Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


84 tahun 2014 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
merupakan implementasi dari amanat dari ketentuan Pasal 182 ayat (11)
dan Pasal 185 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.

Agar proses pemberian izin pendirian satuan PAUD dapat terlaksana


dengan baik, diperlukan petunjuk teknis yang dapat dijadikan acuan bagi
pemerintah provinsi/kabupaten/kota, dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota, dan unsur lain yang terkait dengan pemberian
izin pendirian satuan PAUD.

Petunjuk teknis ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan persyaratan,


tata cara pendirian, perubahan dan penutupan satuan PAUD bagi
pemerintah kabupaten/kota, pemerinah desa, dan masyarakat.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-


tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan
petunjuk teknis ini.

Jakarta, ......... 2015

Direktur Jenderal PAUDNI,

.................................

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu
program yang bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan bagi
anak sejak lahir sampai anak berusia 6 tahun, agar mereka kelak
memiliki kesiapan memasuki jenjang pendidikan dasar.

Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah telah menetapkan


kebijakan pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai salah
satu program prioritas pembangunan pendidikan nasional.

Kebijakan yang ditetapkan pemerintah adalah menerbitkan Peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 84 tahun 2014 tentang
Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini, yang merupakan
penjabaran atau pengaturan lebih lanjut dari Pasal 28 Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pasal 182
ayat 11 dan pasal 185 ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bertujuan untuk


menata kelembagaan PAUD di masyarakat dengan:
a) Menyederhanakan perizinan pendirian Satuan PAUD;
b) Memperluas partisipasi masyarakat sebagai pendiri satuan PAUD;
dan
c) Memastikan layanan PAUD yang sesuai dengan standar.

B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang perubahan kedua atas Undang Undang Nomor 32 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4496) sebagaiman telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Repuplik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pendidikan (Lembar Negara Repuplik

2
Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan lemaran Negara
Repuplik Indonesia Nomor 5410);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 tahun
2013 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84 tahun
2014 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 tahun
2014 tentang Kurikulum PAUD 2013.

C. TUJUAN
1. Acuan bagi pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, pemerintah desa, masyarakat, dan para pemangku
kepentingan lainnya dalam pendirian satuan PAUD.
2. Meningkatkan mutu dan akuntabilitas pelayanan publik terkait
prosedur permohonan pendirian satuan Pendidikan Anak Usia Dini.
3. Menjamin mutu penyelenggaraan satuan Pendidikan Anak Usia
Dini sesuai dengan standar nasional pendidikan dan standar
nasional PAUD.

3
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup petunjuk teknis pendirian satuan PAUD meliputi
pengertian, pendirian satuan PAUD, perubahan dan penutupan satuan
PAUD, dan pemantauan evaluasi dan pelaporan.

E. PENGERTIAN
1. Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disingkat PAUD
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
2. Pendirian satuan PAUD adalah proses atau cara mendirikan
satuan PAUD sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.
3. Satuan PAUD adalah Taman Kanak-Kanak, Taman Kanak-Kanak
Luar Biasa, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan
Satuan PAUD Sejenis.
4. Taman Kanak-Kanak yang selanjutnya disingkat TK adalah salah
satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia 4
(empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun dengan prioritas
usia 5 (lima) dan 6 (enam) tahun.
5. Taman Kanak-Kanak Luar Biasa yang selanjutnya disingkat TKLB
adalah salah satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan
formal yang menyelenggarakan program pendidikan khusus bagi
anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun
dengan prioritas usia 5 (lima) dan 6 (enam) tahun.
6. Kelompok Bermain yang selanjutnya disingkat KB adalah salah
satu bentuk satuan PAUD jalur pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 2 (dua)
sampai dengan 6 (enam) tahun dengan prioritas usia 3 (tiga) dan 4
(empat) tahun.
7. Taman Penitipan Anak yang selanjutnya disingkat TPA adalah
salah satu bentuk satuan PAUD jalur pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak sejak lahir
sampai dengan 6 (enam) tahun dengan prioritas sejak lahir
dengan usia 4 (empat) tahun.
8. Satuan pendidikan anak usia dini Sejenis yang selanjutnya
disebut SPS adalah salah satu bentuk satuan PAUD jalur
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program
pendidikan bagi anak sejak lahir sampai dengan 6 (enam) tahun
secara mandiri atau terintegrasi dengan berbagai layanan
kesehatan, gizi, keagamaan, dan atau kesejahteraan sosial.
9. Pendidik PAUD adalah guru, tutor, guru pendamping, tutor
pendamping, guru pendamping muda, tutor pendamping muda,
dan/atau pengasuh pada satuan PAUD yang bertugas
merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai

4
hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan,
dan perlindungan anak didik.
10. Tenaga kependidikan PAUD adalah pengawas/penilik,
kepala/pengelola, tenaga administrasi, petugas keamanan,
dan/atau petugas kebersihan pada satuan PAUD yang menjamin
kelancaran, keamanan, dan kenyamanan penyelenggaraan PAUD.
11. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
12. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat
Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan.
13. UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Pendidikan Kecamatan
adalah lembaga yang melaksanakan kebijakan Pemerintah
kabupaten/kota dalam bidang pendidikan dan merupakan
perpanjangan tangan dinas pendidikan kabupaten atau kota
dalam mengimplementasikan peraturan dan kebijakan dalam
pendidikan di tingkat kecamatan.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan.
15. Dinas adalah dinas atau suku dinas yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendidikan.
16. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD
adalah unsur pembantu bupati/walikota yang ditunjuk dalam
menyelenggarakan perizinan di kabupaten/kota.
17. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang PAUD.

