangan anak usia dini

2. Menganalisis konsep, prinsip dasar, metode dan teknik pengasuhan, pembelajaran,


perlindungan anak usia dini

3. Membimbing pendidik PAUD dalam menyusun rencana kegiatan dalam pembelajaran

4. Membimbing pendidik PAUD dalam melaksanakan pengasuhan, pembelajaran, perlindungan


anak usia dini

5. Membimbing pendidik PAUD dalam memilih, menggunakan dan mengembangkan alat permainan
edukatif, media pembelajaran dan teknologi informasi untuk melaksanakan kegiatan
pengasuhan, pembelajaran, perlindungan anak usia dini

6. Menganalisis hasil supervisi akademik secara komprehensif

7. Menyusun laporan hasil supervisi akademik secara komprehensif

8. Mengomunikasikan hasil supervisi akademik kepada guru untuk meningkatkan mutu


pembelajaran

5
KOMPETENSI SUB KOMPETENSI

F. Evaluasi Pendidikan 1. Menerapkan konsep dan prinsip-prinsip penilaian pendidikan dan aplikasinya dalam
satuan/program PAUD

2. Mengembangkan instrumen penilaian kegiatan anak usia dini

3. Memantau pelaksanaan pembelajaran dan menganalisis hasilnya untuk meningkatkan


mutu satuan/program PAUD

4. Membimbing pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dalam memanfaatkan hasil


penilaian kinerja untuk peningkatan mutu pembelajaran

5. Mengevaluasi kinerja satuan pendidikan PAUD untuk melakukan pembinaan lebih


lanjut

6
2. KOMPETENSI KEPALA PAUD

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI

A. Kepribadian 1. Menunjukkan akhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan
menjadi teladan akhlak mulia bagi warga di satuan/program
PAUD
2. Menunjukkan integritas kepribadian sebagai pemimpin
3. Menunjukkan keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
PAUD
4. Menunjukkan sikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
5. Menunjukkan pengendalian diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai
kepala PAUD
6. Menunjukkan bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan

7
B. Manajerial 1. Menyusun perencanaan satuan/program PAUD untuk berbagai tingkatan perencanaan
2. Mengembangkan organisasi satuan/program PAUD sesuai dengan kebutuhan
3. Memimpin satuan/program PAUD dalam pendayagunaan sumber daya nya secara
optimal
4. Mengelola perubahan dan pengembangan lembaga menuju organisasi pembelajaran
yang efektif
5. Menciptakan budaya dan iklim satuan/program PAUD yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran anak usia dini
6. Mengelola guru dan tenaga administrasi satuan/program PAUD dalam rangka
pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI

8
1. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan
secara optimal
2. Mengelola hubungan satuan/program PAUD dan masyarakat dalam rangka pencarian
dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah
3. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan
tujuan pendidikan nasional
4. Mengelola keuangan satuan/program PAUD sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, dan efisien
5. Mengelola ketatausahaan satuan/program PAUD dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah/madrasah
6. Mengelola unit layanan khusus satuan/program PAUD dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah
7. Mengelola sistem informasi satuan/program PAUD dalam mendukung penyusunan program
dan pengambilan keputusan
8. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen satuan/program PAUD
9. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan
sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya

10. Menyelesaikan konflik internal secara bijaksana


C. Kewirausahaan 1. Melakukan inovasi yang berguna bagi pengembangan satuan/program PAUD
2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan satuan/program PAUD sebagai organisasi
pembelajar yang efektif

9
KOMPETENSI SUB KOMPETENSI

3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemimpin sekolah/madrasah
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi satuan/program PAUD
5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa satuan/program
PAUD sebagai sumber belajar bagi anak usia dini
6. Kreatif mengembangkan usaha lembaga PAUD
7. Terampil memanfaatkan jejaring kemitraan
8. Memberdayakan potensi warga di sekitar satuan/program PAUD
D. Supervisi 1. Merencanakan program supervisi akademik
2. Merencanakan program supervisi manajerial
3. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru PAUD
4. Melaksanakan supervisi manajerial terhadap tenaga administrasi sekolah
5. Menyusun laporan hasil supervisi akademik
6. Menyusun laporan hasil supervisi manajerial
7. Melakukan pembinaan berdasarkan hasil supervisi akademik guru untuk peningkatan
profesionalisme
8. Melakukan pembinaan berdasarkan hasil supervisi manajerial tenaga administrasi sekolah
untuk peningkatan kinerja

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI

10
E. Sosial 1. Bekerja sama dengan pemangku kepentingan (stakeholder) satuan/program PAUD
2. Menunjukkan partisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
3. Memprakarsai kegiatan yang mencerminkan kepekaan sosial
4. Peduli terhadap kebutuhan warga satuan/program PAUD
5. Melestarikan dan memberdayakan lingkungan satuan/program PAUD
6. Berkomunikasi secara santun dan efektif
7. Menunjukkan empati kepada sesama warga satuan/program PAUD
3. KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI PAUD

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI

A. Kepribadian 1. Berakhlak mulia


2. Bersikap terbuka
3. Tekun dan ulet
4. Jujur dan bertanggung jawab
5. Bertindak konsisten dengannilai dan keyakinannya
6. Bertindak secara tepat
7. Memiliki etos kerja
8. Melakukan evaluasi diri
B. Profesional 1. Mengaplikasikan teknologi informasi dalam sistem administrasi pendidikan
2. Mendokumentasi data kelembagaan dengan menggunakan berbagai media

11
KOMPETENSI SUB KOMPETENSI

3. Memberi pelayanan administratif kepada pendidik dan tenaga kependidikan, serta orang tua
peserta didik
4. Mengelola sarana dan prasarana satuan/program PAUD secara optimal
5. Memperlancar administrasi penerimaan peserta didik dan pengelompokkan peserta didik
6. Mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien
7. Mengelola ketatausahaan untuk mendukung pencapaian tujuan
8. Melindungi anak dari kekerasan

C. Sosial 1. Menjalin kerjasama dengan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan
kinerja dan pelayanan
2. Memberi layanan administratif dan informasi kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah
3. Bersikap transparan, terbuka, dan ramah dalam memberikan pelayanan
4. Memiliki kepekaan sosial
5. Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk kepentingan satuan/program PAUD
6. Mengambil peluang untuk mengelola satuan/program PAUD secara berkesinambungan

12
KOMPETENSI SUB KOMPETENSI

D. Manajerial 1. Merencanakan program ketatausahaan secara mingguan, bulanan, dan tahunan


2. Melaksanakan program kerja secara terencana, rapi, dan terarsipkan Membuat laporan
kegiatan administrasi bulanan dan tahunan
3. Mengelola dan mengembangkan satuan/program PAUD dalam pelayanan pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan
4. Mengkoordinasi pendidik dan tenaga kependidikan lain dalam menjalankan tugas
5. Mengelola sarana dan prasarana sebagai aset lembaga

MENTERI PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

13
MOHAMMAD NUH

14
Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Kepala Biro Hukum dan Ketua BSNP Direktur Jenderal Sekretaris Jenderal
Organisasi PAUDNI

K S

www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

No.1679, 2014 KEMENDIKBUD. PendidikanAnak Usia Dini.


2013. Kurikulum.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 146 TAHUN 2014
TENTANG
KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 77A ayat (3), Pasal 77C ayat (3), Pasal
77D ayat (3), Pasal 77E ayat (3), Pasal 77G ayat (2), dan Pasal 77L ayat (3)
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini;

www.peraturan.go.id
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

www.peraturan.go.id
2
2014,NO.1679

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun2005 tentangStandar NasionalPendidikan
(Lembaran NegaraRepublik IndonesiaTahun2013
Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesiaNomor 5410);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun2013 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);

5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan


Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014;

6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,


Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata kerja Kementerian Negara
Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014;

8. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang


Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif;

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009


mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Nomor 54/P Tahun 2014;
MEMUTUSKAN:

www.peraturan.go.id
3 2014, No.1679

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG KURIKULUM 2013


PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI.

Pasal 1
Pendidikan Anak Usia Dini, yang selanjutnya disingkat PAUD, merupakan suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pasal 2

(1) PAUD diselenggarakan berdasarkan kelompok usia dan jenis layanannya, yang meliputi.

a. Layanan PAUD untuk usia sejak lahir sampai dengan 6 (enam) tahun terdiri atas
Taman Penitipan Anak dan Satuan PAUD Sejenis (SPS), dan yang sederajat.

b. Layanan PAUD untuk usia 2 (dua) sampai dengan 4 (empat) tahun terdiri atas
Kelompok Bermain (KB) dan yang sejenisnya.

c. Layanan PAUD untuk usia 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) tahun terdiri atas
Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA), dan yang
sederajat.

(2) SPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a antara lain berbentuk Pos PAUD, Taman
Posyandu (TP), Taman Asuhan Anak Muslim (TAAM), PAUD Taman Pendidikan Al Qur’ an
(PAUD TPQ), PAUD Bina Iman Anak (PAUD
BIA), PAUD Pembinaan Anak Kristen (PAUD PAK), dan Nava Dhamma Sekha.
Pasal 3

(1) Kurikulum PAUD disebut Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.

