Anda di halaman 1dari 2

Cara Nabi Memberdayakan masyarakat

Membantu seseorang haruslah dengan memberdayakan (bantuan yang bersifat produktif)


agar ia tidak menjadi peminta-minta. Dikisahkan salah satu riwayat sebagai berikut : Salah
seorang datang kepada Rasulullah untuk meminta zakat. Tetapi sebelum beliau memberikan
zakat menanyakan kepada orang tersebut apakah yang dipunyai oleh laki-laki tersebut di
rumah. “Tidak ada ya Rasulullah, hanya ada sehelai permadani yang sebagian kami
gunakan untuk tidur dan sebagian lagi untuk tempat duduk”.

“ Kemudian apalagi”, Kata Rasulullah :

“Setelah laki-laki mengingat-ingat dan menyebutkan semacam benda lain (mungkin tempat
minum atau teko)”.

Rasulullah berkata : “Bawa kedua benda itu kemari”.

Setelah barang-barang itu datang beliau memanggil orang-orang (sahabatnya) yang ada di
masjid, “Siapa diantara kalian yang berhajat dengan kedua benda ini dan berapa yang akan
kalian bayar ?”. Salah seorang menjawab bahwa Dia mau membeli benda itu dengan harga
satu dinar.

Tetapi Rasulullah masih bertanya lagi. Kemudian orang yang lain menjawab bahwa dia
menginginkan benda itu dan dia mempunyai dua dinar. Rasulullah SAW mengulurkan benda
itu dan memanggil laki-laki yang datang untuk meminta bagian zakat tersebut. Kata beliau :
“Belikan makanan untuk keperluan keluargamu dengan uang satu dinar dan belikan kampak
untukku dengan uang yang satu dinar”. Laki-laki tersebut melaksanakan semua perintah
Rasulullah SAW dan kembali kepada beliau dengan sebuah kampak. Beliau mengambil
kampak dan menjelaskan kepada laki-laki itu bahwa tangan di atas lebih baik dari pada
tangan dibawah, dengan hadist yang sangat dikenal sebagai berikut : “Tangan yang di atas
lebih baik dari pada tangan dibawah” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kemudian beliau berkata :

“Pergilah kamu mencari kayu dengan kampak ini dan juallah kayu itu ke pasar”. Dan
Rasulullah SAW mendoakan laki-laki tersebut. Diceritakan bahwa laki-laki tersebut
kemudian dapat mencukupi kebutuhan keluarganya dan bahkan dapat menyisihkan untuk
shadaqah atau zakat dari hasil usahanya sebagai penjual kayu.

Salah satu pelajaran yang dapat dipetik dari kejadian diatas adalah tidak boleh (haramnya)
seorang Muslim menjadi peminta-minta (meminta-minta kepada manusia).sebagaimana
disampaikan oleh Abdullah bin Umar sebagai berikut :

“ Dari Abdullah bin Umar ra katanya Nabi SAW bersabda:” Siapa yang senantiasa
meminta-minta kepada orang banyak, ia akan dibangkitkan nanti di hari kiamat dengan
muka tanpa daging sepotong jua pun”

Orang banyak bertanya:’ Ya, Nabi Allah!~ Bagaimana dengan orang yang tak punya (untuk
disedekahkan)?”
Jawab Nabi SAW, “ Ia harus bekerja dengan tangannya sehingga ia memperoleh keuntungan
untuk dirinya dan dapat bersedekah”

Tanya mereka.” Kalau tidak sanggup?

Sabda Nabi,” Hendaklah ia menolong orang yang membutuhkannya”

Tanya,” Kalau sekiranya tidak bisa?”

Jawab Nabi SAW,” Kerjakanlah segala kebaikan dan hentikan segala macam kejahatan.
Yang demikian itu berarti sedekah juga baginya”

Dari yang disampaikan Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW mengajarkan:

 Setiap orang tidak boleh keluar dari rumah berkeinginan untuk meminta-minta
atau mengemis dengan alasan kemiskinannya, karena mereka akan
dibangunkan di hari akherat tanpa sepotong daging pun dimukanya.

“Seseorang yang mengambil seutas tali, lalu memotong ranting pohon dan mengikatnya
dengan tali itu, lalu menjualnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan
menyedekahkannya adalah lebih baik daripada meminta-minta pada orang lain. Baik orang
yang dia minta itu memberi ataupun menolak”(HR Bukhari dan Ibnu Majah)

” Seseorang yang masih saja meminta-minta kepada orang lain sampai datangnya hari
kiamat, maka dimukanya tidak ada secuil dagingpun”. (HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu
Umar)

“ Bila seseorang meminta-minta harta kepada orang lain untuk mengumpulkannya


sesungguhnya dia mengemis bara. Sebaiknya ia mengumpulkan harta sendiri “(HR Muslim
dari Abu Hurairah)

“ Sekiranya mereka mengetahui dampak tindakan meminta-minta, tentu tidak ada


seorangpun yang mau meminta sesuatu kepada orang lain”(HR an Nasa’i dari ‘ Aidz bin
Amru)

 Rasulullah SAW mengajarkan agar setiap orang tidak menjadi pemalas atau
pengangggu tetapi senantiasa berusaha untuk bekerja untuk memperoleh amal
jariah apapun keadaan dirinya meskipun kekurangan karena Allah SWT
menyukai orang yang bekerja keras.

“ Bekerjalah kamu maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat
pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui akan yang
ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”(At
Taubah:9:105)

“Allah menjadi saksi atasmu diwaktu kamu mengerjakan sesuatu pekerjaan”.(Yunus:10:61)

Anda mungkin juga menyukai