Anda di halaman 1dari 19

Daftar Isi

Pendahuluan........................................................................................................................................................
Kompetensi Inti.................................................................................................................................................
Kompetensi Dasar............................................................................................................................................
Indikator Pencapaian Kompetensi..............................................................................................................
Tujuan..................................................................................................................................................................
Materi: Tawakkal, Ikhtiar, Sabar, Syukur dan Qona’ah...........................................................

A. Amati Perhatikan!.......................................................................................................................

B. Penasaran?....................................................................................................................................

C. Buka Cakrawalamu!..................................................................................................................

D. Kembangkan Wawasanmu!.....................................................................................................

E. Refleksi.........................................................................................................................................

F. Rangkuman..................................................................................................................................

Daftar Pustaka..................................................................................................................................................
PENDAHULUAN
Manusia sebagai ciptaan Allah SWT tentu banyak kebutuuhan dan kepentingan dalam
kehidupannya sehari-hari guna menjaga kelangsungan hidupnya dan gambaran masa depan. hal
demikian menuntut manusia untuk selalu berusaha. Namun disamping itu, usaha tidak selalu
mencapai keberhasilan sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, manusia perlu dibekali
dengan sifat tawakkal guna menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT.
Selain sifat tawakkal, Sabar termasuk sifat yang harus tertanam dalam diri manusia. Karena
tidak semua rencana berjalan lancar, terkadang kegagalan menyertai. Namun dengan sabar, manusia
akan tetap tegar dalam menjalankan kehidupan.
Keberhasilan yang dicapai merupakan anugerah tuhan yang begitu besar. Disini manusia
dituntut untuk pandai bersyukur akan kenikmatan yang telah diberikan Tuhan agar terhindar dari
sifat sombong. Namun, tidak sedikit manusia lalai untuk bersyukur kepada Tuhan bahkan sampai
kepada mengingkarinya.
Selain itu, kehidupan manusia yang sempit terkadang menjadikan mereka terlarut kedalam
kesedihan. Mereka berlomba-lomba mendapatkan apa yang mereka inginkan sehingga orientasi
kehidupan mereka berpusat pada dunia semata tanpa memperhatikan kewajiban-kewajiban.

KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati nilai tawakal, ikhtiar, sabar, syukur dan qanaa’ah sesuai perintah syariat
1.2 Berperilaku tawakal, ikhtiar, sabar, syukur dan qana’ah sesuai perintah syariat
1.3 Memahami pengertian, contoh dan dampak positif sifat tawakal, ikhtiar, sabar,
syukur dan qanaa’ah.
1.4 Menunjukkan contoh-contoh perilaku akhlak terpuji pada diri sendiri (tawakal,
ikhtiar, sabar, syukur dan qana’ah)
INDIKATOR
1.2.1. Membiasakan diri menghayati nilai tawakal, ikhtiar, sabar, syukur dan qana’ah
sesuai perintah syariat.
2.2.1. Menunjukkan perilaku tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur dan qana’ah sesuai perintah
syariat.
3.2.1. Menjelaskan pengertian akhlak terpuji pada diri sendiri (sifat-sifat tawakal, ikhtiyar,
sabar, syukur dan qana’ah).
3.2.2. Mengidentifikasi contoh perilaku sesorang yang memiliki akhlak terpuji pada diri
sendiri (sifat-sifat tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur dan qana’ah) dalam kehidupan
3.2.3. Menjelaskan dampak positif memiliki akhlak terpuji pada diri sendiri (sifat tawakal,
ikhtiyar, sabar, syukur dan qana’ah).
4.2.1. Menyajikan contoh perilaku akhlak terpuji pada diri sendiri (tawakal, ikhtiyar, sabar,
syukur dan qana’ah).

