Anda di halaman 1dari 29

1

http://insanmadanijambi.org/zakaf-profesi-dewan-syariah-insan-madani/

Zakat Profesi, Dewan Syariah Insan Madani

Insan Madani Jambi February 3, 2017 Tausiyah

Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari


penghasilan profesi bila telah sampai nishab. Profesi tersebut
misalnya pegawai negri atau swasta, konsultan, dokter,
notaris, akuntan, artis dan wiraswastawan.
Latar Belakang

Beda dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan dan perdagangan, sumber pendapatan
dari profesi tidak banyak dikenal dimasa generasi terdahulu. Oleh karena itu pembahasan tentang
masalah zakat profesi tidak dapat di jumpai dengan tingkat kedetilan yang setara dengan tipe zakat
yang lain. Namun bukan berarti pendapatan dari hasil profesi terbebas dari zakat, karena zakat
secara hakikatnya adalah pungutan terhadap kekayaan golongan yang memiliki kelebihan harta
untuk diberikan kepada golongan yang membutuhkan.

Referensi dari Al-Qur’an mengenal hal ini dapat ditemui pada surat Al-Baqarah ayat 267;

Yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan
janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu
sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.

Waktu Pengeluaran

Berikut adalah beberapa perbedaan pendapat ulama mengenai waktu pengeluaran dari zakat
profesi :

1. Pendapat Imam Syafi’i dan Ahmad mensyaratkan haul (sudah cukup setahun) terhitung dari
kekayaan itu didapat.
2. Pendapat Imam Abu Hanifah, Malik dan Ulama Modern, seperti Muhammad Abu Zahrah dan Abu
Wahab Khalaf mensyaratkan haul, tetapi terhitung dari awal dan akhir harta itu diperoleh,

1
2

kemudian pada masa setahun tersebut harta dijumlahkan dan kalau sudah sampai nishabnya,
maka wajib mengeluarkan zakat.
3. Pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Umar bin abdul Aziz dan Ulama Modern seperti Yusuf Al
Qardhawi tidak mensyaratkan haul, tetapi zakat dikeluarkan langsung ketika mendapatkan harta
tersebut. Mereka mengqiyaskan dengan zakat pertanian yang dibayar pada setiap waktu panen.

Nishab

Nishab zakat pendapatan/ profesi mengambil rujukan kepada nishab zakat tanaman dan buah-
buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah, setaa dengan 520 kg beras. Hal ini berarti bila harga
beras adalah Rp. 2.080.000,-. Namun mesti diperhatikan bahwa karena rujukannya pada zakat
hasil pertanian yang dengan frekwensi panen sekali dalam setahun, maka pendapatan yang
dibandingkan dengan nishab tersebut adalah pendapatan selama setahun.

Kadar Zakat

Penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini, ia berbeda dengan tanaman dan
lebih dekat dengan emas serta perak. Oleh karena itu kadar zakat profesi yang diqiyaskan dengan
zakat emas dan perak, yaitu 2,5% dari seluruh penghasilan kotor. Hadits yang menyatakan kadar
zakat emas dan perak adalah :

“Bila engkau memiliki 20 dinar emas dan sudah mencapai satu tahun, maka zakatnya setengah
(2,5%) (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Baihaqi).

Perhitungan Zakat

Menurut Yusuf al Qardhawi perhitungan zakat profesi dibedakan menurut dua cara:

 Secara langsung, zakat dihitung dari 2.5% dari penghasilan kotor secara langsung yang diluaskan
rezekinya oleh Allah. Contoh : “Seseorang dengan penghasilan Rp. 3.000.000,- tiap bulannya,
maka wajib membayar zakat sebesar : 2,5% x 3.000.000,- = Rp. 75.000,- perbulan atau Rp.
900.000,- pertahunnya”.

 Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok, zakat 2,5 dari gaji setelah dipotong dengan
kebutuhan pokok. Metode ini legih adil diterapkan oleh mereka yang penghasilannya pas-pasan.
Contoh : “seseorang dengan penghasilan Rp. 1.500.000,- dengan pengeluaran untuk kebutuhan
pokok Rp. 1.000.000,- tiap bulannya, maka wajib membayar zakatnya sebesar : 2,5% x
(1.500.000,- – 1.000.000,-)= Rp. 12.500,- perbulan atau Rp. 150.000,- petahun”.

Zakat Hadiah dan Bonus

Berikut adalah jenis zakat hadiah/bonus/komisi yang erat kaitannya dengan zakat profesi :

 Jika hadiah itu terkait dengan gaji, maka ketentuannya sama dengan zakat profesi/pendapatan.
Dikeluarkanpada saat menerima dengan kadar zakat 2,5%.
 Jika komisi, terdiri dari 2 bentuk : pertama, jika komisi dari hasil prosentasi keuntungan
perusahaan kepada pegawai, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 10% (sama dengan zakat
tanaman). Kedua, jika komisi dari hasil profesi seperti makelar dan lain-lain, maka digolongkan
dengan zakat profesi. Aturan pembayaran zakat mengikuti zakat profesi.
 Jika berupa hibah, terdiri dari dua kriteria : Pertama, jika sumber hibah tidak diduga-duga
sebelumnya, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 20 %. Kedua, jika sumber hibah sudah diduga
dan diharap, hibah terebur digabungkan dengan kekayaan yang ada dan zakat yang dikeluarkan
sebesar 2,5%.

Untuk lebih jelasnya penulis berharap kepada para pembaca untuk membaca kembali buku tentang
Fiqh Zakat Yusuf Al Qardhawi, agar lebih memahami tentang masalah zakat profesi apakah ada
perbedaan atau tidak di dalamnya.

Wallahu a’lam Bishshawab.

2
3

Dewan Syariah Insan Madani Jambi.

http://nasional.kompas.com/read/2013/07/12/1443153/Konsultasi.Apakah.Zakat.Profesi.dan.Bagaimana.
Nishabnya.

Konsultasi: Apakah Zakat Profesi dan Bagaimana Nisabnya?


Kompas.com - 12/07/2013, 14:43 WIB

Umat menyalurkan zakat di bulan Ramadhan melalui Lembaga Amil Zakat Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat,
Kamis (9/9/2010). Zakat ini nantinya akan disalurkan kepada warga miskin.(KOMPAS IMAGES/RODERICK
ADRIAN MOZES )

Ada pertanyaan dari dua orang pembaca mengenai zakat profesi dan nisabnya. Ini pertanyaan
mereka.

Pertanyaan I:
1. Apakah orang yang bekerja sebagai PNS, anggota DPR, polisi, karyawan swasta wajib zakat?
Jika ya, berapa kali dalam setahun? Apakah dibayar setiap bulan? Terima kasih (Mugi, 43 tahun)

Jawaban I:
Bapak Mugi yang dirahmati Allah.

Zakat adalah kewajiban bagi kita semua. Tidak memandang apa pun itu profesinya, apabila
penghasilannya dalam satu tahun atau satu bulan sudah terkena nisab, ia wajib mengeluarkan
zakatnya sebesar 2,5 persen.

Zakat yang harus dikeluarkan ialah zakat profesi, bisa dilakukan setiap bulan dan bisa juga
dikeluarkan setiap tahun. Tetapi, alangkah baiknya jika zakat dikeluarkan setelah mendapat
penghasilan atau gaji per bulan.

Adapun nisab zakat profesi ialah senilai dengan 520 kg beras. Jadi, apabila harga beras per
kilogram diasumsikan Rp 8.500, nisab zakat profesi per bulannya adalah 520 x Rp 8.500 = Rp
4.420.000 per bulan.

3
4

Maka itu, apabila penghasilan bersih Bapak per bulan mencapai Rp 4.420.000, Bapak wajib
mengeluarkan zakat sebesar 2,5 persen dari penghasilan bersih Bapak. Demikian, semoga
membantu.

*******

Pertanyaan II:
Apakah zakat profesi ? Kapan nisabnya? (Eisnadi, 46 tahun)

Jawaban II:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Bapak Isnadi yang dirahmati Allah.


