Anda di halaman 1dari 37

BAB V

PERSAMAAN DASAR ALIRAN


PADA SALURAN TERBUKA

V.A. Pendahuluan
Besaran debit (Quantum) pada saat mengalir melalui ruang(tempat)
tertentu,akan mengalami deformasi dan Reformasi terhdap faktor
,bentuk,kecepatan(v) dan tekanan (p)dengan asumsi massa jenis
dianggap konstant.
Massa debit fluida ini dapat diketahui dan mengestimasi besaran debit
(Quantum) massa fluida yang melewati penampang saluran yang
dikaitkan dengan dimensi dan kondisi saluran air tersebut.
Karakteristik aliran massa fluida dapat dipahami dengan mengambil
data yang ada terutama dimensi saluran, kondisi kedalaman dan dasar
saluran dan sudut elevasi saluran air tersebut.
Memahami wujud aliran massa fluida pada saluran terbuka dan
pengaruh bentuk, karakter, kelakuan (behavior) massa zat cair
terhadap dimensi dan kondisi saluran (dimension and condition of
wasercand).
1. Persamaan dasar aliran pada saluran terbuka biasanya
diselesaikan secara matematik dengan menggunakan
persamaan persamaan aliran 2(dua) dimensi dengan
Memahami wujud dan karakter aliran ,massa fluida (zat cair)
akibat adanya gaya luar( external force) dan kondisi saluran
(kondisi dasar, kedalaman, beban dan sebagainya).
2. Menemukenali bentuk saluran, baik alamiah(sungai) maupun
buatan (drainase)
3. Bendungan (dam) yang berfungsi untuk menampung air dari
sungai maupun yang debitnya digunakan untuk pengairan dan
Pemutar rotor-rotor turbin air sebagai pembangkit tenaga listrik
yang ramah lingkungan .
V.B. PENYAJIAN
5.1 Konsep Dasar Aliran Terbuka
Perwujudan alam dengan berbagai jenis, bentuk, situasi, kondisi dan
prosesnya merupakan sumber (resources) dari semua pengembangan
ilmu pengetahuan. Demikian halnya, bila fluida khusus air terjadi pada
suatu waktu dan ruang tertentu, ilmu mekanika fluida dan lebih spesifik
untuk air, ilmu hidrolika serta hidromekanika berupaya menangkap dan
menjabarkannya dalam bentuk persamaan matematika. Dalam dimensi
“waktu” artinya perwujudan alam ini dibatasi dalam suatu periode tertentu
dan pengertian dimensi “ruang” adalah bahwa hal itu terjadi pada suatu
tempat tertentu dan bisa dalam bentuk satu (garis), dua (bidang) ataupun
dalam tiga dimensi (ruang/volume).
Bahasan ilmu mekanika fluida dikenal dengan aliran Newtonian yaitu
aliran yang tegangan gesernya proporsional dengan gradient kecepatan
dan viskositas dinamik zat fluidanya. Dengan bentuk tiga dimensi aliran
ini mempunyai 6 variabel (tertentu) meliputi kerapatan jenis 1 variabel,
suhu 1 variabel dan kecepatan 3 variabel (vx,vy dan vz). untuk
penyelesaian (solusi) 6 tak tentu tersebut dibutuhkan 6 persamaan
meliputi persamaan kontinuitas (1 persamaan), persamaan momentum (3
persamaan), persamaan energi (1 persamaan), equation of state (1
persamaan), sehingga solusinya secara matematis dapat diselesaikan
(Kodoatie, 1996). Namun secara ideal akan sangant sulit menyelesaikan
(bahkan tidak mungkin) menyelesaikan aliran fluida dalam bentuk tiga
dimensi. Sebab itu butuh penyederhanaan (misalnya dengan membuat
menjadi 2 atau 1 dimensi dengan asumsi-asumsi tertentu) mutlak
diperlukan.
Mengacu pada angka Reynold, aliran fluida dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu aliran turbulen, transisional dan aliran laminar. Wilcox (1997)
menyatakan bahwa hampir semua aliran di lapangan adalah aliran
turbulen, sehingga gejala yang kontinyu. Proses terjadinya hujan dapat
dinyatakan sebagai wujud aliran turbulen tiga dimensi karena
ruangnya terletak di udara. Dan bilamana diterjemahkan dalam bentuk
persamaan matematis maka, harus dibuat dalam bentuk persamaan
tiga dimensi.
Hingga saat sekarang, ilmu pengetahuan relatif belum dapat
menyelesaikan persamaan sistematis tiga dimensi untuk aliran
turbulen. Kemungkinan yang dapat dilakukan adalah secara
pendekatan ke ilmu statistik. Akibat proses turunnya massa hujan di
suatu daerah dan dalam waktu tertentu hanya bisa diterjemahkan
dalam bentuk prediksi (ramalan). Contoh lainnya adalah, kejadian
banjir. Banjir dapat dikatakan merupakan wujud nyata aliran fluida
yang relatif lebih sederhana dibandingkan dengan substansi hujan,
karena fluidanya didominasi hanya satu jenis saja yaitu air (liquid). Bila
di suatu daerah pengaliran terjadi maka bentuk aliran dapat
diasumsikan berdimensi 2 dan bila banjir di sungai, aliran dapat lebih
disederhanakan lagi dalam bentuk persamaan satu dimensi.
Dua conventional pada contoh ini menunjukkan proses penyederhanaan
persamaan yang mutlak harus dilakukan bila diinginkan solusi dan
penyelesaiannya. Banjir sungai yang terjadi secara matematis dapat
mudah dianalisis bila dibandingkan hujan yang menjadi salah satu
penyebab banjir, karena ruangnya adalah 1 dimensi (diasumsikan yang
dominan alirannya searah dengan profil memanjang sungai). Sedangkan
hujan adalah suatu fenomena alam yang terjadi gabungan dari 2 fluida
(yang dominan) yaitu udara dan air, pada dimensi waktu dan secara
matematis merupakan kejadian dalam bentuk tiga dimensi.
Bilamana kita mengamati banjir yang terjadi di sungai secara lebih teliti
dan detail maka, sebenarnya ada proses turbulensi dua dan tiga
dimensi yang tidak dapat kita selesaikan (secara matematis). Asumsi
untuk kecepatan rata-rata air banjir dengan arah memanjang sungai
(satu dimensi) sebenarnya hanya berlaku di tengah sungai (lihat
gambar 5.3a). tetapi pada tebing, sungai alirannya adalah dua dimensi.
Hal ini dapat dibuktikan dengan cara mengamati suatu benda terapung
di punggir sungai. Arah benda terapung ini tidak beraturan, kadang
berhenti, kadang ke hilir bahkan bisa terjadi benda ini mengalir ke hulu
walaupun kecepatan air di tengah sungai yang ke hilir sangat besar.
Pada sungai yang menuju tebing yang menyebabkan yang disebut
aliran sekunder. Sehingga pada belokan sungai sesungguhnya ada
aliran tiga dimensi.
Di dalam sub-bahasan ini dicoba dijelaskan aliran turbulen. Hukum
dasar dan persamaan dasar dijelaskan secara umum mulai dari yang
paling kompleks sampai pada yang sederhana. Sehingga
penyederhanaan dapat diaplikasikan di lapangan untuk suatu kondisi.
Penjabaran dari formula matematis tidak dijelaskan di sini namun
hanya proses pengembangan dari suatu persamaan umum ke yang
lebih spesifik diuraikan secara umum.