MATERI POKOK

Dalam Kegiatan belajar kali ini, materi yang akan dibahas meliputi:
A. Tawakkal
B. Ikhtiar
C. Sabar
D. Syukur
E. Qana’ah
TUJUAN

Setelah siswa mempelajari materi di atas, diharapkan siswa mampu:


1. Bersikap tawakal, ikhtiar, sabar, syukur dan qana’ah sesuai perintah syariat.
2. Memahami pengrtian sifat-sifat terpuji (sifat-sifat tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur dan
qana’ah)
3. Mengklasifikasikan prilaku akhlak terpuji pada diri sendiri ( tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur
dan qana’ah)
4. Menyebutkan dampak positif memiliki akhlak terpuji pada diri sendiri (sifat tawakal,
ikhtiyar, sabar, syukur dan qana’ah).
5. Menunjukan prilaku akhlak terpuji (tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur dan qana’ah).
A. Amati Perhatikan!

Amati dan perhatikan gambar dan kisah berikut !

Sumber: genta-rasa.com Sumber: infoalharam.com

Sumber: myblogfarah91.blogspot.com Sumber: kebumenmuda.com

Kisah Hatim al-Asham

S
ebuah kisah yang menarik tentang Hatim al-Asham. Suatu ketika Hatim ingin
menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Ia pun mengumpulkan anak-anaknya
dan berkata: “Saya akan pergi untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah.
”Anak-anaknya berkata:
“Siapa yang akan memenuhi kebutuhan kami?”Akan tetapi, salah seorang puterinya berkata
dengan penuh keyakinan: “Wahai ayah, silahkan ayah pergi dan sempurnakanlah ibadah haji
ayah. Karena saya yakin, ayah bukan pemberi rezeki.”
Hatim pun pergi, selang beberapa hari makanan di rumah habis. Lalu seluruh keluarga datang
kepada gadis bertakwa itu, dengan melontarkan cacian dan celaan. Kemudian gadis itu
menyepi dan menautkan permohonannya kepada Rabbnya yang telah berfirman: “Barangsiapa
yang bertakwa kepada Allah Swt. niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan
memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal
kepada Allah Swt. niscaya Allah Swt. akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya
Allah Swt. melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah Swt. telah
mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (Q.S. ath-Thalaq: 2 – 3).

Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, Dia tidak akan mengabaikan seorang yang bertakwa.
Lalu Allah Swt. memenuhi permohonan si gadis. Pada saat yang bersamaan, pemimpin negeri itu
sedang meninjau kondisi rakyatnya, ketika sampai di depan rumah Hatim, ia begitu didera rasa
haus, yang hampir-hampir membunuhnya. Ia berkata kepada salah satu pengawalnya: “Carikan
aku segelas air dingin.” Maka pengawal itu masuk ke rumah terdekat, yaitu rumah Hatim. Para
penghuni rumah pun segera menyediakan gelas yang bersih dan air yang dingin.

Sang Raja meminum air yang disediakan, ia bertanya: “Rumah siapa ini? “Mereka menjawab:
“Milik Hatim al-Asham.” Raja bertanya lagi: ” Ia seorang yang shaleh?” Mereka menjawab:
“Benar”. Raja berkata: “Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi kami minum dari
rumah orang shaleh. Dimana dia sekarang, agar kita memberi salam kepadanya?” Mereka
menjawab: “Dia pergi untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah.” Raja berkata:” Kalau
demikian, demi Allah, kita wajib mencukupi kebutuhan anggota keluarganya ketika dia tidak
ada.”

Kemudian sang raja mengeluarkan sekantong uang emas dan melemparkannya ke rumah
Hatim al-Asham. Akan tetapi Allah Swt. yang Maha Memberi Rezeki hendak memberikan
tambahan rezeki yang lain, Dia gerakkan hati sang raja. Raja menoleh ke arah para prajuritnya
dan berkata: “Barangsiapa yang mencintaiku, hendaklah ia melakukan seperti tindakanku
tadi”. Maka, masing-masing prajurit melemparkan semua harta yang mereka bawa, sebagai
bentuk basa-basi kepada sang raja.

Akhirnya rumah si gadis penuh dengan emas. Si gadis masuk ke kamarnya sambil menangis
haru, saudara-saudaranya keluar mendengar tangisannya. “Kita telah menjadi manusia yang
paling kaya”. Seorang makhluk telah memandang ke arah kita sekali pandang, sehingga kita
pun menjadi kaya, lantas bagaimana jika Sang Khalik yang memandang ke arah kita? Allah
Swt. maha kaya dan Allah Swt. maha berkehendak, maka bertawakallah.

Mari bertanya!!! Setelah kalian mengamati dan memperhatikan gambar-gambar di atas,


tentunya akan banyak hal yang menjadi pertanyaaan di benak kalian bukan?
B. Penasaran?
Nah, sekarang coba tulis, kemudian ungkapkan pertanyaan-pertanyaan kalian
tersebut!. Gunakan pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, dsb.

NO Kata Tanya Pertanyaan

1. Apakah Tentang apakah gambar-gambar di atas? Sebutkan!

2. Mengapa Mengapa berdoa dan bertawakal seperti gambar di atas?

3.

4.

5.

C. PEMBAHASAN!
Akhlak Terpuji Pada Diri Sendiri
A. Tawakal
Tawakal berasal dari ‫ وكل‬yang berarti menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan urusan kita

kepada orang lain. Dalam kaitan ini penyerahan tersebut adalah kepada Allah Swt. Tujuannya,
untuk mendapat kemaslahatan dan menghilangkan kemudharatan.
Orang yang mempunyai sikap tawakal akan senantiasa bersyukur jika mendapatkan suatu
keberhasilan dari usahanya. Hal ini karena ia menyadari bahwa keberhasilan itu didapatkan atas
izin dan kehendak Allah. Sementara itu, jika seseorang yang mempunyai sifat tawakal mengalami
sebuah kegagalan, maka mereka akan senantiasa merasa ikhlas menerima keadaan tersebut tanpa
merasa putus asa dan larut dalam kesedihan karena ia menyadari bahwa segala keputusan Allah
pastilah yang terbaik.
Sikap tawakal harus di terapkan dalam kehidupan sehari-
hari setiap muslim. Sikap tawakal dalam kehidupan sehari-
hari dicapai dengan motivasi sebagai berikut.

1. Yakin bahwa Allah Swt. sebagai penguasa alam


semesta.
2. Tahu keutamaan dari sikap tawakal.
3. Menyadari bahwa manusia banyak kekurangan (yang
sempurna hanyalah Allah Swt.). Sumber: infoalharam.com

Dalam bertawakal hendaknya kita serahkan semuanya kepada Allah Swt., hal ini
diperintahkan Allah Swt. dalam surat al-Maidah ayat 23 sebagai berikut :

.‫وووعولىَ ِال للهه ِفوتتَوتووكك لووا ِاهون ِلكونتَلوم ِموؤهمنهويون‬....


Artinya : …. “dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal jika kamu benar-
benar orang yang beriman” (Q.S. Al-Maidah :23).

Tawakal terbaik adalah seperti yang dilakukan nabi Ibrahim as ketika ia dibakar oleh api
Namrudz, nabi Ibrahim saat itu berzikir “hasbiya Allahu wa ni’mal wakiil” artinya: cukup
untukku Allah saja, Dia penolong Terbaik. Imbasnya, Allah Swt. menolong secara
langsung nabi Ibrahim dengan berfirman pada api itu: “Wahai api, jadilah dingin, dan
selamatkanlah Ibrahim”. Sebagaiamana firman-Nya dalam QS. al-Anbiya ayat 69:

ِ ۙ ‫قلتولوناً ِوياً ِوناًلر ِلكوونهوي ِبوتورمدا ِكووس ل مماً ِوع ل ٓىَ ِهابوتلرههويوم‬
Artinya: “dan kami berfirman :”hai api, jadilah dingin, dan selamatkan Ibrahim”

