Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMANTIK WEB

ANALISA FUNGSIONALITAS WEB SEMANTIK MESIN PENCARI

PADA RESELLERDROPSHIP.COM

DISUSUN OLEH:

Muhammad Hafiz (191055201056)


M Khoharuddin Wiradinata (211055201014)
Putri Isdayanti (191055201035)
Putri Wahyuni Hardiyanti (191055201034)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS IBNU SINA

2022
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER

JUDUL :

ANALISA FUNGSIONALITAS WEB SEMANTIK MESIN PENCARI PADA


RESELLERDROPSHIP.COM

Disusun Oleh:

Muhammad Hafiz (191055201056)

Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pengampu dan Ka. Lab Teknik

Informatika pada tanggal............................. 2022

Ka Lab Teknik Informatika Dosen Pengampu Matakuliah,

Hanafi, M.Kom Agus Suryadi, S.Kom, M.Kom

NIDK. 8873810016

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan

rahmat yang dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan

Praktikum Web Semantik”. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa

hormat dan terima kasih kepada :

1. Ibu Drg. Andi Tenri Ummu. Selaku Ketua Yayasan Pendidikan Ibnu Sina Batam.

2. Bapak DR. Mustaqim Syuaib, SE, MM Selaku Rektor Universitas Ibnu Sina.

3. Bapak Okta Veza, M.Kom. Selaku Ketua Program Studi Fakultas Teknik.

4. Bapak Hanafi M.Kom Selaku Kepala Lab Teknik Informatika FakultasTeknik

5. Bapak Agus Suryadi Selaku Dosen Mata Kuliah Praktikum Jaringan Komputer.

6. Kepada seluruh pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telahmembantu

dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

Laporan Praktikum ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik da

saran yang membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penulisan Laporan

ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Batam, Juni 2021

iii
DAFTAR ISI

BAB JUDUL HAL


HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING………………………. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………… iv

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……….………………………………………… I-1
1.2 Identifikasi Masalah…………………………………………….. I-2
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………….. I-2
1.4 Batasan Masalah………………………………………………… I-2
1.5 Tujuan Laporan Praktikum……………………………………… I-2
1.6 Manfaat Laporan Praktikum…………………………………….. I-2
1.5 Sistemarika Penulisan………………………………………….... I-3

II LANDASAN TEORI
2.1 Web Semantik…………………………………………………. II-1
2.2 Oontologi………………………………………………………..II-15
2.2.1 Pengertian Oontologi……………………………………...II-15
2.2.2 Komponen Oontologi …………………………………….II-19
2.3 Blackbox Testing………………………………………………..II-27

III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Data…………………………..………………………….. III-1
3.2 Metode Pengumpulan Data……………………………………. III-1
3.3 Metode Pengujian Data………………………………………... III-2

IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil ……………….…………………………………………... IV-1

iv
4.1.1 Mengetikkan suku kata yang terdapat pada nama
Produk……………………………………………………IV-1
4.1.2 Mengetikkan 2 atau lebih suku kata yang terletak secara
berurutan di nama product……………………………….. IV-2
4.1.3 Mengetikkan 2 atau lebih suku kata tapi tidak terletak
berurutan di nama produk……………………………….. IV-3
4.1.4 Mengetikkan 1 atau lebih suku kata yang tidak terdapat
didalam nama produk, tetapi terdapat pada deskripsi
Produk…………………………………………………. IV-4
4.2 Pembahasan…….….………………………………………….. IV-5
4.2.1 Pembahasan Hasil……………………………………….. IV-5
4.2.2 Rekomendasi rancangan web semantik…..…………….. IV-6

V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan……………………………………………………… V-1
5.2 Saran…………………………………………………………….. V-1

DAFTAR PUSTAKA

v
I-1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Web semantik merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan secara
khusus untuk teknologi WorldWideWeb (WWW) atau biasa disebut dengan web.
Tujuan dari web semantik bukan untuk menggantikan web yang ada saat ini, tetapi
bertujuan untuk memperkaya informasi yang diberikan sehingga menjadi lebih baik
dalam definisinya, agar komputer dapat memahami informasi yang telah disediakan
sehingga komputer dan manusia dapat bekerja bersama.
Dapat dikatakan juga bahwa web semantik adalah teknik yang
memungkinkan komputer untuk memahami makna informasi berdasarkan
metadata, yaitu informasi tentang isi informasi. Pada penelitian sebelumnya
dijelaskan bahwa dengan adanya metadata, komputer diharapkan dapat secara
otomatis membantu manusia memahami hasil pengolahan informasi sehingga hasil
pencarian informasi dapat lebih akurat (Dwiono, 2013). Dengan menggunakan
metode web semantik, data berbasis HTML dapat diubah menjadi format yang
dapat dipahami oleh mesin, sehingga mesin dapat melakukan proses pengumpulan
informasi dan memahami hubungan antar informasi..
Web semantik biasanya diterapkan pada website-website yang memiliki
mesin pencari didalamnya. Dimana pengunjung website dapat mencari konten
tanpa perlu membuka seluruh halaman satu persatu, tetapi dapat mencari dengan
hanya mengetikkan kata kunci pada mesin pencari.
https://www.resellerdropship.com adalah sebuah web yang menyediakan database
dan transaksi bagi para penjual retail yang ingin bekerjasama menjadi reseller
dengan mereka. Situs ini merupakan salah satu web yang menyediakan mesin
pencari didalamnya. Ini dimaksudkan agar para reseller dapat mencari product
mereka dengan mudah.
Tetapi terkadang hasil pencarian dengan mesin pencari dianggap tidak
mampu memberikan hasil yang memuaskan, beberapa member dalam 2 tahun ini
terkadang melakukan complaint, hanya saja tidak ada perbaikan. Apakah ketiadaan
perbaikan ini karena memang sebenarnya tidak ada masalah dengan pencarinya,
I-2

atau hal lain tidak ada penjelasan resmi. Sehingga perlu diadakan uji functionality
dari mesin pencari tersebut, apakah sudah mampu menerapkan prinsip web
semantik yang tepat. Hal inilah yang memotifasi penulis untuk melakukan
praktikum dengan judul, “ Analisa Fungsionalitas Web Semantik Mesin Pencari
pada Resellerdropship.com”.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari latarbelakang diatas maka dapat diidentifikasikan bahwa adanya
kebutuhan untuk melakukan analisa dan testing pada mesin pencari
Resellerdropship.com untuk mengetahui apakah mesin pencari tersebut telah sesuai
dengan web semantik. .

1.3 Perumusan Masalah


Dari identifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan bahwa masalah
yang akan dibahas pada praktikum ini adalah: Bagaimana melakukan analisa pada
mesin pencari Resellerdropship.com?

1.4 Batasan Masalah


a. Masalah yang dianalisa terbatas hanya apa yang terjadi pada
https://www.resellerdropship.com
b. Analisis yang dilakukan hanya mengenai fungsionalitas input dan output
dari mesin pencari pada https://www.resellerdropship.com

1.5 Tujuan Laporan Praktikum


Tujuan laporan praktikum ini adalah untuk menganalisa mesin pencari
pada https://www.resellerdropship.com.

1.6 Manfaat Laporan Praktikum


Manfaat dari laporan praktikum ini adalah, mempraktikkan ilmu yang
didapat dikelas dengan sebuah kasus nyata.
I-3

1.7 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan ini yang akan dibahas pada tugas akhir terdiri dari

beberapa bab yang akan dibahas sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang Latar Belakang, Judul Laporan, Rumusan Masalah,

Tujuan Laporan serta Sistematika Penulisan Laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisikan tentang teori dasar yang digunakan dalam Praktikum.