(2) Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Anak
Usia Dini.

(3) Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas:

a. Kerangka Dasar Kurikulum;

b. Struktur Kurikulum;

c. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak;

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 4
d. Pedoman Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;

e. Pedoman Pembelajaran;
f. Pedoman Penilaian; dan

g. Buku-buku Panduan Pendidik.

(4) Kerangka Dasar Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berisi landasan
filosofis, sosiologis, psiko-pedagogis, teoretis, dan yuridis sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan.
(5)Struktur Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan
pengorganisasian muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar.
(6)Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
berisi strategi untuk menemukan hambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
(7) Pedoman Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf d berisi acuan untuk membantu pendidik dalam mengembangkan kurikulum
operasional yang kontekstual.
(8)Pedoman Pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e berisi
strategi-strategi kegiatan pembelajaran yang harus dipahami dan diterapkan oleh
pendidik.
(9) Pedoman Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f berisi acuan untuk
melakukan penilaian terhadap proses dan hasil kegiatan anak.
(10) Buku-buku Panduan Pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf g berisi
panduan operasional pembelajaran di satuan/program PAUD. Pasal 4
(1) Kompetensi Inti PAUD merupakan gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD usia 6 (enam) tahun yang dirumuskan
secara terpadu dalam bentuk: a. Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1);
b. Kompetensi Inti Sikap Sosial (KI-2);
c. Kompetensi Inti Pengetahuan (KI-3); dan

d. Kompetensi Inti Keterampilan (KI-4).


(2) Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema
pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti.
(3) Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan penjabaran dari
Kompetensi Inti dan terdiri atas: a. Kompetensi Dasar sikap spiritual;

www.peraturan.go.id
5 2014, No.1679

b. Kompetensi Dasar sikap sosial;

c. Kompetensi Dasar pengetahuan; dan

d. Kompetensi Dasar keterampilan.

(4) Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijabarkan lebih lanjut dalam
indikator pencapaian perkembangan anak. Pasal 5

(1) Struktur kurikulum PAUD memuat program-program pengembangan yang mencakup:

a. nilai agama dan moral;

b. fisik-motorik;
c. kognitif;

d. bahasa;

e. sosial-emosional; dan

f. seni.

(2) Program pengembangan nilai agama dan moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a mencakup perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang
bersumber dari nilai agama dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat
dalam konteks bermain.

(3) Program pengembangan fisik-motorik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan kinestetik dalam
konteks bermain.
(4) Program pengembangan kognitif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c mencakup
perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan proses berfikir dalam konteks
bermain.

(5)Program pengembangan bahasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d mencakup
perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain.

(6)Program pengembangan sosial-emosional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e


mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kepekaan, sikap, dan keterampilan
sosial serta kematangan emosi dalam konteks bermain.

(7) Program pengembangan seni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 6
mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni
dalam konteks bermain.

(8)Program pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan melalui rangsangan
pendidikan yang dilakukan oleh pendidik dalam kegiatan belajar melalui suasana bermain.
(9) Belajar melalui bermain sebagaimana dimaksud pada ayat (8) merupakan kegiatan belajar
anak yang dilakukan melalui suasana dan aneka kegiatan bermain.

(10) Program pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk
pencapaian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
Pasal 6

(1) Indikator pencapaian perkembangan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4)
disusun berdasarkan kelompok usia.
(2) Kelompok usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. lahir sampai usia 3 (tiga) bulan;

b. usia 3 (tiga) bulan sampai usia 6 (enam) bulan;

c. usia 6 (enam) bulan sampai usia 9 (sembilan) bulan;

d. usia 9 (sembilan) bulan sampai usia 12 (dua belas) bulan;

e. usia 12 (dua belas) bulan sampai usia 18 (delapan belas) bulan;

f. usia 18 (delapan belas) bulan sampai usia 2 (dua) tahun;

g. usia 2 (dua) tahun sampai usia 3 (tiga) tahun;

h. usia 3 (tiga) tahun sampai usia 4 (empat) tahun;

i. usia 4 (empat) tahun sampai usia 5 (lima) tahun; dan

j. usia 5 (lima) tahun sampai usia 6 (enam) tahun.

Pasal 7

(1) Pembelajaran pada satuan PAUD dilakukan dengan lama belajar dan pelaksana pengasuhan
terprogram;

(2) Lama belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PAUD ditetapkan atas dasar kelompok
usia sebagai berikut:
a. kelompok usia lahir sampai 2 (dua) tahun dengan lama belajar paling sedikit 120
menit per minggu;

www.peraturan.go.id
7 2014, No.1679

b. kelompok usia 2 (dua) tahun sampai 4 (empat) tahun dengan lama belajar paling
sedikit 360 menit per minggu; dan

c. kelompok usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama belajar paling
sedikit 900 menit per minggu.

(3) Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang tidak dapat melakukan pembelajaran 900
menit perminggu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, wajib melaksanakan
pembelajaran 540 menit dan ditambah 360 menit pengasuhan terprogram.

(4) Pengasuhan terprogram sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan kegiatan
pengasuhan orang tua yang dibina oleh satuan PAUD.

Pasal 8

(1) Program pengembangan PAUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dilakukan
melalui serangkaian proses pemberian rangsangan pendidikan oleh pendidik, respons
peserta didik, intervensi pendidik, dan penguatan oleh pendidik.

(2) Program pengembangan PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diorganisasikan secara
psiko-pedagogis dan terintegrasi dalam kegiatan peserta didik.

(3) Pengorganisasian secara psiko-pedagogis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


diwujudkan dalam bentuk belajar melalui bermain.

(4) Pengorganisasian secara terintegrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diwujudkan
dalam bentuk integrasi antarprogram pengembangan.

Pasal 9

(1) Kerangka Dasar Kurikulum dan Struktur Kurikulum PAUD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 sampai dengan Pasal 8 tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(2) Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
huruf c tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

(3) Pedoman Pengembangan KTSP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf d
tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 8
(4) Pedoman Pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf e tercantum
dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(5)Pedoman Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf f

tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.

Pasal 10

Kurikulum untuk anak berkelainan atau berkebutuhan khusus merupakan Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini yang dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan potensi dan
kebutuhan anak.

Pasal 11

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada


tanggal 14 Oktober 2014
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA,

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta pada


tanggal 17 Oktober 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

www.peraturan.go.id
9 2014, No.1679

LAMPIRANI
PERATURANMENTERI PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 146TAHUN2014
TENTANG
KURIKULUM 2013PENDIDIKAN ANAK USIADINI

KERANGKA DASAR DANSTRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKANANAKUSIA DINI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Pengertian Kurikulum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraankegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi
kurikulum. Dimensi pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini yang diberlakukan mulai tahun
ajaran 2014/2015 memenuhi kedua dimensi tersebut.

2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental karena
perkembangan anak di masa selanjutnya akan sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi
bermakna yang diberikan sejak usia dini. Awal kehidupan anak merupakan masa yang
paling tepat dalam memberikan dorongan atau upaya pengembangan agar anak dapat
berkembangsecaraoptimal.
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional Bab I
Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang
dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapanbelajar dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. Undang-undang ini mengamanatkan bahwa
pendidikan harus dipersiapkan secaraterencana dan bersifat holistik sebagai

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 10
dasar anak memasuki pendidikan lebih lanjut. Masa usia dini adalah masa
emas perkembangan anak dimana semua aspek perkembangan dapat dengan mudah
distimulasi. Periode emas ini hanya berlangsung satukali sepanjangrentang kehidupan
manusia. Oleh karenaitu, pada

www.peraturan.go.id
2014, No.1679

masa usia dini perlu dilakukan upaya pengembangan menyeluruh yang melibatkan aspek
pengasuhan, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan.
Penelitian menunjukkan bahwa masa peka belajar anak dimulai dari anak dalam
kandungan sampai 1000 hari pertama kehidupannya. Menurut ahli neurologi, pada saat
lahir otak bayi mengandung100 sampai 200 milyar neuron atau sel syaraf yang siap
melakukan sambungan antar sel. Sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia telah
terjadi ketika usia 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berusia 8 tahun, dan mencapai titik
kulminasi 100% ketika berusia 8 sampai 18 tahun. Penelitian lain juga menunjukkan
bahwa stimulasi pada usia lahir-3 tahun ini jika didasari pada kasih sayang
bahkan bisa merangsang 10 trilyun sel otak. Namun demikian, dengan satu
bentakan saja 1 milyar sel otak akan rusak, sedangkan tindak kekerasan
akanmemusnahkan 10miliar sel otak.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan potensi tersebut
adalah dengan program pendidikan yang terstruktur. Salah satu komponen untuk
pendidikanyang terstruktur adalah kurikulum.