B. Ikhtiar
Ikhtiar secara bahasa artinya memilih. Secara istilah
ikhtiar adalah usaha seorang hamba untuk
memperoleh apa yang dikehendakinya. orang yang
berikhtiar berarti dia memilih suatu pekerjaan
kemudian dia melakukan pekerjaannya dengan
sungguh-sungguh agar dapat berhasil dan sukses.
Dalam kata lain Ikhtiar adalah berusaha untuk
mencapai apa yang diinginkan, tidak berdiam diri
dan berpangku tangan apa lagi lari dari kenyataan.
Sumber: twicsy.com
Dalil tentang ikhtiar dalam al-Quran:

…ۗ‫اهكن ِال للوه ِول ِيلتغويتلر ِوماً ِبهوقوومم ِوحللتَىَ ِيلتغويتلرووا ِوماً ِبهاًونوتلفهسهوم‬...
Artinya : … Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri... ( QS. ar-Ra’du : 11 )

Sebagai seorang muslim diwajibkan untuk senantiasa berikhtiar sekuat tenaga dan sekuat
kemampuanya. setelah dia berikhtiar maka dia harus menyerahkan segala usahanya
kepada Allah Swt.

Contoh-contoh ihktiar yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali karena
Allah Swt. memberi kebebasan untuk manusia berikhtiar dengan syarat tidak melanggar
syariat Allah Swt. Contoh ikhtiar seperti belajar dengan tekun agar mendapat nilai yang
baik, seorang ayah bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, dan lain
sebagainya.

Dalam firman Allah Swt:

‫ضهل ِال للهه ِوواوذلكلروا ِال للوه ِوكهوثيتمرا ِلكوعلكلكوم ِتلتوفلهلحووون‬


‫ض ِووابوتتَوتغلووا ِهمون ِفو و‬
‫صللولة ِوفاًنوتتَوهشلرووا ِهفىَ ِاولوور ه‬ ‫ه ه‬
‫ضي ه‬
‫ت ِال ك‬ ‫فواًوذا ِقل و‬
Artinya : Apabila telah di tunaikan shalat, maka bertebarlah kamu di muka bumi, dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak mungkin agar kalian beruntung. ( QS. al-
Jumu’ah :10 )

Hikmah Tawakal dan Ikhtiar


1. Menghilangkan rasa malas, murung dan keluh kesah
2. Menumbuhkan harapan baru dalam hidup. Karena setiap dari satu usaha dapat
menumbuhkan sejuta harapan. Dan dengan banyak berusaha maka akan semakin
banyak harapan
3. Meninggikan derajat kita dihadapan manusia dan Allah Swt.

C. Sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi istilah
dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah ‫ﱪﺻ‬ , yang membentuk infinitif (masdar)

menjadi ‫ ﱪﺻ‬. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan, mencegah atau tabah.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah: “menahan diri
dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan
dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan
yang tidak terarah”.

Sabar merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertakwa


sabar merupakan ikatan yg tak mungkin terpisah dari
keimanan, ikatan antara sabar dengan iman bagaikan kepala
dengan jasadnya.

Jadi sabar di sini adalah suatu kekuatan, daya positif yang


mendorong jiwa untuk menunaikan suatu kewajiban. Dan
disamping itu pula bahwa sabar adalah suatu kekuatan yang
menghalangi seseorang untuk, melakukan kejahatan.

Sifat yang paling dilarang oleh Allah adalah sifat lemah dan juga bersedih hati, oleh
karena itu sifat tersebut mempunyai arti tidak sabar, sebab sifat itu sangat dilarang oleh
Allah Swt.

Fiman Allah dalam al-Quran:


ۚ‫صبههريوون‬ ‫ه ل‬
‫صبهلروواۗ ِاكن ِال لهو ِوموع ِال لل‬
‫ووا و‬
Artinya: “Dan bersabarlah kalian, karena Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS.
al-Anfal : 46).