5
BAB II

PENDIRIAN SATUAN PAUD

Satuan PAUD dapat didirikan oleh pemerintah kabupaten/kota, pemerintah


desa dan masyarakat. Masyarakat terdiri dari orang perseorangan,
kelompok orang atau badan hukum.

A. PEMERINTAH DESA ATAU MASYARAKAT


1. PENDIRIAN TAMAN KANAK-KANAK (TK) / TAMAN KANAK-KANAK
LUAR BIASA (TKLB)
a. I Persyaratan Administatif yang meliputi:
1) Identitas pendiri:
a) kartu tanda penduduk untuk orang perseorangan;
b) kesepakatan kelompok orang secara tertulis atau akte
pendirian persekutuan perdata untuk kelompok orang;
c) akte pendirian dan penetapan sebagai badan hukum
bersifat nirlaba berbentuk yayasan, perkumpulan atau
badan lain sejenis;
d) dalam hal permohonan diajukan oleh pemerintah desa,
maka dilampirkan surat keputusan kepala desa tentang
penugasan tim/panitia pembentukan/pendirian TK/TKLB
(contoh format pada lampiran 1); dan
e) dalam hal permohonan diajukan oleh kuasa hukum, maka
dilampirkan surat kuasa bermaterai cukup dari orang yang
berhak mewakili yayasan/perkumpulan/badan hukum
yang bersangkutan. (contoh format pada lampiran 2)
2) Surat keterangan domisili dari kepala desa atau lurah (contoh
format pada lampiran 3).
3) Susunan pengurus TK/TKLB dan rincian tugas (contoh format
pada lampiran 4).
b. Persyaratan teknis yang meliputi:
1) Hasil penilaian kelayakan dalam bentuk surat pernyataan
pendiri (contoh format pada lampiran 5), dengan melampirkan
dokumen sebagai berikut:
a) fotokopi dokumen hak milik, sewa, atau pinjam pakai atas
tanah dan bangunan yang akan digunakan untuk
penyelenggaraan TK/TKLB yang sah atas nama pendiri.
Dalam hal tanah/bangunan dengan status sewa atau pinjam
pakai, jangka waktunya minimal 5 tahun;
b) fotokopi akta pendirian dan perubahan yayasan,
perkumpulan, atau badan lain sejenis;

6
c) fotokopi surat penetapan badan hukum yayasan,
perkumpulan, atau badan lain sejenis dari kementerian
bidang hukum;
Dalam hal pendiri adalah cabang dari induk yayasan/
perkumpulan/badan lain sejenis, harus melampirkan surat
keputusan susunan kepengurusan cabang dari induk
organisasi yang bersangkutan.
d) data mengenai perkiraan pembiayaan untuk kelangsungan
TK/TKLB paling sedikit untuk 1 (satu) tahun pembelajaran
(contoh format pada lampiran 6).
2) Dokumen Rencana Induk Pengembangan (RIP) TK/TKLB yang
ditandatangani oleh pendiri, yang memuat (contoh format pada
lampiran 7):
a) visi dan misi;
b) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) TK/TKLB;
c) sasaran usia peserta didik;
d) pendidik dan tenaga kependidikan;
e) sarana dan prasarana;
f) struktur organisasi;
g) pembiayaan;
h) pengelolaan;
i) peran serta masyarakat; dan
j) rencana pentahapan pelaksanaan pengembangan selama 5
(lima) tahun (contoh format pada lampiran 8).
3) Dokumen rencana pencapaian standar penyelenggaraan
TK/TKLB meliputi :
a) dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
TK/TKLB yang ditandatangani oleh pendiri dan kepala
satuan/pendidik serta disahkan oleh kepala dinas atau
pejabat yang ditunjuk (contoh format pada lampiran 9);
b) dokumen kualifikasi dan kompetensi berupa ijazah dan/atau
sertifikat pelatihan/pendidikan/kursus PAUD, bagi pendidik
dan tenaga kependidikan yang diikat dengan perjanjian kerja
antara pendiri dengan pendidik dan tenaga kependidikan
(contoh format pada lampiran 10);
c) dokumen sarana dan prasarana yang mencakup luas lahan,
luas bangunan dan sarana/fasilitas bermain indoor dan
outdoor (contoh format pada lampiran 11);
(1) total luas lahan yang bisa dimanfaatkan (minimal) 300
m2.
(2) alat permainan edukatif (indoor dan outdoor).
d) dokumen pembiayaan/Rencana Anggaran Pendapatan
Satuan Pendidikan TK/TKLB yang menjelaskan paling sedikit
tentang jenis dan pemanfaatannya, sumber pembiayaan, dan

7
pengawasan serta pertanggungjawaban (contoh format pada
lampiran 12).
b. Tata Cara Pendirian
1) Pendiri mengajukan permohonan izin pendirian TK/TKLB
kepada kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dengan
melampirkan persyaratan pendirian. (contoh format pada
lampiran 13)
Dalam hal permohonan izin pendirian TK/TKLB diajukan
kepada kepala SKPD, maka pengajuan permohonan
dimaksud melalui kepala dinas atau pejabat yang ditunjuk
dengan melampirkan persyaratan pendirian TK/TKLB.
2) Kepala dinas dapat membentuk tim dalam penelaahan
terhadap permohonan izin pendirian dimaksud berdasarkan
peraturan perundang-undangan. (contoh format pada
lampiran 15)
3) Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk menelaah
kelengkapan persyaratan pendirian TK/TKLB dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) data mengenai perimbangan antara jumlah TK/TKLB
yang telah ada dengan yang akan didirikan dengan
jumlah penduduk usia sasaran yang akan dilayani di
wilayah tersebut;
b) data mengenai perkiraan jarak TK/TKLB yang akan
didirikan di antara TK/TKLB terdekat;
c) data mengenai daya tampung dan lingkup jangkauan
TK/TKLB yang akan didirikan per usia anak yang
dilayani; dan
d) ketentuan penyelenggaraan satuan PAUD yang
ditetapkan oleh pemerintah provinsi/kabupaten/kota.
4) Kepala Dinas memberikan:
a. persetujuan atau penolakan atas permohonan izin
pendirian TK/TKLB berdasarkan hasil telaahan (contoh
format persetujuan pada lampiran 16 dan surat
penolakan pada lampiran16.1).
b. Kepala Dinas memberikan rekomendasi kepada kepala
SKPD atas permohonan izin pendirian TK/TKLB
berdasarkan hasil telaahan (contoh format rekomendasi
pada lampiran 16.2).
5) Kepala Dinas atau kepala SKPD menerbitkan keputusan izin
pendirian TK/TKLB paling lama 60 (enam puluh) hari kerja
sejak permohonan diterima kepala dinas (contoh format pada
lampiran 17).

8
2. PENDIRIAN KELOMPOK BERMAIN (KB)
a. Persyaratan administrasi yang meliputi:
1) Identitas pendiri:
a) kartu tanda penduduk untuk orang perseorangan;
b) kesepakatan kelompok orang secara tertulis atau akte
pendirian persekutuan perdata untuk kelompok orang;
c) akte pendirian dan penetapan sebagai badan hukum
bersifat nirlaba berbentuk yayasan, perkumpulan atau
badan lain sejenis;
d) dalam hal permohonan diajukan oleh pemerintah desa,
maka dilampirkan surat keputusan kepala desa tentang
penugasan tim/panitia pembentukan/pendirian KB
(contoh format pada lampiran 1);
e) dalam hal permohonan diajukan oleh kuasa hukum, maka
dilampirkan surat kuasa bermaterai cukup dari orang yang
berhak mewakili yayasan/perkumpulan/ badan hukum
yang bersangkutan(contoh format pada lampiran 2);
2) Surat keterangan domisili dari kepala desa/lurah (contoh
format pada lampiran 3).
3) Susunan pengurus KB dan rincian tugas (contoh format pada
lampiran 4)
b. Persyaratan teknis yang meliputi:
1) Hasil penilaian kelayakan dalam bentuk surat pernyataan
pendiri (contoh format pada lampiran 5), dengan melampirkan
dokumen sebagai berikut:
a) fotokopi dokumen hak milik, sewa, atau pinjam pakai
atas tanah dan bangunan yang akan digunakan untuk
penyelenggaraan KB yang sah atas nama pendiri. Dalam
hal tanah/bangunan dengan status sewa atau pinjam
pakai, jangka waktunya minimal 5 tahun;
b) dalam hal pendiri adalah badan hukum harus
melampirkan fotokopi akta pendirian dan perubahan
yayasan, perkumpulan, atau badan lain sejenis;
c) dalam hal pendiri adalah badan hukum harus
melampirkan fotokopi surat penetapan badan hukum
yayasan, perkumpulan, atau badan lain sejenis dari
kementerian bidang hukum;
d) Dalam hal pendiri adalah cabang dari induk yayasan/
perkumpulan/badan lain sejenis, harus melampirkan
surat keputusan susunan kepengurusan cabang dari
induk organisasi yang bersangkutan; dan

9
e) data mengenai perkiraan pembiayaan untuk
kelangsungan KB paling sedikit untuk 1 (satu) tahun
pembelajaran (contoh format pada lampiran 6).
2) Dokumen rencana pencapaian standar penyelenggaraan KB
meliputi :
a) dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
KB yang ditandatangani oleh pendiri dan kepala
satuan/pendidik serta disahkan oleh kepala dinas atau
pejabat yang ditunjuk. (contoh format pada lampiran 9);
b) dokumen kualifikasi dan kompetensi berupa ijazah
dan/atau sertifikat pelatihan/pendidikan/kursus PAUD,
bagi pendidik dan tenaga kependidikan yang diikat
dengan perjanjian kerja antara pendiri dengan pendidik
dan tenaga kependidikan (contoh format pada lampiran
10);
c) dokumen sarana dan prasarana yang mencakup luas
lahan, luas bangunan dan sarana/fasilitas bermain
indoor dan outdoor (contoh format pada lampiran 11) :
(1) total luas lahan yang bisa dimanfaatkan minimal 150
m2.
(2) alat permainan edukatif (indoor dan outdoor).
d) Dokumen pembiayaan/Rencana Anggaran Pendapatan
Satuan Pendidikan KB yang menjelaskan paling sedikit
tentang jenis dan pemanfaatannya, sumber pembiayaan,
dan pengawasan serta pertanggungjawaban (contoh
format pada lampiran 12).
b. Tata Cara Pendirian
1) Pendiri mengajukan permohonan izin pendirian KB kepada
kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dengan melampirkan
persyaratan pendirian. (contoh format pada lampiran 14)
Dalam hal permohonan izin pendirian KB diajukan kepada
kepala SKPD, maka pengajuan permohonan dimaksud melalui
kepala dinas atau pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan
persyaratan pendirian KB.
2) Kepala dinas dapat membentuk tim dalam penelaahan
terhadap permohonan izin pendirian dimaksud berdasarkan
peraturan perundang-undangan. (contoh format pada
lampiran 15)
3) Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk menelaah
kelengkapan persyaratan pendirian KB dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) data mengenai perimbangan antara jumlah KB yang telah
ada dengan yang akan didirikan dengan jumlah

10
penduduk usia sasaran yang akan dilayani di wilayah
tersebut;
b) data mengenai perkiraan jarak KB yang akan didirikan di
antara KB terdekat;
c) data mengenai daya tampung dan lingkup jangkauan KB
yang akan didirikan per usia anak yang dilayani; dan
d) ketentuan penyelenggaraan satuan PAUD yang ditetapkan
oleh pemerintah provinsi/kabupaten/kota.
4) Kepala Dinas memberikan:
a. persetujuan atau penolakan atas permohonan izin
pendirian KB berdasarkan hasil telaahan (contoh format
persetujuan pada lampiran 16 dan surat penolakan pada
lampiran16.1).
b. Kepala Dinas memberikan rekomendasi kepada kepala
SKPD atas permohonan izin pendirian KB berdasarkan
hasil telaahan (contoh format rekomendasi pada lampiran
16.2).
5) Kepala Dinas atau kepala SKPD menerbitkan keputusan izin
pendirian KB paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak
permohonan diterima kepala dinas (contoh format pada
lampiran 17).

3. PENDIRIAN SATUAN PAUD SEJENIS (SPS)


a. Persyaratan Pendirian yang meliputi:
1) Identitas pendiri:
a) kartu tanda penduduk untuk orang perseorangan;
b) kesepakatan kelompok orang secara tertulis atau akte
pendirian persekutuan perdata untuk kelompok orang;
c) akte pendirian dan penetapan sebagai badan hukum
bersifat nirlaba berbentuk yayasan, perkumpulan atau
badan lain sejenis;
d) dalam hal permohonan diajukan oleh pemerintah desa,
maka dilampirkan surat keputusan kepala desa tentang
penugasan tim/panitia pembentukan/pendirian SPS
(contoh format pada lampiran 1); dan
e) dalam hal permohonan diajukan oleh kuasa hukum, maka
dilampirkan surat kuasa bermaterai cukup dari orang yang
berhak mewakili yayasan/perkumpulan/ badan hukum
yang bersangkutan (contoh format pada lampiran 2);
2) Surat keterangan domisili dari kepala desa/lurah (contoh
format pada lampiran 3).
3) Susunan pengurus SPS dan rincian tugas (contoh format pada
lampiran 4).