B. Karakteristik Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini


Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dirancang dengan karakteristik
sebagai berikut:
1. mengoptimalkan perkembangan anak yang meliputi: aspek nilai agama dan moral,
fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni yang tercermin dalam
keseimbangan kompetensi sikap, pengetahun, dan keterampilan;
2. menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dalam pemberian
rangsangan pendidikan;
3. menggunakan penilaian otentik dalam memantau perkembangan anak; dan 4.
memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran.

C. Tujuan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini


Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk mendorong
berkembangnya potensi anak agar memiliki kesiapan untuk menempuh pendidikan
selanjutnya.

II. KERANGKA DASAR KURIKULUM

A. Landasan Filosofis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan sejumlah
landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 12
potensi anak agar menjadi manusia Indonesia berkualitas sebagaimana yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 PendidikanAnakUsiaDini
11

dikembangkandenganmenggunakan landasan filosofis sebagai berikut.

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam dengan
prinsip Bhinneka Tunggal Ika, sehingga pendidikan diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih
baik di masa depan. Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
dirancang untuk dapat memberikan pengalaman belajar yang luas bagi anak agar
mereka bisa memiliki landasan untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi
kehidupan di masa kini dan masa depan, serta mengembangkan kemampuan sebagai
pewaris budaya bangsa yang kreatif dan peduli terhadap permasalahan masyarakat
dan bangsa.

2. Anak adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,
prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang
harus termuat dalam isi kurikulum untuk memberi inspirasi dan rasa bangga pada anak.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini memposisikan keunggulan budaya untuk
menimbulkan rasa bangga yang tercermin, dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
dan berbangsa.

3. Dalam proses pendidikan, anak usia dini membutuhkan keteladanan, motivasi,


pengayoman/perlindungan, dan pengawasan secara berkesinambungan sebagaimana
dicontohkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam filosofi: ing ngarso sung tulodo, ing
madya mangun karso, tut wuri handayani.

4. Usia dini adalah masa ketika anak menghabiskan sebagian besar waktu untuk bermain.
Karenanya pembelajaran pada PAUD dilaksanakan melalui bermain dan
kegiatan-kegiatan yang mengandung prinsip bermain.

B. Landasan Sosiologis

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan sesuai dengan tuntutan
dan norma-norma yang berlaku di masyarakat setempat.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat beragam. Satuan PAUD
merupakan representasi dari masyarakat yang beragam baik dari aspek strata
sosial-ekonomi, budaya, etnis, agama, kondisi fisik maupun mental. Untuk

www.peraturan.go.id
2014, No.1679

mengakomodasi keberagaman itu, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini


dikembangkan secara inklusif untuk memberi dasar terbentuknya sikap saling
menghargai dan tidak membeda-bedakan.

C. Landasan Psiko-Pedagogis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan mengacu pada
cara mendidik anak sebagai individu yang unik, memiliki kecepatan
perkembangan yang berbeda, dan belum mencapai masa operasional konkret, dan
karenanya digunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan
perkembangan dan potensi setiap anak.

D. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan mengacu pada
teori pendidikan berbasis standar dan kurikulum berbasis kompetensi.
Pendidikan berbasis standar menetapkan adanya standar nasional sebagai
kualitas minimal penyelenggaraan pendidikan. Standar tersebut terdiri dari standar
tingkat pencapaian perkembangan anak, standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Proses pengembangan
kurikulum secara langsung berlandaskan pada empat standar yakni standar
tingkat pencapaian perkembangan anak, standar isi, standar proses, dan
standar penilaian pendidikan. Sementara itu, empat standar lainnya dikembangkan
lebih lanjut untuk mendukungimplementasi kurikulum.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
seluas-luasnyabagi anakuntukmengembangkankemampuan yangberupa sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yangdirefleksikandalam kebiasaan berpikir danbertindak.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini menerapkan pembelajaran dalam
bentuk pemberian pengalaman belajar langsung kepada anak yang dirancang
sesuai dengan latar belakang, karakteristik,dan usia anak.

E. Landasan Yuridis
LandasanyuridisKurikulum 2013 PendidikanAnakUsiaDini adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 14
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan; dan
5. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 Tentang Pengembangan

13

Anak UsiaDini Holistik-Integratif.

III. STRUKTUR KURIKULUM


Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian
muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, danlama belajar.

A. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini berisi program-program pengembangan yang
terdiri dari:
1. Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup perwujudan suasana belajar
untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama dan moral serta
bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain.
2. Program pengembangan fisik-motorik mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain.
3. Program pengembangan kognitif mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya
kematangan proses berpikir dalam konteks bermain.
4. Program pengembangan bahasa mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya
kematangan bahasa dalam konteks bermain.
5. Program pengembangan sosial-emosional mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya kepekaan, sikap, dan keterampilan sosial serta kematangan emosi dalam
konteks bermain.
6. Program pengembangan seni mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya
eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni dalam konteks bermain.

B. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan
gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada
akhir layanan PAUD usia6 (enam) tahun.
Kompetensi Inti mencakup:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.

www.peraturan.go.id
2014, No.1679

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.


3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraiantentangkompetensi PAUD dapat dilihat padatabel di bawahini:

KOMPETENSI INTI

KI-1 Menerima ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya
diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri,
jujur, rendah hati dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik,
dan teman

KI-3 Mengenali diri, keluarga, teman, pendidik, lingkungan sekitar, teknologi, seni,
dan budaya di rumah, tempat bermain dan satuan PAUD dengan cara:
mengamati dengan indra (melihat, mendengar, menghidu, merasa, meraba);
menanya; mengumpulkan informasi; menalar, dan mengomunikasikan melalui
kegiatan bermain
KI-4 Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan dipikirkan melalui
bahasa, musik, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta
mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia

C. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema
pembelajaran, danpengalamanbelajar yangmengacupadaKompetensi Inti.
Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan
kemampuan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan. Kompetensi Dasar dibagi
menjadi empat kelompoksesuai denganpengelompokkankompetensi inti yaitu:
1. Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
dan
4. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 16
Uraiandari setiapKompetensi Dasar untuksetiap kompetensi inti adalah sebagai berikut:

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

KI-1. Menerima ajaran agama 1.1. Mempercayai adanya Tuhan melalui


yang dianutnya ciptaan-Nya
enghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar
sebagai rasa syukur kepada Tuhan

KI-2. Memiliki perilaku hidup emiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
sehat, rasa ingin
15

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

tahu, kreatif dan estetis, emiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin
percaya diri, disiplin, mandiri, tahu
peduli, mampu bekerjasama, emiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
mampu menyesuaikan diri,
jujur, rendah hati dan emiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
santun dalam
berinteraksi dengan keluarga, emiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
pendidik, dan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat
teman terhadap aturan sehari-hari untuk melatih
kedisiplinan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau
menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain
berbicara) untuk melatih kedisiplinan
emiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau


membantu jika diminta bantuannya

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kerjasama

www.peraturan.go.id
2014, No.1679

Memiliki perilaku yang dapat menye- suaikan diri

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan


santun kepada orang tua, pendidik, dan teman

KI-3. Mengenalidiri, 3.1. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari


keluarga, teman, Mengenal perilaku baik sebagai
pendidik, lingkungan cerminan akhlak mulia
sekitar, teknologi, seni, dan Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk
budaya di rumah, tempat pengembangan motorik kasar dan motorik halus
bermain dan
dengan cara: 3.4. Mengetahui cara hidup sehat
mengamati dengan engetahui cara memecahkan masa-lah sehari-hari dan
indra (melihat, mendengar, berperilaku kreatif
menghidu, merasa, meraba); Mengenal benda -benda disekitarnya (nama, warna, bentuk,
menanya; mengumpulkan ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri- ciri
informasi; menalar; dan lainnya)

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 16

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

mengomunika kegiatan Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat


melalui tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi)
bermain
engenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah,
air, batu- batuan, dll)

Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga,


peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll)

Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca)

Memahami bahasa ekspresif


(mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)

Mengenal keaksaraan awal melalui bermain

3.13.Mengenal emosi diri dan orang lain


Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat
diri
Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni

KI-4. yang Menunjukkan 4.1. Melakukan kegiatan beribadah sehari- hari dengan
diketahui, tuntunan orang dewasa
, dibutuhkan, dan 4.2. Menunjukkan perilaku santun seba-gai
dipikirkan melalui bahasa, cerminan akhlak mulia
musik, gerakan, dan karya
4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk
secara produktif dan
kreatif, serta pengembangan motorik kasar dan halus
mencerminkan perilaku 4.4. Mampu menolong diri sendiri untuk
anak berakhlak mulia hidup sehat
4.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari
secara kreatif

www.peraturan.go.id
4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana
benda-benda disekitar yang dikenalnya (nama,
warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur,
fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil
karya
4.7. Menyajikan berbagai karyanya
dalam bentuk gambar, bercerita,
bernyanyi,
17 2014, No.1679

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

gerak tubuh, dll tentang lingkungan sosial


(keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah,
budaya, transportasi)
4.8. Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar,
bercerita, bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang
lingkungan alam (hewan,
tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)

4.9. Menggunakan teknologi sederhana (peralatan rumah


tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan,
dll) untuk menyelesaikan tugas dan kegiatannya

4.10.Menunjukkan kemampuan berbahasa


reseptif (menyimak dan membaca)
4.11.Menunjukkan kemampuan berbahasa
ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal
dan non verbal)
4.12.Menunjukkan kemampuan keaksara-an awal dalam
berbagai bentuk karya
4.13.Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar

4.14.Mengungkapkan kebutuhan, keingin-an dan minat diri

www.peraturan.go.id
dengan cara yang tepat

4.15.Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan


menggunakan berbagai media

D. Lama Belajar

1. Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk memperoleh pengalaman belajar


yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun. Lama
belajar pada PAUD dilaksanakan melalui pembelajaran tatap muka.
2. Lama belajar pada PAUD dilaksanakan dalam kegiatan tatap muka berikut:
a. kelompok usia lahir sampai 2 (dua) tahun dengan lama belajar paling sedikit 120
menit per minggu;

b. kelompok usia 2 (dua) tahun sampai 4 (empat) tahun dengan lama belajar paling
sedikit 360 menit per minggu; dan
2014,No.1679 18

c. kelompok usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama belajar paling
sedikit 900 menit per minggu.

3. Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang tidak dapat melakukan pembelajaran
900 menit per minggu wajib melaksanakan pembelajaran 540 menit dan ditambah 360
menit pengasuhan terprogram.
Tabel Struktur Program Pengembangandan Lama Belajar PAUD
Program Lahir-2
Kompetensi 2-4 tahun 4-6 tahun
Pengembangan tahun
1. Moral dan A. Sikap 120 menit per 360 menit per 900 menit per 900 menit per
agama Spiritual minggu minggu minggu terdiri minggu 150
2. Motorik B. Sikap Sosial atas 540 menit menit untuk 6
3. Kognitif C. Pengetahuan tatap muka dan pertemuan per
4. Bahasa D.Keterampilan 360 menit minggu atau
5. Sosial pengasuhan 180 menit untuk
emosional terprogram 5 pertemuan
6. Seni per minggu)

INDIKATOR PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI LAHIR-6


TAHUN

www.peraturan.go.id
Pengantar
1. Indikator pencapaian perkembangan anak adalah penanda perkembangan yang spesifik dan terukur
untuk memantau/menilai perkembangan anak pada usia tertentu.
2. Indikator pencapaian perkembangan anak merupakan kontinum/rentang perkembangan anak sejak
lahir sampai dengan usia 6 tahun.
3. Indikator pencapaian perkembangan anak berfungsi untuk memantau perkembangan anak dan bukan
untuk digunakan secara langsung baik sebagai bahan ajar maupun kegiatan pembelajaran.
4. Indikator pencapaian perkembangan anak dirumuskan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD).
5. Kompetensi Dasar (KD) dirumuskan berdasarkan Kompetensi Inti (KI).

6. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
Anak pada akhir lanyanan PAUD usia enam tahun yang dirumuskan secara terpadu dalam bentuk KI
Sikap Spiritual, KI Sikap Sosial, KI Pengetahuan, dan KI Keterampilan.
7. Indikator pencapaian perkembangan anak untuk KD pada KI Sikap Spiritual dan KD pada KI Sikap
Sosial tidak dirumuskan secara tersendiri. Pembelajaran untuk mencapai KD-KD ini dilakukan
secara tidak langsung, tetapi melalui pembelajaran untuk KD-KD pada KI Pengetahuan dan KI
Keterampilan. Dengan kata lain, sikap positif anak akan terbentuk ketika
19 2014,No.1679

dia memiliki pengetahuan dan mewujudkan pengetahuan itu dalam bentuk hasil karya dan/atau unjuk
kerja.
8. Indikator pencapaian perkembangan anak untuk KD pada pengetahuan dan KD pada keterampilan
meripakan satu kesatuan karena pengetahuan dan keterampilan merupakan dua hal yang saling
berinteraksi.

9. Indikator pencapaian perkembangan anak disusun berdasarkan kelompok usia sebagai berikut:
a. lahir sampai dengan usia 3 bulan;
b. usia 3 bulan sampai dengan usia 6 bulan;
c. usia 6 bulan sampai dengan usia 9 bulan;
d. usia 9 bulan sampai dengan usia 12 bulan;
e. usia 12 bulan sampai dengan usia 18 bulan;
f. usia 18 bulan sampai dengan usia 2 tahun;
g. usia 2 tahun sampai dengan usia 3 tahun;
h. usia 3 tahun sampai dengan usia 4 tahun;
i. usia 4 tahun sampai dengan usia 5 tahun; dan

www.peraturan.go.id
j. usia 5 tahun sampai dengan usia 6 tahun.

www.peraturan.go.id
2014,No.1679 20

www.peraturan.go.id
www.peraturan.go.id
25 2014, No.1679

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 26

www.peraturan.go.id
27 2014, No.1679

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 28

www.peraturan.go.id
29 2014, No.1679

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 30

www.peraturan.go.id
31 2014, No.1679

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 32

www.peraturan.go.id
33 2014, No.1679

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 34

www.peraturan.go.id
35 2014, No.1679

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 36

www.peraturan.go.id
37 2014, No.1679

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 38

www.peraturan.go.id
39 2014, No.1679

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 40

www.peraturan.go.id
41 2014, No.1679

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 42

www.peraturan.go.id
43 2014, No.1679

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 44

www.peraturan.go.id
45 2014, No.1679

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 46

www.peraturan.go.id
47 2014, No.1679

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 48

www.peraturan.go.id
49 2014, No.1679

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 50

LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERIPENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR146 TAHUN2014
TENTANG
KURIKULUM2013 PENDIDIKANANAKUSIA DINI

PEDOMANDETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

I. PENDAHULUAN
Anak usia dini diharapkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Deteksi dini diperlukan
untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan berkembang sesuai usianya. Kemampuan deteksi
dini karenanyadiperlukanoleh pendidik.

Hasil deteksi dini tumbuh kembang seorang anak menjadi dasar untuk memberikan stimulasi dan
intervensi yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Stimulasi dan intervensi tersebut dituangkan ke
dalam Program-program kegiatan yang sesuai dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan
anak.

II. PENGERTIAN DAN TUJUAN


A. Pengertian Deteksi Dini
Deteksi dini adalah kegiatan untuk menemukan secara dini adanya potensi dan hambatan
pertumbuhandan perkembangan pada anak usia dini.

B. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat, misalnya berat tubuh, tinggi
badan/panjang badan, lingkar kepala, pertumbuhan gigi danpertumbuhantulang.

www.peraturan.go.id
51 2014, No.1679

Perkembangan adalah bertambahnya fungsi fisik dan psikis anak meliputi sensorik (mendengar,
melihat, meraba, merasa, dan menghidu), motorik (gerakan motorik kasar dan halus), kognitif
(pengetahuan, kecerdasan), komunikasi (berbicara dan bahasa), serta sikap religius,
sosial-emosional dan kreativitas (seni).

C. Pengertian Stimulasi
Stimulasi adalah rangsangan pendidikan yang diberikan dalam rangka pembentukan sikap dan
pengembangan kemampuan dasar bagi anak usia dari lahir sampai dengan usia 6 tahun agar dapat
tumbuh dan berkembangsecaraoptimal.

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 52

D. Pengertian Intervensi
Intervensi adalah upaya khusus yang diberikan kepada anak yang menurut hasil deteksi dini
diketahui tumbuh kembangnya tidak optimal. Serangkaian upaya khusus dilakukan untuk
mengoreksi, memperbaiki,dan mengatasi hambatantumbuh kembangagar anakdapat tumbuh dan
berkembangsecaraoptimal sesuai denganpotensinya.

III. TUJUAN PEDOMAN


Tujuan dari pedoman ini, yaitu: memberikan pemahaman kepada pendidik tentang perlunya deteksi
dini padaanakdancara melakukannya.

IV. STRATEGI DETEKSI DINI


A. Strategi
Strategi deteksi dini merupakan usaha untuk mengidentifikasi hambatan pertumbuhan dan
perkembangan anak melalui pengamatandan wawancaradenganorang tua.

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Cakupan pengamatan meliputi


pertumbuhanfisik, sikap, danperilaku anak.

Wawancara dengan orang tua dilakukan pada saat anak mendaftar untuk mendapat informasi
awal tentang kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat tumbuh kembang anak.
Wawancara juga dilakukan untuk memberikan informasi ketika pendidik menemukan
pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai dengan usia tertentu. Jika ditemukan
hambatan perkembangan diperlukan kesepahaman orang tua dan lembaga PAUD untuk
penanganan lebih lanjut.

B. Deteksi Pertumbuhan dan Perkembangan


Deteksi pertumbuhan danperkembanganyang dilakukan meliputi antaralain:
1. Deteksi pertumbuhan
a. Menimbang berat badan anak setiap bulan untuk melihat pertumbuhan berat badan.
b. Mengukur tinggi/panjang badan anak setiap bulan untuk melihat pertumbuhan
tinggi/panjang badan.
c. Mengukur besar lingkar kepala anak setiap untuk melihat pertumbuhan lingkar kepala.
d. Memeriksa bagian kepala (rambut, mata, telinga, hidung, mulut, gigi), kulit, kuku,
tangan dan kaki dilaksanakan minimal seminggu 1 (satu) kali untuk melihat kebersihan
dan kesehatan.

2. Deteksi Perkembangan
a. Sosial emosional dan kemandirian

www.peraturan.go.id
53 2014, No.1679

Merupakan deteksi dini terhadap masalah yang berhubungan dengan aspek kemampuan
bersosialisasi dan pengendalian emosi sertakemampuan mandiri anak, misalnya:
1) Kurang konsentrasi/pemusatan perhatian
2)Sulit berinteraksi dengan orang lain
3)Mudah menangis/cengeng
4)Sering marah jika keinginannya tidak dituruti

b. Bahasa
Merupakan deteksi dini terhadap hambatan yang berhubungan dengan kemampuan
berbahasa yang meliputi kemampuan membedakan suara yang bermakna dan tidak
bermakna(bahasa reseptif),bicara (bahasaekspresif),komunikasi (pragmatik).

c. Fisik (motorik kasar dan halus)


1) Motorik kasar
Merupakan deteksi dini terhadap hambatan yang berhubungan dengan keseimbangan
dankoordinasi.

2)Motorik halus
Merupakan deteksi dini terhadap hambatan yang melibatkan gerakan bagian tubuh
tertentu yang memerlukan koordinasi yang cermat antara otot-otot kecil/otot-otot
halus danpancaindra.

d. Kognitif
Merupakan deteksi dini terhadap hambatan yang berhubungan dengan aspek
kematanganprosesberpikir.

e. Penglihatan
Merupakandeteksi dini terhadaphambatanyang berhubungandenganaspek:
1) pengamatan melalui penglihatan yang merupakan keterampilan untuk melihat
persamaan dan perbedaan, bentuk, warna, benda, sebagai dasar untuk
pengembangan kognitif.
2)Ingatan melalui penglihatan yang merupakan keterampilan untuk mengingat apa
yang sudah dilihatnya.

f. Pendengaran
Merupakandeteksi dini terhadapmasalah yang berhubungandenganaspek:
1) Pengamatan pendengaran yang merupakan keterampilan untuk mampu mendengar
perbedaan dan persamaan suara.

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 54

2)Ingatan pendengaran yang merupakan keterampilan untuk mampu mengingat


suara-suara atau bunyi.

V. PENYUSUNAN PROGRAM
Hasil deteksi awal digunakan untuk menyusun perencanaan program kegiatan secara sistematis,
terarah dan terpadu sesuai kebutuhan anak. Perencanaan program dilakukan bersama oleh
seluruh pendidikdi bawahkoordinasi kepala/pengelolaPAUD.
VI. PELAKSANAAN PROGRAM
Pelaksanaan program stimulasi hasil deteksi dini meliputi tahapan: a) pelaksanaan
kegiatan yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran;
b) penilaian terhadap proses dan hasil stimulasi;
c) analisis terhadap penilaian proses dan hasil stimulasi; dan
d) pelaksanaan tindak lanjut.

VII. TINDAK LANJUT


Pencatatan penilaian hasil proses dan stimulasi deteksi dini tumbuh kembang anak digunakan
pendidik dan orang tua sebagai rujukan untuk ditindaklanjuti ke ahlinya antara lain kepada
Puskesmas, terapis, psikolog, dan/atau dokter.

VIII. PENUTUP

Pedoman ini disusun sebagai acuan stimulasi deteksi dini tumbuh kembang anak. Pendidik
diharapkan dapat memahami pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mengetahui
penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak sedini mungkin untuk melakukan penanganan
dini dengan bantuan tenagaahli.

MENTERIPENDIDIKAN DANKEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA,

MOHAMMAD NUH

LAMPIRANIII
PERATURANMENTERI PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 146TAHUN2014

www.peraturan.go.id
55 2014, No.1679

TENTANG
KURIKULUM 2013PENDIDIKAN ANAK USIADINI

PEDOMANPENGEMBANGANKURIKULUMTINGKAT SATUAN PENDIDIKANPENDIDIKAN ANAK USIA DINI

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil yang
berjumlah sekitar 17.504. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2010, penduduk
Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa dengan berbagai keragaman. Keragaman yang
menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia antara lain geografis, potensi sumber daya,
ketersediaan sarana dan prasarana, latar belakang dan kondisi sosial budaya, dan
keragaman lainnya yang terdapat di setiap daerah. Keragaman tersebut selanjutnya
melahirkan pula tingkatan kebutuhan dan tantangan pengembangan yang berbeda antar
daerah dalam rangka meningkatkan mutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap
daerah.

Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang


sesuai dengan karakteristik daerah. Kurikulum sebagai jantung pendidikan perlu dikembangkan
dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan,
dan anak di masakini danmasamendatang.

Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional:
1. Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan anak.
2. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a)
peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat anak; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan
pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j)
persatuan nasional dan nilai- nilai kebangsaan.
Dari amanat undang-undang danperaturan pemerintah tersebut ditegaskanbahwa:

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 56

1. Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi dengan maksud agar memungkinkan


penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan
potensi yang ada di daerah serta kebutuhan anak.
2. Kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk PAUD adalah kurikulum operasional yang
dikembangkandan dilaksanakan sesuai dengan karakteristiksatuanPAUD.

II. TUJUAN
PedomanpenyusunanKTSP ini dimaksudkansebagai acuanbagi:
1. Pendidik anak usia 4‒ 6 tahun dapat menyusun KTSP sesuai dengan ketentuan dalam
pedoman ini;
2. Pendidik anak usia Lahir‒ 4 tahun, dapat menyusun KTSP dengan ketentuan dalam
pedoman ini, disesuaikan dengan karakteristik layanan;
3. Kepala/pengelola lembaga PAUD, dalam merancang dan memantau penyusunan KTSP;
4. Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama kabupaten/kota dalam menyusun KTSP
sesuai dengan kewenangannya.

III. KURIKULUM PAUD


A. Pengertian
KTSP PAUD adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di satuan
pendidikan anak usia dini yang sesuai dengan kondisi daerah, satuan PAUD, dan kebutuhan
anak.

B. Acuan Pengembangan
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini disusun mengacu pada
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) dan Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum PAUD. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
dikembangkan oleh satuan pendidikan anak usia dini dan jika memungkinkan
dengan melibatkan komite PAUD. Kurikulum disahkan oleh kepala dinas
pendidikan Kabupaten/Kota atau kantor kementerian agama sesuai dengan
kewenangannya.

C. Dokumen KTSP PAUD


Dokumen KTSP PAUD terdiri dari:
1. Dokumen I berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan satuan pendidikan, muatan
pembelajaran, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Jabaran setiap
komponen pada dokumen I adalah sebagai berikut:

www.peraturan.go.id
57 2014, No.1679

a. Visi Satuan Pendidikan

Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan
pendidikan anak usia dini, yang dirumuskan dan ditetapkan oleh setiap lembaga
berdasarkan masukan dari seluruh warga lembaga pendidikan anak usia dini.
Visi tersebut mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga
satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan. Visi dapat ditinjau
dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangandi masyarakat.
b. Misi Satuan Pendidikan
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah
ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi penyusunan
program serta memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan
satuan pendidikan yang terlibat, dengan berdasarkan masukan dari seluruh
warga satuan pendidikan anak usia dini. Misi dapat ditinjau dan dirumuskan
kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di
masyarakat.
c. Tujuan Satuan Pendidikan
Satuan Pendidikan merumuskan tujuan berdasarkan visi dan misi yang
ditetapkan.
d. Muatan Pembelajaran
Muatan pembelajaran adalah cakupan materi yang ada pada kompetensi dasar
sebagai bahan yang akan dijadikan kegiatan- kegiatan untuk mencapai
kompetensi sikap spiritual, sikapsosial, pengetahuan, danketerampilan.
Materi-materi tersebut seharusnya dikuasai anak sesuai dengan tahapan
usianya yang diberikan melalui stimulasi pendidikan secara terintegrasi dengan
menggunakan tema- tema yang sesuai dengan kondisi lembaga PAUD/satuan
pendidikan dananak.
e. Pengaturan Lama Belajar
Lama belajar merupakan waktu yang digunakan untuk memberi pengalaman
belajar kepada anak dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun. Lama
belajar dilaksanakan melalui pembelajaran tatap muka dengan durasi paling
sedikit 900 menit per minggu. Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang
tidak dapat melakukan pembelajaran 900 menit per minggu wajib melaksanakan
pembelajaran 540 menit dan ditambah 360 menit pengasuhan terprogram.
f. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
anak selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 58

efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Kalender


Pendidikan juga berisi program kegiatan tahunan yang mencakup
kegiatan-kegiatan perayaan hari besar nasional, kegiatan-kegiatan puncak
tema,kegiatan-kegiatanlembaga (misal: rekreasi danpentasseni).