BAB III METODE PERANCANGAN

Dalam bab ini berisikan tentang deskripsi umum mengetai tahapan yang dilakukan

dalam proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang

dalam mengembangkan ide rancangan

BAB IV HASIL PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan tentang hasil praktikum yang berupa data laporan yang

telah diorganisasikan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari seluruh praktikum.
II-1

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Web Semantik

Web berbasis semantik adalah web data yang dapat di proses secara

langsung atau tidak langsung dengan menempatkan data pada web dalam bentuk

yang bisa dimengerti mesin secara alami dan mengubahnya kedalam bentuk itu

(Berners-Lee, 1999). Semantik web mengindisikasikan bahwa makna data (the

meaning of data) pada web dapat dipahami, baik oleh manusia maupun oleh mesin

atau komputer (Passin, 2004). Agar dapat diproses oleh mesin, dokumen web

dianotasikan dengan metadata. Metadata mendefinisikan informasi mengenai

sebuah dokumen web atau entitas-entitas dalam dokumen tersebut dalam suatu cara

yang dapat diproses oleh mesin (Davies et al, 2003; Davies et al, 2006). Dengan

demikian proses pencarian informasi pada dokumen web yang semantis mampu

memberikan hasil yang diharapkanoleh pengguna. Tujuan dari semantik web

adalah untuk mengembangkan standar yang memungkinkan dan teknologi yang

dirancang untuk membantu mesin memahami informasi lebih lanjut di web

sehingga mereka dapat mendukung penjelajahan yang lebih kaya, integrasi data,

navigasi, dan otomatisasi tugas-tugas. Salah satu contoh dari web semantik adalah

web tersebut bisa merekomendasikan sesuatu kepada user sesuai dengan

ketertarikan masing-masing. Dengan demikian, bisa jadi ketika beberapa orang

mengakses satu alamat web yang sama, konten atau isi dari halaman web tersebut

tidak akan sama.

Web merupakan suatu ruang informasi di mana sumber-sumber daya yang


II-2

berguna diidentifikasi oleh pengenal global yang disebut Uniform

Resource Identifier (URI). URL dapat diibaratkan suatu alamat, di mana alamat

tersebut terdiri atas [1] :

1. Protokol yang digunakan oleh suatu browser untuk mengambil informmasi.

2. Nama komputer (server) di mana informasi tersebut berada.

3. Jalur atau path serta nama file dari suatu informasi. Format umum dari URL

adalah sebagai berikut: “protokol_transfer://nama_host/path/nama_file”

Contoh: http://www.mine.com/e-jurnal/index.html Dari contoh tersebut

dapat disimpulkan bahwa:

a. http adalah protokol yang digunakan.

b. www.mine.com adalah nama host atau server komputer di mana

informasi yang dicari berada.

c. e-jurnal adalah jalur atau path dari informasi yang dicari.

d. index.html adalah nama file di mana informasi tersebut berada.

Sebuah halaman web diakses dengan menggunakan web browser dengan

menuliskan URL-nya atau mengikuti link yang menuju kepadanya. Uniform

Resource Locator (URL) akan menunjukkan lokasi dokumen yang dikelola oleh

web server. URL diubah menjadi alamat IP web server yang bersangkutan. Browser

kemudian mengirimkan request Hypertext Transfer Protocol (HTTP) ke web server

dan akan menjawab dokumen yang diminta dalam format Hypertext Markup

Language (HTML). HTTP adalah suatu protokol yang menentukan aturan yang

perlu diikuti oleh web browser dalam meminta atau menggambil suatu dokumen

dan oleh web server dalam menyediakan dokumen yang diminta web browser.
II-3

Protokol ini merupakan komunikasi jaringan komputer yang diatur dengan protokol

yang memungkinkan beragam jaringan komputer untuk berkomunikasi. Protokol

ini secara resmi dikenal dengan Transmission Control Protocol (TCP/IP) yang

merupakan cara untuk mempaketkan sinyal elektronik sehingga data tersebut dapat

dikirim ke komputer lain. Gambar 2.1 menggambarkan cara kerja web yang

diakses.

Web dapat dikategorikan menjadi dua yaitu web statis dan web dinamis

atau interaktif. Web statis adalah web yang menampilkan informasi-informasi yang

sifatnya statis atau tetap, sedangkan web dinamis adalah web yang menampilkan

informasi serta dapat berinteraksi dengan user yang sifatnya dinamis. Untuk

membuat web dinamis dibutuhkan pemrograman web yang mempunyai dua

kategori, yaitu [1] :

1. Server – side Programming

Perintah-perintah program atau script dijalankan di web server, kemudian

hasilnya dikirimkan ke browser dalam bentuk HTML.

2. Client – side Programming

Perintah program dijalankan di web browser sehingga ketika client meminta

dokumen yang mengandung script, maka script tersebut akan didownload

dari servernya kemudian dijalankan di browser yang bersangkutan.


II-4

Gambar 2.1 Cara Kerja Web yang Diakses

Program web yang tergolong dalam server side seperti CGI/Perl. Active

Server Pages (ASP), Java Server Pages (JSP), PHP dan ColdFussion (CFM).

Sedangkan yang tergolong client side seperti Javascript, VBScript dan HTML.

Teknologi server side yang dilakukan dalam aplikasi ini adalah PHP. PHP termasuk

dalam produk open source sehingga source code dapat diubah dan didistribusikan

secara bebas. PHP dapat berjalan diberbagai web server misalnya IIS, Apache dan

PWS. Adapun kelebihan-kelebihan PHP adalah sebagai berikut:

a. PHP mudah dibuat dengan kecepatan akses tinggi.

b. PHP dapat berjalan dalam web server yang berbeda dan dalam sistem

operasi yang berbeda pula.

c. PHP diterbitkan secara gratis.

d. PHP adalah termasuk bahasa yang embedded (bisa diletakkan dalam tag
II-5

HTML).

Dalam perkembangan teknologi web, banyak praktisi yang memberi label

perkembangan web dengan Web 1.0, Web 2.0 dan Web 3.0. Sebenarnya tidak ada

kesepakatan adanya versi dalam aplikasi web tetapi hanya untuk memudahkan

perkembangannya saja.

1. Web 1.0

Web 1.0 memiliki sifat yang sedikit interaktif dan dikembangkan untuk

pengaksesan informasi. Sifat dari Web 1.0 adalah read karena user hanya

akan membaca informasi yang ditampilkan web.

2. Web 2.0

Menurut Tim O’Really, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut : ”Web

2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh

penggunaan internet sebagai platform dan merupakan suatu percobaan

untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai keberhasilan pada

platform baru tersebut. Salah satu aturan utama adalah membangun aplikasi

yang mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi

pengguna aplikasi tersebut” .

Kemudahan interaksi antara user dengan sistem merupakan tujuan

dibangunnya teknologi web 2.0. Sifat dari web 2.0 adalah read dan write.

Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir

dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah web. Web 2.0

diaplikasikan sebagai bentuk penyajian halaman web yang bersifat sebagai

program dekstop pada umumnya seperti windows. Implementasi dapat


II-6

dilihat pada aplikasi spreadsheet pada Google yang merupakan aplikasi

untuk operasi mengolah angka seperti MS. Excel. Aplikasi tersebut dapat

diakses secara online tanpa user harus menginstalnya terlebih dahulu. Web

2.0 pada umumnya adalah suatu teknologi yang gratis atau lebih dikenal

dengan sebutan Open Source dan sangat memudahkan untuk share, upload

dan download data.