11
b. Persyaratan teknis yang meliputi:
1) Hasil penilaian kelayakan dalam bentuk surat pernyataan
pendiri (contoh format pada lampiran 5), dengan melampirkan
dokumen sebagai berikut:
a) fotokopi dokumen hak milik, sewa, atau pinjam pakai atas
tanah dan bangunan yang akan digunakan untuk
penyelenggaraan SPS yang sah atas nama pendiri. Dalam
hal tanah/bangunan dengan status sewa atau pinjam
pakai, jangka waktunya minimal 5 tahun;
b) dalam hal pendiri adalah badan hukum harus
melampirkan fotokopi akta pendirian dan perubahan
yayasan, perkumpulan, atau badan hukum lain sejenis
yang bersifat nirlaba;
c) dalam hal pendiri adalah badan hukum harus
melampirkan fotokopi surat penetapan badan hukum
yayasan, perkumpulan, atau badan lain sejenis dari
kementerian bidang hukum;
d) Dalam hal pendiri adalah cabang dari induk yayasan/
perkumpulan/badan lain sejenis, harus melampirkan
surat keputusan susunan kepengurusan cabang dari
induk organisasi yang bersangkutan; dan
e) data mengenai perkiraan pembiayaan untuk kelangsungan
SPS paling sedikit untuk 1 (satu) tahun pembelajaran
(contoh format pada lampiran 6).
2) Dokumen rencana pencapaian standar penyelenggaraan SPS
meliputi :
a) dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) SPS
yang ditandatangani oleh pendiri dan kepala
satuan/pendidik serta disahkan oleh kepala dinas atau
pejabat yang ditunjuk. (contoh format pada lampiran 9);
b) dokumen kualifikasi dan kompetensi berupa ijazah
dan/atau sertifikat pelatihan/pendidikan/kursus PAUD,
bagi pendidik dan tenaga kependidikan yang diikat dengan
perjanjian kerja antara pendiri dengan pendidik dan tenaga
kependidikan (contoh format pada lampiran 10);
c) dokumen sarana dan prasarana yang mencakup luas
lahan, luas bangunan dan sarana/fasilitas bermain indoor
dan outdoor (contoh format pada lampiran 11):
(1) total luas lahan yang bisa dimanfaatkan minimal150
m2.
(2) alat permainan edukatif (indoor dan outdoor).
d) dokumen pembiayaan/Rencana Anggaran Pendapatan
Satuan Pendidikan SPS yang menjelaskan paling sedikit

12
tentang jenis dan pemanfaatannya, sumber pembiayaan,
dan pengawasan serta pertanggungjawaban(contoh format
pada lampiran 12).
c. Tata Cara Pendirian
1) Pendiri mengajukan permohonan izin pendirian SPS kepada
kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dengan melampirkan
persyaratan pendirian. (contoh format pada lampiran 14)
Dalam hal permohonan izin pendirian SPS diajukan kepada
kepala SKPD, maka pengajuan permohonan dimaksud melalui
kepala dinas atau pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan
persyaratan pendirian SPS.
2) Kepala dinas dapat membentuk tim dalam penelaahan
terhadap permohonan izin pendirian dimaksud berdasarkan
peraturan perundang-undangan. (contoh format pada
lampiran 15)
3) Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk menelaah
kelengkapan persyaratan pendirian SPS dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) data mengenai perimbangan antara jumlah SPS yang telah
ada dengan yang akan didirikan dengan jumlah penduduk
usia sasaran yang akan dilayani di wilayah tersebut;
b) data mengenai perkiraan jarak SPS yang akan didirikan di
antara SPS terdekat;
c) data mengenai daya tampung dan lingkup jangkauan SPS
yang akan didirikan per usia anak yang dilayani; dan
d) ketentuan penyelenggaraan satuan PAUD yang ditetapkan
oleh pemerintah provinsi/kabupaten/kota.
4) Kepala Dinas memberikan:
a) persetujuan atau penolakan atas permohonan izin
pendirian SPS berdasarkan hasil telaahan (contoh format
persetujuan pada lampiran 16 dan surat penolakan pada
lampiran16.1).
b) Kepala Dinas memberikan rekomendasi kepada kepala
SKPD atas permohonan izin pendirian SPS berdasarkan
hasil telaahan (contoh format rekomendasi pada lampiran
16.2).
5) Kepala Dinas atau kepala SKPD menerbitkan keputusan izin
pendirian SPS paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak
permohonan diterima kepala dinas (contoh format pada
lampiran 16).