2. Dokumen II berisi Perencanaan Program Semester (Prosem), Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran Mingguan (RPPM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH).
a. Perencanaan Pembelajaran
Untuk merencanakan pembelajaran,satuanPAUD menyusunprogram yangmeliputi:
1) Program Semester
Prosem berisi daftar tema satu semester dan alokasi waktu setiap tema.
PenyusunanProsem dilakukandenganlangkah- langkah sebagai berikut:
(a) membuat daftar tema satu semester
(b) menentukan alokasi waktu untuk setiap tema
(c) menentukan KD pada setiap tema
(d) memilih, menata, dan mengurutkan tema
berdasarkan prinsip- prinsip sebagai berikut.
(1) Tema dipilih dari lingkungan yang terdekat dengan kehidupan anak.
(2) Tema dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih rumit
bagi anak.
(3) Tema ditentukan dengan mempertimbangkan minat anak.
(4) Ruang lingkup tema mencakup semua aspek perkembangan
(e) menjabarkan tema ke dalam sub tema dan dapat dikembangkan lebih rinci
lagi menjadi sub-sub tema untuk setiap semester;

Dalam menyusun Prosem, lembaga diberikan keleluasaan dalam menentukan


format.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan


RPPM disusun sebagai acuan pembelajaran selama satu minggu. RPPM dapat
berbentuk jaringan tema atau format lain yang dikembangkan oleh satuan
PAUD yang berisi projek-projek yang akan dikembangkan menjadi kegiatan
pembelajaran.
Pada akhir satu atau beberapa tema dapat dilaksanakan kegiatan puncak tema
untuk menunjukkan hasil belajar. Puncak tema dapat berupa kegiatan antara
lain membuat kue/makanan, makan bersama, pameran hasil karya, pertunjukan,
panentanaman, dan kunjungan.

www.peraturan.go.id
59 2014, No.1679

3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian


RPPH disusun sebagai acuan pembelajaran harian. Komponen RPPH meliputi
antara lain: tema/sub tema/sub- sub tema, kelompok usia, alokasi waktu,
kegiatan belajar (pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup), indikator
pencapaian perkembangan, penilaian perkembangan anak, serta media dan
sumber belajar.

Lembaga PAUD dapat menyusunKTSP secarabertahap sesuai dengan situasi dankondisi.

D. Prinsip Penyusunan Kurikulum


Penyusunan Kurikulum PAUD dilakukandenganmemperhatikanbeberapa prinsip, antara lain:
1. Berpusat pada anak
Kurikulum dikembangkan dengan mempertimbangkan potensi, minat, bakat,
perkembangan, dan kebutuhan semua anak, termasuk anak yang mempunyai kebutuhan
khusus.
Kurikulum dikembangkan dengan berorientasi pada kebutuhan anak termasuk yang
memiliki kebutuhan khusus. Anak membutuhkan stimulasi untuk membantu pertumbuhan
fisikdan perkembanganpsikis secaraoptimal.
2. Kontekstual
Kurikulum dikembangkandenganmempertimbangkankarakteristikdaerah, sekolah dan
anak.
3. Menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup semua dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) pada program-program pengembangan yang direncanakan dan
disajikan secara terpadu dan berkesinambungan sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
4. Kurikulum disusun agar semua program pengembangan menjadi dasar pembentukan
kepribadian anak secara utuh dalam pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial
anak.
5. Mempertimbangkan tahapan tumbuh kembang anak, potensi, minat, dan karakteristik
anak.
Kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, dan
kecerdasanjamakanak.
Memperhatikan tingkat perkembangan anak karena anak belajar dengan
sebaik-baiknya jika kebutuhan fisik terpenuhi serta merasakan tenteram, aman dan
nyamansecarapsikologis.

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 60

6. Mempertimbangkan cara anak belajar dari sederhana ke rumit, konkret ke abstrak,


dari gerakan ke verbal, dan dari keakuan ke rasa sosial.
7. Mempertimbangkan keterpaduan aspek dalam pengembangan anak usia
dini holistik integratif (PAUD-HI) yaitu pendidikan,
kesehatan dan gizi, pengasuhan, dan perlindungan anak sebagai upaya yang dilakukan
dengan menggunakanlangkah terpadu.
8. Menggunakan pendekatan belajar melalui bermain yang dirancang dengan
menyenangkan, fungsional, dan efektif membelajarkan anak.
9. Kurikulum dikembangkan untuk memberikan pengalaman belajar anak dengan
memperhatikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
berkembang secara dinamis.
10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Kurikulum
perlu memuat keragaman potensi kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan daerah setempat untuk menghasilkan anak yang mengenal, mengapresiasi
dan mencintai budaya daerah.

E. Prosedur dan Mekanisme Pengembangan Kurikulum

Prosedur dan mekanismepengembangan kurikulum operasional PAUD meliputi:


1. Pembentukan tim/kelompok kerja pengembang kurikulum.
2. Analisis konteks yaitu dengan mempelajari dan mencermati STPPA, menganalisis
kondisi, peluang dan tantangan yang ada di lembaga/satuan PAUD meliputi anak,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, biaya dan
program-program.
3. Penyusunan draf dokumen kurikulum PAUD sesuai dengan komponen yang telah
ditetapkan.
4. Melakukan review, revisi, dan penetapan.
5. Mengesahkan draf oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan kewenangannya,
seperti: dinas pendidikan setempat, kementerian agama setempat, ketua
yayasan/pengelola.
6. Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung jawab bersama seluruh warga satuan
pendidikan.

IV. PIHAK YANG TERLIBAT


Pihak-pihakyangterlibat dalam pengembangan KTSP antara lain :
1. Pendidik
2. Kepala/pengelola lembaga PAUD

www.peraturan.go.id
61 2014, No.1679

3. Pemangku kepentingan yang relevan misalnya Dinas


Pendidikan setempat, kantor kementerian agama setempat, Tim
Pengembang Kurikulum, dan organisasi mitra.
4. Tim pengembang kurikulum lembaga PAUD dalam
pengembangannya dapat mengikutsertakan komite sekolah,
nara sumber, dan pihak lain yang terkait.
V. PENUTUP
Pedoman ini disusun sebagai acuan pengembangan Kurikulum PAUD oleh satuan pendidikan, dengan
harapan setiap satuan pendidikan dapat mengimplementasikannya sesuai dengan karakteristik
satuan pendidikan dandaerahnya.

MENTERI PENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN REPUBLIKINDONESIA,

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 62

MOHAMMAD NUH

www.peraturan.go.id
63 2014, No.1679

LAMPIRANIV
PERATURANMENTERI PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 146TAHUN2014
TENTANG
KURIKULUM 2013PENDIDIKAN ANAK USIADINI

PEDOMANPEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN

Pendekatan pembelajaran yang tepat pada anak usia dini akan menentukan keberhasilan anak dalam
mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya. Dengan pertimbangan yang optimal
ini, anak akan mempunyai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk memasuki jenjang
selanjutnya.

Terdapat sejumlah strategi pembelajaran yang harus dipahami dan untuk selanjutnya harus
diterapkanoleh pendidik.

Lampiran ini menjelaskan berbagai hal berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan di satuan
PAUD.

II. TUJUAN PEDOMAN


Pedomanini dimaksudkansebagai acuanbagi:
5. pendidik pada satuan PAUD dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran;
6. kepala/pengelola satuan PAUD dalam merancang dan memantau pelaksanaan kegiatan
pembelajaran;
7. dinas pendidikan atau kantor kementerian agama setempat dalam melaksanakan pemantauan
dan pembinaan sesuai dengan kewenangannya.

III. PEMBELAJARAN

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 64

A. Pengertian
Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dengan anak melalui kegiatan bermain
pada lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan dengan menggunakan berbagai sumber
belajar.
B. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran anak usia dini berpusat pada anak. Pendekatan pembelajaran yang digunakan
adalah pendekatan saintifik yang mencakup rangkaian proses mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Keseluruhan proses tersebut
menuntut digunakannya seluruh inderasertaberbagai sumber danmediapembelajaran.