Zakat profesi merupakan ijtihad para ulama di masa kini yang berangkat dari ijtihad yang cukup
memiliki alasan dan dasar yang kuat. Di antara ulama kontemporer yang berpendapat adanya zakat
profesi ialah Syaikh Abdur Rahman Hasan, Syaikh Muhammad Abu Zahrah, Syaikh Abdul Wahab
Khalaf, dan Syaikh Yusuf Qaradhawi. Mereka berpendapat bahwa semua penghasilan melalui
kegiatan profesi seperti dokter, konsultan, seniman, akuntan, notaris, dan sebagainya, apabila telah
mencapai nisab, wajib dikenakan zakatnya.

Para Peserta Muktamar Internasional Pertama tentang zakat di Kuwait pada 29 Rajab 1404 H/30
April 1984 M juga sepakat tentang wajibnya zakat profesi bila mencapai nisab meskipun mereka
berbeda pendapat dalam cara mengeluarkannya.

Firman Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman, keluarkanlah/nafkahkanlah (dijalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari
bumi untuk kamu." (QS. Al-Baqarah: 267).

Dalam ayat tersebut, Allah menegaskan bahwa segala hasil usaha yang baik-baik wajib
dikeluarkan zakatnya. Dalam hal ini termasuk juga penghasilan (gaji) dari profesi sebagai dokter,
konsultan, seniman, akunting, notaris, dan sebagainya.

Adapun nisab zakat profesi itu dianalogikan dengan zakat pertanian sehingga nisabnya senilai 520
kg beras (653 kg padi/gabah = lima ausaq) dan dikeluarkan pada saat setiap mendapatkan gaji atau
penghasilan.

Jadi, Bapak bisa mengeluarkan zakat 2,5 persen dari pendapatan bersih Bapak setiap bulan.
Contoh perhitungannya adalah jika asumsi harga beras Rp 8.500 maka Rp 8.500 x 520 kg = Rp
4.420.000.

Maka itu, apabila penghasilan Bapak telah memenuhi nisab zakat sebesar Rp 4.420.000, Bapak
wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5 persen. Demikian, semoga membantu.

https://zakat.or.id/layanan-zakat/kalkulator-zakat/

Kalkulator Zakat

Penghasilan profesional oleh mayoritas ulama dikategorikan sebagai jenis harta wajib zakat
berdasarkan analogi (qiyas) atas kemiripan (syabbah) terhadap karakteristik harta zakat yang telah
ada, yakni:

1. Model memperoleh harta penghasilan dari profesi mirip dengan panen dari hasil pertanian,
sehingga harta ini dapat dianalogikan pada zakat pertanian berdasarkan nisabsebesar 653 kg

4
5

gabah kering giling (setara dengan 522 kg beras) dengan waktu pengeluaran zakat (haul)nya
setiap kali menerima penghasilan (gaji).
2. Model harta yang diterima sebagai penghasilan berupa uang, sehingga jenis harta ini dapat
dianalogikan pada zakat harta (simpanan atau kekayaan) berdasarkan kadar zakat yang harus
dibayarkan sebesar 2,5%. Dengan demikian, apabila pengasilan seseorang telah memenuhi
ketentuan ambang batas (nisab) wajib zakat, ia berkewajiban menunaikan zakat atas
penghasilannya.

Penghasilan/Gaji Saya per Bulan 00000000

Penghasilan Lain-lain Saya per Bulan 0

Hutang/Cicilan Saya untuk Kebutuhan Pokok 1) 0

Jumlah Penghasilan per Bulan 0

Nisab Zakat Penghasilan

Nisab adalah syarat jumlah minimum (ambang batas) harta yang dapat dikategorikan sebagai harta
wajib zakat. Untuk penghasilan yang diwajibkan zakat adalah penghasilan yang berada diatas
nisab. Nisab Zakat Penghasilan adalah setara 522 kg beras normal.

Harga beras saat ini (per kg) 6500

Besarnya Nishab Zakat Penghasilan per Bulan

Apakah Saya Wajib Membayar Zakat Penghasilan?

Jumlah yang Saya Harus Dibayarkan per Bulan

Zakat Harta (Maal)

Zakat Harta (Maal) adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan bila telah mencapai batas
minimal tertentu (nisab) dalam kurun waktu (haul) setiap satu tahun kalender.

Harta dalam bentuk Tabungan/ Giro/ Deposito 0

Harta dalam bentuk Logam Mulia (Emas/ Perak) 0

Harta dalam bentuk Surat Beharga 2) 0

Harta dalam bentuk Properti 3) 0

Harta dalam bentuk Kendaraan 4) 0

Harta dalam bentuk Koleksi Seni & Barang Antik 5) 0

Harta dalam bentuk Stok Barang Dagangan 0

Harta dalam bentuk Lainnya 0

Harta dalam bentuk Piutang Lancar 0

5
6

Jumlah Harta 0

Hutang Jatuh Tempo Saat Membayar Kewajiban Zakat 0

Jumlah Harta Yang Dihitung Zakatnya 0

Nisab Zakat Harta (Maal)

Untuk harta yang diwajibkan zakat adalah harta yang berjumlah diatas nisab. Nisab Zakat Harta
(Maal) adalah setara dengan 85 gr emas 24 karat.

Harga Emas saat ini (dalam gram) 530000

Besarnya Nisab Zakat Maal per Tahun

Apakah Saya Wajib Membayar Zakat Maal ? -

Jumlah yang Saya Harus Dibayarkan per Tahun -

Jumlah Bila Saya Bayarkan per Bulan -

Resume Penghitungan Zakat


Zakat Penghasilan per Bulan 0

Zakat Maal yang dibayarkan per Bulan 0

Total Pembayaran Zakat Saya per Bulan

https://www.eramuslim.com/konsultasi/zakat/cara-menghitung-zakat-penghasilan.htm#.WV7gHVFLfIU

Cara Menghitung Nisab Zakat Profesi / Penghasilan


259

Muhammad Nasir – Rabu, 10 Jumadil Akhir 1438 H / 8 Maret 2017 09:48 WIB

Berita Terkait

 ATM (Akses Tunai Muzaki)


 Mall Versus Zakat Maal
 Zakat Digunakan Untuk Pembangunan Mesjid
 Haruskah Zakat Pakai Ijab Qobul?
 Zakat Uang Beasiswa

Assalamu alaikum Wr.Wb.

Ustadz… saya mau bertanya bagaimana cara menghitung jumlah zakat yang harus kita keluarkan
yang mana zakat yang mau dikeluarkan itu berasal dari penghasilan bulanan ( gaji ).

Terima kasih.

6
7

Wassalam.

Jawaban
Wa’alaikum salam wr. wb.

Terima kasih atas pertanyaannya Bapak Nasir yang baik.

Zakat penghasilan gaji bulanan /zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada setiap pekerjaan
atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendirian maupun bersama dengan
orang/lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan (uang) halal yang memenuhi nisab (batas
minimum untuk wajib zakat).

Perbedaan Pendapat Ulama

Para ulama kontemporer dalam menentukan tarif zakat profesi juga berbeda, pendapat yang
masyhur adalah pendapat Muhammad Abu Zahrah, Abdurahman Hasan, Abdul Wahhab Khollaf,
Yusuf Qaradhawi, Syauqy Shahatah dan yang lainnya sepakat bahwa tarif zakat penghasilan
profesi adalah 2,5%.

Menurut KH Didin Hafiduddin Zakat penghasilan bulanan ( gaji ) dianalogikakan dengan zakat
pertanian dikeluarkan saat mendapatkan panen/hasil gajian. Jika seorang muslim memperoleh
pendapatan dari hasil gaji atau profesi tertentu, maka dia boleh mengeluarkan zakatnya langsung
2.5% pada saat penerimaan.

Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Umar bin Abdul Aziz dan ulama modern seperti Yusuf Qardhawi tidak
mensyaratkan haul (satu tahun) mengeluarkan zakat profesi, tetapi zakat profesi dikeluarkan
langsung ketika mendapatkan harta tersebut. Mereka meng-qiyas-kan dengan zakat pertanian yang
dibayar pada setiap waktu panen. (haul: lama pengendapan harta).

Dalil atas wajibnya zakat profesi/penghasilan gajian adalah keumuman lafadz, Allah berfirman
yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik…” (QS. Al-Baqarah (2): 267) “dan pada harta-harta mereka ada hak
untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak dapat bahagian”. (QS. Adz-
Dzaariyaat (51): 19)

Jenis Zakat Profesi

Zakat profesi oleh para ulama kontemporer dibedakan, yaitu:

Pertama, berdasarkan fatwa MUI 2003 tentang zakat profesi setelah diperhitungkan selama satu
tahun dan ditunaikan setahun sekali atau boleh juga ditunaikan setiap bulan untuk tidak
memberatkan. Model bentuk harta yang diterima ini sebagai penghasilan berupa uang, sehingga
bentuk harta ini di-qiyas-kan dalam zakat harta (simpanan/ kekayaan).

Nisabnya adalah jika pendapatan satu tahun lebih dari senilai 85gr emas (harga emas sekarang
@se-gram Rp. 300.000) dan zakatnya dikeluarkan setahun sekali sebesar 2,5% setelah dikurangi
kebutuhan pokok.

7
8

Contohnya: minimal zakat profesi yaitu @se-gram Rp. 300.000 x 85 (gram) = 25.500.000. Adapun
penghasilan total yang diterima oleh pak Nasir Rp. 30.000.000 (gaji perbulan Rp. 2.500.000) harta
ini sudah melebihi nishab dan wajib zakat Rp. 30.000.000 x 2,5 %= sebesar Rp. 750.000,-
(pertahun) Rp. 62.500 (perbulan)

Kedua, dikeluarkan langsung saat menerima pendapatan ini dianalogikan pada zakat tanaman.
Model memperoleh harta penghasilan (profesi) mirip dengan panen (hasil pertanian), sehingga
harta ini dapat dianalogikakan ke dalam zakat pertanian.

Jika ini yang diikuti, maka besar nisabnya adalah senilai 653 kg gabah kering giling setara dengan
520 Kg beras dan dikeluarkan setiap menerima penghasilan/gaji sebesar 2,5% tanpa terlebih
dahulu dipotong kebutuhan pokok (seperti petani ketika mengeluarkan zakat hasil panennya).

Contoh: Pemasukan gaji pak Nasir Rp. 2.300.000/bulan, nishab (520 kg beras, @Rp. 4000/kg =
Rp. 2.080.000). Dengan demikian maka pak Nasir wajib zakat Rp. 2.300.000 x 2,5% = sebesar Rp.
57.500,-

Alhasil, jika Bapak Nasir memiliki penghasilan gaji perbulan: Rp 3.000.000,- asumsi nishab
dengan 520 kg beras x @ Rp. 4000 = Rp 2.080.000, Berarti Bapak sudah melebihi nishab dan
wajib zakat sebesar Rp. 3.000.000 x 2,5 % =Rp. 75.000,- (wajib zakat yang dikeluarkan per bulan)
atau boleh juga menunaikannya sebesar Rp 900.000 per tahun).

Sebaliknya, jika pendapatan gaji Pak Nasir kurang dari nishab (Rp 2.080.000), maka bapak tidak
wajib membayar zakat dan dianjurkan bersedekah.

Demikian semoga dapat dipahami. Waallahu A’lam.

Muhammad Zen, MA

http://www.islamcendekia.com/2014/03/berapa-nishab-zakat-profesi.html

Berapa Nishab Zakat Profesi?


Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) itu juga di kenakan zakat atas penghasilannya, jika penghasilannya
yang diperolehnya telah mencapai nishab, dengan alasan yang pertama, ayat al-Qur’an yang bersifat umum
yang mewajibkan semuja jenis harta untuk dikeluarkan zakatnya. Kedua, berbagai pendapat para ulama
terdahulu maupun sekarang, meskipun dengan menggunakan istilah yang berbeda.

Ketiga, dari sudut keadilan yang merupakan ciri utama ajaran Islam, petani pada saat ini kondisinya secara
umum kurang beruntung, tetap harus berzakat, apabila hasil pertaniannya telah mencapai nishab. Karena itu
sangat adil pula, apabila zakat inipun bersifat wajib pada penghasilan yang didapatkan para dokter, para
ahli hukum, konsultan dalam berbagai bidang, para dosen, para pegawai dan karyawan yang memiliki
tinggi dan profesi lainnya. Keempat, sejalan dengan perkembangan kehidupan umat manusia, khususnya
dalam bidang ekonomi, kegiatan penghasilan melalui keahlian dan profesi ini akan semakin berkembang
dari waktu ke waktu.

Ukuran nishab zakat profesi

Dalam menghitung ukuran nisab zakat profesi, khususnya di lingkungan PNS, TNI dan POLRI, Profesional
dan Pengusaha dihitung dari penghasilan gaji dan atau pendapatan lainnya dalam satu tahun, karena perlu
dipahami bahwa gaji dan atau tunjangan lainnya telah diatur tiap tahun dan ditetapkan dalam Undang-
undang APBN dan diberikan gajinya tiap bulan.

Oleh karena itu, untuk menghitung zakat dari jumlah gaji yang diterimanya tiap bulan dalam kaitan dengan
hitungan ukuran nisabnya, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Ukuran nisab dihitung dalam

8
9

jumlah satu tahun dan nisabnya dimasukkan dalam katagori Zakat Maal, yaitu 2,5% X (85 gram x harga
mas).

Cara membayar zakat PNS

Ukuran nisab dihitung dalam jumlah satu tahun dan nisabnya dimasukkan dalam katagori Zakat Maal, yaitu
2,5% X (85 gram x harga mas), contoh :

Harga 1 gram emas Rp. 270.000,-

Maka ukuran nisab zakatnya pertahun adalah ; 85 gram X Rp.270.000,- =

Rp. 22.950.000,-

Zakatnya pertahun adalah 2,5% X Rp. 22.950.000,- = Rp. 573.750,-

Jika dihitung perbulan, maka pendapatan gajinya tiap bulan adalah Rp. 22.950.000,-

:12 = Rp. 1.912.500,-

Jika dihitung zakat yang dikeluarkannya tiap bulan maka : 2,5% X Rp. 1912.500,- =

Rp. 47.812,-

Dengan demikian maka :

1. Jika PNS, TNI dan ataupun POLRI yang jumlah penerimaan gajinya dalam satu tahun mencapai jumlah
Rp.22.950.000,- dan atau tiap bulannya menerima gajinya dalam satu tahun mencapai jumlah Rp.
22.950.000,- dan atau tiap bulannya menerima gaji sebesar Rp. 1.912.500,- maka sudah masuk katagori
wajib zakat.

2. Jika tiap bulan penerimaan gajinya lebih dari Rp. 1.912.500,- maka cara menghitung zakatnya adalah
sebagai contoh berikut :

Gaji yang diterima tiap bulannya Rp. 2.500.000,- , maka menghitung zakatnya adalah : 2,5% X Rp.
2.500.000,- = Rp. 62.500,-

3. Jika yang bersangkutan mendapatkan tunjangan lain diluar gajinya, maka cara menghitungnya adalah :

- Gaji yang diterima…………………………….Rp. 2.500.000,-

- Tunjangan lainnya…………………………….Rp. 1.000.000,-

Jumlah ………………………………………Rp. 3.500.000,-

Maka menghitung zakatnya adalah : 2,5 % X Rp. 3.500.000,- = Rp. 87.900,-

4. Jika yang bersangkutan mendapat tunjangan lain di luar gajinya, maka cara menghitungnya adalah :

- Gaji yang diterima ……………………………Rp. 2.500.000,-

- Insentif bulanan ………………………………Rp. 1.000.000,-

- Tunjangan lainnya ……………………………Rp. 1.000.000,-

Jumlah ………………………………………….Rp. 4.500.000,-

Maka menghitung zakatnya adalah : 2,5% X Rp. 4.500.000,- = Rp. 112.500,-

Referensi:

Didin hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2006

Saifudin zuhri, Zakat di Era Reformasi (Tata Kelola Baru), Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
semarang, 2012
9
10

https://rumaysho.com/2450-panduan-zakat-mata-uang-a-zakat-penghasilan.html

Panduan Zakat Mata Uang & Zakat Penghasilan

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc May 16, 2012 Zakat 45 Comments 21,299 Views

Sebelumnya, rumaysho.com telah mengungkap panduan zakat emas dan perak, ditambah dengan
zakat perhiasan. Untuk saat ini, alat tukar menukar sudah beralih, bukan lagi dinar (emas) dan
dirham (perak) seperti di masa silam. Kedua mata uang tersebut sudah tergantikan oleh uang
kertas. Sama halnya dengan emas dan perak, uang kertas pun terkena kewajiban zakat. Bagi yang
punya simpanan atau memiliki penghasilan bulanan dan telah mencapai nishob serta sudah
mencapai haul, maka wajib dizakati sebesar 2,5%. Berikut panduan sederhana yang dapat kami
hadirkan.