Seorang bisa dikatakan sabar apabila dalam kehidupannya selalu memandang ke arah
kemajuan (positive thinking) serta memperkuat sabarnya dengan iman dan meyakini
kebenaran akan janji-janji Allah Swt. Sebagaimana janji-Nya pada surah az-Zumar: 10
‫صبهرووون ِاووجرلهوم ِبهغوويهر ِهحساً م‬ ‫ه‬
‫ب‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫انكوماً ِيلتووكفىَ ِال لل ل‬
Artinya:”Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang disempurnakan pahala
mereka tanpa batas”. (QS. az-Zumar: 10)

Sabar berarti berhati lapang kuat menderita berbagai cobaan hidup, namun tidak berarti
mudah patah dan kehilangan pengharapan. Sebaliknya penuh keyakinan pengharapan dan
berani menerima apa yang tergelar di jagad raya ini.
D. Syukur

Syukur adalah salah satu refleksi dari sikap tawakal. Syukur ialah sesuatu yang
menunjukkan kebaikan dan penyebarannya.

Sedangkan secara istilah, syukur ialah memberikan pujian kepada Allah Swt. dengan cara
taat kepada-Nya, tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah Swt. serta beramar makruf
nahi mungkar.

Allah berfirman dalam al-Quran:

‫وواهوذ ِتواًوذكون ِوربملكوم ِلوىىون ِوشوكورتلوم ِولوهزيوودنكلكوم ِوولوىىون ِوكوفورتلوم ِاهكن ِوعوذابهوي ِلو و‬
.‫شهديودد‬
Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
(Q.S Ibrahim : 7)

Apabila manusia mau mensyukuri nikmat Allah Swt., maka Allah Swt. akan menambah
nikmat-Nya, dan apabila manusia itu tidak mau berterima kasih kepada nikmat-Nya,
maka sesungguhnya Allah Swt. akan mencabut dan juga mengurangi nikmat dari manusia
tersebut sebagai hukuman atas kekufurannya.
Bersyukur itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Bersyukur dengan lisan, maksudnya ialah mengucapkan “Alhamdulillah”
2. Bersyukur dengan hati, yaitu : menggunakan segala nikmat di jalan Allah Swt.
3. Bersyukur dengan badan, yakni bersikap selalu sepakat serta melayani
(mengabdi) kepada Allah Swt.

Sering sekali kita sebagai manusia lalai dalam mensyukuri nikmat Allah Swt. dan tidak
menyadari bahwa nilai suatu nikmat yang telah dianugerahkan Allah Swt. kepada dirinya.
Maka dia baru terasa apabila nikmat itu dicabut dari dirinya, maka dia barulah merasakan
dan menyadarinya. Contohnya adalah nikmat berupa kesehatan jasmani dan juga
kesehatan rohani.

Dalam firman Allah Swt.:

‫ووومون ِوشوكور ِفوهاًنكوماً ِيووشلكلر ِهلنوتوفهسهٖۚ ِووومون ِوكوفور ِفوهاًكن ِوربيوي ِغونهيي ِوكهريودم‬
Artinya : Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan
dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku
Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (An-Naml : 40)
E. Qana’ah
Qona’ah ialah menerima keputusan Allah Swt. dengan tidak mengeluh, merasa puas dan
penuh keridhaan atas keputusan Allah Swt., serta senantiasa tetap berusaha sampai batas
maksimal kemampuannya. Dapat diartikan pula Qana’ah artinya merasa cukup terhadap
pemberian rezeki dari Allah Swt. Dengan sikap inilah maka jiwa akan menjadi tentram dan
terjauh dari sifat serakah atau tamak.
Qana’ah bukan berarti diam berpangku tangan dan bermalas-malasan tidak mau
meningkatkan kesejahteraan hidup tapi sesungguhnya orang yang Qana’ah adalah orang
yang sangat kuat dan bersahaja, dia giat berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan yang
dicita-citakan. Namun apabila menemui kegagalan dia tidak pernah berputus asa dan
kecewa, bahkan ia selalu sabar dan husnuzhan dengan keputusan Allah Swt,
karena dia punya keyakinan bahwa di balik semua peristiwa dalam hidup pasti ada
hikmahnya. Dan beruntunglah orang-orang yang selalu merasa cukup dengan apa yang
telah diberikan Allah kepadanya. Firman Allah Swt. QS Hud ayat 6 yang menjelaskan.
‫ض ِاهكل ِوعولىَ ِال للهه ِهروزقلتوهاً ِوويوتوعلولم ِلموستَوتوقكروهاً ِوولموستَوتووودوعوهاً ِۗ ِلكلي ِفهي ِكهلتَ م‬
‫ب ِمبهويمن‬ ‫وووماً ِهمون ِودابكمة ِهفىَ ِاولوور ه‬
‫و‬
Artinya; “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan
tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh). (Q.S Hud : 6)

