Anda di halaman 1dari 2

BADAN PUSAT STATISTIK

Nomor : B-200/07300/PS.000/10/2021 Jakarta, 28 Oktober 2021


Sifat : Sangat Penting
Lampiran : --
Perihal : Posisi BPS terkait Penetapan Upah Minimum Tahun 2022

Kepada Yang Terhormat


Kepala BPS Provinsi
di
Seluruh Indonesia

Dalam rangka mengantisipasi dampak negatif terhadap BPS terkait hasil penetapan
upah minimum tahun 2022 dengan sistem baru berdasarkan PP 36 Tahun 2021 tentang
Pengupahan dimana data untuk penghitungan Upah Minimum sesuai dengan PP tersebut
bersumber dari BPS serta merespon pihak-pihak yang mungkin memerlukan klarifikasi terkait
penghitungan upah minimum, bersama ini disampaikan beberapa hal untuk dipedomani bagi
BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota sebagai berikut:
1. BPS tidak melakukan penghitungan upah minimum.
2. Formula penghitungan Upah Minimum sebagaimana yang disebut dalam PP 36/2021
BUKAN hasil rumusan dari BPS.
3. BPS tidak secara khusus melakukan pengumpulan data untuk penghitungan Upah
Minimum.
4. BPS hanya menyediakan data yang diminta untuk penghitungan Upah Minimum atas
permintaan Kemenaker sebagai konsekuensi dari keluarnya PP 36/2021, berdasarkan
ketersediaan data yang bersumber dari beberapa kegiatan statistik yang ada di BPS
[kegiatan statistik yang ada di BPS TIDAK DITUJUKAN secara khusus untuk
penghitungan Upah Minimum, tetapi untuk berbagai kepentingan pembangunan].
5. Ada atau tidak ada PP 36/2021, BPS telah dan tetap akan mengumpulkan data-data yang
disebut dalam PP 36/2021.
6. BPS tidak bertanggung jawab terhadap hasil penghitungan upah minimum yang
dilakukan oleh Dewan Penguprahan Provinsi dan Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota.
7. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya perbedaan data, BPS Provinsi dan BPS
Kabupaten/Kota diminta tidak melayani permintaan data terkait penghitungan upah
minimum, karena data-data untuk penghitungan UM akan disediakan secara terpusat
melalui Kementerian Tenaga Kerja sebagai instansi resmi yang meminta data ke BPS RI.
8. Mekanisme penyampaian data-data untuk penghitungan Upah Minimum diserahkan
sepenuhnya ke Kemenaker.
9. Dalam proses penghitungan Upah Minimum oleh Dewan Pengupahan Provinsi/Dewan
Pengupahan Kabupaten/Kota, anggota yang berasal dari unsur BPS diminta tidak
melakukan penghitungan sendiri untuk menghindari bahwa Upah Minimum dihitung
oleh BPS, tetapi proses penghitungan Upah Minimum dilakukan bersama-sama dengan
keterwakilan unsur pemerintah, pengusaha dan buruh.
10. BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota diminta tidak melakukan simulasi penghitungan
upah minimum untuk menghindari kesalahapahaman pengguna data.
11. Kepada Kepala BPS Provinsi diminta meneruskan surat edaran ini ke seluruh BPS
Kabupaten/Kota.

Demikian, atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.

Kepala Badan Pusat Statistik

Margo Yuwono

Anda mungkin juga menyukai