Zakat Mata Uang

Mata uang wajib dizakati karena fungsinya sebagai alat tukar sebagaimana emas dan perak yang ia
gantikan fungsinya saat ini. Hukum mata uang ini pun sama dengan hukum emas dan perak
karena kaedah yang telah ma’ruf “al badl lahu hukmul mubdal” (pengganti memiliki hukum yang
sama dengan yang digantikan).

Mata uang yang satu dan lainnya bisa saling digabungkan untuk menyempurnakan nishob karena
masih dalam satu jenis walau ada berbagai macam mata uang dari berbagai negara.[1]

Yang jadi patokan dalam nishob mata uang adalah nishob emas atau perak. Jika mencapai salah
satu nishob dari keduanya, maka ada zakat. Jika kurang dari itu, maka tidak ada zakat. Jika kita
perhatikan yang paling sedikit nishobnya ketika ditukar ke mata uang adalah nishob perak.
Patokan nishob inilah yang lebih hati-hati dan lebih menyenangkan orang miskin. Besaran zakat
mata uang adalah 2,5% atau 1/40 ketika telah mencapai haul.[2]

Contoh perhitungan zakat mata uang:

Simpanan uang yang telah mencapai haul adalah Rp.10.000.000,-

Harga emas saat masuk haul = Rp.500.000,-/gram (perkiraan). Nishob emas = 85 gram
x Rp.500.000,-/gram = Rp.42.500.000,-.

Harga perak saat masuk haul = Rp.5.000,-/gram (perkiraan). Nishob perak = 595 gram x
Rp.5.000,-/gram = Rp.2.975.000,-.

Yang jadi patokan adalah nishob perak. Simpanan di atas telah mencapai nishob perak, maka besar
zakat yang mesti dikeluarkan = 1/40 x Rp.10.000.000,- = Rp.250.000,-.

Zakat Penghasilan atau Gaji Bulanan

Sama halnya dengan emas dan perak, zakat penghasilan harus memenuhi syarat yang telah
disebutkan. Di antara syarat tersebut adalah penghasilan tersebut telah mencapai nishob dan telah
haul (masa satu tahun). Yang jadi patokan adalah nishob perak sebagaimana penjelasan dalam
nishob mata uang.

Namun perlu dipahami bahwa pekerja itu ada dua kondisi dilihat dari penghasilannya (gajinya):

Pertama: Orang yang menghabiskan seluruh gajinya (setiap bulan) untuk memenuhi
kebutuhannya dan tidak ada sedikit pun harta yang disimpan. Kondisi semacam ini tidak ada zakat.

10
11

Kedua: Pekerja yang mampu menyisihkan harta simpanan setiap bulannya, kadang harta tersebut
bertambah dan kadang berkurang. Kondisi semacam ini wajib dikenai zakat jika telah memenuhi
nishob dan mencapai haul.

Adapun sebagian orang yang mengatakan bahwa zakat penghasilan itu sebagaimana zakat
tanaman (artinya dikeluarkan setiap kali gajian yaitu setiap bulan), sehingga tidak ada ketentuan
haul (menunggu satu tahun), maka ini adalah pendapat yang tidak tepat.[3]

Contoh perhitungan zakat penghasilan:

Misal harta yang tersimpan dari mulai usaha atau mulai bekerja:

Pada tahun 1432 H, Muharram: Rp.500.000,-

Safar: Rp.1.000.000,-

Rabiul Awwal: Rp.500.000,-

Rabiuts Tsani: Rp.1.000.000,- (sudah mencapai nishob perak, sekitar Rp. 3 juta,-)

Berarti perhitungan haul (satu tahun) dimulai dari Rabiuts Tsani 1432 H dan Rabiuts Tsani tahun
berikut wajib zakat.

Jumadal Ula: Rp.1.000.000,-

Jumadal Akhir: Rp.2.000.000,-

Rajab: Rp.1.000.000,-

Sya’ban: Rp.500.000,-

Ramadhan: Rp.2.000.000,-

Syawwal: Rp.2.000.000,-

Dzulqo’dah: Rp.3.000.000,-

Dzulhijjah: Rp.2.000.000,-

Pada tahun 1433 H, Muharram: Rp.3.000.000,-

Safar: Rp.2.000.000,-

Rabiul Awwal: Rp.1.000.000,-

Rabiuts Tsani: Rp.2.500.000,-

Di awal Rabi’uts Tsani, total harta simpanan = Rp.25.000.000,-

Zakat yang dikeluarkan = 1/40 x Rp.25.000.000,- = Rp.625.000,-

Simak beberapa bahasan zakat berikut ini:

1. Syarat-syarat Zakat

2. Keutamaan Menunaikan Zakat

3. Akibat Enggan Menunaikan Zakat

11
12

4. Panduan Zakat Emas dan Perak

5. Adakah Zakat pada Perhiasan

Semoga sajian singkat ini semakin bermanfaat. Jangan lupakan zakat, karena pengeluaran zakat
akan senantiasa memberkahi harta kita. Semoga Allah senantiasa memberi hidayah demi hidayah.

@ Ummul Hamam, Riyadh, KSA, 25 Jumadal Akhir 1433 H

www.rumaysho.com

[1] Lihat Al Wajib Al Muqorin, hal. 31.

[2] Lihat Syarh ‘Umdatul Fiqh, 1: 511 dan tulisan di link


http://www.saaid.net/Doat/dhafer/59.htm.

[3] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2: 27-28 dan fatwa Syaikh Sholeh Al Munajjid dalam Al Islam Sual
wal Jawab no. 26113.

Sumber : https://rumaysho.com/2450-panduan-zakat-mata-uang-a-zakat-penghasilan.html

https://muslim.or.id/367-syarat-wajib-dan-cara-mengeluarkan-zakat-mal.html

Syarat Wajib dan Cara Mengeluarkan Zakat Mal


Berbagai pertanyaan masuk ke meja redaksi muslim.or.id, berkaitan dengan zakat mal. Untuk
melengkapi dan menyempurnakan pemahaman tentang zakat tersebut, maka berikut ini
kami ringkas satu tulisan ustadz Kholid …
By Kholid Syamhudi, Lc. 26 September 2008

586 56130 243

Berbagai pertanyaan masuk ke meja redaksi muslim.or.id, berkaitan dengan zakat mal. Untuk
melengkapi dan menyempurnakan pemahaman tentang zakat tersebut, maka berikut ini kami
ringkas satu tulisan ustadz Kholid Syamhudi dari majalah As Sunnah edisi 06 tahun VII/2003M.

Syarat seseorang wajib mengeluarkan zakat adalah sebagai berikut:

1. Islam
2. Merdeka
3. Berakal dan baligh
4. Memiliki nishab

Makna nishab di sini adalah ukuran atau batas terendah yang telah ditetapkan oleh syar’i (agama)
untuk menjadi pedoman menentukan kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang memilikinya, jika
telah sampai ukuran tersebut. Orang yang memiliki harta dan telah mencapai nishab atau lebih,
diwajibkan mengeluarkan zakat dengan dasar firman Allah,

12
13

“Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ‘Yang lebih dari
keperluan.’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir.”
(Qs. Al Baqarah: 219)

Makna al afwu (dalam ayat tersebut-red), adalah harta yang telah melebihi kebutuhan. Oleh karena
itu, Islam menetapkan nishab sebagai ukuran kekayaan seseorang.

Syarat-syarat nishab adalah sebagai berikut:

1. Harta tersebut di luar kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang, seperti makanan, pakaian,
tempat tinggal, kendaraan, dan alat yang dipergunakan untuk mata pencaharian.

2. Harta yang akan dizakati telah berjalan selama satu tahun (haul) terhitung dari hari kepemilikan
nishab dengan dalil hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Tidak ada zakat atas harta, kecuali yang telah melampaui satu haul (satu tahun).” (HR.
Tirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh al AlBani)

Dikecualikan dari hal ini, yaitu zakat pertanian dan buah-buahan. Karena zakat pertanian dan
buah-buahan diambil ketika panen. Demikian juga zakat harta karun (rikaz) yang diambil ketika
menemukannya.

Misalnya, jika seorang muslim memiliki 35 ekor kambing, maka ia tidak diwajibkan zakat karena
nishab bagi kambing itu 40 ekor. Kemudian jika kambing-kambing tersebut berkembang biak
sehingga mencapai 40 ekor, maka kita mulai menghitung satu tahun setelah sempurna nishab
tersebut.

Nishab, Ukuran dan Cara Mengeluarkan Zakatnya

1. Nishab emas

Nishab emas sebanyak 20 dinar. Dinar yang dimaksud adalah dinar Islam.
1 dinar = 4,25 gr emas
Jadi, 20 dinar = 85gr emas murni.

Dalil nishab ini adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Tidak ada kewajiban atas kamu sesuatupun – yaitu dalam emas – sampai memiliki 20 dinar. Jika
telah memiliki 20 dinar dan telah berlalu satu haul, maka terdapat padanya zakat ½ dinar.
Selebihnya dihitung sesuai dengan hal itu, dan tidak ada zakat pada harta, kecuali setelah satu
haul.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi)

Dari nishab tersebut, diambil 2,5% atau 1/40. Dan jika lebih dari nishab dan belum sampai pada
ukuran kelipatannya, maka diambil dan diikutkan dengan nishab awal. Demikian menurut
pendapat yang paling kuat.

Contoh:
Seseorang memiliki 87 gr emas yang disimpan. Maka, jika telah sampai haulnya, wajib atasnya
untuk mengeluarkan zakatnya, yaitu 1/40 x 87gr = 2,175 gr atau uang seharga tersebut.

2. Nishab perak

Nishab perak adalah 200 dirham. Setara dengan 595 gr, sebagaimana hitungan Syaikh Muhammad
Shalih Al Utsaimin dalam Syarhul Mumti’ 6/104 dan diambil darinya 2,5% dengan perhitungan
sama dengan emas.

3. Nishab binatang ternak

13
14

Syarat wajib zakat binatang ternak sama dengan di atas, ditambah satu syarat lagi, yaitu
binatanngya lebih sering digembalakan di padang rumput yang mubah daripada dicarikan
makanan.

“Dan dalam zakat kambing yang digembalakan di luar, kalau sampai 40 ekor sampai 120 ekor…”
(HR. Bukhari)

Sedangkan ukuran nishab dan yang dikeluarkan zakatnya adalah sebagai berikut:

a. Onta
Nishab onta adalah 5 ekor.
Dengan pertimbangan di negara kita tidak ada yang memiliki ternak onta, maka nishab onta tidak
kami jabarkan secara rinci -red.

b. Sapi
Nishab sapi adalah 30 ekor. Apabila kurang dari 30 ekor, maka tidak ada zakatnya.

Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:

Jumlah Sapi Jumlah yang dikeluarkan


30-39 ekor 1 ekor tabi’ atau tabi’ah
40-59 ekor 1 ekor musinah
60 ekor 2 ekor tabi’ atau 2 ekor tabi’ah
70 ekor 1 ekor tabi dan 1 ekor musinnah
80 ekor 2 ekor musinnah
90 ekor 3 ekor tabi’
100 ekor 2 ekor tabi’ dan 1 ekor musinnah

Keterangan:

1. Tabi’ dan tabi’ah adalah sapi jantan dan betina yang berusia setahun.
2. Musinnah adalah sapi betina yang berusia 2 tahun.
3. Setiap 30 ekor sapi, zakatnya adalah 1 ekor tabi’ dan setiap 40 ekor sapi, zakatnya adalah 1 ekor
musinnah.

c. Kambing

Nishab kambing adalah 40 ekor. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Jumlah Kambing Jumlah yang dikeluarkan


40 ekor 1 ekor kambing
120 ekor 2 ekor kambing
201 – 300 ekor 3 ekor kambing
> 300 ekor setiap 100, 1 ekor kambing

4. Nishab hasil pertanian

Zakat hasil pertanian dan buah-buahan disyari’atkan dalam Islam dengan dasar firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala, “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya
(yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Qs. Al-An’am: 141)
14
15

Adapun nishabnya ialah 5 wasaq, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Zakat itu tidak ada yang kurang dari 5 wasaq.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Satu wasaq setara dengan 60 sha’ (menurut kesepakatan ulama, silakan lihat penjelasan Ibnu Hajar
dalam Fathul Bari 3/364). Sedangkan 1 sha’ setara dengan 2,175 kg atau 3 kg. Demikian menurut
takaaran Lajnah Daimah li Al Fatwa wa Al Buhuts Al Islamiyah (Komite Tetap Fatwa dan
Penelitian Islam Saudi Arabia). Berdasarkan fatwa dan ketentuan resmi yang berlaku di Saudi
Arabia, maka nishab zakat hasil pertanian adalah 300 sha’ x 3 kg = 900 kg. Adapun ukuran yang
dikeluarkan, bila pertanian itu didapatkan dengan cara pengairan (atau menggunakan alat
penyiram tanaman), maka zakatnya sebanyak 1/20 (5%). Dan jika pertanian itu diairi dengan hujan
(tadah hujan), maka zakatnya sebanyak 1/10 (10%). Ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.

“Pada yang disirami oleh sungai dan hujan, maka sepersepuluh (1/10); dan yang disirami dengan
pengairan (irigasi), maka seperduapuluh (1/20).” (HR. Muslim 2/673)

Misalnya: Seorang petani berhasil menuai hasil panennya sebanyak 1000 kg. Maka ukuran zakat
yang dikeluarkan bila dengan pengairan (alat siram tanaman) adalah 1000 x 1/20 = 50 kg. Bila
tadah hujan, sebanyak 1000 x 1/10 = 100 kg

5. Nishab barang dagangan

Pensyariatan zakat barang dagangan masih diperselisihkan para ulama. Menurut pendapat yang
mewajibkan zakat perdagangan, nishab dan ukuran zakatnya sama dengan nishab dan ukuran zakat
emas.

Adapun syarat-syarat mengeluarkan zakat perdagangan sama dengan syarat-syarat yang ada pada
zakat yang lain, dan ditambah dengan 3 syarat lainnya:

1) Memilikinya dengan tidak dipaksa, seperti dengan membeli, menerima hadiah, dan yang
sejenisnya.
2) Memilikinya dengan niat untuk perdagangan.
3) Nilainya telah sampai nishab.

Seorang pedagang harus menghitung jumlah nilai barang dagangan dengan harga asli (beli), lalu
digabungkan dengan keuntungan bersih setelah dipotong hutang.

Misalnya: Seorang pedagang menjumlah barang dagangannya pada akhir tahun dengan jumlah
total sebesar Rp. 200.000.000 dan laba bersih sebesar Rp. 50.000.000. Sementara itu, ia memiliki
hutang sebanyak Rp. 100.000.000. Maka perhitungannya sebagai berikut:

Modal – Hutang:

Rp. 200.000.000 – Rp. 100.000.000 = Rp. 100.000.000

Jadi jumlah harta zakat adalah:

Rp. 100.000.000 + Rp. 50.000.000 = Rp. 150.000.000

Zakat yang harus dibayarkan:

Rp. 150.000.000 x 2,5 % = Rp. 3.750.000

6. Nishab harta karun

Harta karun yang ditemukan, wajib dizakati secara langsung tanpa mensyaratkan nishab dan haul,
berdasarkan keumuman sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

15
16

“Dalam harta temuan terdapat seperlima (1/5) zakatnya.” (HR. Muttafaqun alaihi)

Cara Menghitung Nishab

Dalam menghitung nishab terjadi perbedaan pendapat. Yaitu pada masalah, apakah yang dilihat
nishab selama setahun ataukah hanya dilihat pada awal dan akhir tahun saja?