3. Web 3.0

Web 3.0 adalah generasi ketiga dari layanan Internet berbasis web. Menurut

Tim Berners Lee, Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin untuk

membaca halaman-halaman web [2]. Hal ini berarti bahwa mesin akan

memiliki kemampuan yang sama dengan manusia dalam membaca web.

Web 3.0 berhubungan dengan konsep semantik web yang memungkinkan

manusia dapat berkomunikasi dengan mesin pencari yang juga mampu

menyedikan keterangan – keterangan yang relevan tentang informasi yang

dicari. Web 3.0 memiliki beberapa standar operasional agar dapat

menjalankan fungsinya dalam menampung metadata, yaitu Resource

Description Framework (RDF), dan Ontology Web language (OWL).

Dalam perkembangan web harus diimbangi dengan kecepatan untuk

mengakses karena faktor yang menentukan kinerja aplikasi adalah

kecepatan akses jaringan dan Internet. Oleh karena itu diperlukan

bandwidth yang cukup dalam menjalankan suatu aplikasi.

Dengan demikian fungsi web menjadi wadah bagi pertukaran data,

informasi dan pengetahuan melalui kecerdasan buatan sehingga mengerti keinginan


II-7

user dimana dapat diinstruksikan untuk mengambil informasi sesuai kriteria

tertentu. Tujuan dari web semantik adalah mengatur informasi dan

prosedur. Fundamental dalam pembangunan semantic web adalah kreasi dan

semantic metadata.

Metadata terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Penggambaran sebuah dokumen. Contohnya adalah halaman web atau

bagian dari suatu dokumen seperti sebuah paragraf.

2. Penggambaran entitas didalam suatu dokumen. Contohnya adalah

seseorang atau sebuah perusahaan.

Pada semua kasus, yang terpenting bahwa metadata adalah semantik, yang

menggambarkan semua isi dari dokumen tersebut. Saat membuat aplikasi semantik,

sebenarnya terdapat dua variabel yang dibangun secara sekaligus. Variabel pertama

adalah web terdiri dari protocol komunikasi dan format web. Terdapat standar web

semantik yang direkomendasikan W3C seperti RDF, OWL dan SPARQL. Variabel

lainnya adalah semantik merepresentasikan makna dari web data.

Jaringan semantik merupakan gambaran pengetahuan grafis yang

menunjukkan hubungan antar berbagai obyek. Jaringan semantik terdiri dari

lingkaran-lingkaran yang menunjukkan obyek dan informasi tentang obyek-obyek

tersebut. Obyek di sini bisa berupa benda atau peristiwa. Antara 2 obyek

dihubungkan oleh arc yang menunjukkan hubungan antar obyek. Gambar 2.2

merupakan contoh representasi pengetahuan dengan menggunakan jaringan

semantik.
II-8

Gambar 2.2 Contoh Jaringan Semantik

Salah satu kelebihan dari jaringan semantik adalah ‘bisa mewariskan’.

Sebagai contoh, pada gambar 2.2 ada garis yang menghubungkan antara Budi

dengan laki-laki, dan laki-laki ke makhluk hidup. Sehingga apabila ada pertanyaan:

Apakah Budi makhluk hidup? Maka kita bisa merunut garis dari makhluk hidup,

kemudiian ke laki-laki, dan akhirnya ke Budi. Sehingga terbukti bahwa Budi adalah

makluk hidup.

Sistem jaringan semantik ini selalu tergantung pada jenis masalah yang

akan dipecahkan. Jika masalah itu bersifat umum, makan hanya memerlukan sedikit

rincian. Jika ternyata masalah itu banyak melibatkan hal-hal lain, maka di dalam

jaringan awalnya diperlukan rincian dari node awal Budi, apabila Budi hendak

pergi ke berbagai tempat. Node Budi dihubungkan dengan node baru, yaitu pergi.
II-9

Sekolah

Masjid

Budi Pergi Toko

Kebun
Binatang
Sawah

Gambar 2.3 Perluasan Jaringan Semantik

Keuntungan yang dimiliki oleh semantic web adalah sebagai berikut:

1. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan informasi yang dicari lebih

singkat.

2. Pekerjaan pencarian yang dilakukan manusia dapat

digantikan oleh mesin.

Semantik web memiliki tujuan yang sama karena semantik web memiliki

isi web yang tidak dapat hanya diekpresikan di dalam bahasa alami yang dimengerti

manusia, tetapi juga di dalam bentuk yang dapat dimengerti, diinterpretasi dan

digunakan oleh perangkat lunak. Melalui semantik web inilah, berbagai perangkat

lunak akan mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan

cara yang lebih mudah. Pembuatan Semantik web dimungkinkan dengan adanya

sekumpulan standar yang dikoordinasi oleh World Wide Web Consortium (W3C).

Standar yang paling penting dalam membangun Semantik web adalah XML, XML

Schema, RDF, OWL, dan SPARQL. Mungkin ini beberapa referensi ciri khas dari

web 3.0 yaitu:


II-10

a. Transformation dari tempat penyimpanan yang bersifat terpisah pisah

menjadi satu.

b. Ubiquitous connectivity, memungkinkan info diakses di berbagai media.

c. Network computing, software-as-a-service business models,

Web services interoperability, distributed computing, grid computing and

cloud computing.

d. Open technologies, sebagian besar semuanya berjalan dalam platform open

source / free.

e. Open identity, OpenID, seluruh info adalah bebas dan sebebas – bebasnya.

f. The intelligent web, Semantic Web technologies such as RDF, OWL,

SWRL, SPARQL, GRDDL, semantic application platforms, and statement-

based datastores.

g. Database terdistribusi dalam WWD ( World Wide Database ).

h. Intelligent applications

Dengan metode semantik web, data berbasis HTML dapat dirubah menjadi

format yang dapat dipahami oleh mesin, sehingga mesin juga dapat melakukan

proses pengumpulan informasi dan memahami hubungan antara informasi.

Menurut Ibrahim (2007), standar yang paling penting dalam membangun web

semantik adalah XML, XML Schema, RDF, OWL dan SPARQL. Berikut ini adalah

layer dari web semantik sebagaimana direkomendasikan oleh World Wide Web

Consortium (W3C) :
II-11

Gambar 2.1. Struktur Web Semantik (Fensel et al. 2003)

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut (Antoniou

and Harmelen 2008):

1. Internationalized Resource Identified (URI) merupakan penamaan yang

unik untuk identifikasi web semantik.

2. Unicode mempresentasikan dan memanipulasi teks ke banyak bahasa.

3. XML adalah sebuah bahasa yang memperbolehkan pemrogram membuat

dokumen web berdasarkan kosakata-nya sendiri. XML sangat cocok dalam

pengiriman dokumen melalui web.

4. RDF adalah sebuah model data untuk objek (resource) dan hubungan antara

mereka. RDF menyediakan sebuah pemaknaan sederhana untuk model data,

yang dapat dipresentasikan dalam sintaks XML.

5. RDF Schema menyediakan dasar-dasar kosakata untuk RDF. Dengan RDF

Shcema, memungkinkan untuk membuat hirarki kelas dan propertinya.

6. Ontologi vocabulary memperluas RDF Schema dengan menambahkan

konsep yang lebih canggih untuk menambahkan sebuah batasan, seperti

cardinality, batasan nilai, karakteristik dari properti seperti transitive. Ini


II-12

didasarkan pada logika sehingga memberikan kekuatan reasoning pada web

semantik.

7. Logic digunakan untuk meningkatkan bahasa ontologi lebih lanjut dan

mengizinkan penulisan dari deklarasi pengetahuan.

8. Proof melibatkan proses pengurangan nyata seperti halnya penyajian bukti

di bahasa web dan validasi bukti.

9. Trust bertujuan untuk memastikan dan memverifikasi bahwa pernyataan

web semantik berasal dari sumber yang terpercaya. Ini dapat dicapai dengan

tepat menggunakan ‘digital signature’ dari pernyataan RDF.

Sebuah web semantik tidak berdiri sendiri, terdiri dari berbagai macam

komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lainya. Komponen yang

terdapat dalam sebuah web semantik antara lain:

a) XML

Extensible Markup Language (XML) merupakan meta-language seperti tag

HTML yang digunakan untuk mendeskripsikan data-data. Tag pada XML

dapat dibuat sendiri sehingga tidak ada tag default seperti tag pada HTML.

b) XML Schema

XML Schema merupakan bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan

sekumpulan aturan (schema) yang harus dipatuhi oleh dokumen XML.

Struktur dari dokumen XML yang dibuat harus sesuai dengan schema yang

telah didefinisikan tersebut. Fungsi XML Schema yaitu sebagai berikut:

• Mendefinisikan unsur-unsur dan atribut yang muncul dalam

dokumen
II-13

• Mendefinisikan elemen elemen turunan.

• Mendefinisikan urutan dan jumlah elemen turunan.

• Mendefinisikan tipe data untuk elemen dan atribut.

• Mendefinisikan nilai default dan tetap untuk elemen dan atribut.

c) RDF

Resource Description Framework (RDF) adalah metode umum untuk

memodelkan informasi dengan menggunakan sekumpulan format sintaks.

Ide dasar dari RDF adalah bagaimana kita dapat membuat pertanyaan

mengenai sebuah resource web dalam bentuk ekspresi subjek (S), predikat

(P), objek (O). Subjek mengacu pada resource yang ingin dideskripsikan.

Predikat merupakan komposisi yang menerangkan sudut pandang dari

subjek yang dijelaskan objek, sementara subjek dan objek merupakan

entitas. Objek dapat berupa masukan yang dapat diterangkan secara jelas

dan detail, sesuai keinginan pengguna yang memberikan masukan. Dengan

menggunakan RDF, website dapat menyimpan dan melakukan pertukaran

informasi antar web. Pada RDF resource yang digunakan untuk

mendeskripsikan subjek biasanya menggunakan alamat URI. Predikat

merupakan properti yang menghubungkan antara subjek dan objek adalah

URI. Ketiga elemen tersebut dikenal dengan sebutan triple (Liyang, 2007)

d) RDF Schema

RDF Schema atau yang lebih dikenal dengan singkatan RDFS merupakan

skema yang mendeskripsikan ontology yang berupa properties dan class

dari RDF resource.


II-14

e) OWL

Ontology Web Language (OWL) adalah suatu bahasa yang digunakan

aplikasi untuk memproses isi dari informasi. Dengan menggunakan OWL,

kita dapat merubah vocabulary tambahan disamping semantik formal yang

telah dinuat sebelumnya menggunakan XML, RDF, dan RDF Schema.

Tentu saja hal ini sangat membantu penginterpresentasian mesin yang lebih

baik terhadap isi web. OWL memiliki tiga sub-language yaitu :

f) OWL Lite

Mendukung pengguna yang memerlukan klasifikasi hirarki dan dalam

batasan yang sederhana. . OWL Lite menyediakan suatu alur migrasi cepat

untuk thesaury dan taksonomi lain. OWL Lite juga mempunyai suatu

kompleksitas formal yang lebih rendah dibanding OWL DL. OWL Lite

didesain untuk kemudahan penerapan dan untuk memberikan pengguna

dengan fungsi subset yang akan membawa pengguna ke permulaan dalam

penggunaan OWL.

g) OWL DL

Mendukung konstruksi seluruh OWL, tetapi hanya dapat digunakan pada

batasan tertentu. OWL DL meliputi semua bahasa kontruksi dalam OWL,

tetapi hanya dapat digunakan di bawah batasan tertentu. OWL DL dirancang

untuk mendukung deskripsi logikal dari segmen bisnis dan untuk

menyediakan bahasa subset yang memberikan properti untuk perhitungan

dalam sebuah sistem.

h) OWL Full
II-15

Diperuntukkan bagi pengguna yang menginginkan maksimum penggunaan

dan kebebasan sintaksis. OWL Full memperbolehkan ontologi untuk

meningkatkan arti dari vocabulary yang belum digambarkan (RDF atau

OWL).

i) SPARQL

SPARQL merupakan bahasa kueri untuk semantik yang dapat mengambil

dan memanipulasi data yang tersimpan dalam format RDF. Pemetaan dalam

query SPARQL akan mempengaruhi seberapa cepat aplikasi akan

menampilkan hasil pencariannya (Wijayanto et al., 2013). SPARQL

menyediakan bahasa query standar untuk RDF grafik (Segaran et al. 2009).

Seperti SQL dan XQuery, bahasa SPARQL menyediakan antarmuka

deklaratif untuk berinteraksi dengan database RDF. SPARQL merupakan

bahasa query yang dirancang untuk mengumpulkan data dari berbagai

sumber dan mempercepat pengembangan aplikasi web 2.0, menciptakan

sebuah layanan web standar untuk mengajukan pertanyaan (Kanimozhi and

Christy 2014).

2.2 Ontologi

2.2.1 Pengertian Ontologi

Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ontos dan logos.

Ontologi dalam bidang kecerdasan buatan memiliki dua pengertian yang berkaitan.

Pertama ontologi merupakan kosakata yang merepresentasikam suatu domain atau

sebjek tertentu. Kedua ontologi merupakan body of knowledge untuk menjelaskan


II-16

suatu batasan tertentu. Dari kedua hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

ontologi merupakan sebuah uraian formal yang merepresentasikan sebuah konsep

atau class dari sebuah domain tertentu. Properti-properti dari setiap konsep atau

class dijelaskan didalam atribut-atribut.

Menurut Barnaras pada proyek Kactus memberikan definisi ontologi yaitu

: “Penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada

knowledge base’. Proyek Sensus juga memberikan definisi : “Sebuah ontologi

adalah sebuah truktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang

dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”. Ontologi

merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek,

serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan.

Menurut Dumbill (2000) diacu dalam Awaludin (2009), Ontologi pada

semantik yaitu teknologi web yang diarahkan dapat memahami makna suatu kata

atau kalimat yang diberikan oleh pengguna. Membuat komputer mengerti seperti

manusia adalah suatu hal yang sepertinya mustahil, namun visi ini terus

diupayakan dengan menyediakan seperangkat alat sehingga membuat mesin atau

komputer dengan mudah dapat memproses informasi dan mengerti informasi yang

diinginkan oleh pengguna. Tidak ada standar khusus untuk membangun suatu

ontologi dan tidak ada justifikasi bahwa ontologi yang dikembangkan oleh

seseorang adalah salah atau benar. Kualitas ontologi dapat dilihat dari aplikasi

yang dibangun berdasarkan ontologi ini. Ketika aplikasi yang dibangun dapat

memenuhi kebutuhan pengguna dan menjawab permasalahan yang ada maka

ontologi yang digunakan termasuk ontologi yang berkualitas.