5.2 Persamaan Aliran Turbulen


Aliran turbulen tidak lepas dari hukum dasar yang berlaku yaitu:
 Kekekalan massa
 Kekekalan momentum disebut juga (hukum kedua dari Newton)
 Kekekalan energi (hukum pertama dari thermodinamik)
Dengan berdasarkan hukum kekekalan momentum, untuk aliran
laminar Navier-Stokes membuat persamaan universal tiga dimensi
dikenal dengan nama persamaan Navier-Stokes terdiri dari 3
persamaan dari kekekalan momentum. Persamaan Navier-Stokes
mempunyai 4 anu yaitu kecepatan-kecepatan ke arah sumbu x,y dan
w dan tekanan P. dengan adanya tambahan persamaan kontinuitas
maka didapat 4 persamaan dan 4 ketentuan. Secara matematis,
persamaan navier-Stokes dapat diselesaikan. Namun kecuali untuk
kasus tertentu solusi menjadi kompleks dan tidak akan pernah muncul
tanpa penyederhanaan (Rajaratman, 1987).
Untuk aliran turbulen, Reynold mengembangkan persamaan Navier-
Stokes dengan memecah ketentuan di atas menjadi dua komponen
yaitu primer dan berfluktuasi seperti pada persamaan;

Dimana = kecepatan arah sumbu x, ̅ = kecepatan primer (rata-rata)


dan ′ adalah kecepatan fluktuasi bisa positif bisa negatif dan umumnya
besarnya kurang dari 10% dari kecepatan rata-ratanya (Panton, 1984),
demikian pula untum tekanan p. kecepatan dan tekanan fluktuasi
berarti kecepatan dan tekanan untuk setiap waktu t terhadap
kecepatan primer dan tekanan primer.
Kemudian dengan prosedur peralatan waktu (time
averagingprocedure), maka didapat persamaan universal untuk aliran
turbulenyang dikenal dengan sebutan persamaan Reynold.
Persamaan
Reynold menimbulkan tambahan variabel yang dikenal dengan nama
tegangan Reynold atau gerakan turbulen. Persamaan Reynold
mempunyai 4 variabel yaitu, u ̅,V W ,̅ P ̅, ̅. Namun akibat adanya proses
perataan waktu ada tambahan 6 variabel baru yaitu: u ′̅ 2,v ̅′2,w′2,u ̅′v ̅′,u
̅′w ̅′,v ′̅ w ′̅ . Sehingga total variabel adalah 10. Dengan4 persamaan
pada 10 variabel, maka aliran turbulen universal tidak mungkin
dipecahkan secara matematis. Hal ini dikenal dengan istilah
“closure problem in turbulence” (Rajaratman, 1987), karena bila
dilakukan penjabaran matematis dengan persamaan Reynold untuk
mendapatkan solusinya akan timbul lagi tambahan variabel-variabel
yang baru. Oleh karena itu untuk aliran turbulen penyderhanaan
mutlak diperlukan (secara tiga dimensi tidak mungkin dipecahkan).
Jika unsur viskositas dan unsur-unsur turbulen diabaikan maka timbul
Persaman Euler. Bilamana Persamaan Euler disederhanakan lagi
dengan mengabaikan unsur aliran rotasional dan unsur aliran baru
yang muncul dan menimbulkan perubahan dalam bentuk persamaan
Bernoulli.
Secara umum persamaan-persamaan di atas dapat dilihat sebagai
berikut pada (Binder 1979, Yuan, 1900; Gerhatt dkk., 1955; Julien,
1995).
Perubahan bentuk linear (linear deformation)

Laju perubahan menyiku (rate of angular deformation)

Laju rata-rata rotasi (mean rates of rotation)

Komponen kecepatan u,v,w dalam bentuk deferensial pada kenaikan


waktu dt dan pada titik dengan koordinat (x,y,z) (Binder,1949; Julien,
1995):
Persamaan (5.5) dan Persamaan Navier-Stokes {Persamaan (5.6)}
ada 4 persamaan dan 4 variabel yaitu u,v,w,p

