احمده سبحانه وتعالى حمدا يدافع عنا، الحمد هلل الذى وفق للخيرات عباده االبرار
وعلى اله واصحابه، والصالة والسالم على سيدنا محمد المصطفى المختار، االشرار
)االخيار (اما بعد
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah yang telah
memberikan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyusun modul pembelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah ini.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
yang telah membawa ummat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman
yang bernuansa keilmuan.
Modul pembelajaran ini disusun dengan tujuan memberikan
kemudahan kepada siswa dan siswi yang berada ditingkat Madrasah
Tsanawiyah dalam memahami dan mempelajari materi Aqidah dan Akhlak.
Penyusunan modul pembelajaran ini mengacu pada Kurikulum 2013 yang
sudah disesuaikan dengan KMA 183.
Sebagai penulis kami berharap apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan modul pembelajaran ini, mohon saran dan
kritikannya, sebagai penyempurnaan modul pembelajaran ini dimasa yang
akan datang.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang yang
telah membantu dan memberikani motivasi dalam penulisan modul
pembelajaran ini. Semoga mendapat balasan dari Allah Swt. Amin
Taufik, S.Pd.I
1. Menghargai dan menghayati 1.7. Menghayati sifat utama Rasul Ulul Azmi
dan ranah abstrak (menulis, 4.9. Menyajikan cara menghindari sifat hasad,
4 KETELADANAN
Aqidah Akhlak/MTs/Kelas VIII/Semester Genap
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, danprosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, danmembuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Kompetensi Dasar :
1.7. Menghayati sifat utama Rasul Ulul Azmi
2.7. Menunjukkan sikap sabar dan tanggung jawab sebagai
implementasi mengimani sifat utama rasul ulul azmi
3.7. Menganalisis sifat utama dan keteguhan Rasul Ulul Azmi
4.7. Menyajikan hasil analisis kisah keteladanan rasul Ulul Azmi
NILAI KARAKTER
Religius, tanggung jawab, toleransi, disiplin, jujur,
Sekilas Pandang
Para rasul adalah manusia pilihan Allah
Swt yang bertugas menyampaikan wahyu
kepada umat manusia berupa ajaran Allah Swt
yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang
menuntun manusia kejalan yang benar dan di
ridhoiNya, sehingga manusia hidup selamat,
damai, tentram di dunia sampai di akhirat nanti.
Iman kepada para rasul berarti beriman juga
kepada Allah Swt begitu juga sebaliknya.
Beriman kepada para rasul berarti percaya dan menyakini serta mengamalkan
apa-apa yang disampaikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bagaiman cara kita
beriman dan mencintai para rasul…? Mari kita pelajari materi berikut ini! .
ٰ ْ َ ۡ اًل َأ ۡ ُ ْ هَّلل
َ ۖ ٱلطَّ ُغ
وت َولَقَ ۡد بَ َع ۡثنَا فِي ُكلِّ ُأ َّم ٖة َّر ُسو ِن ٱعبُدوا ٱ َ َوٱجتنِبُوا
Dan sesungguhnya, kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk
menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah thogut….” (Q.S An-Nahl:36)
a. Diskusi Kelompok
10 Aqidah Akhlak/MTs/Kelas VIII/Semester Genap
1) Buatlah kelompok diskusi terdiri dari 5-6 siswa berdasarkan nomor absensi ganjil dan
genap.
2) Kelompok dengan nomor ganjil mendiskusikan pertanyaan nomor 1, sedangkan yang
bernomor genap mendiskusikan pertanyaan nomor 2.
3) Diskusikanlah bersama teman-temanmu disertai dengan disertai argumentasi yang kuat.
4) Tulislah kesimpulan hasil diskusi di lembar kerja kelompok dan presentasikan di depan
teman sekelasmu.
5) Berilah tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok lain!
AKIDAH
TemaAKHLAK KELAS VIII
Diskusi Kelompok : 127
Kata Ulul Azmi berasal dari bahasa Arab, yaitu : “Ulul” yang artinya orang yang
memiliki, dan “Azmi” yang artinya cita-cita yang mantap. Secara istilah ulul azmi berarti
rasul-rasul pilihan atau nabi yang memiliki keteguhan hati, lapang dada dan sabar dalam
menghadapi kaumnya yang menentang dirinya dan tidak mau menerima ajaran yang
disampaikannya.
Adapun rasul-rasul yang termasuk dalam Ulul Azmi adalah : Nabi Nuh As. Nabi Ibrahim
As. Nabi Musa As. Nabi Isa As. Nabi Muhammad Saw.
Para rasul Ulul Azmi hidup dalam perjuangan yang lebih berat. Namun mereka tetap teguh,
sabar dan tawakkal dalam menyampaikan ajaran dan dakwahnya kepada umat manusia.
Kisah rasul Ulul Azmi untuk menjadi inspirasi bagi juru dakwah masa kini dan akan
datang, bagaimana ketauladanan mereka dalam berdakwah yang tidak mengenal lelah,
mereka selalu menyeru umat siang dan malam, penuh kesabaran dan ketabahan sambil
terus berdo’a dan memohon pertolongan Allah Swt. baik untuk diri mereka sendiri
maupun untuk kaum mereka masing-masing.
Sifat-sifat utama yang dapat kita teladani dari rasul Ulul Azmi antara lain; Sabar, Ikhlas,
Ikhtiar, Tawakal, Teguh pendirian.
UJI KOMPETENSI
”
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pertanyaan di bawah ini dengan memberikan
tanda silang (X) pada jawaban A, B, C, atau D !
Aqidah Akhlak/MTs/ Kelas VIII/Semester Genap
11
1. Allah Swt menciptakan manusia di dunia ini diantaranya ada yang diangkat menjadi
manusia pilihan yaitu nabi dan rasul.Yang dimaksud dengan rasul adalah....
A. utusan Allah Swt yang diberikan wahyu untuk disampaikan kepada umatnya
B. utusan Allah Swt yang diberikan wahyu tapi tidak wajib disampaikan kepada
umatnya
C. utusan Allah Swt yang lahir di Arab dan mendapatkan wahyu untuk disampaikan
kepada umatnya
D. utusan Allah Swt yang lahir di Arab dan mendapatkan wahyu tidak wajib
disampaikan kepada umatnya
2. Perhatikan surat an-Nahl ayat 36 di bawah ini!
ٰ ْ َ ۡ اًل َأ ۡ ُ ْ هَّلل
ۖ ٱلطَّ ُغ
َوت َولَقَ ۡد بَ َع ۡثنَا فِي ُكلِّ ُأ َّم ٖة َّر ُسو ِن ٱعبُدوا ٱ َ َوٱجتنِبُوا
Makna yang terkandung dalam ayat di atas adalah....
A. Allah Swt mengutus rasul untuk menyempurnakan akhlak umatnya
B. di tiap-tiap umat Allah Swt mengutus seorang rasul
C. di tiap-tiap umat Allah Swt mengutus seorang ulama
D. Allah Swt mengutus rasul untuk pembawa kabar gembira
3. Amatilah pernyataan berikut ini!
1). Seorang laki-laki pilihan 4). Diberikan wahyu
2). Diturunkan di negara Arab 5). Cerdas berbahasa Arab
3). Ma’shum
Dari pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri rasul adalah….
A. 1, 3, 4 C. 1, 3, 5
B. 1, 2, 3 D. 2, 3, 4 LAK KELAS VIII
4. Amatilah tabel berikut ini !
I II III IV
Nuh As Nuh As Nuh As Nuh As
Idris As Ismail As Ibrahim As Ibrahim As
Musa As Musa As Musa As Musa As
Isa As Isa As Ismail As Isa As
Muhammad Saw Muhammad Saw Muhammad Saw Muhammad Saw
Diantara rasul pilihan Allah Swt ada yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang
luar biasa dan diangkat menjadi rasul ulul azmi. Rasul tersebut terdapat pada nomor ...
A. I C. III
B. II D. IV
5. Allah Swt mengutus nabi dan rasul dalam jumlah yang banyak. Sebagian ada yang
diceritakan dan sebagian lagi tidak diceritakan. Sebagai orang yang beriman kita
wajib percaya adanya rasul yang merupakan salah satu dari rukun iman. Diantara cara
beriman kepada rasul adalah kecuali...
A. meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt mengutus rasul
B. mengamalkan ajaran dan tuntunan rasul dengan sungguh-sungguh
C. mengamalkan semua kitab-kitab Allah Swt dengan sebenar-benarnya
D. menjadikan kitab al-Quran sebagai pedoman hidup sehari-hari
MEMBIASAKAN
Bab AKHLAK TERPUJI
viii
(HUSNUDZAN,
TAWADHU,
TASAMUH, Aqidah Akhlak/MTs/ Kelas VIII/Semester Genap
13
TA’AWUN)
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, danprosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
danmembuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Kompetensi Dasar :
Selayang Pandang
Manusia sebagai makhluk sosial, membutuhkan orang lain
sehingga diharapkan kita dapat menjalin hubungan baik
dengan sesama. Hubungan baik dengan sesama itu dapat
terjalin erat jika kita mampu menerapkan akhlak terpuji
kepada sesama. Orang yang berperilaku baik tentunya
dapat mengambil sikap. Sikap tersebut adalah husnuzan,
tawadhuk, tasamuh dan taawun. Apakah kamu pernah
mendengar istilah – istilah itu ?.Kamu dapat melaksanakan
sikap baik itu dalam lingkup lingkungan sekolah atau di
kelasmu, sehingga kamu dapat menjalin hubungan
pertemanan.
Akhlaq baik bersumber dari sikap-sikap yang ditunjukkan Rasulullah Saw. Beliau adalah
teladan tertinggi bagi setiap umat, Kita dapat menggali sikap baik yang dicontohkan Rasulullah
Saw yang terdapat dalam Al Qur’an dan Hadist.
Kata husnudzan berasal dari lafal ٌ( ُحسْنbaik) dan ُ( اًلظَّنprasangka). Dengan
demikian, husnudzan berarti prasangka/perkiraan/dugaan baik. Dalam kehidupan
bermasyarakat, mutlak memerlukan hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat.
Hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat menjadi bagian terwujudnya gotong
royong agar dapat memenuhi kebutuhan masing-masing pihak.
Salah satu cara untuk menjalin hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat
ialah husnudzan. Lawan kata husnudzan adalah su’udzan, yakni prasangka buruk kepada
seseorang, dan ini berakibat buruk bagi hubungan persaudaraan dalam masyarakat.
2. Hukum Husnudzan
Hukum bersikap husnudzhan kepada Allah dan rasul-Nya adalah wajib. Adapun
wujud husnudzhan kepada Allah dan rasul-Nya adalah :
a. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa perintah Allah dan rasul-Nya semata-mata
demi kebaikan manusia.
b. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama akan berakibat buruk
kepada manusia jika dilanggar.
4. Bentuk-bentuk Husnudzan
Orang yang mengaku beragama Islam wajib melaksanakan ajaran Islam dalam
perilaku kehidupannya sehari-hari. Jika tidak demikian, tidaklah berarti keislaman orang
tersebut. Adapun perilaku yang mencerminkan sikap husnudzan, antara lain :
a. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah agama untuk kebaikan
manusia sendiri ( jika ditaati ).
b. Meyakini bahwa semua larangan agama demi kebaikan manusia sendiri jika ditaati
c. Mengembangkan sikap baik dalam kehidupan bertetangga dan masyarakat.
d. Memberi kepercayaan kepada sesama manusia tentang suatu urusan dengan
keyakinan bahwa ia dapat melaksanakan tugasnya.
e. Menjauhi prasangka buruk terhadap siapapun apabila tidak ada bukti nyata.