II-17

Ontologi adalah file yang mendefinisikan hubungan antara syarat dan

kelompok istilah. Hal ini dianggap salah satu pilar dari web semantik. Mereka

biasanya disertai dengan dokumen dibawah bahasa formal dari ontologi. Tentu

saja, ontologi ini harus rinci, dan efektif bagi web semantik untuk bekerja. Menurut

Berners Lee, ontologi akan datang dalam bentuk metadata, yang akan dimasukan

dalam kode, hal ini bisa mengambil banyak waktu dan usaha. Tidak ada standar

khusus untuk membangun suatu ontologi dan tidak ada justifikasi bahwa ontologi

yang dikembangkan oleh seseorang adalah salah atau benar. Kualitas ontologi

dapat dilihat dari aplikasi yang dibangun berdasarkan ontologi ini. Ketika aplikasi

yang dibangun dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan menjawab permasalahan

yang ada maka ontologi yang digunakan termasuk ontologi yang berkualitas.

Dalam literatur kecerdasan buatan terdapat beberapa pengertian ontologi.

Ontologi adalah istilah yang dipinjam dari filosofi yang mengacu kepada ilmu

untuk menggambarkan jenis-jenis entitas di dunia dan bagaimana mereka

berhubungan. Menurut Barnaras pada proyek Kactus [3] memberikan definisi

ontologi yaitu : “Penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi

pengetahuan pada knowledge base”. Proyek Sensus [3] juga memberikan definisi

: “Sebuah ontologi adalah sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan

sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge

base” [4]. Pengertian lain mengemukakan ontologi adalah sebuah uraian formal

yang menjelaskan tentang sebuah konsep dalam suatu domain tertentu (classes,

terkadang disebut concepts), properti dari setiap konsep yang menjelaskan

bermacam- macam fitur dan atribut sebuah concepts (slots, terkadang disebut roles
II-18

atau properties) dan batasan pada slots (facets, terkadang disebut role restriction).

Sebuah ontologi bersama dengan seperangkat instances (menyatakan objek pada

suatu domain) dari class membentuk sebuah knowledge base. Pendapat lain

mengatakan bahwa ontologi terbentuk oleh 4 tuple (C,R,I,A), C adalah concept, R

adalah relation, I adalah instance, dan A adalah axiom. Axiom digunakan untuk

menyediakan informasi mengenai class dan properties, sebagai contoh batasan

pada properties.

Terdapat beberapa alasan untuk menggunakan ontologi, yaitu [4]:

1. Menjelaskan suatu domain secara eksplisit.

Memberikan struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain

dan bagaimana mereka berhubungan.

2. Berbagi pemahaman dari informasi yang terstruktur.

Sebagai contoh beberapa website yang berbeda mempunyai informasi

medis atau menyediakan servis medis e-commerce. Jika website tersebut dipakai

bersama dan dipublikasikan dengan dasar ontologi yang sama maka perangkat

lunak dapat mengekstrak dan mengumpulkan informasi dari site yang berbeda.

Perangkat lunak tersebut dapat menggunakan kumpulan informasi tersebut untuk

menjawab permintaan user atau sebagai data input untuk aplikasi lainnya.

3. Penggunaan ulang domain pengetahuan.

Apabila ingin membangun ontologi yang luas dapat

mengintegrasikan dengan beberapa ontologi yang sudah ada


II-19

2.2.2 Komponen Ontologi

Ontologi memiliki beberapa komponen yang dapat menjelaskan ontologi

terdiri atas instance, property, class, dan Slot. Berikut ini akan dijelaskan secara

singkat elemen dasar pembentuk ontologi web semantik

a. Instance

Instance atau disebut juga individual adalah anggota (member) dari classes.

Instance ini dapat dipandang sebagai objek yang ada pada domain yang

dibahas

Gambar 2.4 Representasi instance atau individual

b. Property

Property merupakan binary relation. Ada dua jenis property pada ontologi

web semantik, yaitu object property dan datatype property. Objek property

digunakan untuk menghubungkan objek dengan objek lainnya sedangkan

datatype property digunakan untuk menghubungkan objek dengan datatype

value seperti text, string atau number.

c. Class

Class, menerangkan konsep (atau makna) suatu domain. Class adalah


II-20

kumpulan dari elemen dengan properti yang sama. Suatu class dapat

mempunyai turunan subclass yang menerangkan konsep yang lebih

spesifik. Class merupakan titik pusat ontologi. Class menjelaskan sebuah

konsep dalam suatu domain yang terdiri dari beberapa instance. Class juga

dikenal sebagai concept, object dan categories. Sebuah class memiliki

subclass yang ditujukan untuk menyatakan concept lebih spesifik dari

superclass.

Gambar 2.5 Representasi class yang terdiri dari instance

d. Slot

Slot, merupakan representasi dari kerangka pengetahuan atau relasi yang

menerangkan properti dari kelas dan instance. 3. Properties atau slot.

Properties atau slot terdiri dari dua jenis, yaitu object properties dan

datatype properties. Object properties akan menghubungkan instance

dengan instance sedangkan datatype properties akan menghubungkan

instance dengan datatype value seperti text, string, atsu number. Pada object

properties, terdapat beberapa jenis properties [5], yaitu:


II-21

1. Functional Properties.

Functional properties adalah sebuah individu yang berhubungan hanya

dengan satu individu. Functional property disebut juga sebagai single

valued property atau feature. Sebagai contoh pada Gambar 2.6

menunjukkan individu Jean hasBirthMother Peggy dan individu Jean

hasBirthMother Margaret, hasBirthMother merupakan fuctional property,

dapat disimpulkan bahwa Peggy dan Margaret adalah individu yang sama

karena Jean hanya memiliki satu BirthMother.

Gambar 2.6 Contoh Functional Properties

2. Inverse Functional Properties.

Jika sebuah properti adalah inverse functional, maka inverse property

tersebut adalah functional, sebuah individu berhubungan hanya dengan satu

individu. Sebagai contoh pada Gambar 2.7 menunjukkan inverse functional

property isBirthMotherOf yang merupakan inverse property dari

hasBirthMother, hasBirthMother adalah functional, isBirthMother adalah

inverse functional. Jika dikatakan bahwa Peggy merupakan birthmother dari

Jean, dapat dikatakan juga bahwa Margaret merupakan birthmother dari

Jean. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Peggy dan Margaret adalah

individu yang sama.


II-22

Gambar 2.7 Contoh Inverse Functional Properties

3. Transitive Properties.

Jika sebuah properti transitive, properti menghubungkan individu A dengan

individu B serta menghubungkan individu B dengan individu C, maka dapat

disimpulkan bahwa individu A berhubungan dengan individu C melalui

properti P. Sebagai contoh pada Gambar 2.8 menunjukkan transitive

property hasAncestor. Jika individu Matthew mempunyai ancestor Peter,

Peter mempunyai ancestor William, maka dapat disimpulkan bahwa

Mathew mempunyai ancestor William.

Gambar 2.8 Contoh Transitive Properties


II-23

4. Symetric Properties.

Properti P adalah symetric jika properti tersebut menghubungkan A ke

individu B kemudian menghubungkan B ke individu A. Sebagai contoh

pada Gambar 2.9, individu Mathew berhubungan dengan individu Gema

melalui hasSibling property. Dengan kata lain, jika Mathew bersaudara

dengan Gema maka dapat disimpulkan bahwa Gema bersaudara dengan

Mathew.

Gambar 2.9 Contoh Symetric Properties

Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengembangan ontologi

yaitu :

A. Menentukan domain dan batasan ontologi.

Dalam mengembangkan ontologi dimulai dengan mendefinisikan domain

dan batasan dengan menjawab pertanyaan berikut:

1. Domain apa yang akan melingkupi ontologi?

2. Mengapa ontologi digunakan?

3. Apa jenis pertanyaan terhadap informasi dalam ontologi sehingga

perlu menyediakan jawaban?