Dari ayat di atas apa yang dapat kita ambil hikmahnya, bahwa Allah Swt. menjamin
makhluk-Nya, sehingga sedapat mungkin kita meningkatkan sifat qana’ah dan
menghilangkan sifat tamak.

Dalam hadis Rasulullah Saw. bersabda yang artinya : “Dari Abdillah bin Umar ra berkata
Rasulullah Saw., “Sungguh beruntung orang yang masuk Islam mendapat rizki secukupnya
dan ia merasa cukup dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya.”(HR. Muslim)

Di antara beberapa contoh yang mencerminkan sifat qana’ah adalah sebagai berikut:

1. Menerima dengan ikhlas setiap rejeki yang diberikan Allah Swt.


2. Senantiasa berpikir positif menerima ujian, cobaan, kegagalan, bahkan nikmat dari
Allah Swt.
3. Bekerja keras dan tetap optimis.
4. Tidak berlebih-lebihan artinya membelanjakan harta sesuai kebutuhan.
Hikmah Dari Sabar, Syukur Dan Qana’ah
1.Syukur dan sabar adalah kunci bagi meningkatnya keimanan akan Allah Swt. dalam
diri seseorang. Berbagai sarana telah disediakan bagi tumbuhnya rasa syukur dan
sabar dalam diri, seperti bersikap menyerahkan segala sesuatu dan merasa ridha
pada ketentuan Allah Swt. baik kenikmatan ataupun ujian
2.Syukur dan sabar juga merupakan sarana meningkatkan kualitas diri agar lebih
berharga dalam pandangan Allah Swt. Seseorang yang pandai bersyukur akan
senantiasa bertahtakan kesabaran, meski berada dalam ujian penderitaan.
3.Qana’ah adalah salah satu kunci kebahagiaan hidup, karena orang yang berlaku
qana’ah selalu berfikir positif dalam menerima cobaan dan ujian dari Allah Swt,
dan selalu berusaha menjadi manusia yang lebih baik di mata Allah Swt.

Kembangkan Wawasanmu!
Diskusikan dan komunikasikan!

Setelah kalian belajar dan berdiskusi tentang tawakal, sabar, syukur, sabar dan
qana’ah, tentunya kalian akan mendapati fenomena-fenomena/peristiwa-peritiwa
dalam kehidupan yang berhubungan dengan perilaku tersebut. Selanjutnya bentuk
kelompok diskusi, nama kelompok sesuai dengan nama judul, yaitu: 1) kelompok
tawakal, 2) kelompok ikhtiar, 3) kelompok sabar, 4) kelompok syukur dan 5)
kelompok qana’ah. Kemudian lakukan kegiatan berikut:
1. Carilah cerita/fenomena/peristiwa yang berhubungan dengan perilaku sesuai dengan tema
masing-masing yaitu: kelompok 1) kelompok tawakal, 2) kelompok ikhtiar, 3) kelompok
sabar, 4) kelompok syukur, dan 5) kelompok qana’ah dari literatur, buku, koran, majalah
atau internet.
2. Bagaimanakah cara-cara mengamalkan sikap terpuji tersebut? Jelaskan!
3. Apa sajakah hambatan/rintangan dalam mengamalkan sikap-sikap terpuji tersebut?
4. Bagaimana cara kalian untuk mengatasi rintangan-rintangan tersebut?
5. Apa saja manfaat mengamalkan sikap-sikap terpuji tersebut? Jelaskan!

E. Refleksi

a. Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan perilaku kalian!

Tdk
No Perilaku Selalu Sering Jarang pernah
1 Saya berdoa kepada Allah Swt.
sebelum melakukan kegiatan
2 Saya berusaha dengan maksimal dalam
semua kegiatan
3 Saya berlapang dada dalam setiap hasil
pekerjaan yng sudah dikerjakan dengan baik
4 Saya tidak puas dengan hasil pekerjaan
yang tidak sesuai keinginan
5 Saya berusaha menyelesaikan pekerjaan
walau meninggalkan shalat

b. Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan perilaku kalian!

Tdk
No Perilaku Selalu Sering Jarang pernah
1 Saya Bersyukur pada nikmat Allah Swt.

2 Saya Bersabar sebagai rasa syukur


kepada Allah Swt.
3 Saya berpikir positif dalam menghadapi
semua cobaan dan ujian Allah Swt.
4 Saya tidak melaksanakan ibadah kepada Allah
Swt. dalam situasi sulit
5 Saya berusaha menjalin hubungan baik
dengan sahabat yang selalu mengganggu.

Soal-soal Penalaran:

1. Mengapa bersabar itu penting? Jelaskan!


2. Apakah yang melatarbelakangi seseorang yang sering kali tidak bisa bersabar dalam
menghadapi masalah hidupnya? jelaskan!

F. Rangkuman

Tawakal berasal dari ‫ وكتتل‬yang berarti menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan


urusan kita kepada orang lain. Dalam kaitan ini penyerahan tersebut adalah kepada Allah
Swt.Tujuannya, untuk mendapat kemaslahatan dan menghilangkan kemudharatan.
Orang yang mempunyai sikap tawakal akan senantiasa bersyukur jika mendapatkan suatu
keberhasilan dari usahanya. Hal ini karena ia menyadari bahwa keberhasilan itu
didapatkan atas izin dan kehendak Allah Swt. Sementara itu, jika mengalami kegagalan
orang yang mempunyai sifat tawakal akan senantiasa merasa ikhlas menerima keadaan
tersebut tanpa merasa putus asa dan larut dalam kesedihan karena ia menyadari bahwa
segala keputusan Allah Swt. pastilah terbaik.
Sedangkan ikhtiar secara bahasa artinya memilih. Secara istilah ikhtiar adalah usaha seorang
hamba untuk memperoleh apa yang dikehendakinya. orang yang berikhtiar berarti dia memilih
suatu pekerjaan kemudian dia melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh agar dapat
berhasil dan sukses. Dalam kata lain ihtiar adalah berusaha untuk mencapai apa yang
diinginkan, tidak berdiam diri dan berpangku tangan apalagi lari dari kenyataan.
Sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan
dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah. Sabar
merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertakwa. Sabar merupakan ikatan yang
tak mungkin terpisah dari keimanan, ikatan antara sabar dengan iman bagaikan kepala
dengan jasadnya.

Adapun syukur adalah salah satu refleksi dari sikap tawakal. Syukur ialah sesuatu yang
menunjukkan kebaikan dan penyebarannya. Sedangkan secara syar’i syukur ialah
memberikan pujian kepada Allah Swt. dengan cara taat kepada-Nya, tunduk dan berserah
diri hanya kepada Allah Swt. serta beramar makruf nahi munkar.

Qana’ah adalah menerima keputusan Allah Swt. dengan tidak mengeluh, merasa puas dan
penuh keridhaan atas keputusan Allah Swt. serta senantiasa tetap berusaha sampai batas
maksimal kemampuannya. Dapat diartikan pula qana’ah artinya merasa cukup terhadap
pemberian rejeki dari Allah Swt. Dengan sikap inilah maka jiwa akan menjadi tentram dan
terjauh dari sifat serakah atau tamak.
Daftar Pustaka
• Departemen Agama RI. alQur’an dan Terjemahannya. CV Toha Putra Semarang. 1989
• AlGhazali. Imam. Mukasyafatul Qulub. Amelia. Tanpa tahun. Surabaya.
• Abuddin Nata. Ensiklopedi Islam. PT Ichiar. Van Hove. Jakarta. 2003

Anda mungkin juga menyukai