Sistem Pemerintahan
Sistem Pemerintahan
OLEH
KELOMPOK3
KETUA :
NURFADILLA
ANGGOTA :
NURHALISA
FERAWATI
SALMAWATI
NUR FADIL FADLI
AJIS MULYADI R
ASRIADI
SMAN 13 GOWA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Segala puji bagi Allah karena telah membimbing kita agar selalu
berada di jalan-Nya. Berkat rahmat-Nya, kita senantiasa terjaga dalam keimanan dan keislaman.
Shalawat dan salam teruntuk Nabi Muhammad saw. teladan para nabi yang telah membawa
risalah Tuhan untuk umatnya tercinta. Berkat bimbingannya, kita selalu berada dalam tuntunan
dan jalan ridha-Nya.
Dalam pembuatan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu penyusunan makalah karya ilmiah ini. Dan kami juga menyadari betapa pentingnya
sumber bacaan dan referensi yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Semoga kita selalu berada di jalannya dan berusaha meraih sukses hidup dengan selalu
menggenggam kunci sukses. Tak lupa pula, praktik rutin selalu kita jalankan agar kunci itu semakin
kuat berada di tangan kita.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I P E M B A H A S A N
A. Sistem Pemerintahan
BAB II P E N U T U P
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PEMBAHASAN
SISTEM PEMERINTAHAN
Indonesia sampai dengan tahun 1950-an telah menjalankan sistem pemerintahan yang
berbeda, yaitu sistem presidensial dan sistem parlementer. Tidak sampai 1 tahun setelah
kemerdekaan, sistem pemerintahan presidensial digantikan dengan sistem pemerintahan
parlementer. Hal ini ditandai dengan pembentukan kabinet parlementer pertama pada November
1945 dengan Syahrir sebagai perdana menteri. Sejak saat itulah jatuh bangun kabinet pemerintahan
di Indonesia terjadi. Namun pelaksanaan sistem parlementer ini tidak diikuti dengan perubahan
UUD. Baru pada masa Republik Indonesia Serikat pelaksanaan sistem parlementer dilandasi oleh
konstitusi, yaitu konstitusi RIS.
Kabinet disusun menurut pertimbangan kekuatan kepartaian dalam parlemen dan sewaktu-
waktu dapat dijatuhkan oleh wakil-wakil partai dalam parlemen. Presiden hanya merupakan
lambang kesatuan saja. Hal ini dinamakan pula Demokrasi Liberal, sehingga era ini dikenal sebagai
zaman Demokrasi Liberal. Sistem kabinet masa ini berbeda dengan sistem kabinet RIS yang dikenal
sebagai Zaken kabinet.
Salah satu ciri yang tampak dalam masa ini adalah sering terjadi pergantian kabinet. Mengapa
sering terjadi pergantian kabinet? Hal ini terutama disebabkan adanya perbedaan kepentingan di
antara partai-partai yang ada. Perbedaan di antara partai-partai tersebut tidak pernah dapat
terselesaikan dengan baik sehingga dari tahun 1950 sampai tahun 1959 terjadi silih berganti kabinet.
Pada penerapan Sumitro plan pengusaha nasional diberi bantuan kredit, tetapi
bantuan itu diselewengkan penggunaannya sehingga tidak mencapai sasaran.
Upaya memperjuangkan masalah Irian barat dengan Belanda mengalami jalan
buntu (kegagalan).
Timbul masalah keamanan dalam negeri yaitu terjadinya pemberontakan hampir
di seluruh wilayah Indonesia, seperti gerakan DI/TII, gerakan Andi Azis, gerakan
APRA, dan gerakan RMS.