Imam Nawawi berkata, “Menurut mazhab kami (Syafi’i), mazhab Malik, Ahmad, dan jumhur,
adalah disyaratkan pada harta yang wajib dikeluarkan zakatnya – dan (dalam mengeluarkan
zakatnya) berpedoman pada hitungan haul, seperti: emas, perak, dan binatang ternak- keberadaan
nishab pada semua haul (selama setahun). Sehingga, kalau nishab tersebut berkurang pada satu
ketika dari haul, maka terputuslah hitungan haul. Dan kalau sempurna lagi setelah itu, maka
dimulai perhitungannya lagi, ketika sempurna nishab tersebut.” (Dinukil dari Sayyid Sabiq dari
ucapannya dalam Fiqh as-Sunnah 1/468). Inilah pendapat yang rajih (paling kuat -ed) insya Allah.
Misalnya nishab tercapai pada bulan Muharram 1423 H, lalu bulan Rajab pada tahun itu ternyata
hartanya berkurang dari nishabnya. Maka terhapuslah perhitungan nishabnya. Kemudian pada
bulan Ramadhan (pada tahun itu juga) hartanya bertambah hingga mencapai nishab, maka dimulai
lagi perhitungan pertama dari bulan Ramadhan tersebut. Demikian seterusnya sampai mencapai
satu tahun sempurna, lalu dikeluarkannya zakatnya. Demikian tulisan singkat ini, mudah-mudahan
bermanfaat.

***

Diringkas dari tulisan: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.


Dipublikasikan ulang oleh www.muslim.or.id

Dukung pendidikan Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus
shalih dengan mendukung pembangunan SDIT YaaBunayya Yogyakarta http://bit.ly/YaaBunayya

Print PDF

Alhamdulillah bermanfaat

Biasa saja

In this article

 Fiqh dan Muamalah


 Tazkiyatun Nufus
 Zakat Harta

16
17

Kholid Syamhudi, Lc.

Alumni S1 Jusuran Hadits Universitas Islam Madinah, pembina Pondok Pesantren Ibnu Abbas
Sragen, pengajar Pondok Pesantren Al Ukhuwwah Sukoharjo, pembina Komunitas Pengusaha
Muslim Indonesia

Join the Conversation

https://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_profesi

Zakat profesi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah
mencapai nisab. Profesi tersebut misalnya pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris,
akuntan, artis, dan wiraswasta.

Daftar isi
 1 Latar belakang masalah
 2 Waktu Pengeluaran
 3 Nisab
 4 Kadar Zakat
 5 Perhitungan Zakat
 6 Pranala luar dan referensi

Latar belakang masalah


Adapun orang orang yang mensyariatkan zakat profesi memiliki alasan sebagai berikut: Berbeda
dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan dan perdagangan, sumber pendapatan dari
profesi tidak banyak dikenal pada masa generasi terdahulu. Oleh karena itu pembahasan mengenai
tipe zakat profesi tidak dapat dijumpai dengan tingkat kedetilan yang setara dengan tipe zakat yang
lain. Namun bukan berarti pendapatan dari hasil profesi terbebas dari zakat, karena zakat secara
hakikatnya adalah pungutan terhadap kekayaan golongan yang memiliki kelebihan harta untuk
diberikan kepada golongan yang membutuhkan.

Referensi dari Al Qur'an mengenai hal ini dapat ditemui pada surat Al Baqarah ayat 267:

17
18

"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu
memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji"

Waktu Pengeluaran
Berikut adalah beberapa perbedaan pendapat ulama mengenai waktu pengeluaran dari zakat
profesi:

1. Pendapat As-Syafi'i dan Ahmad mensyaratkan haul (sudah cukup setahun) terhitung dari kekayaan
itu didapat
2. Pendapat Abu Hanifah, Malik dan ulama modern, seperti Muh Abu Zahrah dan Abdul Wahab
Khalaf mensyaratkah haul tetapi terhitung dari awal dan akhir harta itu diperoleh, kemudian pada
masa setahun tersebut harta dijumlahkan dan kalau sudah sampai nisabnya maka wajib
mengeluarkan zakat.
3. Pendapat ulama modern seperti Yusuf Qardhawi tidak mensyaratkan haul, tetapi zakat
dikeluarkan langsung ketika mendapatkan harta tersebut. Mereka mengqiyaskan dengan Zakat
Pertanian yang dibayar pada setiap waktu panen. (haul:lama pengendapan harta)

Nisab
Nisab zakat pendapatan/profesi mengambil rujukan kepada nisab zakat tanaman dan buah-buahan
sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520 kg beras. Hal ini berarti bila harga beras
adalah Rp 4.000/kg maka nisab zakat profesi adalah 520 dikalikan 4000 menjadi sebesar Rp
2.080.000. Atau SyuhadaJHS'017

Kadar Zakat
Penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini, ia berbeda dengan tanaman, dan
lebih dekat dengan emas dan perak. Oleh karena itu kadar zakat profesi yang diqiyaskan dengan
zakat emas dan perak, yaitu 2,5% dari seluruh penghasilan kotor. Hadits yang menyatakan kadar
zakat emas dan perak adalah:

“Bila engkau memiliki 20 dinar emas, dan sudah mencapai satu tahun, maka zakatnya setengah
dinar (2,5%)” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Al-Baihaqi).

Perhitungan Zakat
Menurut Yusuf Qardhawi perhitungan zakat profesi dibedakan menurut dua cara:

1. Secara langsung, zakat dihitung dari 2,5% dari penghasilan kotor secara langsung, setelah
penghasilan diterima. Metode ini lebih tepat dan adil bagi mereka yang tidak mempunyai
tanggungan/ kecil tanggungannya. Contoh: Seseorang yang masih lajang dengan penghasilan Rp
3.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayar zakat sebesar: 2,5% X 3.000.000=Rp 75.000 per
bulan atau Rp 900.000 per tahun.
2. Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok, zakat dihitung 2,5% dari gaji setelah dipotong dengan
kebutuhan pokok. Metode ini lebih adil diterapkan oleh mereka yang mempunyai tanggungan.
Contoh: Seseorang yang sudah berkeluarga dan punya anak dengan penghasilan Rp 3.000.000,-
dengan pengeluaran untuk kebutuhan pokok Rp 1.500.000 tiap bulannya, maka wajib membayar
zakat sebesar : 2,5% X (3.000.000-1.500.000)=Rp 37.500 per bulan atau Rp 450.000,- per tahun.
Dengan catatan, apabila sudah mencapai nisab. Dalam contoh ini Rp. 1.500.000 seolah-olah sudah
mencapai nisab.

Pranala luar dan referensi


18
19

 (Indonesia) [http://bmh.or.id/
 (Indonesia) Fatwa Seputar Zakat Profesi
 (Indonesia) Zakat Profesi Menurut BAZNAS

[sembunyikan]

 l
 b
 s

Jenis-jenis Zakat

Zakat Hasil pertanian • Hewan ternak • Profesi • Harta perniagaan • Emas dan perak • Barang temuan
maal • Hasil tambang

Zakat
Fitrah
pribadi

Penjelasan Singkat Zakat penghasilan atau zakat profesi (Indonesia) [1]

Kategori:

 Zakat

https://id.wikipedia.org/wiki/Zakat

Zakat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini adalah bagian dari seri tentang:

Aqidah

Rukun Islam (Sunni)[tampilkan]

Rukun Iman (Sunni)[tampilkan]

Eskatologi Islam

 l
 b
 s

19
20

Artikel ini adalah bagian dari seri tentang:

Fikih

Ekonomi[sembunyikan]

 Zakat
 Jizyah
 Nisab
 Khumus
 Sedekah (Wakaf)
 Baitul Mal

Perbankan syariah[tampilkan]

Waris[tampilkan]

Politik[tampilkan]

Nikah[tampilkan]

Seksual[tampilkan]

Kriminal[tampilkan]

Etika[tampilkan]

Teologi[tampilkan]

Higenitas[tampilkan]

Makanan & Minuman[tampilkan]

Militer[tampilkan]

20
21

Pendidikan Islam

 l
 b
 s

Zakat (Bahasa Arab: ‫زكاة‬transliterasi: Zakah) dalam segi istilah adalah harta tertentu yang
wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak
menerimanya (fakir miskin dan sebagainya).Zakat dari segi bahasa berarti bersih,suci,subur,berkat
dan berkembang.Menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Zakat merupakan
rukun ketiga dari rukun Islam.

Daftar isi
 1 Sejarah zakat
 2 Hukum zakat
 3 Jenis zakat
 4 Hak zakat
o 4.1 Penerima
o 4.2 Haram menerima
 5 Faedah zakat
o 5.1 Faedah agama
o 5.2 Faedah akhlak
o 5.3 Faedah kesosialan
 6 Hikmah zakat
 7 Zakat dalam Al Qur'an
 8 Organisasi Pengelola Zakat Nasional
 9 Catatan
 10 Referensi
 11 Bacaan lebih lanjut
 12 Pranala luar

Sejarah zakat
Setiap umat muslim diwajibkan memberikan sedekah dari rezeki yang dikaruniakan Allah.
Kewajiban ini tertulis di dalam Alquran. Pada awalnya, Alquran hanya memerintahkan untuk
memberikan sedekah (pemberian yang sifatnya bebas, tidak wajib). Namun, pada kemudian hari,
umat Islam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat menjadi wajib hukumnya sejak tahun 662
M. Nabi Muhammad melembagakan perintah zakat ini dengan menetapkan zakat bertingkat bagi
mereka yang kaya untuk meringankan beban kehidupan mereka yang miskin.[1] Sejak saat ini,
zakat diterapkan dalam negara-negara Islam. Hal ini menunjukan bahwa pada kemudian hari ada
pengaturan pemberian zakat, khususnya mengenai jumlah zakat tersebut.[2]

Pada zaman khilafah, zakat dikumpulkan oleh pegawai negara dan didistribusikan kepada
kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok itu adalah orang miskin, budak yang ingin membeli
kebebasan mereka, orang yang terlilit hutang dan tidak mampu membayar.[3] Syari'ah mengatur
dengan lebih detail mengenai zakat dan bagaimana zakat itu harus dibayarkan.

Hukum zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya
syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib fardhu atas setiap muslim yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti salat, haji, dan
puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat juga merupakan sebuah

21
22

kegiatan sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan umat manusia di mana pun.

Jenis zakat
Zakat terbagi atas dua jenis yakni:

 Zakat fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan suci Ramadan. Besar zakat ini
setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.
 Zakat maal (harta)
Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis
memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.

Hak zakat
Penerima

Ada delapan pihak yang berhak menerima zakat, tertera dalam Surah at-Taubah ayat 60 yakni:

 Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan
pokok hidup.
 Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk
hidup.[4]
 Amil - Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat.[5]
 Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan barunya.
 Hamba sahaya - Budak yang ingin memerdekakan dirinya
 Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk
memenuhinya.[6]
 Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah misal: dakwah, perang dan sebagainya.
 Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan.

Haram menerima

 Orang kaya dan orang yang masih memiliki tenaga.[7]


 Hamba sahaya yang masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
 Keturunan Nabi Muhammad (ahlul bait).[8]
 Orang yang dalam tanggungan dari orang yang berzakat, misalnya anak dan istri.

Faedah zakat
Zakat memiliki beberapa faedah yang sangat berguna bagi umat Islam, di antaranya faedah agama
(diniyyah), akhlak (khuluqiyah) dan kesosialan (ijtimaiyyah). Berikut penjelasan lebih rinci
mengenai faedah-faedahnya.

Faedah agama

1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari rukun Islam yang mengantarkan
seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya, akan
menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan.
3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana firman Allah,
yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah" (Al Baqarah: 276). Dalam
sebuah hadits muttafaq alaih, nabi juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan
ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa.
22
23

Faedah akhlak

1. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi pembayar zakat.
2. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada
saudaranya yang tidak punya.
3. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta maupun
raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan
menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya.
4. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.
5. Menjadi tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

Faedah kesosialan

1. Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir miskin yang
merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.
2. Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi mereka. Ini bisa
dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah mujahidin fi sabilillah.
3. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada dalam dada fakir
miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi
menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci
dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk
mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si
miskin.
4. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah.
5. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika harta
dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil manfaat.

Hikmah zakat
Hikmah dari zakat antara lain:

1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang miskin.
2. Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang berjuang dan
berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah.
3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan
6. Untuk pengembangan potensi ummat
7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.

Zakat dalam Al Qur'an


...dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'". (Al-
“ Baqarah 2:43) ”
Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi
“ mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta
bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari)
apa yang kamu simpan itu." (At-Taubah 9:35) ”
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
“ menyucikan mereka..." (At-Taubah 9:103) ”

23
24

...dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
“ pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang
serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (al-An'am 6:141) ”
Organisasi Pengelola Zakat Nasional
Saat ini terdapat 22 Organisasi Pengelola Zakat Nasional yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto untuk memudahkan pembayaran pajak.[9]

1. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)


2. Baitul Maal Hidayatullah
3. Baitul Mal Ummat Islam Bank Negara Indonesia (BAMUIS BNI)
4. Baitulmaal Muamalat (BMM)
5. Baituzzakah Pertamina
6. Bangun Sejahtera Mitra Umat (BSM Umat)
7. Dompet Dhuafa Republika
8. Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT)
9. LAZ Yayasan Amanah Takaful
10. LAZ Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia
11. LAZIS Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia
12. LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (LAZIS IPHI)
13. Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU)
14. LAZ Dana Sosial Islam( DSI )
15. Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal wat Tamwil (LAZNAS BMT)
16. Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU)
17. Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU)
18. Pusat Zakat Umat (LAZ Persatuan Islam)
19. Rumah Zakat Indonesia/ Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ)
20. Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF)

Catatan
1. ^ Smith, Huston.2001.Agama-agama Manusia. Jakarta: Obor.
2. ^ Heyneman, Stephen P.,2004.Islam and Social Policy. Nashville: Vanderbilt University Press.
3. ^ Gibb, H. A. R., 1957. Mohammedanism. London: Oxford University Press.
4. ^ Orang miskin bukanlah orang yang berkeliling kepada manusia dan bisa disuruh pulang oleh
sesuap makanan, atau dua suap makanan, atau satu kurma, atau dua kurma. Namun orang miskin
ialah orang yang tidak mempunyai kekayaan yang membuatnya kaya, tidak diketahui kemudian
perlu diberi sedekah, dan tidak meminta-minta manusia”. (Hadits riwayat Bukhari)
5. ^ Sedekah (zakat) tidak halal bagi orang kaya kecuali bagi lima orang petugasnya, orang yang
membeli zakat dengan hartanya, orang yang berhutang, pejuang di jalan Allah atau orang miskin
yang bersedekah dengannya kemudian menghadiahkannya kepada orang kaya”. (Hadits riwayat
Imam Ahmad)
6. ^ Meminta-minta tidak diperbolehkan kecuali bagi tiga orang: Orang yang sangat miskin, atau
orang yang berhutang banyak, atau orang yang menanggung diyat (ganti rugi karena luka, atau
pembunuhan).” (Hadits riwayat At-Timridzi dan ia meng-hasan-kannya)
7. ^ Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang kaya dan orang
yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
8. ^ Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah
(zakat)." (HR Muslim)
9. ^ Templat:Cite gov

Referensi
24
25

 P. Bearman ed. (2012). Encyclopaedia of Islam, Second Edition. Brill Online.


 Joseph J. Cordes, Robert D. Ebel, Jane Gravelle ed. (2005). Encyclopedia of Taxation and Tax
Policy. Urban Institute
 John L. Esposito ed. (2009). The Oxford Encyclopedia of the Islamic World. Oxford University Press.
 Jane Dammen McAuliffe ed. (2006). Encyclopaedia of the Qur'an. Vol. 5. Leiden, The Netherlands:
Brill Academic Publishers.
 Hunter, Shireen; Malik, Huma; Senturk, Recep (2005). Islam and Human Rights: Advancing a U.S.-
Muslim Dialogue. Center for Strategic and International Studies, 2005.