Setiap akhlak terpuji pasti berdampak positif (terutama bagi pelakunya sendiri) dan
juga bagi orang lain, sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al Isra’ 17/ 7
ۖ ِۡإ ۡن َأ ۡح َسنتُمۡ َأ ۡح َسنتُمۡ َأِلنفُ ِس ُكم
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri”.
Adapun dampak positif perilaku husnudzan dalam kehidupan adalah sebagai berikut:
a. Disenangi banyak orang, karena orang yang bergaul dengannya hatinya tenang dan
nyaman tidak kaku dalam tindakannya.
b. Membuat jiwanya tenang dan tentram, karena hidupnya tidak dibebani pikiran-
pikiran jelek tentang orang lain.
c. Memperat tali persaudaran.
d. Memotifasi diri untuk selalu berbuat baik dalam segala hal.
e. Disukai Allah Swt.
Pengertian tawadhuk adalah rendah hati. Orang yang tawadhuk berarti merendahkan
hatinya dalam pergaulan lawannya tinggi hati (takabur/sombong). Sikap tawadhuk
disukai dalam pergaulan sehingga menimbulkan rasa simpati dari pihak lain, sikap
tawadhuk tidak akan menurunkan derajat bahkan mengangkat derajat, sebaliknya sifat
takabur akan merendahkan derajat, karena sikap takabur tidak disukai orang, orang
takabur menginginkan agar dirinya dihormati orang lain.
Sikap tawadhuk sangat penting dalam pergaulan sesama manusia, Islam memberikan
tuntunan kepada umatnya untuk memiliki sikap tawadhuk, dan menjahui sikap takabur
terhadap siapapun. Allah berfirman dalam Q.S Al Isra’: 24
ٗ ص ِغ
٢٤ يرا ُّ َاح
َ ٱلذ ِّل ِمنَ ٱلر َّۡح َم ِة َوقُل رَّبِّ ۡٱر َحمۡ هُ َما َك َما َربَّيَانِي َ ض لَهُ َما َجن ۡ َو
ۡ ِٱخف
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil".
Ayat di atas mewajibkan kita untuk bersikap tawadhuk kepada kedua orang tua atas
dasar kasih sayang. Lain dari pada itu kita hendaknya mendoakan kepada kedua orang
tua kita agar senantiasa dirahmati Allah Swt. Pada ayat lain Allah Swt berfirman dalam
Q.S Asy-Syua’ara/ 26 : 215
٢١٥ ََاحكَ لِ َم ِن ٱتَّبَ َعكَ ِمنَ ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِين ۡ َو
ۡ ِٱخف
َ ض َجن
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-
orang yang beriman”.
Pada dasarnya ayat di atas ditujukan kepada Rasulullah Saw, agar bersikap tawadhuk
terhadap umatnya, sungguhpun demikian perintah tersebut juga berlaku bagi umat Islam.
Rasulullah Saw sebagai pimpinan umat diperintahkan untuk tawadhuk kepada umatnya,
oleh sebab itu kaum muslimin dan muslimat hendaknya berusaha untuk selalu bersikap
tawaduk kepada siapapun.
a. Menghormati kepada orang yang lebih tua atau lebih pandai daripada dirinya.
b. Sayang kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya.
c. Menghargai pendapat dan pembicaraan orang lain.
d. Bersedia mengalah demi kepentingan umum.
e. Santun dalam berbicara kepada siapapun.
f. Tidak suka dipuji atas keberhasilan dan kebaikan yang dicapai.
g. Bergaul kepada siapapun tanpa melihat kedudukan atau jabatan (tidak memilih-milih
teman karena status sosialnya).
h. Suka menolong orang yang dalam kesulitan dan kekurangan.
Setiap perbuatan baik memerlukan pembiasaan. Demikian juga dengan sifat tawaduk
(rendah hati). Sifat rendah hati harus selalu melekat pada diri kita dalam hidup sehari-
hari. Ada beberapa perilaku sikap yang dapat dilakukan untuk mendidik diri kita
memiliki sikap tawaduk, diantaranya adalah :
a. Selalu mengingat keagungan dan kebesaran Allah Swt.
b. Menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan
yang berbeda.
c. Berusaha untuk mengendalikan untuk tidak menampakkan kelebihan yang dimiliki
kepada orang lain.
d. Melatih diri untuk dapat menghargai kemampuan orang lain, tidak meremehkannya.
e. Berusaha bersikap lemah lembut, ramah dan santun kepada orang lain.
C. TASAMUH ( TOLERANSI )
1. Pengertian Tasamuh
Dengan demikian sikap tasamuh sangat diperlukan dalam kehidupan bertetangga dan
bermasyarakat. Bersikap tasamuh berarti memberikan kesempatan kepada orang lain
untuk mengambil haknya sebagaimana mestinya.
Maksud ayat di atas adalah masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama
yang diyakininya. Masing-masing harus dapat saling menghargai dan menghormati
hak-haknya.
Masing-masing penganut agama mempercayai bahwa agama yang dianutnyalah yang
paling baik dan benar. Pengakuan yang demikian itu menjadi hak bagi masing-masing
pemeluk agama. Tidak boleh memperolok-olokkan agama yang dianut orang lain.
Kedua belah pihak harus dapat saling menghargai dan menghormati hak-hak orang
lain.
Tasamuh antar pemeluk agama yang berbeda tidak boleh melanggar batas-batas
keyakinan dan peribadatan. Misalnya mencampuradukkan kegiatan peribadatan antar
agama yang berbeda. Antara orang Islam dengan non Islam dilarang melakukan ibadah
bersama-sama. Orang non muslim tidak boleh ikut serta dalam ibadah orang Islam
(seperti shalat, puasa, dan sebagainya). Begitu pula sebaliknya. Antar pemeluk agama
tidak boleh mengajak dengan paksa pemeluk agama lain untuk masuk pada agama
mereka. Perpindahan agama harus dilakukan dengan secara sukarela tanpa paksaan.
