Anda di halaman 1dari 22

ZAKAT ON INCOME

Definisi Income
 Income (pendapatan) didefinisikan sebagai
sejumlah harta yang didapatkan dari hasil kerja
atau dari hasil usaha yang dapat memberikan
manfaat .
 Hasil kerja biasanya diterima oleh seseorang yang
bekerja di bidang tertentu atau sebagai profesi
tertentu, contoh: karyawan, guru, dosen, dokter,
dll
 Hasil usaha yang bersifat memberikan manfaat,
contoh: rental mobil, penyewaan kos-kosan,
rumah, tanah, dll.
Zakat Profesi
 Zakat profesi adalah zakat atas penghasilan yang diperoleh
dari pengembangan potensi diri yang dimiliki seseorang
dengan cara yang sesuai syariat, seperti: upah kerja rutin,
profesi dokter, pengacara, arsitek, dll.

 Dari berbagai pendapat dinyatakan bahwa landasan zakat


profesi dianalogikan kepada zakat hasil pertanian yaitu
dibayarkan ketika mendapatkan hasilnya, demikian juga
dengan nishobnya yaitu sebesar 652,8 kg makanan pokok
(gabah) atau senilai 520 kg beras, dan dibayarkan dari
pendapatan kotor. Sedangkan tarifnya adalah dianalogikan
kepada zakat emas dan perak yaitu sebesar 2,5 %, atas dasar
kaidah “Qiyas Asysyabah”.
Q.S. Al baqarah: 267
‫ت َما َك َس ْبتُ ْم َو ِم َّمآَأ ْخ َرجْ نَا لَ ُكم‬
ِ ‫ين َءا َمنُوا َأنفِقُوا ِمن طَيِّبَا‬ َ ‫يَاَأيُّهَا الَّ ِذ‬
َ ُ‫يث ِم ْنهُ تُنفِق‬
‫ون‬ َ ِ‫ض َوالَ تَيَ َّم ُموا ْال َخب‬
ِ ْ
‫ر‬ ‫َْأل‬‫ِّم َن ا‬

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan


allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian
dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan jangan-
lah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan dari
padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya.
Landasan Zakat Profesi
 Ada beberapa pendapat yang muncul mengenai nishab
dan kadar zakat profesi, yaitu:
 1. Menganalogikan secara mutlak kedua kategori di atas
dengan hasil pertanian, baik nishab maupun kadar
zakatnya. Dengan demikian, nishab-nya adalah senilai
dengan hasil pertanian yaitu 653 kg gabah, tarifnya
5%, dan dikeluarkan setiap menerima hasil tersebut.
 2. Menganalogikan secara mutlak kedua kategori di atas
dengan zakat perdagangan atau emas. Nishab-nya 85
gram emas. Kadar zakatnya 2,5% dan dikeluarkan
setiap menerima. Kemudian, peng-hitungannya
diakumulasikan atau dibayar di akhir tahun.
Landasannya
Menganalogikan nishab zakat upah kerja/gaji
dengan nishab zakat hasil pertanian. Nishab-nya
senilai 652.8 kg gabah dan dikonversi ke dalam
makanan pokok, yaitu beras dengan penyusutan
20% dari gabah. Dari penyusutan ini
diperkirakan hasilnya menjadi 520 kg beras.

Sedangkan, kadar zakatnya dianalogikan dengan


emas yakni 2,5%. Hal tersebut berdasarkan
qiyas atas kemiripan (syabbah) terhadap
karakteristik harta zakat yang telah ada, yakni :
Model memperoleh harta penghasilan
(profesi) mirip dengan panen (hasil
pertanian). Dalam hal ini, maka harta ini
dapat di-qiyas-kan ke dalam zakat
pertanian berdasarkan nishab (652.8 kg
gabah kering giling atau setara dengan
520 kg beras) dan waktu pengeluaran
zakatnya (setiap kali panen).
     
Contoh: Hasil Profesi
Hasil Profesi (pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, notaries,
dll) merupakan sumber pendapatan (kasab) yang tidak banyak
dikenal di masa salaf (generasi terdahulu). Oleh karena itu, bentuk
kasab ini tidak banyak dibahas, khususnya yang berkaitan dengan
zakat. Lain halnya dengan bentuk kasab yang lebih populer saat itu,
seperti pertanian, peternakan dan perniagaan. Ketiga bidang ini
mendapat porsi pembahasan yang sangat memadai dan mendetail.
Meskipun demikian, bukan berarti harta yang di dapat dari hasil
profesi tersebut bebas dari zakat. Hal ini disebabkan, zakat pada
hakekatnya adalah pungutan harta yang diambil dari orang-orang
mampu untuk dibagikan kepada orang-orang miskin diantara
mereka (sesuai dengan ketentuan syara’). Adapun istilah ulama
salaf bagi pendapatan rutin atau gaji yang didapatkan seseorang
biasa adalah a’thoyat. Sedangkan untuk profesi biasanya disebut
dengan al-maalul musthafaad.