Bacaan lebih lanjut


 Mattson, Ingrid (2003). "Status-Based Definitions of Need in Early Islamic Zakat and Maintenance
Laws". Di Bonner, Michael David et al. Poverty and charity in Middle Eastern contexts. SUNY Press.
ISBN 978-0-7914-5737-5.
 Weiss, Holger (2002). "Zakāt and the Question of Social Welfare: An Introductory Essay on Islamic
Economics and Its Implications for Social Welfare". Di Weiss, Holger. Social welfare in Muslim
societies in Africa. Nordic Africa Institute. ISBN 978-91-7106-481-3.
 Panduan Pintar Zakat. H. A. Hidayat, Lc. & H. Hikmat Kurnia. "QultumMedia. Jakarta. 2008.".
 Fiqh al Zakah (Vol. I), Dr. Yusuf al Qardawi
 Zakat: A Warfare Funding Mechanism, http://micastore.com/Vanguard/PastIssues/2010April.pdf

Pranala luar
 Zakat page
 BAZNAS Web Page
 Zakat Calculation
 The Zakat Pages
 About Zakat, Baitulmaal Organization
 Zakat FAQ
 http://www.islamicaid.com/learning-zone/zakat-zakah
 Kalkulator zakat
 Hadits Bukhari tentang zakat

[tampilkan]

 l
 b
 s

Rukun Islam

[tampilkan]

 l
 b
 s

Jenis-jenis Zakat

Kategori:

 Ibadah Islam
 Rukun Islam
 Istilah ekonomi Islam
 Kata dan frasa Arab
 Filantropi

25
26

https://www.rumahzakat.org/kalkulator-zakat/
Penghasilan per Bulan

Bonus Pendapatan dan Lain-lain (per Bulan)

Pengeluaran Kebutuhan Pokok (termasuk hutang jatuh tempo) per Bulan

Harga Beras Saat Ini (per kg) *

11.449

NISHAB (520 kg beras)

5.953.480

WAJIB MEMBAYAR ZAKAT PROFESI

JUMLAH ZAKAT PROFESI PERBULAN

JUMLAH ZAKAT PROFESI PERTAHUN

* Sumber : BPS

https://www.rumahzakat.org/kalkulator-zakat/
Modal yang Diputar Selama 1 Tahun
0

Keuntungan Selama 1 Tahun


0

Piutang Dagang
0

Hutang Jatuh Tempo


0

Kerugian Selama 1 Tahun


0

Harga Emas Saat Ini


525.623

26
27

NISHAB (85 gram)


44.677.989

WAJIB MEMBAYAR ZAKAT PERDAGANGAN

JUMLAH ZAKAT PERDAGANGAN


0

https://www.rumahzakat.org/kalkulator-zakat/
Jumlah Emas yang Dimiliki dalam Gram
0

Harga Emas Saat Ini


525.623

NISHAB (85 gram)


44.677.989

WAJIB MEMBAYAR ZAKAT EMAS

JUMLAH ZAKAT EMAS


0

https://www.rumahzakat.org/kalkulator-zakat/#accordion-4
Saldo Tabungan
0

Bagi Hasil *)
0

Harga Emas Saat Ini


525.623

NISHAB (85 gram)


44.677.989

WAJIB MEMBAYAR ZAKAT TABUNGAN

JUMLAH ZAKAT TABUNGAN


0

*) Zakat hanya bisa dikeluarkan dari hasil investasi yang halal

https://www.rumahzakat.org/zakat/zakat-profesi/

Zakat Profesi

Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi bila telah mencapai nishab.

Menurut Yusuf Qorodhowi, sangat dianjurkan untuk menghitung zakat dari pendapatan kasar
(brutto), untuk lebih menjaga kehati-hatian.

27
28

Nisab sebesar 5 wasaq / 652,8 kg gabah setara 520 kg beras. Besar zakat profesi yaitu 2,5 %.
Terdapat 2 kaidah dalam menghitung zakat profesi

1. Menghitung dari pendapatan kasar (brutto)


Besar Zakat yang dikeluarkan = Pendapatan total (keseluruhan) x 2,5 %
2. Menghitung dari pendapatan bersih (netto)
1. Pendapatan wajib zakat=Pendapatan total – Pengeluaran perbulan*
2. Besar zakat yang harus dibayarkan=Pendapatan wajib zakat x 2,5 %

Keterangan :
* Pengeluaran per bulan adalah pengeluaran kebutuhan primer (sandang, pangan, papan )
* Pengeluaran perbulan termasuk : Pengeluaran diri , istri, 3 anak, orang tua dan Cicilan Rumah.
Bila dia seorang istri, maka kebutuhan diri, 3 anak dan cicilan Rumah tidak termasuk dalam
pengeluaran perbulan.

https://www.dompetdhuafa.org/page_campaign/38/zakat_profesi
Zakat Profesi

Detail

A. Dasar Hukum
Allah swt berfirman, “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bagian” (QS. adz-Dzâriyât[51]: 19); “Dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya” (QS. al-Hadîd[57]: 7);
“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah (zakat) sebagian dari hasil usahamu yang baik-
baik” (QS. al-Baqarah[2]: 267).
Rasulullah saw bersabda, “Bila suatu kaum enggan mengeluarkan zakat, Allah akan menguji
mereka dengan kekeringan dan kelaparan” (HR. Tabrani); “Bila zakat bercampur dengan harta
lainnya, ia akan merusak harta itu” (HR. al-Bazzar dan Baihaqi).

B. Hasil Profesi
Hasil profesi merupakan sumber pendapatan orang-orang masa kini, seperti pegawai negeri,
swasta, konsultan, dokter, dan notaris. Para ahli fikih kontemporer bersepakat bahwa hasil profesi
termasuk harta yang harus dikeluarkan zakatnya, mengingat zakat pada hakikatnya adalah
pungutan harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin di
antara mereka (sesuai dengan ketentuan syarak).
Walaupun demikian, jika hasil profesi seseorang tidak mencukupi kebutuhan hidup (diri dan
keluarga)nya, ia lebih pantas menjadi mustahiq (penerima zakat). Sedang jika hasilnya sekadar
untuk menutupi kebutuhan hidupnya, atau lebih sedikit, ia belum juga terbebani kewajiban zakat.
Kebutuhan hidup yang dimaksud adalah kebutuhan pokok, yaitu pangan, sandang, papan,
pendidikan, kesehatan, dan biaya yang diperlukan untuk menjalankan profesinya.
28
29

C. Ketentuan Zakat Profesi


Zakat profesi memang belum familiar dalam khazanah keilmuan Islam klasik. Maka dari itu, hasil
profesi dikategorikan sebagai jenis harta wajib zakat berdasarkan kias (analogi) atas kemiripan
(syabbah) terhadap karakteristik harta zakat yang telah ada, yakni: (1) model memperoleh harta
penghasilan (profesi) mirip dengan panen (hasil pertanian), sehingga harta ini dapat dikiaskan
pada zakat pertanian berdasarkan nisab (653 kg gabah kering giling atau setara dengan 522 kg
beras) dan waktu pengeluaran zakatnya (setiap kali panen), (2) model harta yang diterima sebagai
penghasilan berupa uang, sehingga jenis harta ini dapat dikiaskan pada zakat harta (simpanan atau
kekayaan) berdasarkan kadar zakat yang harus dibayarkan (2,5%). Dengan demikian, apabila hasil
profesi seseorang telah memenuhi ketentuan wajib zakat, ia berkewajiban menunaikan zakatnya.

Contoh menghitung zakat profesi :


Abdul Baqi adalah seorang karyawan swasta yang berdomisili di Bogor. Ia mempunyai seorang
istri dan dua orang anak yang masih kecil. Penghasilan per bulannya adalah Rp 5.000.000,-.
1. Pendapatan gaji per bulan Rp 5.000.000,-
2. Nisab 522 kg beras @Rp 7.000 (relatif) Rp 3.654.000,-
3. Rumus zakat = (2,5% x besar gaji per bulan),-
4. Zakat yang harus ditunaikan Rp 125.000,-
Zakat profesi juga bisa diakumulasikan dalam satu tahun. Caranya, jumlah pendapatan gaji berikut
bonus dan lainnya dikalikan satu tahun kemudian apabila hasilnya mencapai nisab, selanjutnya
dikalikan dengan kadar zakat 2,5%.

5. Jadi, Rp 5.000.000,- x 13 = Rp 65.000.000,-

6. Jumlah zakatnya adalah 65.000.000,- x 2.5% = Rp 1.625.000,-

Masih Bingung menghitung Zakat Profesi? gunakan saja fitur kalkulator zakat disini

29

Anda mungkin juga menyukai