ٓاَل ِإ ۡك َراهَ ِفي ٱلدِّي ۖ ِن قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّ ۡش ُد ِمنَ ۡٱل َغ ۚ ِّي
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat”.
5. Dampak Positif Perilaku Tasamuh dalam Kehidupan
1. Pengertian Ta’awuan
Ta’awun berasal dari bahasa arab ta’awana- yataawanu- taawunan yang berarti tolong
menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesame manusia. Pada hakekatnya
naluri hidup berta’awun sudah dimiliki setiap manusia sejak masihanak-anak, sikap ini
perlu mendapatkan bimbingan terus menerus dari orang dewasa.
2. Pentingnya Ta’awun
Manusia mahluk lemah tak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa
bantuan pihak lain, agar dapat memnuhi kebutuhan hidupnya manusia perlu kerjasama,
tolong menolong dan bantu membantu dalam berbagai hal. Dengan adanya kesediaan
untuk taawun, masing-masing pihak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Perintah ta’awun
Q.S Al Maidah 5/ 2
Menurut ayat di atas tidak semua bentuk tolong menolong itu baik, melainkan ada juga
yang tidak baik. Tolong menolong yang baik adalah apabila mengarah kepada kebaikan
dan ketaqwaan sesuai petunjuk agama. Adapun tolong menolong dalm hal dosa dan
permusuhan termasuk perkara yang dilarang agama.
Tolong menolong bebas dilakukan dengan siapapun(termasuk non muslim), selama tidak
menyangkut masalah akidah dan ibadah. Dalam hal ibadah dan akidah tidak ada
kompromi antara agama yang satu dengan lainnya.
4. Bentuk-bentuk Ta’awun
a. Meringankan beban hidup, menutupi aib dan memberi bantuan seseorang.
b. Mengunjungi pada saat sakit atau menerima musibah. Rasulullah bersabda :
زddا ئddاع الجنddريض واتبddادة المddالم وعيddلم خمس رد المسddل المسddلم عddحق المس
(واجابة الدعوة وتشميت العاطس )روه البخارى
“Hak muslim atas muslim yang lain ada lima perkara, yaitu menjawab salam,
mengunjungi yang sakit, mengantarkan jenazah ke kubur, memenuhi undangan,
dan mendoakan yang bersin”. ( HR Bukhori )
5. Dampak Positif Ta’awun
Apabila ta’awun dapat dilakukan secara baik sesuai petunjuk agama, niscaya dapat
dipetik beberapa kebaikan, antara lain :
a. Terpenuhinya kebutuhan hidup berkat kebersamaan.
b. Memperingan tugas berat karena dilakukan secara bersama.
c. Terwujudnya persatuan dan kesatuan sesama anggota masyarakat.
d. Menimbulkan rasa simpati kelompok lain karena melihat kekompakan dalam
menghadapi suatu urusan bersama.
e. Kehidupan menjadi lebih tentram dan sejahtera
Kerjakan lembar kerja di bawah ini dengan cermat dan teliti, kemudian hasilnya serahkan
kepada guru pembimbing kalian !
REFLEKSI
Pilihan Ganda
Uraian
Jumlah
Rata – rata
MENGHINDARI
Bab ix
AKHLAK
TERCELA (HASAD, Aqidah Akhlak/MTs/ Kelas VIII/Semester Genap
29
DENDAM, GHIBAH,
FITNAH, DAN
NAMIMAH)
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
danmembuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Kompetensi Dasar
1.9. Menghayati sifat tercela yang dilarang oleh Allah SWT yaitu hasad,
dendam, ghibah, fitnah dan namimah
2.9. Menunjukkan perilaku tolong menolong dan kasih sayang sebagai
implementasi pemahaman tentang hasad, dendam, ghibah, fitnah
dan namimah
3.9. Memahami pengertian, dalil, contoh dan dampak negatif sifat hasad,
dendam, ghibah, fitnah dan namimah
4.9. Menyajikan cara menghindari sifat hasad, dendam, ghibah, fitnah
dan namimah
Sekilas Pandang
Manusia dicipta oleh Allah Swt sebagai makhluk sosial, yakni makhluk yang senantiasa
berhubungan dengan sesama manusia. Disadari atau tidak, kemampuan manusia sangat
terbatas. Untuk dapat mencukupi kebutuhan sendiri, harus bekerja sama dan tolong menolong
dengan pihak lain. Sebagai anggota masyarakat, kita harus memiliki hati yang sehat. Jangan
sekali-kali menyakiti perasaan apalagi memfitnah yang berdampak sangat buruk dan
merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Rasul diutus oleh Allah Swt untuk
menyempurnakan akhlak manusia Ia membawa
nilai-nilai kebaikan bagi manusia. Namun, dalam
perjuangannya membela kebenaran, sering
bertentangan dengan sikap orang lain yang tercela
dan merugikan, namun dilakukan dengan penuh
ketabahan dan kesabaran.
Dalam bab ini akan dibahas beberapa jenis
akhlak tercela terhadap sesama manusia, yakni
hasad, dendam, ghibah, fitnah, dan namimah.
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang
mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari
pada orang-orang yang bodoh.
Kata hasad berasal dari bahasa Arab yang berarti iri hati, dengki, iri berarti merasa
kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung atau mendapatkan kesenangan.
Iri adalah salah satu bentuk gangguan mental.
Perasaan iri hati timbul dari keinginan yang berlebihan terhadap apa yang dicapai orang
lain, sedangkan jalan untuk memperoleh seperti yang dialami orang lain, Itu sudah tertutup.
Sebenarnya perasaaan ingin beruntung atau ingin senang seperti yang dialami orang
lain adalah hal yang wajar. Selama perasaan itu tidak berlebihan, bahkan bisa bersifat
positif, asalkan dijadikan pemicu untuk dia berusaha dan bekerja guna meraih sukses seperti
orang lain.
Iri hati atau dengki adalah sifat tercela yangharus kita jauhi. Allah Swt tegas melarang
kita bersifat iri hati sebagaimana firman-Nya.
ْ ۖ يب ِّم َّما ۡٱكتَ َسب ِ ض لِّل ِّر َج َ َواَل تَتَ َمنَّ ۡو ْا َما فَض ََّل ٱهَّلل ُ بِِۦه بَ ۡع
ِ ٓا ِء نdُوا َولِلنِّ َس
ٞ dَص
يب ٞ صِ َال ن ٖ ۚ ض ُكمۡ َعلَ ٰى بَ ۡع
٣٢ ضلِ ۚ ِٓۦه ِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ بِ ُكلِّ َش ۡي ٍء َعلِ ٗيما
ۡ َوا ٱهَّلل َ ِمن ف ۡ ِّم َّما ۡٱكتَ َس ۡب ۚنَ َو
ْ ُسَٔل
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian
kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian
dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa
yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu”. (Q.S An Nisa: 32)
ِّ ال َح َس َد ِإالفِي ْاثنَتَ ْي ِن َر ُج ٌل آتَاهُ هَّللا ُ َمااًل فَ ُسلِّطَ َعلَى هَلَ َكتِ ِه فِي ْال َح
ُ ق َو َر ُج ٌل آتَاهُ هَّللا
ضي بِهَا َويُ َعلِّ ُمهَا ِ ْال ِح ْك َمةَ فَه َُو يَ ْق
Artinya : “Tidak boleh iri hati atau dengki kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap
seseorang yang di beri Allah karunia berupa sejumlah harta, kemudian ia menghabiskan
harta itu pada jalan yang benar dan terhadap seseorang yang di beri Allah karunia
berupa Ilmu / hikmah kemudian mengamalkannya dan mengajarkan kepada orang lain”.
Keadaan manusia berbeda-beda, ada yang miskin ada pula yang kaya, orang miskin
tidak boleh mengangan-angan (iri) terhadap yang kaya. Semakin lama mengangan-
angankan kekayaan, seseorang semakin dalam rasa irinya. Allah Yang Maha bijaksana telah
mengatur segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya yang mutlak dan sesuai dengan
kemampuan atau ukuran makhluk-Nya. Rasulullah SAW bersabda:
Maksud Hadits di atas ialah bahwa apabila seseorang memiliki sifat hasad, sifat
tersebut dapat merusak pahala kebaikan telah dilakukan sebelumnya.
B. DENDAM
1. Pengertian Dendam
Dendam berarti keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas
kejahatan. Membalas suatu kejahatan dengan kejahatan disebut dendam.
Di sisi lain orang yang terkena kejahatan tidak sabar, kemudian melakukan
pembalasan terhadap kejahatan tersebut, Apabila orang yang terkena kejahatan tidak
membalas, berarti tidak ada dendam. Firman Allah Swt dalam Q.S Al A’raf (7) ayat 199 :
Sesuai dengan pengertian di atas, namimah hanya berupa ucapan atau cerita, baik
dilakukan oleh seorang maupun sesama orang lain. Namimah bisa berawal dari rasa iri
hati, karena melihat seseorang (yang difitnah) memperoleh kesenangan atau keuntungan,
kemudian mencari jalan untuk menjelek-jelekkannya kepada orang lain. Namimah sangat
erat hubungannya dengan fitnah, lazimnya orang yang suka memfitnah juga suka mengadu
domba.
Kata hasad berasal dari bahasa Arab yang berarti iri hati, dengki, iri berarti merasa kurang
senang atau cemburu melihat orang lain beruntung atau mendapatkan kesenangan. Iri adalah
salah satu bentuk gangguan mental.
Dendam berarti keinginan yang keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan.
Membalas suatu kejahatan dengan kejahatan disebut pendendam.
Dalam kehidupan, sehari-hari sering kita dengar orang yang membicarakan kejelekan orang
lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya, Apabila kejelekan yang dibicarakan
tersebut memang dilakukan orangnya, maka pembicaraan itu disebut Ghibah. Apabila
kejelekan yang di bicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut Fitnah.
Namimah berarti mengadu domba, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seorang (yang
belum tahu benar) kepada orang lain dengan maksud agar terjadi perselisihan antara keduanya.
Kerjakan lembar porto folio di bawah ini, kemudian hasilnya serahkan kepada guru
pembimbingmu! (kerjakan dilembar kertas folio bergaris, jangan lupa cantumkan
identitasmu)
Salinlah Q.S al-Hijurat ayat 12, kemudian simpulkan isinya pada lembar berikut!
2. Terjemahan ayatnya
………………………………………………………………………………….............
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Simpulan Isinya
…………………………………………………………………………….....................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
REFLEKSI
Sukses, untuk kalian sudah mempelajari modul tentang
Akhlak Tercela Kepada Sesama (hasad, dendam, ghibah,
fitnah, dan namimah). Bagaimana, sudah bisa
memahaminya? atau barangkali masih ada hal-hal yang
perlu penjelasan lebih lanjut? Jika demikian silahkan
konsultasi dengan guru anda... Dan selanjutnya kerjakan uji
kompetensi berikut ini!
Jumlah
ADAB BERSOSIAL
Bab MEDIA DALAM
x
PANDANGAN
ISLAM
42 Aqidah Akhlak/MTs/Kelas VIII/Semester Genap
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, danprosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
4. Mencoba, mengolah,dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
danmembuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Kompetensi Dasar
1.10. Menghayati adab bersosial media yang baik sesuai ketentuan
Islam
2.10. Menjalankan adab bersosial media yang baik dalam kehidupan
sehari-hari
3.10. Menerapkan adab bersosial media
4.10. Mempraktikan contoh adab bersosial media yang baik dalam
kehidupan sehari-hari
NILAI KARAKTER
Religius, tanggung jawab, toleransi, disiplin, jujur, gotong royong.
a. Dampak Positif
Diantara dampak positif penggunaan media sosial adalah :
1. Bisa dimanfaatkan untuk media promosi/iklan dan pemberitahuan secara up to date
dan manfaat hiburan lainnya seperti komunitas, kuis, game dll yang bisa menambah
Aqidah Akhlak/MTs/ Kelas VIII/Semester Genap
45
pengetahuan kita tentang teknologi maupun hal umum.
2. Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial.
3. Dengan menggunakan jejaring sosial, kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja,
bahkan dengan orang yang belum kita kenal sekalipun dari berbagai penjuru dunia.
Kelebihan ini bisa kita manfaatkan untuk menambah wawasan, bertukar pikiran,
saling mengenal budaya dan ciri khas daerah masing-masing, dll. Hal ini dapat pula
mengasah kemampuan berbahasa seseorang. Misalnya, belajar bahasa inggris
dengan memanfaatkan fasilitas call atau video call yang disediakan di situs jejaring
sosial.
4. Dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan social yang sangat di
butuhkan di zaman digital seperti sekarang ini. Mereka akan belajar bagaimana cara
beradaptasi,bersosialisai dengan public dan mengelola jaringan pertemanan.
5. Memperluas jaringan pertemanan, anak dan remaja akan menjadi lebih mudah
berteman dengan orang lain di seluruh dunia, meski sebagian besar diantaranya
belum pernah mereka temui secara langsung.
6. Situs jejaring social membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian,
dan empati, misalnya memberi perhatian saat ada teman mereka yang ulang tahun,
mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan
persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
7. Media pertukaran data : dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www
(world wide web : jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia
dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
8. Media untuk mencari informasi atau data : perkembangan internet yang pesat,
menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
9. Kemudahan memperoleh informasi : kemudahan untuk memperoleh informasi yang
ada di internet banyak membantu manusia sehingga manusia tahu apa saja yang
terjadi. Selain itu internet juga bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang
pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
10. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan : Dengan
kemudahan ini, membuat kita tidak perlu pergi menuju ke tempat
penawaran/penjualan karena dapat di lakukan lewat internet.
b. Dampak Negatif
Disamping dampak positifnya, media sosial juga berpengaruh negatif jika tidak
digunakan sesuai norma dan aturan yang ada. Diantara dampak negatif dari media sosial
antara lain :
1. Kecanduan, situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa
membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri.
Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan
respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.
2. Berkurangnya perhatian terhadap keluarga
3. Tergantikannya kehidupan sosial
4. Tersebarnya data penting yang tidak semestinya
5. Membuat prestasi pelajar semakin menurun
6. Tumbuhnya sikap hedonisme dan konsumtif
7. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer akan jarang
Ajaran Islam terkait etika bermedia sudah ada. Setidaknya terdapat beberapa etika
dalam bermedia sosial, antara lain :
1) Tabayyun (cek dan ricek).
Dalam al-Qur’an surat Al-Hujarat ayat 6 disebutkan panduan bagaimana
etika serta tata cara menyikapi sebuah berita yang kita terima, sebagai berikut :
ْ بِحdص
ُوا ْ يبdص
ٖ َ ا بِ َج ٰهdُوا قَ ۡو ۢ َم
ۡ ُلَة فَت ِ ُو ْا َأن تd
ٓ dُق بِنَبَ ٖإ فَتَبَيَّن ِ َٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ْا ِإن َجٓا َء ُكمۡ ف
ُ ۢ اس
٦ ََعلَ ٰى َما فَ َع ۡلتُمۡ ٰنَ ِد ِمين
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
Quraish Shihab menerangkan bahwa ada dua hal yang patut dijadikan
perhatian terkait ayat tersebut. Pertama, pembawa berita; dan kedua, isi berita.
Bahwa pembawa berita yang perlu di-tabayyun dalam pemberitaannya adalah orang
fasiq. Yaitu, orang yang aktivitasnya diwarnai oleh pelanggaran agama. Kedua,
menyangkut isi berita, penyelidikan kebenaran sebuah berita menjadi perhatian
khusus dalam ayat tersebut. Penyeleksian informasi dan budaya literasi adalah
komponen yang tidak bisa diabaikan. Jadi, tradisi mudah menge- share berita
tanpa melakukan penyelidikan kevalidan secara mendalam tidaklah dibenarkan
dalam Islam.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai lembaga keagamaan tentu tidak bisa
berpangku tangan melihat laku masyarakat dalam menggunakan medsos
sebagaimana diungkapkan di atas. Bertolak dari fenomena penyalahgunaan medsos
itulah, MUI merasa tergugah sehingga mengeluarkan fatwa, yakni Fatwa MUI No
24 Tahun 2017 mengenai Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media
Sosial.
Dalam fatwa itu, ada lima poin larangan menggunakan medsos :
(1) melakukan ghibah, fitnah, namimah (adu-domba), dan menyebarkan
permusuhan. (2) melakukan bullying, ujaran kebencian, dan permusuhan
berdasarkan suku, ras, atau antara golongan. (3) menyebarkan hoax serta informasi
bohong meskipun dengan tujuan baik, seperti info tentang kematian orang yang
masih hidup. (4) menyebarkan materi pornografi, kemaksiatan, dan segala yang
terlarang secara syari. (6) menyebarkan konten yang benar tetapi tidak sesuai
dengan tempat atau waktunya.
4) Media sosial digunakan untuk amar ma’ruf nahi munkar yang menjamin dan
mengatur kebebasan ekspresi.
Kebebasan berpendapat sering kali disalahgunakan untuk membuat fitnah, opini
palsu, dan menebar kebencian yang sering diutarakan melalui media sosial. Allah
Swt melalui QS. Ali Imran ayat 104 meminta agar setiap umat (manusia) membela
apa yang baik dan benar.
ۡ ُوف َويَ ۡن ۡ ُِون ب
ِ ٱل َم ۡعرdd ۡ ر وddون لَى ۡٱل َخ ۡي ۡ ةٞ َو ۡلتَ ُكن ِّمن ُكمۡ ُأ َّم
هَو َن َع ِن َ يَأ ُمر َ ِ يَد ُع َ ِإ ٓ
١٠٤ ُون َ ك هُ ُم ۡٱل ُم ۡفلِحَ ۡٱل ُمن َك ۚ ِر َوُأ ْو ٰلَِئ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung”.
5) Tidak digunakan untuk mengolok-olok orang lain. Sebagaimana disebutkan dalam
Al-Qur’an surat Al-Hujarat: 11:
Aqidah Akhlak/MTs/ Kelas VIII/Semester Genap
49
ٗرا ِّم ۡنهُمۡ َواَلdوا َخ ۡيd
ْ dُ ٰ ٓى َأن يَ ُكونd قَو ٍم َع َس ۡ م ِّمنٞ وا اَل يَ ۡس َخ ۡر قَ ۡو ْ ُين َءا َمنَ ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ
ْ ُكمۡ َواَل تَنَابَ ُزd ُز ٓو ْا َأنفُ َسd ٗرا ِّم ۡنه ۖ َُّن َواَل تَ ۡل ِمd ٰ ٓى َأن يَ ُك َّن َخ ۡيd ِّمن نِّ َسٓا ٍء َع َسٞنِ َسٓاء
وا
ٰ ٓ
َ dك هُ ُم ٱلظَّلِ ُم
ونd َ َد ٱِإۡل ي ٰ َم ۚ ِن َو َمن لَّمۡ يَتُ ۡب فَُأ ْو ٰلَِئdق بَ ۡع
ُ وd ُم ۡٱلفُ ُسdٱٱِلس
ۡ س ِ ۖ َٱَأۡل ۡل ٰقdِب
َ ب بِ ۡئ
١١
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-
buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa
yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang- orang yang zalim”.
6) Menyebarkan kebencian dan membuat berita palsu (hoax). Bahwa kaum beriman
diminta untuk tidak ’’memaki sembahan yang mereka sembah selain Allah karena
mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur’an surat An-Nur: 4:
َد ٗةddين َج ۡل ْ ُت ثُ َّم لَمۡ يَ ۡأت
ۡ َوا ِبَأ ۡربَ َع ِة ُشهَ َدٓا َء ف
َ ِ ُدوهُمۡ ثَ ٰ َمنddِٱجل dِ َص ٰن
َ ون ۡٱل ُم ۡح َ ين يَ ۡر ُمَ َوٱلَّ ِذ
ٓ
٤ ون َ ُك هُ ُم ۡٱل ٰفَ ِسق َ وا لَهُمۡ َش ٰهَ َدةً َأبَ ٗد ۚا َوُأ ْو ٰلَِئ
ْ َُواَل تَ ۡقبَل
Artinya: Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat
zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka
(yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian
mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang- orang yang fasik”.
Di ayat lain yaitu QS. al-An’am ayat 112, Allah Swt menjadikan manusia yang
suka berbohong atau memberi atau menyebarkan informasi palsu demi kepuasan
diri sendiri maupun kelompoknya sebagai musuh para Nabi dan Allah.
Agar pengguna media sosial terhindar dari hal-hal yang negatif, disamping
mengikuti ketentuan-ketentuan yang ada serta memanfaatkan jejaring sosial secara
benar dan sesuai dengan norma-norma di masyarakat, kita juga harus pandai
memanfaatkan jejaring sosial lebih baik untuk hal-hal sebagai berikut :
1). Untuk pelajar, dapat memanfaatkan Facebook untuk metode pembelajaran
online sehingga belajar dan mengajar tidak monoton dan lebih fun.
2). Kita perlu belajar menggunakan jaringan internet secara bijak sehingga kita
tidak menjadi orang yang mencandu akan jejaring sosial. Sebaiknya para
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, danprosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
danmembuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Kompetensi Dasar
1.11. Menghayati kisah keteladanan sahabat Abu Bakar r.a.
2.11. Menunjukkan perilaku jujur dan disiplin sebagai
implementasi kisah keteladanan sahabat Abu Bakar r.a.
3.11. Menganalisis kisah keteladanan sahabat Abu Bakar r.a.
4.11. Mengomunikasikan hasil analisis keteladanan sahabat Abu Bakar
r.a.
NILAI KARAKTER
Religius, tanggung jawab, toleransi, disiplin, jujur, gotong royong
Nama Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu 'anhu adalah tidak asing lagi bagi sekalian ummat
Islam, baik dahulu maupun sekarang. Dialah manusia yang dianggap paling agung dalam
sejarah Islam sesudah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemuliaan
akhlaknya, kemurahan hatinya dalam mengorbankan harta benda dan
kekayaannya, kebijaksanaannya dalam menyelesaikan masalah ummat,
ketenangannya dalam menghadapi kesukaran, kerendahan hatinya ketika
berkuasa serta tutur bahasanya yang lembut lagi menarik adalah sukar dicari
bandingannya baik dahulu maupun sekarang. Dialah tokoh sahabat terbilang
yang paling akrab dan paling disayangi oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. Karena besarnya pengorbanan beliau itulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pernah mengatakan: “Islam telah tegak di atas harta Siti Khadijah dan pengorbanan Abu
Bakar.”
Beberapa keistimewaan beliau adalah karena Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. adalah seorang
sahabat yang terkenal karena keteguhan imannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pernah menyanjungi sahabatnya itu dengan sabdanya, “Jika ditimbang iman Abu Bakar Ash-
Shiddiq dengan iman sekalian ummat maka lebih berat iman Abu Bakar“. Mengapa demikian,
di antara jawabannya adalah karena beliau tidak mencintai dunia ini, cintanya pada Allah dan
Berikut adalah deskripsi tentang Abu Bakar r.a.: setelah ia masuk Islam dia telah
menginfaqkan empat puluh ribu dinar untuk kepentingan shadaqah dan memerdekakan budak.
