Anda di halaman 1dari 17

Zakat Profesi, Zakat Tijarah,

dan Zakat Pertanian

KELOMPOK 2
1. Shinta Fitri S (18010000011)
2. Nabila Alifah Ch (18010000125)
3. Waleed Anis B (18010000126)
ZAKAT PROFESI
Profesi atau pekerjaan, umumnya pekerjaan terbagi
menjadi 2 macam / kategori, yaitu sebagai berikut ;
• yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang
lain, berkat kecekatan tangan ataupun otak (pekerjaan
profesi)
• yang dikerjakan seseorang buat pihak lain-baik
pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan
memperoleh upah, yang diberikan, dengan tangan, otak,
ataupun kedua- duanya
Dalam hal ini, mazhab Hanafi lebih jelas, yaitu bahwa
jumlah senisab itu cukup terdapat pada awal dan akhir
tahun saja tanpa harus terdapat di pertengahan tahun.
seorang pekerja yang
penghasilannya tidak
mencapai nisab seperti
yang telah kita tetapkan,
meskipun tidak cukup di
pertengahan tahun tetapi
cukup pada akhir tahun. Ia
wajib mengeluarkan zakat
sesuai dengan nisab yang
telah berumur setahun.
Orang-orang yang memiliki profesi itu memperoleh dan
menerima pendapatan mereka tidak teratur, kadang-kadang
setiap hari seperti pendapatan seorang dokter, kadang-
kadang pada saat-saat tertentu seperti advokat dan
kontraktor serta penjahit atau sebangsanya, sebagian
pekerja menerima upah mereka setiap minggu atau dua
minggu, dan kebanyakan pegawai menerima gaji mereka
setiap bulan, lalu bagaimana kita menentukan penghasilan
mereka itu? Disini kita bertemu dengan dua kemungkinan:
1. Memberlakukan nisab dalam setiap jumlah pendapatan
atau penghasilan yang diterima. Dengan demikian
penghasilan yang mencapai nisab seperti gaji yang tinggi
dan honorarium yang besar para pegawai dan karyawan,
serta pembayaran-pembayaran yang besar kepada para
golongan profesi, wajib dikenakan zakat, sedangkan
yang tidak mencapai nisab tidak terkena.
2. Mengumpulkan gaji atau penghasilan yang diterima
berkali-kali itu dalam waktu tertentu. Kita menemukan
ulama-ulama fikih yang berpendapat seperti itu dalam
kasus nisab pertambangan, bahwa hasil yang diperoleh
dari waktu ke waktu yang tidak pernah terputus
ditengah akan lengkap-melengkapi untuk mencapai
nisab
Atas dasar ini dapat kita katakan bahwa satu tahun
merupakan satu kesatuan menurut pandangan
pembuat syariat, begitu juga menurut pandangan ahli
perpajakan modern. Oleh karena itulah ketentuan
setahun diberlakukan dalam zakat. Fakta adalah
bahwa para pemerintahan mengatur gaji pegawainya
berdasarkan ukuran tahun, meskipun dibayarkan
perbulan karena kebutuhan pegawai yang mendesak.
Berdasarkan hal itulah zakat penghasilan bersih
seorang pegawai dan golongan profesi dapat diambil
dari dalam setahun penuh, jika pendapatan bersih
setahun itu mencapai satu nisab.
Cara Mengeluarkan Zakat Profesi
● bila seseorang memperoleh penghasilan dan ingin membelanjakannya
sebelum bulan wajib zakatnya datang, maka hendaknya ia segera
mengeluarkan zakat itu terlebih dahulu dari membelanjakannya, dan bila
tidak ingin membelanjakannya maka hendaknya ia mengeluarkan zakatnya
bersamaan dengan kekayaannya yang lain-lain.
● bila seseorang harus mengeluarkan zakat ada bulan tertentu kemudian
memperoleh uang tetapi kemudian dibelanjakannya, maka uang itu tidak
wajib zakat, yang wajib zakat hanya uang yang sudah datang bulan untuk
mengeluarkan zakatnya itu. Tetapi bila ia tidak harus mengeluarkan zakat
pada bulan tertentu kemudian ia memperoleh uang, maka ia harus
mengeluarkan zakatnya pada waktu uang tadi diperoleh.
Zakat Pendapatan adalah bagian dari
zakat mal yang wajib dikeluarkan atas
harta yang berasal dari pendapatan /
penghasilan rutin dari pekerjaan yang
tidak melanggar syariah.
ZAKAT TIJARAH
Zakat Tijarah adalah Zakat yang dikeluarkan atas
kepemilikan harta yang diperuntukkan untuk jual-beli.
Zakat ini dikenakan kepada perniagaan yang diusahakan
baik secara perorangan maupun perserikatan (CV, PT,
Yayasan, Koperasi dan sebagainya)
Ketentuan Zakat Tijarah

- Berjalan 1 tahun ( haul ), Pendapat Abu Hanifah lebih


kuat dan realistis yaitu dengan menggabungkan
semua harta perdagangan pada awal dan akhir dalam
satu tahun kemudian dikeluarkan zakatnya.

- Nishab zakat perdagangan sama dengan nishab


emas yaitu 20 Dinar atau senilai 85 gr emas

- Kadarnya zakat sebesar 2,5 %


- Dapat dibayar dengan uang atau barang

- Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan.

- Pada badan usaha yang berbentuk serikat


(kerjasama), maka jika semua anggota serikat
tersebut beragama Islam, zakat dikeluarkan lebih
dulu sebelum dibagikan kepada pihak-pihak yang
berserikat. Tetapi jika anggota serikat terdapat
orang yang non muslim, maka zakat hanya
dikeluarkan dari anggota serikat muslim saja
(apabila jumlahnya lebih dari nisab).
Perhitungan Zakat
Perhitungan besaran zakat perniagaan dalam
rumus sederhana adalah sebagai berikut:
Besar zakat = [(Modal diputar +
Keuntungan + piutang yang dapat
dicairkan) - (hutang + kerugian)] x 2,5 %
ZAKAT PERTANIAN
Zakat Hasil pertanian adalah salah
satu macam Zakat Maal, obyeknya
meliputi hasil tumbuh-tumbuhan atau
tanaman yang mempunyai nilai
ekonomis seperti biji-bijian, umbi-
umbian, sayur-mayur, buah-buahan,
tanaman hias, rumput-rumputan,
dedaunan, dan lain-lainnya.
Ketentuan Zakat Pertanian
1. Nisab Zakat Pertanian adalah 5 wasaq = 653 kg
beras
Dari Jabir Rasulullah saw. bersabda:
‫ص َد َق ٌة َح َّتى َي ْبلُ َغ َخمْ َس َة َأ ْوسُق‬
َ ‫ْس ِفيْ َحبٍّ َوالَ َث َم ٍر‬
َ ‫َلي‬
“Tidak wajib dibayar zakat pada kurma yang
kurang dari 5 Ausuq.” (HR. Muslim)
 
Ausuq jamak dari wasaq, 1 wasaq= 60 sha’,
sedangkan 1 sha’= 2,176 kg, maka 5 wasaq adalah
5 x 60 x 2,176 = 652,8 kg, atau jika diuangkan
maka ekuivalen dengan nilai dari 653 kg beras
tersebut.
 
2. Kadarnya sebanyak 5% jika menggunakan irigasi
(mengeluarkan biaya) atau 10% dengan pengairan alami
(tadah hujan) dan tidak mengeluarkan biaya.

3. Dikeluarkan Ketika panen


Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung
dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman
yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang
serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).
makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan
janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allâh tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan. [al-An’am/6:141]
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai