Anda di halaman 1dari 3

Pendekatan Quranik Saintifik serta Contoh Awal Islam dalam hal Zakat

Esensi Zakat
Zakat adalah Rukun Islam ketiga yang melengkapi Sholat. Sholat tanpa zakat sama dengan Iman tanpa Amal,
atau mementingkan habluminallah tanpa mementingkan hablumminanas. Padahal penilaian kepada manusia
tergantung dari amalnya setelah ia beriman. Habluminannas yang baik merupakan tujuan dari eksistensi agama
yang rahmatan lil alamin. Sholat juga selalu digandengkan dengan zakat karenanya bisa diandaikan sekeping
mata uang dengan dua permukaan Ia disebut uang jika kedua permukaannya tampak dan terbaca. Atau bisa
diandaikan sepasang kaki untuk berjalan atau sepasang sayap untuk terbang. Jika salah satunya patah (tidak
berimbang) maka sulit mencapai tujuan. Begitu juga Sholat tanpa Zakat atau sebaliknya tidak mungkin
membawa kita ke tujuan akhirat yang baik (Surga) jika salah satunya tidak seimbang.

Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk
orang-orang yang mengerjakan salat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami
membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami
mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian" Al Mudatsir 42-47

Banyak diantara ummat Islam yang tidak memahami esensi zakat secara benar. Salah satu pendapat yang
keliru itu adalah seakan-akan semua zakat itu dibayarkan sekali dalam setahun. Ini merupakan pandangan/ijma
ulama mazhab tertentu setelah perpecahan ummat. Karena pada awal Islam prakteknya tidak demikian. Oleh
karenanya perlu dijelaskan sbb: Zakat adalah perintah dan pernyataan umum dari Allah bahwa di dalam harta
orang yang bertakwa terdapat hak orang lain. Ini sesuai dengan makna surat Ad Zariyat 19, (“Dalam hartamu
ada bagian hak dari orang miskin yang meminta dan tidak meminta”) yang berlaku setiap saat.

Selain itu renungkanlah ayat berikut ini : Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: Ya Tuhanku,
mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan
(kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Surat al Muanafiqun 10-11.)

Adakah orang yang mengetahui jatah umurnya sehingga berani membuat-buat alasan menunggu haul ?? Oleh
karena itu sekali lagi zakat harus dibayar ketika kita memperolehnya. Kita harus memahami zakat dalam
perspektif yang benar. Zakat terdiri dari 2 jenis, harta tidak tetap (harta lancar atau current asset) yaitu dibayar
langsung tanpa haul serta harta tetap (atau fixed asset) dan dibayar setelah haul.

A. ZAKAT YANG DIBAYAR LANGSUNG KETIKA HARTA DIPEROLEH berlaku untuk harta tidak tetap atau
harta lancar (current asset) yaitu : Usaha manusia jenis apapun (yang dihasilkan dalam jangka pendek) serta
panen hasil bumi komoditi pertanian, perkebunan serta hasil dari laut. Ciri dari jenis harta ini adalah cepat rusak,
tidak tahan lama dan cepat berubah bentuk. Standar nishab untuk jenis harta ini adalah bahan makanan pokok.

Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-
tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak
sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya
di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.6:141.

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan
sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk
lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Jadi semua hasil usaha yang baik dan halal (termasuk ternak unggas, hasil telur dan dagingnya) serta yang
dikeluarkan dari bumi apakah itu tumbuhan berbagai jenis tanaman dan hasil laut itu yang bernilai ekonomi
wajib dizakatkan. Jadi adalah keliru jika dikatakan yang dizakatkan adalah bahan makanan pokok saja
sedangkan sayur , buah-buahan, bunga dan produk-produk perkebunan dan kehutanan tidak dizakatkan. Yang
benar adalah bahwa nisab zakat dari hasil bumi dihitung dengan standar harga bahan makanan pokok.

B. ZAKAT YANG DIBAYAR DENGAN SYARAT HAUL (dibayar satu kali dalam setahun). adalah harta yang
bersifat barang modal (fixed asset) seperti ternak berkaki empat, emas perak yang disimpan atau tabungan dan
deposito, kendaraan diluar kebutuhan/dipakai sehari-hari, rumah/lahan/bangunan yang tidak digunakan dan
tidak diproduktifkan, serta modal usaha perdagangan (dalam perusahaan) yang laba ruginya dihitung dalam
pembukuan.satu tahun. Jenis harta ini dihitung dengan nisab standar harga emas .

