"Berdasarkan hasil survei ada sekitar 65,55 persen masjid yang ingin menjadi UPZ,"
ungkap Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama (Kemenag),
Tarmizi Tohor dalam keterangan tertulis, belum lama ini..
Tarmizi mengatakan, dari hasil kajian maka terdapat beragam respon dan tanggapan
terkait kesediaan masjid untuk menjadi UPZ. Sebanyak 83,16 persen masjid telah
mengetahui adanya lembaga Baznas dan lembaga amil zakat (LAZ) sebagai lembaga
resmi untuk menunaikan zakat.
"Serta sebanyak 50,49 persen telah mengetahui tentang unit pengumpul zakat, namun
untuk kesediaan masjid agar menjadi UPZ hanya ada 65,55 persen masjid yang ingin
menjadi UPZ," kata Tarmizi.
Ia menerangkan, faktor utama masjid tidak mau jadi UPZ karena tidak ada sumber
daya manusia (SDM) yang memadai. SDM tersebut nantinya akan menjadi
pengurus teknis UPZ masjid. Faktor lainnya karena lebih nyaman menggunakan
sistem yang ada, yaitu sebagai amil hanya di bulan Ramadhan saja dan tidak ada
keinginan untuk menjadi UPZ.
Tarmizi mengatakan, selain itu ada faktor prosedur yang menyulitkan dan
minimnya informasi. Ini disebabkan pengurus masjid yang tidak tetap dan berganti-
ganti.
"Hal ini juga terus dilakukan koordinasi dan model pengawasan atas usulan ini, karena
di beberapa daerah sudah banyak yang melakukan program penyaluran," ujarnya.
Menanggapi hal itu, BAZNAS Kota Mataram akan melakukan pembinaan dan
pelatihan baik secara kolektif maupun bimbingan secara individual kepada bagi
pengurus dan calon pengurus UPZ masjid di Kota Mataram. Pelatihan dapat dilakukan
dengan menggandeng pihak-pihak yang telah memiliki pengalaman , baik individu
maupun lembaga.