Anda di halaman 1dari 7

Nama : Liski Damayanti

NPM : F0G021011

Matkul : Pendidikan Agama Islam

· Nisab Emas

Syarat wajib zakat mal Mengeluarkan zakat mal bagi yang sudah memenuhi syarat hukumnya
adalah wajib. Kewajiban zakat bagi umat muslim yang mampu tercantum jelas dalam Surat at-
Taubah pada ayat 60, ayat 71, dan ayat 103. Lalu Albaqarah ayat 43. Syarat wajib seseorang
mengeluarkan zakat mal antara lain berakal (sadar/tidak gila), sudah baligh, memiliki harta
sendiri, dan sudah mencapai nisab.

Zakat dikeluarkan dari harta yang dimiliki. Akan tetapi, tidak semua harta terkena kewajiban
zakat. Syarat dikenakannya zakat atas harta di antaranya: Harta tersebut merupakan barang halal
dan diperoleh dengan cara yang halal Harta tersebut dimiliki penuh oleh pemiliknya Harta
tersebut merupakan harta yang dapat berkembang Harta tersebut mencapai nishab sesuai jenis
hartanya; Harta tersebut melewati haul Pemilik harta tidak memiliki hutang jangka pendek yang
harus dilunasi. Perhitungan zakat mal Perhitungan besaran zakat mal adalah dengan mengalikan
jumlah harta dengan 2,5 persen, jika harta telah memenuhi syarat nisab (berapa zakat mal yang
harus dikeluarkan). Nisab zakat adalah batasan antara apakah kekayaan itu wajib zakat atau tidak.
Jika harta yang dimiliki seseorang telah mencapai nisab, maka kekayaan tersebut wajib zakat.
Jika belum mencapai nisab, maka tidak wajib zakat. Baca juga: Pengertian Zakat Fitrah, Hukum

Nisab zakat adalah batasan antara apakah kekayaan itu wajib zakat atau tidak. Jika harta yang
dimiliki seseorang telah mencapai nisab, maka kekayaan tersebut wajib zakat. Jika belum
mencapai nisab, maka tidak wajib zakat.

Untuk nisab atau syarat jumlah minimum zakat maal adalah 85 gram jika harta dalam bentuk
emas. Sementara apabila dalam bentuk harta lain, maka dihitung setara harga emas 85 gram dari
nisab tersebut diambil 2,5 persen sebagai adar zakat maal. Berapa zakat mal yang harus
dikeluarkan? Sebagai contoh untuk zakat kekayaan atau penghasilan nisab yang berlaku adalah
85 gram emas. Jika harga emas per gram saat ini adalah Rp 900.000, maka batas nisab adalah Rp
76.500.000. Jika seorang muslim memiliki kekayaan minimal Rp 76.500.000 atau setara 85 gram
emas dan sudah mengendap selama setahun (mencapai haul), maka wajib menunaikan zakat.
Besaran zakat artinya yang harus dibayar adalah 2,5 persen dikalikan dengan jumlah harta yang
disimpan. Jika perhitungan zakat mal menggunakan penghasilan, maka hitungannya yakni jumlah
penghasilan dalam satu tahun dikalikan dengan 2,5 persen.

· Nisab Perniagaan
Berikut adalah ketentuan terkait tipe zakat ini:
1. Berjalan 1 tahun ( haul ), Pendapat Abu Hanifah lebih kuat dan realistis yaitu dengan
menggabungkan semua harta perdagangan pada awal dan akhir dalam satu tahun
kemudian dikeluarkan zakatnya.
2. Nishab zakat perdagangan sama dengan nishab emas yaitu 20 Dinar atau senilai 85 gr
emas
3. Kadarnya zakat sebesar 2,5 %
4. Dapat dibayar dengan uang atau barang
5. Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan.
6. Pada badan usaha yang berbentuk serikat (kerjasama), maka jika semua anggota serikat
tersebut beragama Islam, zakat dikeluarkan lebih dulu sebelum dibagikan kepada pihak-
pihak yang berserikat. Tetapi jika anggota serikat terdapat orang yang non muslim, maka
zakat hanya dikeluarkan dari anggota serikat muslim saja (apabila jumlahnya lebih dari
nisab).

