Anda di halaman 1dari 10

Zakat on Investment

Zakat Perusahaan
Dalam fiqh Islam perusahaan dikenal dengan syirkah.
Pada era modern sekarang ini, perusahaan adalah
merupakan lambang kekuatan perekonomian, oleh sebab
itu tidak pantas membiarkan perusahaan terlepas dari
kewajiban zakat.
Pada dasarnya zakat adalah merupakan kewajiban
individu, sedangkan perusahaan adalah merupakan badan
hukum yuridicial personality (Syakhsiyyah I’tibariyyah),
tapi beberapa nash mendukung adanya zakat perusahaan
ini
Ketentuan Zakat Perusahaan
Dianalogikan pada zakat perniagaan, sesuai dengan
pendapat Muktamar Zakat Internasional, dan
berdasarkan pada pendapat ulama. Diantaranya adalah
Abu Ishaq Asy Syatibi,

“Hukumnya adalah seperti hukum zakat perdagangan,


karena dia memproduksi dan kemudian menjualnya, atau
menjadikan apa yang diproduksinya sebagai komoditas
perdagangannya, maka dia harus mengeluarkan zakatnya
tiap tahun dari apa yang dia miliki baik berupa stok barang
yang ada ditambah nilai dari hasil penjualan yang ada,
apabila telah mencapai nishabnya.”
Zakat Investasi
Zakat Investasi dalam istilah fiqh biasa disebut
Zakat “Almustaghillat” atau Al maal almustafaad
Zakat tersebut dikenakan terhadap harta yang
diperoleh dari dana investasi
Diantara bentuk usaha yang termasuk investasi
adalah; bangunan atau kantor yang disewakan,
saham, rental mobil, rumah kontrakan, dll
Analogi Zakat Investasi
Sebagian ulama Hanbali menganalogikan kedalam
zakat perdagangan, dengan tarif 2,5 % dan nishab 85
gram serta sampai haul
Sebagian ulama Maliki dan salaf seperti Ibnu
Masu’d, Ibnu Abbas dll menganalogikannya
kedalam zakat uang tapi diambil dari hasilnya saja,
tanpa mensyaratkan haul dikeluarkan ketika
menerimanya
Abu Zahrah, Abdul Wahab Kholaf & Yusuf
Qordhowi menganalogikannya kedalam zakat
pertanian yaitu dikeluarkan saat menghasilkan dari
hasilnya dengan tarif 5 % untuk penghasilan kotor
dan 10 % untuk penghasilan bersih
Zakat Investasi
Kebanyakan ulama kontemporer mengambil pendapat
yang kedua yaitu dizakati dari hasil bersih setelah
dikurangi dengan hutang lancar, dengan nishab senilai
85 gram emas dan tarif 2,5% mengikuti kaidah haul
Cara penghitungannya
Sama dengan pola penghitungan zakat perdagangan
Aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar
Nishab senilai 85 gram emas
Tarif 2,5%
ZAKAT DEPOSITO
Zakat simpanan deposito dihitung dari nilai pokoknya.
Misalnya seorang yang memiliki deposito pertanggal 1
Muharram Rp 200.000.000 dengan jumlah bagi hasil selama
setahun adalah Rp 3.500.000,-  
maka zakatnya adalah  

Nilai Pokok + Bagi hasil x 2,5 % 


( Asumsi Nisab : 85 gr x Rp. 500.000 = Rp. 42.500.000 ) 

Rp 200.000.000 + 3.500.000 = Rp. 203.500.000


Rp. 203.500.000 x 2.5 % = Rp 5.087.500  
Zakat Saham
Ny. Salamah memiliki 500.000 lembar saham PT. SCC .
Harga nominal Rp.5000,-per lembar . Pada akhir Bulan
Dzulhijjah 1436 H nilai buku tiap lembar saham
memperoleh deviden Rp. 300.- berapa zakatnya

Jawab 
Nilai Saham = ( 500.000 x Rp. 5000 )  = Rp. 2.500.000.000  
Deviden ( 500.000 x Rp. 300,- )  = Rp.    150.000.000  
Total     = Rp. 2.650.000.000 
Nisab : 85 gr x Rp. 500.000 = Rp 42.500.000 
Haul  : 1 Tahun
Contoh Soal
Cara menghitung  
(Nilai Saham + Deviden) x 2,5 % 
2.500.000.000 + 150.000.000 = Rp. 2.650.000.000
Rp. 2.650.000.000 x 2,5%  = Rp. 66.250.000 
 

Anda mungkin juga menyukai