Persamaan Bernoulli dalam asumsi;


 Tidak ada viskositas
 Tidak ada turbulen
 Tidak berotasi (irrotational flow)
5.3 Persamaan Dasar Aliran Saluran Terbuka
Persamaan dasar pada aliran terbuka merupakan penyederhanaan
Persamaan Reynold (French, 1987;1990) dan dapat pula dijabarkan
dari hukum konservatif massa dan hukum konservatif momentum.
Asumsi untuk persamaan ini adalah:

5.4 Hukum Konservatif Massa


Hukum ini berbunyi: laju perubahan massa fluida persatuan waktu
dalam suatu ruang control (daerah antara x1 dan x2) adalah sama
dengan laju bersih dari fluida yang masuk melalui permukaan kontrol
⎾ (x1dan x2). Gambar 5.1 mengilustrasikan hukum konservatif massa.

Gambar 5.1. Suatu potongan memanjang saluran dalam kerangka


kontrol volume
di mana
Persamaan (5.11) merupakan perubahan (meningkat/menurun)
massa fluida dalam Ω melalui ⎾ adalah Qin-Qout atau dapat ditulis
Bentuk lanjutan dari persamaan hukum konsevasi massa (persamaan
kontinuitas adalah)

5.5 Hukum Konservatif Momentum


Hukum ini berbunyi laju perubahan (peningkatan/pengurangan)
momentum dalam ruang control persatuan waktu sama dengan laju
bersih dari aliran yang masuk (net influx) ditambah gaya-gaya yang
bekerja di dalam Ω dan pada ⎾.

Gambar 5.2. Gaya-gaya yang bekerja pada suatu area x1 dan x2


(Daugherty dan Franzini, 1965)
Selanjutnya untuk uraian tentang hukum kekekalan momentum
dijelaskan sebagai berikut.

Aliran yang masuk (net influx):


Gaya tekan P dengan asumsi: distribusi tekanan hidrostatik,
percepatan vertikal diabaikan dengan bentuk penampang persegi
panjang dengan lebar saluran sama dengan B. Dari asumsi ini dan
dengan melihat gambar 4.2 gaya tekan F dapat dicari sebagai berikut
(uraian persamaan gaya tersebut, pada distribusi tekanan Hidrostatis)

Gaya geser yang bekerja adalah;

Di mana:

Di mana:
u.= kecepatan geser (shear velocity)
R= jari-jari hidrolik = A/p
A= luas penampang melintang
saluran p= penampang basah saluran
Sf= kemiringan geser

Kemudian subtitusi persamaan (5.20) ke persamaan (5.19) didapat


Persamaan momentum bila digabung dengan persamaan kontinuitas
merupakan persamaan dasar untuk saluran terbuka (open channel).
Persamaan (5.24) dan persamaan (5.25) dikenal dengan nama
Persamaan Saint Venant.
Untuk saluran dengan lebar B yang tetap, persamaan (5.25) dapat
disederhanakan menjadi

Penyederhanaan persamaan momentum [persamaan (5.24)]


dilakukan sebagai berikut
Persamaan (5.26) dan persamaan (5.34) merupakan penyederhanaan
Persamaan Saint Venant [Persamaan (5.24) dan persamaan (5.23)]
yaitu asumsi bahwa lebar penampang B adalah tetap. Mereka juga
merupakan dua persamaan dengan dua anu (v dan y). Oleh karena itu
secara analisis maka kedua persamaan di atas dapat diselesaikan
(mempunyai solusi).

5.6 Hukum Konservatif Energi


Laju perubahan total energi mekanis di dalam Ω dengan waktu adalah
sama dengan laju kerja pada ⎾ ditambah influx bersih enrgi mekanis
yang masuk ke dalam Ω melaui ⎾ ditambah dengan laju dari konversi
mekanis ke bentuk energi yang lain (Eskinasi, 1962; Sterffler, 1991 dan
Hicks, 1990).

 Laju perubahan total energi mekanis di dalam Ω dengan waktu

Secara khusus energi mekanis berupa energi kinetis dan energi


potensi.
Gambar 5.3. Penjelasan energy kinetis dan energy potensial
Dari gambar 5.3 besarnya energi mekanis yang bekerja di dalam Ω
dapat ditulis


Laju dari konversi energi mekanis ke bentuk energi yang lain
Untik kondisi aliran seperti Gambar 5.3 tidak tidak ada konversi
energi mekanik ke bentuk lain sehingga konversi ini dianggap =0
Persamaan untuk kekekalan energi dapat ditulis

Untuk kondisi tunak maka peersamaan ini dapat ditulis


5.7 Faktor Koreksi Persamaan Energi dan Persamaan Momentum
Kecepatan aliran arah vertikal pada saluran terbuka sepanjang
kedalamannya kita anggap seragam dan disebut kecepatan rata-rata
v. sesungguhnya pada kondisi lapangan kondisinya tidak demikian.
Hal ini dapat dijelaskan pada distribusi kecepatan aliran dengan
menyesuaikan bermacam-macam bentuk penampang melintang
saluran yang berbeda-beda. Dalam penjabaran hukum-hukum
kekekalan kita tidak memakai kecepatan kecepatan aliran di suatu titik
tetapi memakai kecepatan rata-rata yang diasumsikan seragam sesuai
ketinggian aliran (lihat gambar 5.4). Oleh karena itu perlu ada koreksi
kecepatan baik untuk persamaan energi dan persamaan
momentumnya.

Kecepatan aliran
diasumsikan merata

Oleh karena itu perlu


Aktual kecepatan aliran koreksi
di lapangan

Gambar 5.4. Distribusi kecepatan

Koreksi untuk persamaan energi adalah sama dengan energi kinetis


yang sesungguhnya dibagi dengan energi kinetik yang dihitung
berdasarkan kecepatan rata-rata dan dapat ditulis

Koreksi untuk persamaan momentum adalah sama dengan


momentum flux yang sesungguhnya dibagi dengan momentum
momentum flux yang dihitung berdasarkan kecepatan rata-rata dan
dapat ditulis.
Di mana
Ux = kecepatan aliran ke arah x di suatu
titik v = kecepatan rata-rata
Namun karena merupakan fungsi kecepatan pangkat 3 dan
merupakan fungsi kecepatan pangkat dua, maka lebih besar daripada
.

Quantity nilai dan yang umum pada saluran terbuka mendekati satu
namun tidak pernah lebih kecil dari satu (Henderson,
1996;Hicks,1990). Lebih lanjut Henderson mengatakan bahwa
keduanya mempunyai nilai sama dengan satu bilamana aliran yang
melalui potongan melintang saliran adalah seragam. Semakin aliran
tidak seragam maka nilai koefisien-koefisien tersebut menjadi lebih
besar. Di dalam percobaan laboratorium untuk saluran lurus prismatik
besarnya koefisien-koefisien tersebut adalah

Nilai-nilai dan mendekati satu bila saluran mempunyai kedalaman dan


lebar yang besar. Semakin kecil saluran nilai-nilai tersebut cenderung
membesar. Untuk saluran gabungan (compound channel) nilai-nilai
dan tidak sama lagi dengan 1. Gambar di bawah ini menunjukkan
besarnya nilai dan untuk jenis saluran yang berbeda-beda.

Gambar 5.5 Contoh besarnya dan pada dua jenis saluran


(Henderson, 1966; Hiks 1990)
Pada bangunan air (missal bending, spillway), bangunan penghalang
lainnya dan bentuk-bentuk saluran yang tidak beraturan maka nilainya
akan lebih besar dari satu.
5.8 Total Energi Aliran pada Saluran Terbuka, Pipa dan Air Tanah
Untuk aliran pada saluran terbuka yang dipakai adalah kedalaman air
y sedangkan untuk aliran pipa dan aliran air tanah yang dipakai adalah
⁄ . Sedangkan pada aliran air tanah bisa dipakai kedalaman air y
didalam piezometer untuk jenis unconfined aquifer. Tetapi / dipakai
bilamana jenis akuifernya adalah confined. Aliran air tanah mempunyai
kecepatan air yang sangat kecil sehingga komponen 2⁄2 dapat
diabaikan sehingga kita dapat mengatakan bahwa besarnya garis
energi EL adalah sama dengan besarnya grade line (HGL).
Sebagai perbandingan dengan kondisi aliran pada saluran terbuka
pipa dan air tanah di bawah ini diilustrasikan sketsa aliran pada saluran
terbuka, pipa dan air tanah. Total energi masing-masing aliran dapat
ditulis

EL = garis energi
HGL = hydraulic grade line (garis tingkat batas hidraulik)
Y = kedalaman air
G = gravitasi
V = kecepatan rata-rata aliran
P = tekanan air pada suatu titik
Piezometer = alat ukur ketinggian air tanah
Z = ketinggian dasar saluran (saluran terbuka), titik berat
pipa
(pipa), dasar piezometer (aliran air tanah) suatu
datum.
saluran terbuka aliran pipa air tanah

Gambar 5.6. Potongan melintang aliran pada saluran terbuka, pipa


dan air tanah (Kodoatie, 1996)
5.C.Penutup
Suatu massa aliran fluida dengan kec.V= 4m/sec ,tekanan P disuatu
titik ,2kg/m2 Kedalaman air ,Y= 4 m,gravitasi ( g )= 9,8m/sec.
kedalaman dasar air, Z=2,5 m
Ditanya ;
a.Berapa besar head energi ,pada saluran terbuka
b.Berapa besar head eneregi ,melal;ui pipa
c. Berapa head aliran dalam tanah
Jawab ;
a, Besar energi saluran
H = V2 /2 x 9,81 m/sec2 + Y + Z
Atau
H = 16m2/2.98,1m/sec2 + 4 M + 2,5 m
= 0,81m + 4m + 2,5m
= 7,31 m

b , Besar energi yang dilalui dalam pipa


H = V2/2,g + P/v + z
= 16 m2 /19,62m + 2kg/m2/1000kg/m3 + 2,5m
H = 0,815 m + 2/1000m +2,5 m = 3,317

C, Besar head dalam tanah

H = P/v +Z = 2kg/m2 /1000kg/m3 + 2,5 m

=0,002 m+2,5 m

H = 2,502 m

BAB V
PERSAMAAN DASAR ALIRAN
PADA SALURAN TERBUKA

V.A. Pendahuluan
Besaran debit (Quantum) pada saat mengalir melalui ruang(tempat)
tertentu,akan mengalami deformasi dan Reformasi terhdap faktor
,bentuk,kecepatan(v) dan tekanan (p)dengan asumsi massa jenis
dianggap konstant.
Massa debit fluida ini dapat diketahui dan mengestimasi besaran debit
(Quantum) massa fluida yang melewati penampang saluran yang
dikaitkan dengan dimensi dan kondisi saluran air tersebut.
Karakteristik aliran massa fluida dapat dipahami dengan mengambil
data yang ada terutama dimensi saluran, kondisi kedalaman dan dasar
saluran dan sudut elevasi saluran air tersebut.
Memahami wujud aliran massa fluida pada saluran terbuka dan
pengaruh bentuk, karakter, kelakuan (behavior) massa zat cair
terhadap dimensi dan kondisi saluran (dimension and condition of
wasercand).
4. Persamaan dasar aliran pada saluran terbuka biasanya
diselesaikan secara matematik dengan menggunakan
persamaan persamaan aliran 2(dua) dimensi dengan
Memahami wujud dan karakter aliran ,massa fluida (zat cair)
akibat adanya gaya luar( external force) dan kondisi saluran
(kondisi dasar, kedalaman, beban dan sebagainya).
5. Menemukenali bentuk saluran, baik alamiah(sungai) maupun
buatan (drainase)
6. Bendungan (dam) yang berfungsi untuk menampung air dari
sungai maupun yang debitnya digunakan untuk pengairan dan
Pemutar rotor-rotor turbin air sebagai pembangkit tenaga listrik
yang ramah lingkungan .
V.B. PENYAJIAN
5.1 Konsep Dasar Aliran Terbuka
Perwujudan alam dengan berbagai jenis, bentuk, situasi, kondisi dan
prosesnya merupakan sumber (resources) dari semua pengembangan
ilmu pengetahuan. Demikian halnya, bila fluida khusus air terjadi pada
suatu waktu dan ruang tertentu, ilmu mekanika fluida dan lebih spesifik
untuk air, ilmu hidrolika serta hidromekanika berupaya menangkap dan
menjabarkannya dalam bentuk persamaan matematika. Dalam dimensi
“waktu” artinya perwujudan alam ini dibatasi dalam suatu periode tertentu
dan pengertian dimensi “ruang” adalah bahwa hal itu terjadi pada suatu
tempat tertentu dan bisa dalam bentuk satu (garis), dua (bidang) ataupun
dalam tiga dimensi (ruang/volume).
Bahasan ilmu mekanika fluida dikenal dengan aliran Newtonian yaitu
aliran yang tegangan gesernya proporsional dengan gradient kecepatan
dan viskositas dinamik zat fluidanya. Dengan bentuk tiga dimensi aliran
ini mempunyai 6 variabel (tertentu) meliputi kerapatan jenis 1 variabel,
suhu 1 variabel dan kecepatan 3 variabel (vx,vy dan vz). untuk
penyelesaian (solusi) 6 tak tentu tersebut dibutuhkan 6 persamaan
meliputi persamaan kontinuitas (1 persamaan), persamaan momentum (3
persamaan), persamaan energi (1 persamaan), equation of state (1
persamaan), sehingga solusinya secara matematis dapat diselesaikan
(Kodoatie, 1996). Namun secara ideal akan sangant sulit menyelesaikan
(bahkan tidak mungkin) menyelesaikan aliran fluida dalam bentuk tiga
dimensi. Sebab itu butuh penyederhanaan (misalnya dengan membuat
menjadi 2 atau 1 dimensi dengan asumsi-asumsi tertentu) mutlak
diperlukan.
Mengacu pada angka Reynold, aliran fluida dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu aliran turbulen, transisional dan aliran laminar. Wilcox (1997)
menyatakan bahwa hampir semua aliran di lapangan adalah aliran
turbulen, sehingga gejala yang kontinyu. Proses terjadinya hujan dapat
dinyatakan sebagai wujud aliran turbulen tiga dimensi karena
ruangnya terletak di udara. Dan bilamana diterjemahkan dalam bentuk
persamaan matematis maka, harus dibuat dalam bentuk persamaan
tiga dimensi.
Hingga saat sekarang, ilmu pengetahuan relatif belum dapat
menyelesaikan persamaan sistematis tiga dimensi untuk aliran
turbulen. Kemungkinan yang dapat dilakukan adalah secara
pendekatan ke ilmu statistik. Akibat proses turunnya massa hujan di
suatu daerah dan dalam waktu tertentu hanya bisa diterjemahkan
dalam bentuk prediksi (ramalan). Contoh lainnya adalah, kejadian
banjir. Banjir dapat dikatakan merupakan wujud nyata aliran fluida
yang relatif lebih sederhana dibandingkan dengan substansi hujan,
karena fluidanya didominasi hanya satu jenis saja yaitu air (liquid). Bila
di suatu daerah pengaliran terjadi maka bentuk aliran dapat
diasumsikan berdimensi 2 dan bila banjir di sungai, aliran dapat lebih
disederhanakan lagi dalam bentuk persamaan satu dimensi.
Dua conventional pada contoh ini menunjukkan proses penyederhanaan
persamaan yang mutlak harus dilakukan bila diinginkan solusi dan
penyelesaiannya. Banjir sungai yang terjadi secara matematis dapat
mudah dianalisis bila dibandingkan hujan yang menjadi salah satu
penyebab banjir, karena ruangnya adalah 1 dimensi (diasumsikan yang
dominan alirannya searah dengan profil memanjang sungai). Sedangkan
hujan adalah suatu fenomena alam yang terjadi gabungan dari 2 fluida
(yang dominan) yaitu udara dan air, pada dimensi waktu dan secara
matematis merupakan kejadian dalam bentuk tiga dimensi.
Bilamana kita mengamati banjir yang terjadi di sungai secara lebih teliti
dan detail maka, sebenarnya ada proses turbulensi dua dan tiga
dimensi yang tidak dapat kita selesaikan (secara matematis). Asumsi
untuk kecepatan rata-rata air banjir dengan arah memanjang sungai
(satu dimensi) sebenarnya hanya berlaku di tengah sungai (lihat
gambar 5.3a). tetapi pada tebing, sungai alirannya adalah dua dimensi.
Hal ini dapat dibuktikan dengan cara mengamati suatu benda terapung
di punggir sungai. Arah benda terapung ini tidak beraturan, kadang
berhenti, kadang ke hilir bahkan bisa terjadi benda ini mengalir ke hulu
walaupun kecepatan air di tengah sungai yang ke hilir sangat besar.
Pada sungai yang menuju tebing yang menyebabkan yang disebut
aliran sekunder. Sehingga pada belokan sungai sesungguhnya ada
aliran tiga dimensi.
Di dalam sub-bahasan ini dicoba dijelaskan aliran turbulen. Hukum
dasar dan persamaan dasar dijelaskan secara umum mulai dari yang
paling kompleks sampai pada yang sederhana. Sehingga
penyederhanaan dapat diaplikasikan di lapangan untuk suatu kondisi.
Penjabaran dari formula matematis tidak dijelaskan di sini namun
hanya proses pengembangan dari suatu persamaan umum ke yang
lebih spesifik diuraikan secara umum.

5.2 Persamaan Aliran Turbulen


Aliran turbulen tidak lepas dari hukum dasar yang berlaku yaitu:
 Kekekalan massa
 Kekekalan momentum disebut juga (hukum kedua dari Newton)
 Kekekalan energi (hukum pertama dari thermodinamik)
Dengan berdasarkan hukum kekekalan momentum, untuk aliran
laminar Navier-Stokes membuat persamaan universal tiga dimensi
dikenal dengan nama persamaan Navier-Stokes terdiri dari 3
persamaan dari kekekalan momentum. Persamaan Navier-Stokes
mempunyai 4 anu yaitu kecepatan-kecepatan ke arah sumbu x,y dan
w dan tekanan P. dengan adanya tambahan persamaan kontinuitas
maka didapat 4 persamaan dan 4 ketentuan. Secara matematis,
persamaan navier-Stokes dapat diselesaikan. Namun kecuali untuk
kasus tertentu solusi menjadi kompleks dan tidak akan pernah muncul
tanpa penyederhanaan (Rajaratman, 1987).
Untuk aliran turbulen, Reynold mengembangkan persamaan Navier-
Stokes dengan memecah ketentuan di atas menjadi dua komponen
yaitu primer dan berfluktuasi seperti pada persamaan;

Dimana = kecepatan arah sumbu x, ̅ = kecepatan primer (rata-rata)


dan ′ adalah kecepatan fluktuasi bisa positif bisa negatif dan umumnya
besarnya kurang dari 10% dari kecepatan rata-ratanya (Panton, 1984),
demikian pula untum tekanan p. kecepatan dan tekanan fluktuasi
berarti kecepatan dan tekanan untuk setiap waktu t terhadap
kecepatan primer dan tekanan primer.
Kemudian dengan prosedur peralatan waktu (time
averagingprocedure), maka didapat persamaan universal untuk aliran
turbulenyang dikenal dengan sebutan persamaan Reynold.
Persamaan
Reynold menimbulkan tambahan variabel yang dikenal dengan nama
tegangan Reynold atau gerakan turbulen. Persamaan Reynold
mempunyai 4 variabel yaitu, u ̅,V W ,̅ P ̅, ̅. Namun akibat adanya proses
perataan waktu ada tambahan 6 variabel baru yaitu: u ′̅ 2,v ̅′2,w′2,u ̅′v ̅′,u
̅′w ̅′,v ′̅ w ′̅ . Sehingga total variabel adalah 10. Dengan4 persamaan
pada 10 variabel, maka aliran turbulen universal tidak mungkin
dipecahkan secara matematis. Hal ini dikenal dengan istilah
“closure problem in turbulence” (Rajaratman, 1987), karena bila
dilakukan penjabaran matematis dengan persamaan Reynold untuk
mendapatkan solusinya akan timbul lagi tambahan variabel-variabel
yang baru. Oleh karena itu untuk aliran turbulen penyderhanaan
mutlak diperlukan (secara tiga dimensi tidak mungkin dipecahkan).
Jika unsur viskositas dan unsur-unsur turbulen diabaikan maka timbul
Persaman Euler. Bilamana Persamaan Euler disederhanakan lagi
dengan mengabaikan unsur aliran rotasional dan unsur aliran baru
yang muncul dan menimbulkan perubahan dalam bentuk persamaan
Bernoulli.
Secara umum persamaan-persamaan di atas dapat dilihat sebagai
berikut pada (Binder 1979, Yuan, 1900; Gerhatt dkk., 1955; Julien,
1995).
Perubahan bentuk linear (linear deformation)

Laju perubahan menyiku (rate of angular deformation)

Laju rata-rata rotasi (mean rates of rotation)

Komponen kecepatan u,v,w dalam bentuk deferensial pada kenaikan


waktu dt dan pada titik dengan koordinat (x,y,z) (Binder,1949; Julien,
1995):
Persamaan (5.5) dan Persamaan Navier-Stokes {Persamaan (5.6)}
ada 4 persamaan dan 4 variabel yaitu u,v,w,p

Persamaan Bernoulli dalam asumsi;


 Tidak ada viskositas
 Tidak ada turbulen
 Tidak berotasi (irrotational flow)
5.3 Persamaan Dasar Aliran Saluran Terbuka
Persamaan dasar pada aliran terbuka merupakan penyederhanaan
Persamaan Reynold (French, 1987;1990) dan dapat pula dijabarkan
dari hukum konservatif massa dan hukum konservatif momentum.
Asumsi untuk persamaan ini adalah:

5.4 Hukum Konservatif Massa


Hukum ini berbunyi: laju perubahan massa fluida persatuan waktu
dalam suatu ruang control (daerah antara x1 dan x2) adalah sama
dengan laju bersih dari fluida yang masuk melalui permukaan kontrol
⎾ (x1dan x2). Gambar 5.1 mengilustrasikan hukum konservatif massa.

Gambar 5.1. Suatu potongan memanjang saluran dalam kerangka


kontrol volume
di mana
Persamaan (5.11) merupakan perubahan (meningkat/menurun)
massa fluida dalam Ω melalui ⎾ adalah Qin-Qout atau dapat ditulis
Bentuk lanjutan dari persamaan hukum konsevasi massa (persamaan
kontinuitas adalah)

5.5 Hukum Konservatif Momentum


Hukum ini berbunyi laju perubahan (peningkatan/pengurangan)
momentum dalam ruang control persatuan waktu sama dengan laju
bersih dari aliran yang masuk (net influx) ditambah gaya-gaya yang
bekerja di dalam Ω dan pada ⎾.

Gambar 5.2. Gaya-gaya yang bekerja pada suatu area x1 dan x2


(Daugherty dan Franzini, 1965)
Selanjutnya untuk uraian tentang hukum kekekalan momentum
dijelaskan sebagai berikut.

Aliran yang masuk (net influx):


Gaya tekan P dengan asumsi: distribusi tekanan hidrostatik,
percepatan vertikal diabaikan dengan bentuk penampang persegi
panjang dengan lebar saluran sama dengan B. Dari asumsi ini dan
dengan melihat gambar 4.2 gaya tekan F dapat dicari sebagai berikut
(uraian persamaan gaya tersebut, pada distribusi tekanan Hidrostatis)

Gaya geser yang bekerja adalah;

Di mana:

Di mana:
u.= kecepatan geser (shear velocity)
R= jari-jari hidrolik = A/p
A= luas penampang melintang
saluran p= penampang basah saluran
Sf= kemiringan geser

Kemudian subtitusi persamaan (5.20) ke persamaan (5.19) didapat


Persamaan momentum bila digabung dengan persamaan kontinuitas
merupakan persamaan dasar untuk saluran terbuka (open channel).
Persamaan (5.24) dan persamaan (5.25) dikenal dengan nama
Persamaan Saint Venant.
Untuk saluran dengan lebar B yang tetap, persamaan (5.25) dapat
disederhanakan menjadi

Penyederhanaan persamaan momentum [persamaan (5.24)]


dilakukan sebagai berikut
Persamaan (5.26) dan persamaan (5.34) merupakan penyederhanaan
Persamaan Saint Venant [Persamaan (5.24) dan persamaan (5.23)]
yaitu asumsi bahwa lebar penampang B adalah tetap. Mereka juga
merupakan dua persamaan dengan dua anu (v dan y). Oleh karena itu
secara analisis maka kedua persamaan di atas dapat diselesaikan
(mempunyai solusi).

5.6 Hukum Konservatif Energi


Laju perubahan total energi mekanis di dalam Ω dengan waktu adalah
sama dengan laju kerja pada ⎾ ditambah influx bersih enrgi mekanis
yang masuk ke dalam Ω melaui ⎾ ditambah dengan laju dari konversi
mekanis ke bentuk energi yang lain (Eskinasi, 1962; Sterffler, 1991 dan
Hicks, 1990).

 Laju perubahan total energi mekanis di dalam Ω dengan waktu

Secara khusus energi mekanis berupa energi kinetis dan energi


potensi.
Gambar 5.3. Penjelasan energy kinetis dan energy potensial
Dari gambar 5.3 besarnya energi mekanis yang bekerja di dalam Ω
dapat ditulis


Laju dari konversi energi mekanis ke bentuk energi yang lain
Untik kondisi aliran seperti Gambar 5.3 tidak tidak ada konversi
energi mekanik ke bentuk lain sehingga konversi ini dianggap =0
Persamaan untuk kekekalan energi dapat ditulis

Untuk kondisi tunak maka peersamaan ini dapat ditulis


5.7 Faktor Koreksi Persamaan Energi dan Persamaan Momentum
Kecepatan aliran arah vertikal pada saluran terbuka sepanjang
kedalamannya kita anggap seragam dan disebut kecepatan rata-rata
v. sesungguhnya pada kondisi lapangan kondisinya tidak demikian.
Hal ini dapat dijelaskan pada distribusi kecepatan aliran dengan
menyesuaikan bermacam-macam bentuk penampang melintang
saluran yang berbeda-beda. Dalam penjabaran hukum-hukum
kekekalan kita tidak memakai kecepatan kecepatan aliran di suatu titik
tetapi memakai kecepatan rata-rata yang diasumsikan seragam sesuai
ketinggian aliran (lihat gambar 5.4). Oleh karena itu perlu ada koreksi
kecepatan baik untuk persamaan energi dan persamaan
momentumnya.

Kecepatan aliran
diasumsikan merata

Oleh karena itu perlu


Aktual kecepatan aliran koreksi
di lapangan

Gambar 5.4. Distribusi kecepatan

Koreksi untuk persamaan energi adalah sama dengan energi kinetis


yang sesungguhnya dibagi dengan energi kinetik yang dihitung
berdasarkan kecepatan rata-rata dan dapat ditulis

Koreksi untuk persamaan momentum adalah sama dengan


momentum flux yang sesungguhnya dibagi dengan momentum
momentum flux yang dihitung berdasarkan kecepatan rata-rata dan
dapat ditulis.
Di mana
Ux = kecepatan aliran ke arah x di suatu
titik v = kecepatan rata-rata
Namun karena merupakan fungsi kecepatan pangkat 3 dan
merupakan fungsi kecepatan pangkat dua, maka lebih besar daripada
.

Quantity nilai dan yang umum pada saluran terbuka mendekati satu
namun tidak pernah lebih kecil dari satu (Henderson,
1996;Hicks,1990). Lebih lanjut Henderson mengatakan bahwa
keduanya mempunyai nilai sama dengan satu bilamana aliran yang
melalui potongan melintang saliran adalah seragam. Semakin aliran
tidak seragam maka nilai koefisien-koefisien tersebut menjadi lebih
besar. Di dalam percobaan laboratorium untuk saluran lurus prismatik
besarnya koefisien-koefisien tersebut adalah

Nilai-nilai dan mendekati satu bila saluran mempunyai kedalaman dan


lebar yang besar. Semakin kecil saluran nilai-nilai tersebut cenderung
membesar. Untuk saluran gabungan (compound channel) nilai-nilai
dan tidak sama lagi dengan 1. Gambar di bawah ini menunjukkan
besarnya nilai dan untuk jenis saluran yang berbeda-beda.

Gambar 5.5 Contoh besarnya dan pada dua jenis saluran


(Henderson, 1966; Hiks 1990)
Pada bangunan air (missal bending, spillway), bangunan penghalang
lainnya dan bentuk-bentuk saluran yang tidak beraturan maka nilainya
akan lebih besar dari satu.
5.8 Total Energi Aliran pada Saluran Terbuka, Pipa dan Air Tanah
Untuk aliran pada saluran terbuka yang dipakai adalah kedalaman air
y sedangkan untuk aliran pipa dan aliran air tanah yang dipakai adalah
⁄ . Sedangkan pada aliran air tanah bisa dipakai kedalaman air y
didalam piezometer untuk jenis unconfined aquifer. Tetapi / dipakai
bilamana jenis akuifernya adalah confined. Aliran air tanah mempunyai
kecepatan air yang sangat kecil sehingga komponen 2⁄2 dapat
diabaikan sehingga kita dapat mengatakan bahwa besarnya garis
energi EL adalah sama dengan besarnya grade line (HGL).
Sebagai perbandingan dengan kondisi aliran pada saluran terbuka
pipa dan air tanah di bawah ini diilustrasikan sketsa aliran pada saluran
terbuka, pipa dan air tanah. Total energi masing-masing aliran dapat
ditulis

EL = garis energi
HGL = hydraulic grade line (garis tingkat batas hidraulik)
Y = kedalaman air
G = gravitasi
V = kecepatan rata-rata aliran
P = tekanan air pada suatu titik
Piezometer = alat ukur ketinggian air tanah
Z = ketinggian dasar saluran (saluran terbuka), titik berat
pipa
(pipa), dasar piezometer (aliran air tanah) suatu datum.
saluran terbuka aliran pipa air tanah

Gambar 5.6. Potongan melintang aliran pada saluran terbuka, pipa dan air tanah (Kodoatie,
1996)

5.C.Penutup
Suatu massa aliran fluida dengan kec.V= 4m/sec ,tekanan P disuatu titik ,2kg/m2 Kedalaman
air ,Y= 4 m,gravitasi ( g )= 9,8m/sec. kedalaman dasar air, Z=2,5 m
Ditanya ;
a.Berapa besar head energi ,pada saluran terbuka
b.Berapa besar head eneregi ,melal;ui pipa
c. Berapa head aliran dalam tanah
Jawab ;
a, Besar energi saluran
H = V2 /2 x 9,81 m/sec2 + Y + Z
Atau
H = 16m2/2.98,1m/sec2 + 4 M + 2,5 m
= 0,81m + 4m + 2,5m
= 7,31 m

b , Besar energi yang dilalui dalam pipa


H = V2/2,g + P/v + z
= 16 m2 /19,62m + 2kg/m2/1000kg/m3 + 2,5m
H = 0,815 m + 2/1000m +2,5 m = 3,317

C, Besar head dalam tanah

H = P/v +Z = 2kg/m2 /1000kg/m3 + 2,5 m

=0,002 m+2,5 m

H = 2,502 m

Anda mungkin juga menyukai

  • Marine Survey
    Marine Survey
    Dokumen29 halaman
    Marine Survey
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    100% (1)
  • BAB 1-3 TA MUHAROM Dah Revisi
    BAB 1-3 TA MUHAROM Dah Revisi
    Dokumen31 halaman
    BAB 1-3 TA MUHAROM Dah Revisi
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen18 halaman
    Bab Vi
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-3 Ta Muharom - Rev
    Bab 1-3 Ta Muharom - Rev
    Dokumen33 halaman
    Bab 1-3 Ta Muharom - Rev
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    Belum ada peringkat
  • 0 Laporan Harian
    0 Laporan Harian
    Dokumen16 halaman
    0 Laporan Harian
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    Belum ada peringkat
  • Cover Proposal Tugas Akhir
    Cover Proposal Tugas Akhir
    Dokumen1 halaman
    Cover Proposal Tugas Akhir
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    Belum ada peringkat
  • Kuytrrtyu
    Kuytrrtyu
    Dokumen39 halaman
    Kuytrrtyu
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    Belum ada peringkat
  • QE3413
    QE3413
    Dokumen509 halaman
    QE3413
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    Belum ada peringkat
  • Job Description: Pimpro Bangunan Baru
    Job Description: Pimpro Bangunan Baru
    Dokumen2 halaman
    Job Description: Pimpro Bangunan Baru
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    Belum ada peringkat
  • Aneks BKI 2006
    Aneks BKI 2006
    Dokumen63 halaman
    Aneks BKI 2006
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    Belum ada peringkat
  • Laporan KP DML
    Laporan KP DML
    Dokumen13 halaman
    Laporan KP DML
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    100% (3)
  • Surat Lamaran Pekerjaan Cominco
    Surat Lamaran Pekerjaan Cominco
    Dokumen1 halaman
    Surat Lamaran Pekerjaan Cominco
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    Belum ada peringkat
  • Nilai Lapres TPB B
    Nilai Lapres TPB B
    Dokumen2 halaman
    Nilai Lapres TPB B
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    Belum ada peringkat
  • Windlass
    Windlass
    Dokumen19 halaman
    Windlass
    Akhuapriilsie StooperKjfc
    Belum ada peringkat