Catatan : Sebaiknya zakat terhadap modal usaha perdagangan hanya diberlakukan pada tahun pertama saja
(sebelum tercapai break-event-point atau sebelum titik pulang pokok tercapai). Selebihnya setelah titik impas
terlewati dan mendapatkan keuntungan maka pembayaran zakatnya bisa dilakukan setiap hari atau setiap
minggu atau setiap bulan. Ini kembali kepada kesungguhan dan kepada hati nurani Anda.

CARA MENGHITUNG ZAKAT PENGHASILAN


Gaji/upah/honor menggunakan qiyas standar zakat pertanian sbb: Seorang petani yang bekerja menanam padi
akan panen setelah 4 bulan atau 120 hari. Jika memperoleh minimal 520 kg beras maka ia wajib membayar
zakat 5% (jika beli air, pupuk dsb) atau 10% jika ia tidak membeli air, pupuk dsb.

Itu berarti sama dengan penghasilan bulanan setara 130 kg beras. Atau penghasilan harian setara 4,3 kg beras.
Dengan demikian siapa saja yang memperoleh gaji bulanan minimal setara dengan harga beras 130 kg atau
sekitar Rp 1300,000 wajib membayar zakat 2.5% . Begitu juga siapa yang memiliki upah harian minimal setara
harga beras 4.3 Kg atau sekitar Rp 45.000 maka wajib zakat 2.5%. Bagi yang mendapat upah mingguan
minimal setara 33 kg beras atau Rp 330,000 juga harus membayar zakat 2.5%.

Selanjutnya jika gajinya diatas setara beras 520 kg atau diatas Rp 5.2 juta maka sebaiknya membayar zakat 5%
sebagaimana halnya petani. Kalau memperoleh tunjangan kendaraan dan BBM dari kantor maka zakatnya
10%, sebagaimana petani yang tidak membeli air, pupuk dsb.

Zakat dari tanaman jangka pendek/palawija seperti sayur dan biji-bijian dengan pengolahan tanah yang
membutuhkan biaya, serta dari hasil laut adalah 5%. Zakat dari buah-buahan (hasil tanaman keras) sebaiknya
dibayar 10% karena pohon buah-buahan relatif tidak memerlukan perawatan.

Keterangan ;
Penghitungan zakat ini menggunakan pendekatan Quran serta pendekatan saintifik yang tidak lepas dari tujuan
kemaslahatan ummat Islam. Yang tidak bersedia menyebutnya zakat dapat meandangnya sebagai sedekah
sunah. (infaq)

Membayar zakat adalah bentuk kesyukuran seorang Muslim yang telah diberikan kehidupan yang mudah oleh
Allah. Bayangkan jika kita perlu membeli oksigen/udara untuk bernafas atau tidak memperoleh air sebagai
kebutuhan sehari-hari. Sholat dan zakat harus berimbang. Sholat dilaksanakan 5 kali sehari. Bagi yang
mendapatkan harta dengan mudah, maka jika perlu dia harus membayar zakat 5 kali sehari juga. Ini
merupakan ijtihad yang mendekati cara pelaksanaan zakat dfi awal Islam

BAGAIMANA MEMBAYAR ZAKAT??


Untuk pegawai negeri khususnya, kami sarankan zakatnya dikeluarkan dari penghasilan kotor (gross income).
Sebab mungkin saja ia berasal dari berbagai sumber termasuk pajak dari hal-hal yang syubhat dan mungkin
haram Misalnya dari pajak pajak miras, cukai rokok, retribusi tempat –tempat maksiat dll.

Zakat harus dibayarkan atau diserahkan ke lokasi terdekat dari tempat tinggal pembayar zakat (perwilayahan)
Karena itu idealnya setiap Masjid lingkungan memiliki Baitulmaal sehingga memberikan dampak yang nyata.
Membayar zakat secara langsung kepada orang miskin tidak dianjurkan kecuali sedekah biasa,di luar zakat.
Semoga kita dapat memahami pentingnya Zakat sebagai sistem kesejahteraan sosial dan Sistem ekonomi bagi
ummat manusia.

Anda mungkin juga menyukai