13
4. TEMPAT PENITIPAN ANAK (TPA)
a. Persyaratan Pendirian yang meliputi:
1) Identitas pendiri:
a) kartu tanda penduduk untuk orang perseorangan;
b) kesepakatan kelompok orang secara tertulis atau akte
pendirian persekutuan perdata untuk kelompok orang;
c) akte pendirian dan penetapan sebagai badan hukum
bersifat nirlaba berbentuk yayasan, perkumpulan atau
badan lain sejenis;
d) dalam hal permohonan diajukan oleh pemerintah desa,
maka dilampirkan surat keputusan kepala desa tentang
penugasan tim/panitia pembentukan/pendirian TPA
(contoh format pada lampiran 1); dan
e) dalam hal permohonan diajukan oleh kuasa hukum, maka
dilampirkan surat kuasa bermaterai cukup dari orang yang
berhak mewakili yayasan/perkumpulan/badan hukum
yang bersangkutan (contoh format pada lampiran 2);
2) Surat keterangan domisili dari kepala desa/lurah (contoh
format pada lampiran 3).
3) Susunan pengurus TPA dan rincian tugas (contoh format pada
lampiran 4).
b. Persyaratan teknis yang meliputi:
1) Hasil penilaian kelayakan dalam bentuk surat pernyataan
pendiri (contoh format pada lampiran 5), dengan melampirkan
dokumen sebagai berikut:
a) fotokopi dokumen hak milik, sewa, atau pinjam pakai atas
tanah dan bangunan yang akan digunakan untuk
penyelenggaraan TPA yang sah atas nama pendiri. Dalam
hal tanah/bangunan dengan status sewa atau pinjam
pakai, jangka waktunya minimal 5 tahun;
b) fotokopi akta pendirian dan perubahan yayasan,
perkumpulan, atau badan lain sejenis;
c) fotokopi surat penetapan badan hukum yayasan,
perkumpulan, atau badan lain sejenis dari kementerian
bidang hukum;
d) Dalam hal pendiri adalah cabang dari induk yayasan/
perkumpulan/badan lain sejenis, harus melampirkan
surat keputusan susunan kepengurusan cabang dari
induk organisasi yang bersangkutan; dan
e) data mengenai perkiraan pembiayaan untuk kelangsungan
TPA paling sedikit untuk 1 (satu) tahun pembelajaran
(contoh format pada lampiran 6).

14
2) Dokumen rencana pencapaian standar penyelenggaraan TPA
meliputi :
a) dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
TPA yang ditandatangani oleh pendiri dan kepala
satuan/pendidik serta disahkan oleh kepala dinas atau
pejabat yang ditunjuk. (contoh format pada lampiran 9);
b) dokumen kualifikasi dan kompetensi berupa ijazah
dan/atau sertifikat pelatihan/pendidikan/kursus PAUD,
bagi pendidik dan tenaga kependidikan yang diikat
dengan perjanjian kerja antara pendiri dengan pendidik
dan tenaga kependidikan (contoh format pada lampiran
10);
c) dokumen sarana dan prasarana yang mencakup luas
lahan, luas bangunan dan sarana/fasilitas bermain
indoor dan outdoor (contoh format pada lampiran 11) :
(1) total luas lahan yang bisa dimanfaatkan minimal 150
m2.
(2) alat permainan edukatif (indoor dan outdoor).
d) dokumen pembiayaan/Rencana Anggaran Pendapatan
Satuan Pendidikan TPA yang menjelaskan paling sedikit
tentang jenis dan pemanfaatannya, sumber pembiayaan,
dan pengawasan serta pertanggungjawaban (contoh
format pada lampiran 12).
c. Tata Cara Pendirian
1) Pendiri mengajukan permohonan izin pendirian TPA kepada
kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dengan melampirkan
persyaratan pendirian.(contoh format pada lampiran 14)
Dalam hal permohonan izin pendirian TPA diajukan kepada
kepala SKPD, maka pengajuan permohonan dimaksud melalui
kepala dinas atau pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan
persyaratan pendirian TPA.
2) Kepala dinas dapat membentuk tim dalam penelaahan
terhadap permohonan izin pendirian dimaksud berdasarkan
peraturan perundang-undangan. (contoh format pada
lampiran 15)
3) Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk menelaah
kelengkapan persyaratan pendirian TPA dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) data mengenai perimbangan antara jumlah TPA yang
telah ada dengan yang akan didirikan dengan jumlah
penduduk usia sasaran yang akan dilayani di wilayah
tersebut;

15
b) data mengenai perkiraan jarak TPA yang akan didirikan
di antara TPA terdekat;
c) data mengenai daya tampung dan lingkup jangkauan TPA
yang akan didirikan per usia anak yang dilayani; dan
d) ketentuan penyelenggaraan satuan PAUD yang ditetapkan
oleh pemerintah provinsi/kabupaten/kota .
4) Kepala Dinas memberikan:
a) persetujuan atau penolakan atas permohonan izin
pendirian TK/TKLB berdasarkan hasil telaahan (contoh
format persetujuan pada lampiran 16 dan surat
penolakan pada lampiran16.1).
b) Kepala Dinas memberikan rekomendasi kepada kepala
SKPD atas permohonan izin pendirian TK/TKLB
berdasarkan hasil telaahan (contoh format rekomendasi
pada lampiran 16.2).
5) Kepala Dinas atau kepala SKPD menerbitkan keputusan izin
pendirian TPA paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak
permohonan diterima kepala dinas (contoh format pada
lampiran 17).

B. PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
1. Pendirian satuan PAUD yang diselenggarakan oleh pemerintah
kabupaten/kota ditetapkan oleh bupati/walikota atas usul kepala
dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Persyaratan pendirian satuan PAUD yang ditetapkan oleh pemerintah
kabupaten/kota mengikuti persyaratan teknis pendirian satuan
PAUD yang didirikan oleh pemerintah desa atau masyarakat diatas.
3. Persyaratan teknis pendirian satuan PAUD yang didirikan oleh
pemerintah kabupaten/kota harus memenuhi standar nasional
pendidikan anak usia dini.

16
BAB III

PERUBAHAN DAN PENUTUPAN SATUAN PAUD

A. PERUBAHAN SATUAN PAUD


1. Perubahan Nama
a. Persyaratan
Berita acara perubahan nama satuan PAUD dan keputusan
perubahan nama satuan PAUD oleh pengurus/pengelola satuan
PAUD yang diketahui/disetujui oleh pendiri. (contoh format
berita acara perubahan nama satuan PAUD pada lampiran 18
dan keputusan perubahan nama satuan PAUD pada lampiran
19)
b. Tata Cara
1) Pengurus/pengelola melaporkan kepada kepala dinas atau
kepala SKPD.
2) Kepala dinas atau kepala SKPD mencatat perubahan nama
satuan PAUD (sinkronisasi dengan pendataan satuan PAUD).
3) Kepala dinas atau kepala SKPD mengeluarkan surat
keterangan perubahan nama satuan PAUD. (contoh format
pada lampiran 20)
2. Perubahan Bentuk
Perubahan bentuk satuan PAUD adalah bentuk lama satuan PAUD
yang telah mendapat izin pendirian berkeinginan untuk melakukan
perubahan bentuk satuan PAUD.
a. Perubahan bentuk satuan PAUD terdiri atas:
1) Penggantian bentuk satuan PAUD lama dengan bentuk
satuan PAUD baru.
Contoh dari semula menyelenggarakan satuan berbentuk
kelompok bermain menjadi bentuk satuan PAUD taman
kanak-kanak atau satuan PAUD lainnya.
2) Penambahan bentuk satuan PAUD lama dengan bentuk
satuan PAUD baru.
Contoh semula hanya menyelenggarakan satuan PAUD
taman kanak-kanak ditambah dengan satuan bentuk
kelompok bermain atau satuan PAUD lainnya.
Dalam hal penambahan satuan maka berlaku ketentuan
perjenjangan satuan berdasarkan kelompok usia anak.
Contoh semula menyelenggarakan satuan Kelompok Bermain
bagi anak usia 2 sampai dengan 6 tahun, ketika menambah
satuan taman kanak-kanak, maka Kelompok Bermain
diprioritaskan untuk anak usia 2 sampai 4 tahun.

17
b. Persyaratan perubahan bentuk
1) Penggantian satuan PAUD lama dengan satuan PAUD baru
dengan melampirkan persyaratan pendirian bentuk satuan
PAUD baru.
2) Penambahan satuan PAUD lama dengan satuan PAUD baru
dengan melampirkan persyaratan pendirian bentuk satuan
PAUD baru yang dapat berbagi sumber daya (Pendidik,
Tenaga Kependidikan dan Sarana Prasarana).
c. Tata Cara Perubahan Bentuk
Pendiri satuan PAUD mengajukan izin kepada kepala dinas
pendidikan atau kepala SKPD kabupaten/kota dengan
persyaratan dan tata cara pendirian satuan PAUD baru.
3. Perubahan Pendiri Antar Masyarakat
Perubahan pendiri antar masyarakat adalah
perubahan/penggantian pendiri satuan PAUD antar orang
perseorangan, kelompok orang dan/atau badan hukum.
a. Persyaratan
1) Dokumen serah terima dari pendiri lama ke pendiri baru.
(contoh format pada lampiran 21)
2) Kelengkapan persyaratan pendirian satuan PAUD.
b. Tata Cara
Pendiri baru atau yang diberi kuasa mengajukan izin kepada
kepala dinas atau kepala SKPD dengan melampirkan
persyaratan pendirian satuan PAUD sesuai tata cara pendirian
satuan PAUD.
4. Perubahan status satuan PAUD
Perubahan status satuan PAUD yang semula didirikan oleh
masyarakat atau pemerintah desa menjadi satuan PAUD yang
diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota atau sebaliknya.
a. Persyaratan
1) Dokumen serah terima satuan PAUD yang diselenggarakan
oleh masyarakat atau pemerintah desa kepada pemerintah
kabupaten/kota. (contoh format pada lampiran 22)
2) Persyaratan pendirian satuan PAUD baru yang
diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota.
b. Tata Cara
Kepala Dinas mengajukan usulan perubahan status sesuai tata
cara pendirian satuan PAUD yang diselengarakan oleh
pemerintah kabupaten/kota.