Salah satu cara dalam menetukan batasan dalam ontologi adalah dengan

membuat daftar pertanyaan yang harus dapat dijawab oleh knowledge base
II-24

atau yang biasa disebut competency questions.

B. Mempertimbangkan penggunaan ontologi yang sudah ada. Ontologi yang

sudah ada dapat diperhalus dan diperluas untuk domain dan task yang akan

dibuat. Penggunaan ontologi yang sudah ada merupakan persyaratan apabila

sistem yang akan dibuat akan berinteraksi dengan aplikasi lainnya yang

telah dilakukan pada suatu ontologi atau perbendaharaan kata yang

dikontrol. Banyak ontologi yang telah tersedia dan dapat dimasukkan dalam

penngembangan ontologi yang dilakukan.

C. Menentukan istilah penting dalam ontologi Menulis daftar istilah yang akan

dijelaskan ke user. Terdapat beberapa pertanyaan yang dapat membantu

penentuan istilah, yaitu:

1. Istilah apa saja yang akan diperbincangkan?

2. Apa yang akan menjadi jawaban mengenai istilah– istilah tersebut?

3. Properti apa saja yang dimiliki istilah tersebut?

Sebagai contoh pada ontologi minuman anggur, istilah yang penting

meliputi minuman anggur, anggur, tempat membuat anggur, warna

minuman anggur, bentuk, cita rasa dan kadar gula. Pada dasarnya, hal ini

dibutuhkan untuk mendapat daftar istilah yang menyeluruh tanpa khawatir

tumpang tindih antara concept, hubungan antara istilah dan properti dari

concept atau concept tersebut termasuk class atau slot.

D. Mendefinisikan class ontologi dan menyusun class dalam hirarki taksonomi

(subclass–superclass).

Terdapat beberapa pendekatan dalam pengembangan hirarki


II-25

class, yaitu :

1. Proses pengembangan top-down dimulai dengan mendefinisikan

concept umum dalam domain dilanjutkan dengan concept yang lebih

spesifik.

2. Proses pengembangan bottom-up dimulai dengan mendefinisikan

class yang paling spesifik kemudian dikelompokkan menjadi class dengan

konsep yang lebih umum.

3. Proses pengembangan combination adalah sebuah kombinasi antara

pendekatan top-down dan bottom-up. Mendefinisikan konsep yang

menonjol terlebih dahulu kemudian menggeneralisasi dan mengkhususkan

konsep tersebut.

5. Mendefinisikan slot atau properties dan menjabarkan nilai dari

slot tersebut.

6. Mendefinisikan facets pada slots.

Slot dapat memiliki facet yang berbeda dalam menggambarkan tipe nilai,

nilai tersebut dapat berupa cardinality (sejumlah nilai) dan fitur lainnya.

Berikut merupakan beberapa facet yang umum digunakan:

a. Slot cardinality.

Slot cardinality mendefinisikan sejumlah nilai yang dimiliki oleh slot.

Beberapa sistem hanya membedakan single cardinality (mempunyai

satu nilai) dengan multiple cardinality (mempunyai beberapa nilai).

b. Slot value type.


II-26

Sebuah tipe facet menggambarkan tipe dari nilai yang dapat mengisi

slot. Berikut merupakan tipe nilai yang umum digunakan:

(1) String, tipe nilai yang paling sederhana yang biasa digunakan untuk

slot.

(2) Number, terkadang tipe nilai yang lebih spesifik seperti Float dan

Integer yang digunakan dalam penggambaran slot dengan nilai

numerik.

(3) Boolean slot mempunyai yes-no flag.

(4) Enumerated slot merinci daftar dari spesifik nilai yang

diperbolehkan untuk slot.

(5) Instance membuat hubungan antara individual.

E. Membuat instances.

Langkah terakhir adalah membuat individual atau instances pada class

dalam suatu hirarki. Dalam mendefinisikan individual atau instances pada

class harus diperhatikan persyaratan berikut:

1. Pemilihan class.

2. Pembuatan individual atau instances pada class tersebut. Knowledge

base selanjutnya dapat dibuat dengan mendefinisikan individual atau

instances dari class yang terisi pada nilai spesifik slot dan slot batasan

tambahan (facets).

3. Mengisi nilai slot.


II-27

2.3 Blackbox Testing

Teknik pengujian yang penulis gunakan adalah Black-Box Testing.

Menurut Sukamto (2016:275) Black Box Testing yaitu menguji desain dan kode

program. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi,

masukan, dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang

dibutuhkan. Cara pengujian hanya dilakuakan dengan menjalankan atau

mengeksekusi unit atau model secara ofline dan online melalui publik, kemudian

diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang diinginkan.

Blackbox testing adalah tahap yang digunakan untuk menguji kelancaran

program yang telah dibuat. Pengujian ini penting dilakukan agar tidak terjadi

kesalahan alur program yang telah dibuat. Menurut Rosa dan Salahuddin

(2015:275) “Blackbox testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi

fungsional tanpa menguji desain dan kode program”. Menurut Rizky (2011:264)

“Blackbox testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang

tidak diketahui kinerja internalnya”. Sedangkan menurut Mustaqbal, dkk (2015:34)

“Black Box Testing befokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak,

kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada fungsional program”.

Menurut Pressman (2010:597), Black Box Testing (Pengujian Kotak

Hitam), juga disebut pengujian perilaku, berfokus pada persyaratan fungsional

perangkat lunak. Artinya, teknik pengujian kotak hitam memungkinkan anda untuk

membuat beberapa kumpulan kondisi masukan yang sepenuhnya akan melakukan

semua kebutuhan fungsional untuk program. Pengujian kotak hitam bukan teknik

alternative untuk kotak hitam. Sebaliknya, ini merupakan pendekatan pelengkap


II-28

yang mungkin dilakukan untuk mengungkap kelas kesalahan yang berbeda dari

yang diungkap oleh metode kotak putih.

Pengujian kotak hitam berupaya untuk menemukan kesalahan dalam

kategori berikut:

1. Fungsi yang salah atau hilang

2. Kesalahan antarmuka

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses basis data eksternal.

4. Kesalahan perilaku atau kinerja

5. Kesalahan inisialisasi dan penghentian

Kelebihan dan kelemahan pengujian black box testing dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Kelebihan Black Box Testing :

Meskipun dalam pelaksanaannya testing kita dapat menguji keseluruhan

fungsional perangkat lunak namun formal black box testing yang sebenarnya kita

dapat memilih subset test yang secara efektif dan efisien dapat menentukan cacat.

Dengan cara ini black box testing dapat membantu memaksimalkan testing

investment.

2. Kelemahan Black Box Testing :

Ketika tester melakukan black box testing, tester tidak akan pernah yakin

apakah perangkat lunak yang telah diuji telah benar-benar lolos pengujian. Hal ini

terjadi karena kemungkinan masih ada beberapa jalur eksekusi yang belum pernah

diuji oleh user. Untuk menentukan cacat perangkat lunak menggunakan black box

testing, tester seharusnya membuat setiap kemungkinan kombinasi data input baik
II-29

yang valid maupun yang tidak valid.

Dalam pengujian black box testing ada beberapa langkah – langkah

menjalankan pengujian :

1. Analisa kebutuhan dan spesifikasi

2. Pemilihan input

3. Pemilihan outputnya

4. Seleksi input

5. Pengujian

6. Review hasil

Pengujian Black Box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa

memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan

untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian black

box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi

perangkat lunak. Data uji dieksekusi pada perangk at lunak dan kemudian keluar

dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai yang diharapkan.