B. Kabinet SUKIMAN (27 April 1951-3 April 1952) 1951-3 April 1952)
Penyebab jatuhnya kabinet Natsir dikarenakan kegagalan kabinet ini dalam
menyelesaikan masalah Irian barat dan adanya mosi tidak percaya dari partai PNI
menyangkut pencabutan peraturan pemerintah mengenai DPRD Dan DPRDS. Menganggap
peraturan pemerintah nomor 39 tahun 1950 mengenai DPRD terlalu menguntungkan
Masyumi. Fungsi tersebut disetujui parlemen sehingga kabinet Natsir harus mengembalikan
mandatnya kepada presiden.
Setelah jatuhnya kabinet Natsir, Presiden Soekarno menunjukkan Sidik Djojosukatro (PNI)
dan Soekiman Wijosandjojo (Masyumi) sebagai formatur dan berhasil membentuk kabinet
koalisi dari Masyumi dan PNI. Kabinet ini terkenal dengan nama Kabinet Sukiman (Masyumi)
Suwirjo (PNI) yang dipimpin oleh Sukiman.
Adapun program-program Kabinet Sukiman sebagai berikut.
Bidang keamanan, menjalankan tindakan-tindakan yang tegas sebagai negara
hukum untuk menjamin keamanan dan ketenteraman.
Bidang sosial – ekonomi, mengusahakan kemakmuran rakyat secepatnya dan
memperbarui hukum agraria agar sesuai dengan kepentingan petani.
Di bidang politik luar negeri : menjalankan politik luar negri secara bebas – aktif
serta memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secepatnya.
Di bidang hukum, menyiapkan undang – undang tentang pengakuan serikat
buruh, perjanjian kerja sama, penetapan upah minimum, dan penyelesaian
pertikaian buruh.
Mempercepat persiapan – persiapan pemilihan umum.
Hasil : Mendapat dukungan penuh dari presiden dan dianggap sebagai titik tolak dari
periode planing dan Investment, hasilnya adalah Pembatalan seluruh perjanjian KMB
Kendala/ Masalah yang dihadapi :
Mundurnya sejumlah menteri dari Masyumi membuat kabinet hasil Pemilu I ini jatuh dan
menyerahkan mandatnya pada presiden pada tanggal 14 Maret 1957.
Program-program Kabinet ini disebut Panca Karya sehingga sering juga disebut sebagai
Kabinet Karya, programnya yaitu :
Membentuk Dewan Nasional Normalisasi keadaan Republik Indonesia
Melancarkan pelaksanaan Pembatalan KMB
Perjuangan pengembalian Irian Jaya
Mempergiat/mempercepat proses Pembangunan
Semua itu dilakukan untuk menghadapi pergolakan yang terjadi di daerah,
perjuangan pengembalian Irian Barat, menghadapi masalah ekonomi serta
keuangan yang sangat buruk.
Berakhir saat presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan mulailah
babak baru sejarah RI yaitu Demokrasi Terpimpin.
Sikap mementingkan kepentingan golongan atau partai politik yang berada di dalam
konstituante.
Berbagai peristiwa politik yang merembet pada konflik kepentingan masing-masing
kelompok politik ditubuh konstituante.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia sampai dengan tahun 1950-an telah menjalankan sistem pemerintahan yang
berbeda, yaitu sistem presidensial dan sistem parlementer.
Dari tahun 1950 sampai tahun 1959 terjadi silih berganti kabinet mulai dari :
Kabinet NATSIR (6 September 1950-1921 Maret 1951)
Kabinet SUKIMAN (27 April 1951-3 April 1952) 1951-3 April 1952)
Kabinet WILOPO (3 April 1952-3 Juni 1953)
Kabinet ALI SASTROAMIJOYO 1 (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)
Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955- 3Maret 1956)
Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956-4 Maret1957)
Kabinet Djuanda (9 April 1957-5 Juli 1959)
B. Saran
Kami menyadari bahwa penulisan ini makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami sangat membutuhkan saran serta kritikan dari pembaca / pendengar yang sifatnya
membangun agar penulisan makalah – makalah selanjutnya agar dapat lebih baik lagi. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.