18
5. Perubahan Lokasi
Perubahan lokasi adalah perpindahan lokasi satuan PAUD dari satu
wilayah ke wilayah lain.
a. Persyaratan
Surat Keterangan domisili satuan PAUD baru yang dikeluarkan
oleh pemerintah desa/kelurahan setempat. (contoh format pada
lampiran 23)
b. Tata Cara
1) Pendiri satuan PAUD melaporkan kepada kepala dinas atau
kepala SKPD yang berwenang
2) Dalam hal perpindahan lokasi berada dalam satu wilayah
desa/kelurahan, maka kepala dinas atau kepala SKPD
mengeluarkan surat keterangan pindah lokasi satuan PAUD.
(contoh format pada lampiran 24)
3) Dalam hal perpindahan lokasi berada dalam satu wilayah
kabupaten/kota, maka kepala dinas atau kepala SKPD
mengeluarkan surat keputusan pindah lokasi satuan PAUD.
(contoh format pada lampiran 25)
4) Dalam hal perpindahan lokasi antar wilayah kabupaten/kota,
maka kepala dinas atau kepala SKPD yang berwenang
mencabut izin pendirian.

B. PENUTUPAN SATUAN PAUD


Penutupan satuan PAUD dilakukan apabila:
1. Satuan PAUD sudah tidak lagi menyelenggarakan Pendidikan
Anak Usia Dini.
2. Satuan PAUD tidak layak berdasarkan hasil evaluasi.
Penutupan satuan PAUD dilakukan oleh kepala dinas dengan
mencabut izin pendirian satuan PAUD. (contoh format pada
lampiran 26)
Dalam hal penutupan satuan PAUD oleh kepala SKPD dilakukan
berdasarkan rekomendasi kepala dinas pendidikan. (contoh
format rekomendasi pada lampiran 27 dan format pencabutan izin
pada lampiran 28)
3. Penutupan satuan PAUD diikuti dengan:
a. Penyaluran/pemindahan peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan kepada satuan PAUD lain yang sejenis (contoh
format penyaluran/pemindahan pada lampiran 29);
b. Penyerahan sumberdaya milik negara dan dokumen lainnya
kepada kepala dinas pendidikan (contoh format penyerahan
pada lampiran 30); dan
c. Penyerahan aset milik satuan PAUD yang didirikan oleh
masyarakat kepada satuan PAUD lainnya diatur berdasarkan

19
kesepakatan pendiri/penyelenggara satuan PAUD (contoh
format penyerahan pada lampiran 31).

20
BAB IV

PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN

A. PEMANTAUAN DAN EVALUASI


1. Pemantauan dan evaluasi terhadap satuan PAUD dilakukan
secara berkala.
2. Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap sistem pendidikan
yang meliputi:
a. peserta didik;
b. kurikulum;
c. proses pembelajaran;
d. pendidik dan tenaga kependidikan;
e. sarana dan prasarana;
f. penilaian;
g. pengelolaan; dan
h. pembiayaan.
3. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi mempergunakan
instrumen yang telah ditetapkan.
4. Biaya pemantauan dan evaluasi dialokasikan pada unit kerja di
tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.

B. PELAPORAN
Pelaporan dilaksanakan secara berjenjang mulai tingkat kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi hingga tingkat Pusat.
1. Tingkat kecamatan
Di tingkat kecamatan, dalam hal ini UPTD kecamatan melaporkan
pendirian dan perubahan satuan PAUD kepada kepala dinas
kabupaten/kota.
2. Tingkat kabupaten/kota
Di tingkat kabupaten/kota, dalam hal ini bupati/walikota u.p.
kepala dinas kabupaten/kota melaporkan pendirian, perubahan,
dan penutupan satuan PAUD kepada gubernur u.p kepala dinas
provinsi.
3. Tingkat provinsi
Di tingkat provinsi, dalam hal ini gubernur u.p kepala dinas
provinsi melaporkan pendirian, perubahan, dan penutupan
satuan PAUD di wilayahnya kepada Menteri u.p Direktur
Jenderal.
4. Tingkat Nasional
Di tingkat Nasional, dalam hal ini Menteri u.p Direktur Jenderal
menggunakan laporan untuk penetapan kebijakan lebih lanjut.

Pelaporan penyelenggaraan PAUD dilakukan secara berkala oleh


satuan PAUD kepada dinas pendidikan kabupaten/kota yang memuat
paling sedikit data peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
sarana, dan prasarana

21
BAB V

PENUTUP

Dengan adanya petunjuk teknis ini, diharapkan kepada Kepala Dinas


Pendidikan Kabupaten/Kota, Provinsi dan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dapat melakukan penataan perizinan pendirian satuan PAUD
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kepala Dinas atau Kepala SKPD yang berwenang wajib menerbitkan izin
pendirian satuan PAUD paling lambat 1 (satu) tahun sejak berlakunya
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84 tahun 2014
tentang pendirian satuan PAUD.
Setiap satuan PAUD wajib menggunakan nomenklatur satuan Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) dan mencantumkan satuan PAUD
(TK/TKLB/KB/TPA/SPS) pada papan nama satuan maupun kop surat
satuan sesuai dengan izin yang diajukan (contoh format papan nama
satuan pada lampiran 32, dan kop surat satuan pada lampiran 33).

Ditetapkan

Jakarta, ....,............ 2015


Direktur Jenderal PAUDNI,

.......................................
Nip.

22

Anda mungkin juga menyukai