8
Contoh: Hasil Profesi
Beberapa riwayat menjelaskan hal tersebut, diantaranya
adalah riwayat dari Ibnu Mas’ud, Mu’awiyah dan Umar bin
Abdul Aziz yang menjelaskan bahwa beliau mengambil
zakat dari a’thoyat, jawaiz (hadiah) dab al-madholim
(barang ghasab yang dikembalikan). Abu Ubaid
meriwayatkan,
“Adalah Umar bin Abdul Aziz memberi upah kepada
pekerjaannya dan mengambil zakatnya, dan apabila
mengembalikan al-madholim (barang ghasab yang
dikembalikan) diambil zakatnya, dan beliau juga
mengambil zakat dari a’thoyat (gaji rutin) yang diberikan
kepada yang menerimanya”.

9
Zakat Profesi
 Nishab Analogi zakat pertanian Qiyas
 Prosentase Analogi zakat emas Syabah
 Nishab  5 ausaq  520 kg beras 
dikeluarkan setiap panen/hasil  QS. 6:141
 Contoh : Gaji setiap bulan  zakat 2,5%

10
Zakat Pertanian
Nishab Dan Tarifnya
 Dari Jabir, dari Rasulullah saw “… Tidak wajib bayar zakat pada
kurma yang kurang dari 5 ausuq” (HR Muslim)
Dari hadist ini dijelaskan bahwa nishab zakat pertanian adalah 5
ausuq
 Ausuq jamak dari wasaq, 1 wasaq = 60 sha’, sedangkan 1 sha’
= 2,176 kg, maka 5 wasaq adalah 5 x 60 x 2,176 = 652,8 kg
 Hitungan tersebut adalah untuk makanan pokok atau gabah,
maka jika telah dijadikan beras, maka nishab tersebut menjadi
520 kg
 Sedangkan kadar zakat yang harus dikeluarkan berdasarkan
hadits dari Jabir (yang pertama) jika diairi oleh hujan atau
sungai 10 %, dan apabila diairi oleh pengairan 5 %
Beberapa alasan Kewajiban
Zakat Profesi, antara lain:
1. Ayat-ayat Qur’an yang bersifat umum yang
mewajibkan semua jenis harta dikeluarkan zakatnya
2. Berbagai pendapat para ulama terdahulu maupun
sekarang, meskipun dengan menggunakan istilah
yang berbeda. Sebagian dengan menggunakan
istilah yang bersifat umum yaitu al-amwaal,
sementara sebagian lagi secara khusus memberikan
istilah dengan istilah al-mustafad seperti teradapat
dalam fiqh zakat dan al-fiqh al-Islamy wa ‘Adillatuhu.

12
Beberapa alasan Kewajiban
Zakat Profesi, antara lain:
3. Dari sudut keadilan – yang merupakan ciri utama ajaran Islam –
penetapan kewajiban zakat pada setiapa harta yang dimiliki
akan terasa sangat jelas, dibandingkan dengan hanya
menetapkan kewajiban zakat pada komoditas-komoditas
tertentu saja yang konvensional. Petani yang saat ini kondisinya
secara umum kurang beruntung, tetapi harus berzakat, apabila
hasil pertaniannya telah mencapai nishab. Karena itu sangat
adil pula, apabila zakat pun bersifat wajib pada penghasilan
yang didapatkan para dokter, para ahli hukum, konsultan dalam
berbagai bidang, para dosen, para pegawai dan karyawan yang
memiliki gaji tinggi, dan profesi lainnya.

13
Beberapa alasan Kewajiban
Zakat Profesi, antara lain:
4. Sejalan dengan perkembangan kehidupan umat manusia, khususnya
dalam bidang ekonomi, kegiatan penghasilan melalui keahlian dan
profesi ini akan semakin berkembang dari waktu ke waktu. Bahkan
akan menjadi kegiatan ekonomi yang utama, seperti terjadi di
negara-negara industri sekarang ini. Penetapan kewajiban zakat
kepadanya, menunjukkan betapa hukum Islam sangat aspiratif dan
responsif terhadap perkembangan zaman.
Afif Abdul Fatah Thabari menyatakan bahwa aturan dalam Islam itu
bukan saja sekedar berdasarkan pada keadilan bagi seluruh umat
manusia, akan tetapi sejalan dengan kemaslahatan dan kebutuhan
hidup manusia, sepanjang zaman dan keadaan, walaupun zaman itu
bebeda dan berkembang dari waktu ke waktu.

14
Model bentuk harta yang diterima dari profesi tertentu
sebagai penghasilan berupa uang. Oleh sebab itu,
bentuk harta ini dapat di-qiyas-kan dalam zakat harta
(simpanan/kekayaan) berdasarkan kadar zakat yang
harus dibayarkan (2,5 %). Dengan demikian, hasil profesi
seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib
zakat, maka wajib baginya untuk menunaikan zakat.
Cara Penghitungannya
 Zakat penghasilan ialah yang dikeluarkan dari
penghasilan kita atau pendapatan yang didapatkan
dari hasil kerja kita, hal tersebut dapat dilakukan:
 Dengan cara mengakumulasikan pendapatan tiap bulan
yang mencapai nishab, kemudian ditunaikan zakatnya
pada akhir tahun
 Atau ditunaikan pada tiap bulan ketika kita
mendapatkannya
 Tarifnya adalah 2,5%, Sedangkan nishabnya adalah 520
kg beras dengan asumsi pendapataan kotor.
 Utang jangka panjang yang dicicil tiap bulan dapat
menjadi pengurang penghasilan.
Contoh Perhitungan Dalam Zakat Profesi :
Bang Jarwo menerima gaji 5 juta per bulan dan
penghasilan tambahan dari kios jualan pulsa dan
perdana sebesar 8 juta per bulan, maka total
penghasilan Bang Jarwo sebesar 13 juta tiap bulan.
Bang Jarwo membayar cicilan kredit apartemen
tidak bersubsidi pemerintah sebesar 5 juta per
bulan.
Contoh Perhitungan Dalam Zakat Profesi :
Harga beras sekilo yang biasa dikonsumsi yaitu sekitar
Rp. 12.000,- per kilogram, sehingga nisab zakatnya
adalah 520 x Rp. 12.000 = Rp. 6.240.000,-. Karena
Bang Jarwo penghasilan bersihnya 8 juta dan ada di
atas nisab, maka Bang Jarwo harus bayar zakat profesi
sebesar Rp. 8 juta x 2,5% = Rp. 200.000,- di bulan itu.
Untuk bulan selanjutnya dihitung kembali sesuai situasi
dan kondisi yang ada.
Contoh Perhitungan Dalam Zakat Profesi :
Nishab sebesar 85 gram emas, asumsi harga emas Rp.500.000.
Jadi nilai nishab sebesar 85 x Rp.500.000 = Rp. 42.500.000,00

Jumlah pendapatan perbulan Rp.5.000.000,

Penghitungannya adalah Rp.5.000.000 x 12 = Rp.60.000.000,00

zakat yang harus dikeluarkan jika dikeluarkan pertahun adalah


Rp.60.000.000 x 2,5% = Rp.1.500.000,00.

Jika dihitung perbulan, yang harus dikeluarkan zakatnya adalah


Rp.5.000.000 x 2,5% = Rp.125.000,00 atau sama dengan
Rp.1.500.000 : 12 = 125.000,00.
Zakat Hasil Manfaat
Sesuatu yang kita pergunakan tidak wajib dikenai
zakat sesuai dengan apa yang pernah
diungkapkan Rasulullah SAW. Adapun harta yang
tidak kita gunakan, tetapi harta tersebut
mendatangkan pemasukan seperti rumah yang
disewakan, atau tanah, atau barang lainnya, maka
hal tersebut dapat dikenai zakat, dan disebut
sebagai harta yang diambil manfaatnya.
Keputusan tersebut telah diambil oleh para ulama
dalam pertemuan pambahasan zakat di Kuwait
tahun
Zakat Hasil Manfaat
 Maka yang termasuk dalam katagori ini adalah:
 Pemasukan dari hasil kontrak rumah, atau
bangunan
 Pemasukan dari hasil menyewakan sarana
transportasi
 Pemasukan dari hasil ternak ayam telur dan yang
semisalnya
 Pemasukan dari hasil ternak yang dipekerjakan
atau diambil hasilnya
 Pemasukan dari hasil produk peternakan seperti
wool dan susu
 Pemasukan dari ternak lebah
 Pemasukan dari proyek tender bangunan dst
Zakat Hasil Manfaat
 Untuk menghitungnya hendaknya memperhitungkan
hal-hal berikut ini:
 Tarif zakat bagi harta yang diambil manfaatnya adalah
2,5 %
 Nishab yang ditentukannya adalah dianalogikan pada
nilai emas 85 gram
 Mengikuti haul dengan mengakumulasikan hasil yang
didapat selama setahun, jika sampai nishab, maka
wajib dikeluarkan zakatnya sesuai tarif diatas
 Biaya produksi langsung dan tidak langsung
dikurangkan atas hasil tersebut dengan selalu
berpedoman pada prinsip tidak berlebih-lebihan dalam
cost (biaya)
 Jika ada hutang yang berkaitan dengan produksi maka
hal tersebut dikurangkan atas hasil yang didapatkan.

Anda mungkin juga menyukai