1. Perhitungan zakat
Perhitungan besaran zakat perniagaan dalam rumus sederhana adalah sebagai berikut:

Besar zakat = [(Modal diputar + Keuntungan + piutang yang dapat dicairkan) - (hutang +
kerugian)] x 2,5 %

Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan, industri, agroindustri, ataupun jasa,
dikelola secara individu maupun badan usaha (seperti PT, CV, Yayasan, Koperasi, Dll) nisabnya
adalah 20 dinar emas (setara dengan 85 gram emas murni). Artinya jika suatu badan usaha pada
akhir tahun (tutup buku) memiliki kekayaan (modal kerja dan untung) lebih besar atau setara
dengan 85 gram emas (asumsi jika per-gram Rp 75.000,- = Rp 6.375.000,-), maka ia wajib
mengeluarkan zakat sebesar 2,5 % Contoh: Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per
Januari tahun 1995 dengan keadaan sbb:
· Sofa atau Mebel belum terjual 5 set Rp 10.000.000
· Uang tunai Rp 15.000.000
· Piutang Rp 2.000.000
· Jumlah Rp 27.000.000
· Utang & Pajak Rp 7.000.000
· Saldo Rp 20.000.000
· Besar zakat = 2,5 % x Rp 20.000.000,- = Rp 500.000,-

Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan atau lemari, etalase pada
toko, dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati sebab termasuk kedalam kategori barang tetap
(tidak berkembang).

2. Perhitungan untuk perusahaan jasa

Untuk usaha yang bergerak dibidang jasa, seperti perhotelan, penyewaan apartemen, taksi,
penyewaan mobil, bus/truk, kapal laut, pesawat udara, dll, terdapat dua cara perhitungan zakat:
Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta kekayaan perusahaan dihitung,
termasuk barang (harta) penghasil jasa, seperti taksi, kapal, hotel, dll, kemudian keluarkan
zakatnya 2,5 %.
Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung dari hasil bersih yang diperoleh
usaha tersebut selama satu tahun, kemudian zakatnya dikeluarkan 10%. Hal ini diqiyaskan
dengan perhitungan zakat hasil pertanian, dimana perhitungan zakatnya hanya didasarkan pada
hasil pertaniannya, tidak dihitung harga tanahnya.

· Nisab Perkebunan atau Ladang

1. Jenis Zakat Hasil Pertanian dan Perkebunan Berdasarkan Keadaannya

Pada dasarnya tidak semua hasil pertanian dan perkebunan dikenai kewajiban berzakat. Selain
ditetapkan berdasarkan nisab-nya, zakat hasil bumi ini juga dapat ditinjau dari 3 keadaan. Dari 3
kondisi ini bisa diketahui bagaimana hukum zakatnya.
Ada perbedaan pendapat mengenai wajib atau tidaknya zakat dalam ketiga kondisi di atas.
Namun menurut Syaikh Ibnu Utsaimin, jika ada unsur keteledoran dari pemiliknya, maka zakat
tetap wajib dibayarkan. Jika tidak, maka tidak ada kewajiban mengganti zakat hasil pertanian dan
perkebunan tersebut.

a. Lenyap atau hilang sebelum waktunya. Yakni kondisi sebelum biji-bijian masak atau
buah yang dipanen layak konsumsi maka tidak ada kewajiban zakat atasnya.
b. Lenyap atau hilang setelah masa wajib dibayarkan zakatnya, tapi belum disimpan di
tempat penyimpanan. Jika hal ini terjadi karena sengaja, maka pemilik tetap wajib
membayarkan zakatnya. Jika tidak, maka tidak ada kewajiban mengganti zakatnya.
c. Lenyap atau hilang setelah hasil panen disimpan.

2. Jenis Zakat Berdasarkan Sistem Pengairannya

Pembagian zakat hasil pertanian dan perkebunan berdasarkan sistem pengairan ini akan
menentukan besaran presentase zakat yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya. Jika ditinjau dari
sistem pengairannya, dapat dirinci ke dalam 5 kondisi yakni:

a. Lahan yang disiram tanpa biaya. Artinya, semua lahan yang pengairannya dengan
sistem tadah hujan atau menggunakan sungai/mata air di sekitarnya, maka nilai zakat
yang harus dikeluarkan adalah 10% dari nilai hasil panen di tahun tersebut.
b. Lahan yang irigasinya dengan pembiayaan. Adapun lahan pertanian yang sistem
irigasinya berbiaya, maka kewajiban zakat yang dikenakan adalah sebesar
seperduapuluh atau 5% dari hasil panen keseluruhan.
c. Lahan yang irigasinya sistem campuran. Ada lahan pertanian yang sistem irigasinya
50% menggunakan pengairan alami dan 50% menggunakan irigasi berbayar.
Menurut kesepakatan ulama besaran zakat hasil pertanian dan perkebunan yang harus
dibayar adalah 7,5%.
d. Lahan yang irigasinya berbayar dan tidak berbayar bergantian. Misalnya, selain
dialiri irigasi berbayar, lahan juga terkena hujan. Hal ini perlu dilihat mana yang
lebih dominan. Jika tadah hujan lebih dominan, maka zakatnya adalah 10%. Jika
sebaliknya, maka zakatnya 5%.
e. Lahan yang tidak bisa dipastikan mana sistem irigasi yang dominan, wajib
dizakatkan sebesar 10%. Ini karena 10% merupakan nilai yang paling jelas untuk
lahan dengan pembiayaan berbayar.

· Nisab Peternakan

1. Kambing dan domba

Kambing baru wajib dizakatkan apabila pemilik memiliki sedikitnya 40 ekor kambing. Di bawah
jumlah ini tidak wajib dizakatkan.

Jumlah kambing Besar zakat


40 - 120 1 ekor kambing (2th) atau domba (1th)
121 - 200 2 ekor kambing / domba
210 - 300 3 ekor kambing / domba
301 - 400 4 ekor kambing / domba
4001 - 500 5 ekor kambing / domba

Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka zakatnya bertambah 1 ekor

2. Sapi dan kerbau


Sapi dan kerbau baru wajib dizakatkan apabila pemilik memiliki sedikitnya 30 ekor sapi. Di
bawah jumlah ini tidak wajib dizakatkan.

Jumlah sapi / kerbau Besar zakat


30 - 39 1 ekor sapi jantan / betina tabi’
40 - 59 1 ekor sapi jantan / betina musinnah’
60 - 69 2 ekor sapi jantan / betina tabi’
70 - 79 1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi’
80 - 89 2 ekor musinnah
90 - 99 3 ekor tabi’ (sapi berumur satu tahun atau memasuki tahun kedua)
100 - 109 2 ekor tabi’ dan 1 ekor musinnah (sapi berumur tahun atau memasuki
tahun ketiga)
110 - 119 2 ekor musinnah dan 1 ekor tabi’
120 - 129 3 ekor musinnah atau 4 ekor tabi’
130 – 160 s/d >> Setiap 30 ekor , 1 tabi ‘ dan setiap 40 ekor, 1 musinnah

Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor tabi'. Dan jika
setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor musinnah.

Keterangan:
a. tabi': sapi berumur 1 tahun (masuk tahun ke-2)
b. musinnah: sapi berumur 2 tahun (masuk tahun ke-3)

· Unta
Nisab unta adalah 5 ekor, di bawah jumlah itu peternak tidak wajib mengeluarkan Zakat atas
ternak tersebut

Jumlah unta Besaran Zakat


5-9 1 ekor kambing
10 - 14 2 ekor kambing
15 - 19 3 ekor kambing
20 -24 4 ekor kambing
25 -35 1 ekor bintu makhad betina (unta genap 1 tahun sampai 2 tahun)
36 - 45 1 ekor bintu labun ( genap 2 tahun masuk 3 tahun)
46 - 60 1 ekor hiqqoh ( genap 3 tahun masuk 4 tahun )

61 - 75 1 ekor jadz’ah ( genap 4 tahun masuk 5 tahun )


76 - 90 2 ekor bintu labun
91 – 120 2 ekor hiqqoh
121 - 129 3 ekor bint labun
130 - 139 1 ekor hiqqoh dan 1 ekor bint labun
140 - 149 2 ekor hiqqoh dan 1 ekor bint labun
150 - 159 3 ekor hiqqoh
160 - 169 4 ekor bint labun

170 - 179 3 ekor bint labun dan 2 ekor hiqqoh

· Ayam/unggas/ikan
Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan berdasarkan jumlah (ekor),
sebagaimana halnya unta, sapi, dan kambing. Tapi dihitung berdasarkan skala usaha. Nishab
ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1 Dinar = 4,25 gram emas murni)
atau sama dengan 85 gram emas. Artinya bila seorang beternak unggas atau perikanan, dan pada
akhir tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih
besar atau setara dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5 %.

Anda mungkin juga menyukai