Pengujian Black Box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori :

a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang

b. Kesalahan interface

c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

d. Kesalahan kinerja

e. Inisialisasi dan kesalahan terminasi


III-1

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada praktikum ini adalah data primer. Data

primer adalah adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dengan

instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Menurut Indriantoro dan Supomo

didalam Purhantara (2010), data primer dianggap lebih akurat, karena data ini

disajikan secara terperinci.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada praktikum ini adalah

studi pustaka, dimana data yang dikumpulkan adalah:

a. Website yang fungsi mesin pencarinya di jadikan objek pengujian, yang pada

praktikum ini bernama https://www.resellerdropship.com/.

b. Buku

Buku-buku yang digunakan adalah buku-buku yang mengandung teori-teori

mengenai semantik web dan metode pengujian.

c. Artikel

Artikel yang digunakan merupakan artikel-artikel yang membahas teori dan

aplikasi semantik web dan metode pengujian.


III-2

3.3 Metode Pengujian Data

Metode pengujian yang digunakan pada praktikum ini adalah metode


pengujian blackbox. Blackbox testing adalah tahap yang digunakan untuk menguji
kelancaran program yang telah dibuat. Pengujian ini penting dilakukan agar tidak
terjadi kesalahan alur program yang telah dibuat. Menurut Rosa dan Salahuddin
(2015) “Blackbox testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi
fungsional tanpa menguji desain dan kode program”.

Gambar 3.1 Ilustrasi Proses Pengujian Black Box Testing


Adapun hal-hal yang diuji pada fungsi mesin pencari

https://www.resellerdropship.com adalah:

No Input Expected Output


1 1 Suku Kata yang terdapat pada nama Semua nama produk yang
produk mengandung kata tersebut muncul
Contoh: Tas
Travel
2 2 atau lebih suku kata yang terletak Semua nama produk yang
secara berurutan di nama product mengandung kata tersebut muncul
Contoh: Tas Hiking
Tas Sling Bag
3 2 atau lebih suku kata tapi tidak terletak Semua nama produk yang
berurutan di nama produk mengandung kata tersebut muncul
Contoh: Tas Bag Sling
4 1 atau lebih suku kata yang tidak Semua produk yang deskripsinya
terdapat didalam nama produk, tetapi mengandung kata tersebut muncul
terdapat pada deskripsi produk
IV-1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pada penelitian ini analisis dilakukan dengan menggunakan blackbox

testing, yang artinya pengujian dilakukan tanpa pengetahuan detil struktur internal

dari sistem atau komponen yang dites. Blackbox testing juga disebut sebagai

behavioral testing, specification-based testing, input/output testing atau functional

testing. Berikut adalah hasil pengujian blackbox pada mesin pencari di

https://www.resellerdropship.com:

No Input Expected Output Result


1 1 Suku Kata yang terdapat pada Semua nama produk yang Berhasil
nama produk mengandung kata tersebut
Contoh: Tas muncul
Travel
2 2 atau lebih suku kata yang terletak Semua nama produk yang Berhasil
secara berurutan di nama product mengandung kata tersebut
Contoh: Tas Hiking muncul
Tas Sling Bag
3 2 atau lebih suku kata tapi tidak Semua nama produk yang Tidak Berhasil
terletak berurutan di nama produk mengandung kata tersebut
Contoh: Tas Bag Sling muncul
4 1 atau lebih suku kata yang tidak Semua produk yang Tidak Berhasil
terdapat didalam nama produk, deskripsinya mengandung kata
tetapi terdapat pada deskripsi tersebut muncul
produk

4.1.1 Mengetikkan Suku Kata yang terdapat pada nama produk

Dari hasil test, selama suku kata yang kita ketikkan tersebut ada didalam

nama produk, maka produk tersebut akan muncul didalam list hasil

pencarian. Ini bisa terlihat dari gambar dibawah ini:


IV-2

4.1.2 Mengetikkan 2 atau lebih suku kata yang terletak secara berurutan di nama

product

Dari hasil test, selama 2 atau lebih suku kata yang kita ketikkan tersebut ada

didalam nama produk dan terletak dengan urutan yang sama dengan urutan

yang kita ketikkan , maka produk tersebut akan muncul didalam list hasil

pencarian. Ini bisa terlihat dari gambar dibawah ini


IV-3

4.1.3 Mengetikkan 2 atau lebih suku kata tapi tidak terletak berurutan di nama

produk

Dari hasil test, selama 1 atau lebih suku kata yang kita ketikkan tersebut

tidak ada didalam nama produk, atau urutannya kita ketikkan dengan urutan

yang salah, maka produk tersebut tidak akan muncul didalam list hasil

pencarian. Ini bisa terlihat dari gambar dibawah ini, dimana produk dengan

nama tas sling itu ada, tetapi karena urutan yang saya masukkan salah,

sehingga hasilnya tidak muncul


IV-4

4.1.4 Mengetikkan 1 atau lebih suku kata yang tidak terdapat didalam nama

produk, tetapi terdapat pada deskripsi produk

Dari hasil test, selama 1 atau lebih suku kata yang kita ketikkan tersebut

tidak ada didalam nama produk, meskipun ada didalam spesifikasi produk,

maka roduk tersebut tidak akan muncul didalam list hasil pencarian. Ini

terlihat pada gambar dibawah ini, dimana tas ini berwarna merah, tetapi jika

kita ketikkan merah, maka hasilnya tidak akan muncul


IV-5

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pembahasan hasil

Dari hasil diatas diketahui bahwa mesin pencari pada

https://www.resellerdropship.com belum menerapkan web semantik. Ini

dikarenakan mesin pencarinya hanya berfokus pada nama produk. Yang artinya

mesin pencari hanya dirancang untuk mengenali nama produk, tanpa mengenali

informasi lain yang mungkin ada didalam deskripsi produk.

Jika telah menerapkan web semantik dengan baik, maka pencarian akan

mempertimbangkan seluruh informasi yang menjadi atribut produk tersebut, tidak

hanya nama produknya saja. Misalkan produk Tas Carrier Kelvas KLS 200 dibawah

ini:
IV-6

Dengan web semantik mesin pencari seharusnya mampu memasukkan

produk ini didalam hasil pencarian saat user mengetikkan merah, ini dikarenakan

Tas Carrier Kelvas KLS 200 berwarna merah. Atau disaat user mengetikkan kata

tas 30cm, seharusnya mesin pencari mampu memasukkan produk ini kedalam list

hasil pencarian, dikarenakan Tas Carrier Kelvas KLS 200 berukuran P 30cm, dan

Tas Carrier Kelvas KLS 200 adalah tas.

4.2.2 Rekomendasi Rancangan Semantik Web

Dari hasil analisis kita ketahui bahwa mesin pencari dan perancangan data

pada https://www.resellerdropship.com belum menerapkan web semantik, berikut

adalah rekomendasi pemilihan algoritma dan rancangan xml, rdf dan ontologi yang

menerapkan websemantik.

a. Rekomendasi Algoritma

Metode algoritma pencarian yang rekomendasikan adalah Algoritma

Boyer-Moore. Algoritma Boyer-Moore diperkenalkan oleh Bob Boyer dan

J.S. Moore pada tahun 1977. Algoritma ini melakukan pencocokan kata

dimulai dari karakter terakhir kata kunci menuju karakter awalnya. Apabila
IV-7

terjadi perbedaan antara karakter terakhir kata kunci dengan kata yang

dicocokkan maka karakter-karakter dalam potongan kata yang dicocokkan

tadi akan diperiksa satu per satu. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi

apakah ada karakter dalam potongan kata tersebut yang sama dengan

karakter yang ada pada kata kunci. Apabila terdapat kesamaan, maka kata

kunci akan digeser sedemikian rupa sehingga posisi karakter yang sama

terletak sejajar, dan kemudian dilakukan kembali pencocokan karakter

terakhir dari kata kunci. Sebaliknya jika tidak terdapat kesamaan karakter,

maka seluruh karakter kata kunci akan bergeser ke kanan sebanyak m

karakter, di mana m adalah panjang karakter dari kata kunci (Angriani,

2018)

Ada 2 teknik dasar pada algoritma ini:

- Teknik Looking Glass

Mencari setiap karakter dalam pattern P pada teks T dengan

melakukan pengcekan mundur, dimulai dari akhir P.

- Teknik Character Jump

Ketika terjadi ketidakcocokan karakter pada teks dan pattern maka

akan dilakukan lompatan “posisi” pengecekan pattern terhadap teks

b. Rekomendasi XML

XML merupakan sintaks dasar yang memungkinkan seseorang menulis

dokumen web terstruktur dengan kosa kata yang ditentukan pengguna.

XML sangat cocok untuk mengirim dokumen ke seluruh web. Untuk

perancangan katalog produk online, berikut contoh xmlnya:


IV-8

<Baju Pria>

<item>

<Nama Baju Pria>

Baju Salur Pria Amry ID SW334

</Nama Baju Pria>

<Deskripsi Baju Pria>

Bahan : CVC.

Warna : Kuning kombinasi.

Size Chart : M,L,XL

</Deskripsi Baju Pria>

<harga Baju Pria> Rp. 100.000,00 </harga baju pria>

</item>

</Baju Pria>

Dari xml diatas dapat dideskripsikan bahwa baju pria dengan nama

Baju Salur Pria Amry ID SW334, terbuat dari bahan CVC dengan warna

kuning kombinasi, dan tersedia dalam ukuran M,L,XL, dengan harga baju

100.000,00 rupiah

c. Rekomendasi RDF

Dalam RDF informasi dideskripsikan menjadi sebuah kalimat yang terdiri

dari subjek, predikat, dan objek. Pada RDF resource yang digunakan untuk
IV-9

mendeskripsikan subjek biasanya menggunakan alamat URI, predikat

menggunakan property yang menghubungkan antara subjek dan objek dan

objek adalah URI atau literal. Ketiga elemen tersebut dikenal dengan

sebutan triple.

<?xml Version = “1.0”?>

<rdf:RDF

xmlns:rdf=”http://www.resellerdropship-rdf-syntax-ns#”

xmlns:baju pria=http://www.resellerdropship.com/baju%20pria#”>

<rdf:Description

rdf:about=”http://www.resellerdropship.com/baju%20pria/Baju%20Salur

%20Pria%20Amry%20ID%20SW334”>

<baju pria:nama> Baju Salur Pria Amry ID SW334</baju

pria:name>

<baju pria:bahan>CVC</baju pria:bahan>

<baju pria: warna>Kuning Kombinasi</baju pria: warna>

<baju pria: size>M</baju pria: size>

<baju pria: size>L</baju pria: size>

<baju pria: size>XL</baju pria: size>

<baju pria: harga>RP.100.000,00</baju pria:harga>

</rdf:Description>

</rdf:RDF>
IV-10

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa dokumen xml menggambarkan

model data RDF, yang memiliki namespace (dengan atributxmkns) dan

prefix (rdf dengan URL: http://www.resellerdropship-rdf-syntax-ns# dan

Baju Pria dengan URL: http://www.resellerdropship.com/baju%20pria# .

Jadi setiap tag yang diawali dengan RDF maupun baju pria berasal dari

vocabolary yang terkandung dalam namespace prefix. Sedangkan rdf

description akan mendeskripsikan objek yang akan dijelaskan pada atribut

rdf:about. RDF ini jika divalidasikan akan menunjukkan data sebagai

berikut

Subject Predicate Object

Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334 baju pria:nama Baju Salur Pria Amry ID SW334

Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334 baju pria:bahan CVC

Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334 baju pria: warna Kuning Kombinasi

Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334 baju pria: size M

Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334 baju pria: size L

Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334 baju pria: size XL

Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334 baju pria: harga RP.100.000,00

d. Rekomendasi Ontologi

1. Domain

Domain pada pembahasan ini adalah barang yang tercantum didalam

katalog produk online


IV-11

2. Class dan Subclass

Pada gambar diatas menunjukkan bahwa rancangan ontologi

berdasarkan class dan sub class, dimana class merupakan data yang

paling umum dan subclass merupakan data yang lebih spesific

3. Individual

Individuals (instance) merupakan bentuk nyata (paling dasar) dari class

yang terkait dengan properti.


IV-12

4. Property

Menurut angriani (2018) property terbagi atas 2 macam, yaitu data Type

Properti dan Object Property. Dimana data type property

menghubungkan individual dengan data valuenya, sedangkan object

property digunakan untuk menghubungkan individual dengan

individual. Pada perancangan katalog online ini property yang

digunakan hanyalah Data Type Property seperti yang tersaji dibawah

ini:

Property Fungsi Property Tipe Property

Nama Menghubungkan Value String nama dari Data Type Property

individual

Bahan Menghubungkan Value String bahan dari Data Type Property

individual

Warna Menghubungkan Value String warna dari Data Type Property

individual

Size Menghubungkan Value String size dari Data Type Property

individual

Harga Menghubungkan Value String harga dari Data Type Property

individual
V-1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa analisa pada mesin

pencari Resellerdropship.com berhasil dilakukan dengan menggunakan metode

blakbox testing.

5.2 Saran

Praktikum ini hanya menguji dan menganalisa fungsionalitas dari mesin

pencari Resellerdropship.com, tanpa memberi rancangan solusi dari sisi

programing, disarankan kepada peneliti selanjutnya yang mengambil tema dan

objek yang sama untuk menambahkan rancangan solusi.


DAFTAR PUSTAKA

Antoniou, G. dan van Harmelen, F. 2008. A Semantic web Primer. MIT Press

Andri. (2013). Implementasi Teknologi Web Semantik Dalam Aplikasi Pencarian

Katalog Online Perpustakaan Universitas Bina Darma. Jurnal

Ilmiah MATRIK, 15(1), 11–20.

Angriani, R. (2018). Sistem Pencarian Obyek Wisata di Sumatera Utara

Menggunakan Semantic Web Berbasis Ontologi. In Universitas

Sumatera Utara.

A.S., Rosa dan Shalahuddin, M. 2015. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan

Berorientasi Objek. Bandung: Informatika Bandung.

Berners-Lee, T., J. Hendler, dan O. Lassila. 2001. The Semantic Web. Available at

http://www.jeckle.de/files/tblSW.pdf, diakses 16 Januari 2022.

Davies, J., Studer, R., dan Warren, P., 2006. Semantic web Teknologies Trends and

Research in Ontology-based Systems. John Wiley & Sons.

Chichester

Ibrahim, Niko. 2007. Pengembangan Aplikasi Semantic Web untuk Membangun

Web yang Lebih Cerdas. Jurnal Informarika. Vol 3(1): 101-110.

Mustaqbal, M. Sidi, dkk. (2015). Pengujian Aplikasi menggunakan Black Box

Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus : Aplikasi

Prediksi Kelulusan SNMPTN). Jurnal Ilmiah Teknologi

Informasi Terapan. Volume I, No 3

Passin, T.B. 2004. Explorer’s Guide the Semantic web. Manning Publications.

Greenwich.
Rizky,Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta:Prestasi

Pustaka

Anda mungkin juga menyukai