C. Prinsip
Prinsip yangdigunakan dalam prosespembelajaran anak usiadini sebagai berikut.
a. Belajar melalui bermain
Anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa bermain. Pemberian rangsangan
pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain, dapat memberikan pembelajaran
yangbermaknapadaanak.

b. Berorientasi pada perkembangan anak


Pendidik harus mampu mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai dengan usia
anak.

c. Berorientasi pada kebutuhan anak

Pendidik harus mampu memberi rangsangan pendidikan atau stimulasi sesuai dengan
kebutuhananak, termasuk anak-anakyangmempunyai kebutuhankhusus.

d. Berpusat pada anak


Anak diberi kesempatan untuk mencari, menemukan, menentukan pilihan,
mengemukakan pendapat,dan aktif melakukan sertamengalami sendiri.

e. embelajaran aktif

Pendidik harus mampu menciptakan kegiatan-kegiatan yang menarik dan


membangkitkanrasa ingin tahuanak, memotivasi anakuntuk berfikir kritis, dankreatif.

f. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter


Pemberian rangsangan pendidikan dan pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan
nilai-nilai karakter. Pengembangan nilai- nilai karakter dilakukan secara terpadu baik
melalui pembiasaan danketeladananbaik secaraspontan maupun terprogram.

g. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup

www.peraturan.go.id
65 2014, No.1679

Pemberian rangsangan pendidikan dan pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan


kecakapan hidup anak. Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik
melalui pembiasaan, keteladanan, maupun kegiatanterprogram.
h. Didukung oleh lingkungan yang kondusif
Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik, menyenangkan,
aman, dan nyaman bagi anak. Penataan ruang diatur agar anak dapat berinteraksi
dengan pendidik,pengasuh, dananaklain.
i. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk mengembangkan rasa saling
menghargai antara anak dengan pendidik,dan dengan anak lain.
j. Pemanfaatan media dan sumber belajar di lingkungan PAUD Penggunaan media dan
sumber yang ada di lingkungan ini bertujuan agar pembelajaran lebih kontekstual
dan bermakna. Termasuk dalam sumber belajar adalah orang-orang dengan
profesi tertentu
yang sesuai dengan tema, misalnya dokter, polisi, nelayan, dan petugas pemadam
kebakaran.
D. Lingkup
Lingkup pembelajaran meliputi seluruh Kompetensi Dasar yang memadukan semua program
pengembangan yaitu nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan
seni.

E. Pengelolaan Pembelajaran

1. Perencanaan pengelolaan kelas


Rencana pengelolaan kelas mencakup penataan lingkungan belajar serta
pengorganisasian kelas (dapat di dalam maupun di luar ruangan) dan anak. Pengelolaan
kelas disesuaikan dengan model pembelajaran yang akan digunakan. Model-model
pembelajaran itu diantaranya adalah:

a. model pembelajaran kelompok berdasarkan sudut-sudut kegiatan;


b. model pembelajaran kelompok berdasarkan kegiatan pengaman;
c. model pembelajaran berdasarkan area (minat); dan
d.model pembelajaran berdasarkan sentra.

2. Pelaksanaan Pembelajaran
Salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum
2013 adalah pendekatan tematik terpadu. Dalam model pembelajaran tematik

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 66

terpadu, kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk satu tema atau sub tema
dirancang untuk mencapai secara bersama-sama kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

Pelaksanaanpembelajaran dilakukan melalui pembelajaran langsung dantidak langsung


yang terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung adalah
proses pembelajaran melalui interaksi langsung antara anak dengan sumber belajar
yang dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPM) dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran harian (RPPH). Pembelajaran langsung berkenaan dengan
pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang terkandung dalam Kompetensi Inti-3
dan Kompetensi Inti-4.

Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang tidak dirancang


secara khusus namun terjadi dalam proses pembelajaran langsung. Melalui
proses pembelajaran langsung akan terjadi dampak ikutan yang berupa
pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam Kompetensi Inti-1 dan
Kompetensi Inti-2.

Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dalam tahapan pembukaan, inti dan penutup.
Padakegiatan inti seluruh aktivitas pembelajaranmeliputi kegiatan mengamati,menanya,
mengumpulkaninformasi,menalar, danmengomunikasikan
(pendekatan saintifik).

a. Kegiatan Pembukaan
Kegiatan pembukaan dilakukan untuk menyiapkan anak secara fisik dan psikis
untuk mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan ini berhubungan dengan
pembahasan sub tema yang akan dilaksanakan. Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain: berbaris, mengucap salam, berdoa, dan bercerita atau
berbagi pengalaman.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti memberikan ruang yang cukup bagi anak untuk berinisiatif, kreatif,
dan mandiri sesuai denganbakat, minat dankebutuhan anak.
Kegiatan inti dilaksanakan dengan pendekatan saintifik melalui mengamati,
menanya, mengumpulkaninformasi, menalar,dan mengomunikasikan. 1) Mengamati
Mengamati dilakukan untuk mengetahui objek diantaranya dengan
menggunakan indera seperti melihat, mendengar, menghidu, merasa, dan
meraba.

2) Menanya

www.peraturan.go.id
67 2014, No.1679

Anak didorong untuk bertanya, baik tentang objek yang telah diamati
maupun hal-hal lainyang ingin diketahui.
3) Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkaninformasi dilakukan melalui beragam cara, misalnya: dengan
melakukan, mencoba, mendiskusikan dan menyimpulkan hasil dari berbagai
sumber.
4) Menalar
Menalar merupakan kemampuan menghubungkan informasi yang sudah
dimiliki dengan hal yang baru diperoleh sehingga mendapatkan pemahaman
yanglebih baiktentangsuatuhal.
5) Mengomunikasikan hasil
Mengomunikasikan hasil merupakan kegiatan untuk menyampaikan hal-hal
yangtelahdipelajari dalam berbagai bentuk, seperti dengancerita,gerakan,
dan dengan menunjukkan hasil karya (misalnya: gambar, berbagai bentuk
dari adonan, boneka dari bubur kertas, kriya dari bahan dari daur ulang,
hasil anyaman).

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang bersifat penenangan. Beberapa hal


yang dapat dilakukandalam kegiatan penutup diantaranyaadalah:
1) membuat kesimpulan sederhana dari kegiatan yang telah dilakukan,
termasuk di dalamnya adalah pesan moral yang ingin disampaikan;
2) nasihat-nasihat yang mendukung pembiasaan yang baik;
3)refleksi dan umpan balik terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
4)membuat kegiatan penenangan seperti bernyanyi, bersyair, dan bercerita
yang sifatnya menggembirakan; dan,
5)menginformasikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

3. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik untuk memberikan


rangsangan pendidikan kepada anak agar mencapai kompetensi tertentu. Metode
pembelajaranharusdidasarkan pada kegiatanbermainyang menyenangkanbagi anak.

Beberapa metode pembelajaran yang dianggap sesuai untuk PAUD, antara lain adalah
sebagai berikut.
a. Bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita secara lisan. Cerita
harus diberikan secara menarik. Anak diberi kesempatan untuk bertanya dan

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 68

memberikan tanggapan. Pendidik dapat menggunakan buku sebagai alat bantu


bercerita.
b. Demonstrasi digunakan untuk menunjukkan atau memeragakan cara untuk
membuat atau melakukan sesuatu.
c. Bercakap-cakap dapat dilakukan dalam bentuk tanya jawab antara anak
dengan pendidik atau antara anak dengan anak yang lain.
d. Pemberian tugas dilakukan oleh pendidik untuk memberi pengalaman yang nyata
kepada anak baik secara individu maupun secara berkelompok.
e. Sosio-drama/bermain peran dilakukan untuk mengembangkan daya
khayal/imajinasi, kemampuan berekspresi dan kreatifitas anak terhadap
tokoh-tokoh yang diperankan atau benda-benda yang ada di sekitar.
f. Karyawisata adalah kunjungan secara langsung ke objek-objek yang sesuai
dengan tema dan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan
anak.
g. Projek merupakan suatu tugas yang terdiri atas rangkaian kegiatan yang
diberikan oleh pendidik kepada anak baik secara individu maupun secara
berkelompok dengan menggunakan objek alam sekitar maupun kegiatan
sehari-hari sebagai bahan pembahasan.
h. Eksperimen merupakan pemberian pengalaman kepada anak dengan melakukan
percobaan secara langsung dan mengamati hasilnya.

4. Dukungan pada Pembelajaran


Untuk proses optimalisasi pembelajaran pada anak usia dini, diperlukan dukungan yang
meliputi diantaranya:
a. media dan sumber belajar sesuai dengan
kegiatan yang dilaksanakan;
b. tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang relevan;
c. keterlibatan orang tua; dan
d. instansi terkait (misalnya: Puskesmas, pemadam kebakaran, kepolisian, dll).
IV. PENUTUP
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi pendidik dengan harapan agar pembelajaran yang
dilaksanakanmampumendorong pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan,dan keterampilan yang
ditetapkanpadasetiap anak.

MENTERI PENDIDIKANDANKEBUDAYAAN REPUBLIKINDONESIA,

www.peraturan.go.id
69 2014, No.1679

MOHAMMAD NUH
LAMPIRANV
PERATURANMENTERI PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 146TAHUN2014
TENTANG
KURIKULUM 2013PENDIDIKAN ANAK USIADINI

PEDOMAN PENILAIAN

I. PENDAHULUAN
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur capaian
kegiatan belajar anak. Penilaian hasil kegiatan belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau
proses dan kemajuan belajar anak secara berkesinambungan. Berdasarkan penilaian tersebut,
pendidik dan orang tua anak dapat memperoleh informasi tentang capaian perkembangan untuk
menggambarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki anak setelah melakukan
kegiatan belajar.

Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar, kurikulum berdasarkan kompetensi, dan


pendekatan belajar berkelanjutan, penilaian proses dan hasil belajar memberi gambaran tentang
tingkat pencapaianperkembangan anak.

Untukdapat melakukan penilaian prosesdan hasil kegiatan belajar yangefektif perludiperhatikan


prinsip, teknikdan instrumen, mekanismedan prosedur.

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini terdapat
beberapa kompetensi yangharusdicapai oleh anak.

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini mempersyaratkan penggunaan penilaian otentik.
Penilaian otentik lebih mampu memberikan informasi kemampuan anak secara holistik
(menyeluruh) danvalid(terpercaya).

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 70

II. TUJUAN PEDOMAN


Pedomanpenilaianhasil belajar ini dimaksudkansebagai acuanbagi:
1. Pendidik anak usia 4‒ 6 tahun, dapat melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar
sesuai dengan ketentuan dalam pedoman ini;
2. Pendidik anak usia lahir‒ 4 tahun, dapat melaksanakan penilaian proses dan kegiatan hasil
belajar dengan ketentuan dalam pedoman ini, disesuaikan dengan karakteristik layanan;
3. Kepala/pengelola satuan PAUD, dalam merancang dan memantau pelaksanaan penilaian
proses dan hasil belajar;
4. Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama kabupaten/kota dalam melaksanakan
pemantauan dan pembinaan sesuai dengan kewenangannya.

III. PENILAIAN
A. Pengertian
Pengertian dari beberapa istilah yangterdapat dalam pedomanini sebagai berikut.
1. Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar PAUD adalah suatu proses
mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara sistematis, terukur,
berkelanjutan, serta menyeluruh tentang pertumbuhan dan perkembangan yang
telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.
2. Penilaian otentik adalah penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan keterampilan
yang dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian tidak hanya mengukur apa yang
diketahui oleh anak, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan
oleh anak.
3. Observasi adalah teknik penilaian dengan melakukan pengamatan secara langsung
atau tidak langsung yang dilakukan secara berkesinambungan.
4. Catatan anekdot adalah catatan yang berisi informasi tentang kekuatan dan
kelemahan yang menonjol dari sikap, pengetahuan dan keterampilan anak yang
diperoleh dari hasil pengamatan.
5. Jurnal adalah instrumen yang digunakan untuk mencatat atau mendokumentasikan
perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai penilaian otentik.
6. Penugasan adalah kegiatan atau proyek dari pendidik kepada anak yang dikerjakan
secara individual atau kelompok baik secara mandiri maupun dengan pendampingan.
7. Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada informasi
dari kumpulan karya anak yang menunjukkan perkembangan kemampuan anak dalam
satu periode tertentu.

B. Fungsi

www.peraturan.go.id
71 2014, No.1679

Penilaian kegiatan belajar anak memiliki fungsi untuk memantau kemajuan belajar, hasil
belajar,dan perbaikanhasil kegiatanbelajar anaksecara berkesinambungan.
C. Tujuan
1. Mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai
oleh anak selama mengikuti pendidikan di PAUD.
2. Menggunakan informasi yang didapat sebagai umpan balik dan tindak lanjut kepada
pendidik dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran dan melakukan kegiatan
bimbingan terhadap anak agar sikap, pengetahuan dan keterampilan berkembang
secara optimal.
3. Memberikan informasi bagi orangtua untuk melaksanakan pendidikan keluarga yang
sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di PAUD.
4. Memberikan bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan
selanjutnya terhadap anak.

D. Prinsip
Penilaian hasil belajar anak pada jenjang PAUD berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Sistematis
Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangananakdenganmenggunakan berbagai instrumen.
2. Objektif
Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai.
3. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk gambaran
tentang pertumbuhandan perkembangananak.
4. Menyeluruh
Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap,
pengetahuan maupun keterampilan.
5. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan,
danmembina anak agar tumbuh danberkembangsecaraoptimal.
6. Bermakna

Hasil penilaian bermanfaat bagi anak, orangtua, pendidik, tenaga medis dan pihak lain
yangterkait.
E. Lingkup

www.peraturan.go.id
2014, No.1679 72

Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar anak mencakup semua aspek perkembangan yang
dirumuskandalam kompetensi sikap,pengetahuan, danketerampilan.

F. Mekanisme
1. Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar PAUD dilaksanakan oleh pendidik
satuan pendidikan, dan/atau satuan PAUD.
2. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan,
danketerampilanadalah sebagai berikut:
a. Penilaian Kompetensi Sikap
Pendidik, melakukan penilaian kompetensi sikap melalui teknik pengamatan dan
pencatatananekdot.
1) Pengamatan merupakan teknik penilaian yang dilakukan selama kegiatan
pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan lembar observasi, catatan menyeluruh atau jurnal, dan
rubrik.
2) Pencatatan anekdot merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan
mencatat sikap dan perilaku khusus pada anak ketika suatu peristiwa
terjadi secara tiba- tiba/insidental baik positif maupun negatif.
Pencatatan dilakukan dengan menggunakan lembar/buku catatan anekdot
dan catatan menyeluruh atau jurnal.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan anak melalui percakapan, penugasan,
dan observasi dengan menggunakan lembar/buku/catatan menyeluruh atau
jurnal.
1) Percakapan merupakan teknik penilaian yang dapat digunakan pada saat
kegiatan terpimpin dan bebas.
2) Penugasan merupakan teknik penilaian berupa pemberian tugas yang akan
dikerjakan anak dalam waktu tertentu baik secara individu maupun
kelompok serta secara mandiri maupun didampingi.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai proses dan hasil karya anak dengan menggunakan instrumen
penilaianyang digunakanuntukunjukkerjadan hasil karya.
1) Unjuk kerja merupakan teknik penilaian yang melibatkan anak dalam bentuk
melaksanakan suatu aktivitas yang dapat diamati.
2) Hasil karya merupakan produk yang dihasilkan oleh anak setelah
melakukan suatu kegiatan.
3. Portofolio

www.peraturan.go.id
73 2014, No.1679

Portofolio pada hakekatnya merupakan kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil
kegiatan anak secara berkesinambungan atau catatan- catatan Pendidik tentang
berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai salah satu bahan untuk
menilai kompetensi sikap,pengetahuan, danketerampilan.

4. Waktu Penilaian
Penilaian dilakukan mulai dari anak datang ke satuan PAUD, selama proses pembelajaran,
saat istirahat, sampai anak pulang. Hasil penilaian dapat dirangkum dalam kurun waktu
harian, mingguan ataubulanan.

5. Pengolahan Penilaian
a. Hasil penilaian perkembangan anak dimasukkan ke dalam format yang disusun oleh
pendidik setiap selesai melakukan kegiatan.
b. Hasil catatan penilaian perkembangan anak dimasukkan ke dalam format rangkuman
penilaian mingguan atau bulanan untuk dibuat kesimpulan sebagai dasar laporan
perkembangan anak pada orangtua.

6. Pelaporan Pencapaian Hasil Perkembangan dan Pertumbuhan Anak.


a. Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan hasil penilaian tentang tingkat
pencapaian perkembangan anak baik secara fisik maupun psikis yang dilakukan
secara berkala oleh pendidik. Apabila terdapat pertumbuhan dan perkembangan
yang tidak biasa, dirujuk ke ahli yang terkait
b. Bentuk pelaporan berupa deskripsi pertumbuhan fisik dan perkembangan
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak yang dilaporkan kepada
orangtua dilengkapi dengan lampiran hasil portofolio.
c. Teknik pelaporan dilakukan dengan cara bertatap muka untuk menjelaskan hasil
penilaian anak kepada orangtua. Diskusi dapat dilakukan dengan orangtua dan
anak untuk mendapatkan informasi timbal balik antara satuan dengan keluarga.
d. Pelaporan secara tertulis diberikan pada orangtua maksimal setiap 6 bulan sekali,
sedangkan pelaporan secara lisan dapat diberikan sesuai kebutuhan.

IV. PIHAK YANG TERLIBAT


Pihak-pihakyang terlibat dalam penilaian antara lain : 1. Pendidik
2. Kepala/pengelola satuan PAUD
3. Pemangku kepentingan yang relevan misalnya Dinas Pendidikan setempat, kantor
kementerian agama setempat, Tim Pengembang Kurikulum, dan organisasi mitra.

www.peraturan.go.id
2014,No.1679 68

4. Tim pengembang kurikulum satuan PAUD dalam pengembangannya dapat mengikutsertakan komite
sekolah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait.

V. PENUTUP
Pedoman ini disusun sebagai acuan penilaian bagi pendidik dengan harapan agar penilaian tersebut mampu
memberikan informasi mengenai perkembangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada
setiap anak.

MENTERI PENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN REPUBLIKINDONESIA,

MOHAMMAD NUH

K S

Anda mungkin juga menyukai