Anda di halaman 1dari 4

TUGAS I

EKOLOGI PERTANIAN

“Pertanian Konvensional”

Oleh:

Nama : TRIMULIANTI

Stambuk : D1B1 21 094

Kelas : AGT3-A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
1. Jelaskan tentang sistem pertanian konvensional?
Jawab :
Sistem pertanian konvensional merupakan system pertanian intensif yang
menitikberatkan pada salah satu jenis tanaman tertentu dengan memanfaatkan inofasi
teknologi dan penggunaan input luar yang tinggi untuk memperoleh output yang
lebih tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Namun metode pertanian konvensional
menimbulkan dampak buruk bagi keseimbangan ekosistem. Ketidakseimbangan
ekosistem menimbulkan banyak kerugian baik bagi petani ataupun lingkungan,
khususnya kerugian jangka panjang. Salah satu yang utama adalah ketergantungan
pertanian Indonesia pada berbagai teknologi baru, yang sebagian besar didatangkan
dari negara-negara lain. Disadari atau tidak, kondisi ini akan menghambat proses
tercapainya kedaulatan pangan di Indonesia.
Sistem pertanian konvensional merupakan sistem pertanian intensif yang
menitikberatkan pada salah satu jenis tanaman tertentu dengan memanfaatkan inovasi
teknologi dan penggunaan input luar yang tinggi dalam waktu yang relative singkat.
Dengan pertanian modern, petani justru tidak mandiri. Hal ini dikarenakan
semua kebutuhan petani telah di penuhi dan ditentukan oleh pemerintah. Bahkan
sampai harga dan penjualan gabahpun ditentukan. Bahkan petani dipaksa untuk
menanam satu jenis padi. Pada pertanian modern, semua kegiatan bercocok tanam
dilakukan secara serentak, sehingga nantinya akan menghasilkan panen dengan
serentak pula. Dalam pertanian modern seluruh program dan tahapan pertanian
ditentukan oleh pemerintah, bahakan modal bercocok tanampun dipinjamkan oleh
pemerintah. Hasilnya semua lahan pertanian digunakan untuk menanam satu jenis
tanaman. Petani tidak memiliki hak untuk menanam varietas yang berbeda dari yang
diharuskan oleh pemerintah.Pertanian modern dikhawatirkan memberikan dampak
pencemaran sehingga membahayakan kelestarian lingkungan, hal ini dipandang
sebagai suatu krisis pertanian modern.

2. Jelaskan mengapa sistem pertanian konvensional tidak sustainable dan bagaimana


solusinya?
Jawab :
Dalam berbagai jenis usaha-usaha pembangunan pertanian muncul berbagai
masalah-masalah baru yang kemudian memperlambat laju perkembangan
pertanian di Indonesia. Mulai dari kerusakan alam yang diakibatkan oleh pelaku
produksi dan konsumen pertanian sampai minimnya pendidikan petani. Hal ini
disebabkan adanya pola hidup yang berubah dari petani itu sendiri, minimnya
pengetahuan akan pemanfaatan dan pengembangan pertanian modern, politik
pertanian serta pudarnya nilai-nilai budaya dan spirit yang dimiliki oleh pelaku
pertanian.
Pertanian konvensional juga menggunakan pestisida, herbisida, insektisida,
dan pupuk kimia yang berlebihan. Pemakaian bahan kimia pertanian tersebut
merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat, serta berpeluang menimbulkan
pencemaran. Selain berdampak terhadap lingkungan, penggunaan bahan-bahan
kimia pertanian juga membahayakan kesehatan manusia. Risidu kimia pertanian
hampir ditemukan pada semua produk pertanian konvensional. Sisa penyemprotan
pestisida dan pupuk kimia diserap dan tersimpan di dalam produk pertanian.
Produk ini kemudian didistribusikan sampai akhirnya dikonsumsi oleh konsumen.
Di sisi lain, sulitnya perkembangan sektor pertanian adalah karena masalah lahan
pertanian, seperti ; Luas pemilikan lahan petani kini semakin sempit, setengah dari
petani memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar sehingga sebagian besar bekerja
sebagai buruh tani. Sebagai solusinya dengan membangun agroindustri di
perdesaan dalam upaya merasionalisasi jumlah petani dengan lahan yang
ekonomis.Serta produktifitas lahan menurun akibat intansifikasi berlebihan dalam
penggunaan pupuk kimia secara terus menerus, sebagai solusinya perlu
dikembangkan sistem pertanian yang ramah lingkungan (organik).
Solusi yang dapat diambil adalah melakukan integrasi (inkorporasi) antara
sistem pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) dengan kebijakan
konservasi lingkungan untuk mewujudkan sustainable environment. Pola pertanian
organik (organik farming) adalah model yang harus segera di-inkorporasikan.
Organik Farming adalah metode pertanian yang mengedepankan prinsip-prinsip
pembangunan lingkungan. Dalam aplikasinya, organik farming tidak
menggunakan bahan kimia (pestisida, herbisida, pupuk kimia, dan insektisida)
ataupun penggunaan GMO. Berdasarkan kenyataan ini, pola pertanian organik
memiliki potensi untuk dikembangkan. Selain aman bagi kesehatan, pertanian
organik juga mengurangi tingkat pencemaran lingkungan, perusakan lingkungan,
dan meningkatkan daya dukung lahan pertanian. Hal ini sangat bermanfaat untuk
kepentingan keberlanjutan pembangunan di sektor pertanian. Pola pertanian
organik sangat mendukung terwujudnya sustainable agriculture sekaligus
sustainable environment. Kombinasi keberlanjutan di bidang pertanian dan
lingkungan sesungguhnya kunci menuju ketahanan dan kedaulatan pangan.

Anda mungkin juga menyukai