Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 9 :

1. Dian Fatimah
(175221127)
2. Ika Sri Rahmawati
(175221129)
3. Tselitsa Fahma Addin
(175221139)
4. Astik Dwi Arini
(175221147)

“ Zakat Profesi “
Pengertian Profesi dan Zakat
Profesi

Dalam KBBI (1989 : 702)


disebutkan bahwa profesi
adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan, dan zakat profesi adalah
sebagainya) tertentu. zakat yang dikeluarkan
dari hasil usaha yang
halal yang dapat
mendatangkan hasil
(uang) yang relatif
banyak dengan cara
mudah, melalui suatu
Fachrudin (1996 : 23) profesi keahlian tertentu.
adalah segala usaha yang halal
yang mendatangkan hasil (uang)
yang relatif banyak dengan cara
yang mudah, baik melalui suatu
keahlian tertentu atau tidak.
Penelusuran Ushul Fiqih
terhadap Hukum Zakat Profesi

Hukum diwajiibkannya zakat penghasilan/profesi adalah


berdasarkan :

Q.S. Al-Baqarah Q.S. At-taubah


ayat 267 ayat 34
Wahai orang-orang yang beriman!
Infakkanlah sebagian hasil
usahamu yang baik-baik dan
sebagian dari apa yang kami
keluarkan dari bumi untukmu.
Janganlah kamu memilih yang
buruk untuk kamu keluarkan,
padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya, melainkan dengan
memicingkan mata (enggan)
terhadapnya. Dan ketahuilah
bahwa allah mahakaya, Maha
Terpuji.
Wahai orang-orang yang beriman!
Sesungguhnya banyak dari orang-
orang alim dan rahib-rahib mereka
benar-benar memakan harta
orang dengan jalan yang bathil,
dan (mereka) menghalang-halangi
(manusia) dari jalan Allah. Dan
orang-orang yang menyimpan
emas dan perak tidak
menginfakkannya dijalan Allah,
maka berikanlah kabar gembira
kepada mereka, (bahwa mereka
akan mendapat) azab yang pedih.
Pemikiran Ulama Tentang
Zakat Profesi
Imam Hanifah dan Imam
Muhammad al-Ghazali
Maliki
dalam karya al-islam wa al-
menyatakan bahwa harta
awda’al-iqtisadiyah
penghasilan itu dikeluarkan
sebagaimana dikutip Syahrin
zakatnya bila mencapai masa
Harahap menyatakan bahwa
setahun penuh. Sedangkan
penghasilan berupa jasa profesi
Imam Shafi’i berpendapat
wajib dikeluarkan zakatnya, dan
bahwa zakat profesi tidak wajib
nishabnya dipersamakan
dizakati
dengan nishab hasil pertanian.
Karakteristik Zakat Profesi

Aktivitas mihnah Aktivtias kepegawaian aktivitas hirfah


(profesi) adalah adalah melakukan suatu (wiraswasta) adalah
pelayanan seseorang pekerjaan apapun untuk pembuatan, perbaikan
terhadap orang lain/ orang lain (pemiliki atau perikatan beberapa
pihak lain dengan suatu pekerjaan) dan dibawah orang dan beberapa alat
imbalan berdasarkan perintahnya sesuai ringan. Sesuai dengan
kualifikasi ilmu, dengan akad kerja, yang akad kesepakatan atas
ketrampilan dan sebanding dengan upah sifat, syarat, upah dan
sertfikat/ ijazah yang yang telah ditentukan. waktu. Orang yang
diperolehnya. melakukan aktivitas ini
disebut dengan
mutharif.
Dari beberapa pendapat ahli fiqih kontemporer telah ditetapkan
oleh lembaga zakat internasional. Ini didasarkan atas :

1.
Wajib memotong pembiayaan untuk meraih pendapatan, nafkah pokok
kehidupan dan hutang, yang mana sebagian sarat tunduknya harta terhadap
zakat adalah ia merupakan kelebihan dari kebutuhan atau bebas dari hutang

2.

Sulit mengqiyaskan haul pada setiap kelompok keuangan dan


memperhitungkan nisab dalam dua sisi haul (awal dan akhir).

3.
Semakin besar usaha dan tenaga yang dikeluarkan untuk meraih pendapatan
maka tarif zakat semakin kecil dan ini terpenuhi dalam zakat profesi yang mana
harga zakatnya 2,5%
Lazimnya para ulama dalam berijtihad adalah dengan
menggunakan qiyas:

Sebagaian dari mereka


Sebagian lagi mengqiyaskan
berpendapat untuk
dengan zakat barang temuan
mengqiyaskan dengan zakat
(rikaz), jelas tidak ada nishab
hasil pertanian dan zakatnya
Sebagaian lagi mengqiyaskan langsung dikeluarkan zakatnya
dihitung atas dasar jika dengan
dengan zakat naqdain (emas dan saat memperolehnya sebesar
cara susah 5% dan jika diperoleh
perak) dan nisab zakat profesi 20%. Dengan demikian, bila hasil
dengan mudah zakatnya 10%
sebesar 85 gram emas dan wajib kerja (gaji, upah, honorarium)
pada waktu memperolehnya
dikeluarkan sebesar 2,5%. dari profesi seseorang
dan tidak disyaratkan haulnya.
Haulnya sebesar satu tahun. berapapun jumlahnya, sampai
Nisabnya juga diqiyaskan dengan
nishab atau tidak, wajib
harga 5 watsaq (sama dengan
dikeluarkan zakatnya sebesar
520 kg beras atau 653 kg gabah)
20%.
makanan pokok
– Contoh:
520 kg x Rp 10.000 = Rp 5.200.000 (sebagai nisab).
Misal, petani dalam setahun mengalami dua kali panen jadi Rp
5.200.000 x 2 = Rp 10.400.000. Lalu, dibagi 12 bulan, sehingga
pendapatan perbulannya Rp 867.000.
Jadi, jika seseorang pendapatan perbulannya setelah dikurangi hutang
dan biaya hidupnya sebesar Rp 867.000, maka bila diperoleh dengan
cara susah zakatnya sebesar Rp 867.000 x 5% = Rp 43.350. Jika dengan
cara mudah Rp 867.000 x 10% = Rp 86.700.
Dikonversikan ke uang 85 gram x Rp 500.000 = Rp 42.500.000
nishab satu tahun. Jika gaji seseorang satu tahun Rp 42.500.000
maka zakatnya sebesar Rp 42.500.000 x 2,5 % = Rp 1.062.500.
Seorang dokter spesialis Seorang dosen mendapat gaji Rp
penghasilannya 12 juta rupiah 700.000/bulan, hanya cukup
sebulan, sedangkan biaya hidup untuk membayar kebutuhan
keluarga dan karyawan serta pokok keluarga, maka tidak
lain-lain sebesar 2 juta, maka dikenakan zakat. Kemudian, ia
penghasilan yang harus dizakati menulis buku dan mendapat
(12 juta – 2 juta) x 20% = 2 juta royalti Rp 6.000.000, setelah
rupiah tanpa menunggu satu dibayarkan ongkos beli kertas,
tahun. tinta printer, dan transportasi ke
penerbit Rp 1.500.000, sisanya
Rp 4.500.000, maka zakat yang
dikeluarkan Rp 4.500.000 x 20%
= Rp 900.000.
Menurut Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAZ)

Zakat penghasilan atau profesi adalah bagian dari zakat maal yang wajib
dikeluarkan atas harta yang berasal dari pendapatan rutin dari pekerjaan yang tidak
melanggar syariah. Diatur dalam Peraturan Menteri Agama No. 52/2014 dan
pendapat Syaikh Yusuf Qardawi, standar nishab yang digunakan sebesar Rp
5.240.000,- per bulan.

Zakat profesi yang dikeluarkan = Jumlah pendapatan bruto x 2,5%

Contoh: Penghasilan diterima setiap bulan sebesar Rp 6.000.000 maka sudah wajib
zakat. Jadi zakat yang dibayar adalah Rp 6.000.000 x 2,5% = Rp 150.000
Pendapat Ulama Fiqih Kontemporer
Qiyas Menghitung Nishab Haul Zakat yang
dikeluarkan
Ust. Adi Hidayat Lc., Zakat profesi = Zakat  5 watsaq = 520 kg beras. Pada saat 2,5% x
M.A perkebunan dan  520 kg x Rp 8.000 (harga menerima penghasilan
pertanian yang biasa dimakan) = pendapatan setelah
Rp 4.160.000. dikurangi
hutang
Ust. Abdul Somad Lc., Zakat profesi = Zakat  85 gram emas = 20 dinar 1 tahun 2,5% x
M.A emas dan perak (1 dinar setara dengan penghasilan
4,25 gram emas). satu
 85 gram x Rp 500.000 = bulan/tahun
Rp 42.500.000.
 Rp 3.600.000 per bulan

Ust. Erwandi At- Zakat dari hasil gaji =  85 gram x Rp 600.000 = 1 tahun 2,5% x sisa gaji
Tarmizi M.A Zakat uang Rp 55.000.000 satu tahun
(setelah
dikurangi
kebutuhan
pokok)
Ust. Erwandi At-Tarmizi M.A
Contoh Keterangan

1. Gaji Rp 5.000.000 per bulan, pada akhir bulan 1. Tidak ada kewajiban berzakat karena belum
ternyata sisa Rp 1.500.000. memenuhi nishab dan haul.

2. - Gaji Rp 60.000.000 per bulan, pada akhir 2. - Belum memenuhi nishab


bulan sisa Rp 49.000.000

- Bulan ke dua menerima gaji lagi Rp - Sudah memenuhi nishab, tetapi belum
109.000.000 (digabung dengan akhir bulan sampai haul
sebelumnya), pada akhir bulan ke dua sisa
gajinya Rp 80.000.000

- 1 tahun kemudian semua gajinya Rp - Sudah mencapai nishab dan haul harus
200.000.000 dizakati sebesar 2,5% x Rp 200.000.000 = Rp
8.000.000.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai