Definisi Income
Income (pendapatan) didefinisikan sebagai
sejumlah harta yang didapatkan dari hasil kerja
atau dari hasil usaha yang dapat memberikan
manfaat .
Hasil kerja biasanya diterima oleh seseorang yang
bekerja di bidang tertentu atau sebagai profesi
tertentu, contoh: karyawan, guru, dosen, dokter,
dll
Hasil usaha yang bersifat memberikan manfaat,
contoh: rental mobil, penyewaan kos-kosan,
rumah, tanah, dll.
Zakat Profesi
Zakat profesi adalah zakat atas penghasilan yang diperoleh
dari pengembangan potensi diri yang dimiliki seseorang
dengan cara yang sesuai syariat, seperti: upah kerja rutin,
profesi dokter, pengacara, arsitek, dll.
8
Contoh: Hasil Profesi
Beberapa riwayat menjelaskan hal tersebut, diantaranya
adalah riwayat dari Ibnu Mas’ud, Mu’awiyah dan Umar bin
Abdul Aziz yang menjelaskan bahwa beliau mengambil
zakat dari a’thoyat, jawaiz (hadiah) dab al-madholim
(barang ghasab yang dikembalikan). Abu Ubaid
meriwayatkan,
“Adalah Umar bin Abdul Aziz memberi upah kepada
pekerjaannya dan mengambil zakatnya, dan apabila
mengembalikan al-madholim (barang ghasab yang
dikembalikan) diambil zakatnya, dan beliau juga
mengambil zakat dari a’thoyat (gaji rutin) yang diberikan
kepada yang menerimanya”.
9
Zakat Profesi
Nishab Analogi zakat pertanian Qiyas
Prosentase Analogi zakat emas Syabah
Nishab 5 ausaq 520 kg beras
dikeluarkan setiap panen/hasil QS. 6:141
Contoh : Gaji setiap bulan zakat 2,5%
10
Zakat Pertanian
Nishab Dan Tarifnya
Dari Jabir, dari Rasulullah saw “… Tidak wajib bayar zakat pada
kurma yang kurang dari 5 ausuq” (HR Muslim)
Dari hadist ini dijelaskan bahwa nishab zakat pertanian adalah 5
ausuq
Ausuq jamak dari wasaq, 1 wasaq = 60 sha’, sedangkan 1 sha’
= 2,176 kg, maka 5 wasaq adalah 5 x 60 x 2,176 = 652,8 kg
Hitungan tersebut adalah untuk makanan pokok atau gabah,
maka jika telah dijadikan beras, maka nishab tersebut menjadi
520 kg
Sedangkan kadar zakat yang harus dikeluarkan berdasarkan
hadits dari Jabir (yang pertama) jika diairi oleh hujan atau
sungai 10 %, dan apabila diairi oleh pengairan 5 %
Beberapa alasan Kewajiban
Zakat Profesi, antara lain:
1. Ayat-ayat Qur’an yang bersifat umum yang
mewajibkan semua jenis harta dikeluarkan zakatnya
2. Berbagai pendapat para ulama terdahulu maupun
sekarang, meskipun dengan menggunakan istilah
yang berbeda. Sebagian dengan menggunakan
istilah yang bersifat umum yaitu al-amwaal,
sementara sebagian lagi secara khusus memberikan
istilah dengan istilah al-mustafad seperti teradapat
dalam fiqh zakat dan al-fiqh al-Islamy wa ‘Adillatuhu.
12
Beberapa alasan Kewajiban
Zakat Profesi, antara lain:
3. Dari sudut keadilan – yang merupakan ciri utama ajaran Islam –
penetapan kewajiban zakat pada setiapa harta yang dimiliki
akan terasa sangat jelas, dibandingkan dengan hanya
menetapkan kewajiban zakat pada komoditas-komoditas
tertentu saja yang konvensional. Petani yang saat ini kondisinya
secara umum kurang beruntung, tetapi harus berzakat, apabila
hasil pertaniannya telah mencapai nishab. Karena itu sangat
adil pula, apabila zakat pun bersifat wajib pada penghasilan
yang didapatkan para dokter, para ahli hukum, konsultan dalam
berbagai bidang, para dosen, para pegawai dan karyawan yang
memiliki gaji tinggi, dan profesi lainnya.
13
Beberapa alasan Kewajiban
Zakat Profesi, antara lain:
4. Sejalan dengan perkembangan kehidupan umat manusia, khususnya
dalam bidang ekonomi, kegiatan penghasilan melalui keahlian dan
profesi ini akan semakin berkembang dari waktu ke waktu. Bahkan
akan menjadi kegiatan ekonomi yang utama, seperti terjadi di
negara-negara industri sekarang ini. Penetapan kewajiban zakat
kepadanya, menunjukkan betapa hukum Islam sangat aspiratif dan
responsif terhadap perkembangan zaman.
Afif Abdul Fatah Thabari menyatakan bahwa aturan dalam Islam itu
bukan saja sekedar berdasarkan pada keadilan bagi seluruh umat
manusia, akan tetapi sejalan dengan kemaslahatan dan kebutuhan
hidup manusia, sepanjang zaman dan keadaan, walaupun zaman itu
bebeda dan berkembang dari waktu ke waktu.
14
Model bentuk harta yang diterima dari profesi tertentu
sebagai penghasilan berupa uang. Oleh sebab itu,
bentuk harta ini dapat di-qiyas-kan dalam zakat harta
(simpanan/kekayaan) berdasarkan kadar zakat yang
harus dibayarkan (2,5 %). Dengan demikian, hasil profesi
seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib
zakat, maka wajib baginya untuk menunaikan zakat.
Cara Penghitungannya
Zakat penghasilan ialah yang dikeluarkan dari
penghasilan kita atau pendapatan yang didapatkan
dari hasil kerja kita, hal tersebut dapat dilakukan:
Dengan cara mengakumulasikan pendapatan tiap bulan
yang mencapai nishab, kemudian ditunaikan zakatnya
pada akhir tahun
Atau ditunaikan pada tiap bulan ketika kita
mendapatkannya
Tarifnya adalah 2,5%, Sedangkan nishabnya adalah 520
kg beras dengan asumsi pendapataan kotor.
Utang jangka panjang yang dicicil tiap bulan dapat
menjadi pengurang penghasilan.
Contoh Perhitungan Dalam Zakat Profesi :
Bang Jarwo menerima gaji 5 juta per bulan dan
penghasilan tambahan dari kios jualan pulsa dan
perdana sebesar 8 juta per bulan, maka total
penghasilan Bang Jarwo sebesar 13 juta tiap bulan.
Bang Jarwo membayar cicilan kredit apartemen
tidak bersubsidi pemerintah sebesar 5 juta per
bulan.
Contoh Perhitungan Dalam Zakat Profesi :
Harga beras sekilo yang biasa dikonsumsi yaitu sekitar
Rp. 12.000,- per kilogram, sehingga nisab zakatnya
adalah 520 x Rp. 12.000 = Rp. 6.240.000,-. Karena
Bang Jarwo penghasilan bersihnya 8 juta dan ada di
atas nisab, maka Bang Jarwo harus bayar zakat profesi
sebesar Rp. 8 juta x 2,5% = Rp. 200.000,- di bulan itu.
Untuk bulan selanjutnya dihitung kembali sesuai situasi
dan kondisi yang ada.
Contoh Perhitungan Dalam Zakat Profesi :
Nishab sebesar 85 gram emas, asumsi harga emas Rp.500.000.
Jadi nilai nishab sebesar 85 x Rp.500.000 = Rp. 42.500.000,00