Dalam Perang Tabuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah meminta kepada sekalian
kaum Muslimin agar mengorbankan hartanya pada jalan Allah. Tiba-tiba datanglah Abu Bakar
radhiallahu 'anhu membawa seluruh harta bendanya lalu meletakkannya di antara dua tangan
baginda Rasul. Melihat banyaknya harta yang dibawa oleh Saiyidina Abu Bakar radhiallahu
'anhu, bagi tujuan jihad itu maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjadi terkejut lalu
berkata kepadanya: “Hai sahabatku yang budiman, kalau sudah semua harta bendamu kau
korbankan apa lagi yang akan engkau tinggalkan buat anak-anak dan isterimu?” Pertanyaan
Rasulullah saw itu dijawab oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan tenang sambil tersenyum,
ujarnya. “Saya tinggalkan buat mereka Allah dan RasulNya.”(lih.tafsir surat Al-Lail).
Diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari Umar Ibnul Khattab berkata, “Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memerintahkan kita untuk bersedeqah, saat itu aku memiliki harta maka aku
berkata, “Pada hari inilah aku akan mengungguli Abu Bakar, semoga aku mengunggulinya
pada hari ini”. Maka akupun mengambil setengah hartaku, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu? Aku menjawab:
Sejumlah yang aku sadaqahkan (50 %)”. Lalu Abu Bakar datang dengan membawa seluruh
hartanya dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abu Bakar, apa yang
kamu tinggalkan untuk keluargamu? Dia menjawab: Aku meninggalkan Allah dan Rasul-Nya.
Lalu Umar berkata: Demi Allah aku tidak bisa mengungguli Abu Bakar dalam kebaikan untuk
selamanya”. [Sunan At-Tirmdzi no: 3675).
Diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari hadits Anas bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda kepada Abu Bakar dan Umar, “Dua orang ini adalah pemimpin para
penghuni surga yang dewasa baik generasi yang terdahulu atau yang akan datang kecuali para
Nabi dan Rasul”.[Sunan Turmudzi: no: 3664]. Imam Bukhari rahimahullah membuat bab di
dalam Kitab Fadha’il ash-Shahabah [Fath al-Bari Juz 7 hal. 15] dengan judul ‘Bab; Sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tutuplah pintu-pintu -di dinding masjid- kecuali pintu
Abu Bakar. Imam Bukhari berkata, dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu, beliau
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah kepada para sahabat:
“Sesungguhnya Allah memberikan tawaran kepada seorang hamba; antara dunia dengan apa
yang ada di sisi-Nya. Ternyata hamba itu lebih memilih apa yang ada di sisi Allah.”
Abu Sa’id berkata: “Abu Bakar pun menangis. Kami merasa heran karena tangisannya. Tatkala
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan ada seorang hamba yang diberikan
tawaran. Ternyata yang dimaksud hamba yang diberikan tawaran itu adalah Rasulullah
1. Hadits ini mengandung keistimewaan yang sangat jelas pada diri Abu Bakar ash-Shiddiq
radhiyallahu’anhu yang tidak ditandingi oleh siapapun di antara para sahabat. Hal itu
disebabkan beliau berhak mendapat predikat Khalil -kekasih terdekat- bagi Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam kalaulah bukan karena faktor penghalang yang disebutkan
oleh Nabi di atas.
2. Abu Bakar radhiyallahu’anhu mengetahui bahwa seorang hamba yang diberikan tawaran
tersebut adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh sebab itu beliau pun menangis
karena sedih akan berpisah dengannya, terputusnya wahyu, dan akibat lain yang akan
muncul setelahnya.
3. Para ulama itu memiliki pemahaman yang bertingkat-tingkat. Setiap orang yang lebih
tinggi pemahamannya maka ia layak untuk disebut sebagai a’lam (orang yang lebih tahu).
4. Hadits ini mengandung motivasi untuk lebih memilih pahala akhirat daripada perkara-
perkara dunia (lihat Fath al-Bari [7/19])
5. Hendaknya seorang berterima kasih kepada orang lain yang telah berbuat baik kepadanya
dan menyebutkan keutamaannya (lihat Fath al-Bari [7/19]).
Kita juga bisa melihat bersama bagaimana kedalaman ilmu Abu Bakar ash-Shiddiq
radhiyallahu’anhu terhadap hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga ilmu itupun
terserap dengan cepat ke dalam hatinya dan membuat air matanya meleleh. Kecintaan kepada
akhirat dan kerinduan untuk bertemu dengan Allah jauh lebih beliau utamakan daripada
kesenangan dunia. Beliau sangat menyadari bahwa kehadiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam di tengah-tengah para sahabat laksana lentera yang menerangi perjalanan hidup mereka.
Nikmat hidayah yang dicurahkan kepada mereka melalui bimbingan Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah di atas segala-galanya.
Kita pun bisa menarik kesimpulan bahwa dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berjalan dengan bantuan dan dukungan para sahabatnya. Beliau -dengan kedudukan beliau
yang sangat agung- tidaklah berdakwah sendirian. Terbukti pengakuan beliau terhadap jasa-
jasa Abu Bakar yang sangat besar kepadanya. Tentu saja yang beliau maksud bukan semata-
Hadits ini juga menunjukkan betapa agungnya kedudukan Abu Bakar di mata Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam yang melebihi sahabat-sahabat yang lain. Nabi tanpa malu-malu mengakui
keutamaan Abu Bakar radhiyallahu’anhu. Hadits ini juga menunjukkan bahwa memuji orang
di hadapannya diperbolehkan selama orang tersebut tidak dikhawatirkan ujub karenanya.
Hadits ini juga menunjukkan bahwa kecintaan yang terpendam di dalam hati pasti akan
membuahkan pengaruh pada gerak-gerik fisik manusia. Kecintaan yang sangat dalam pada diri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap Abu Bakar pun tampak dari ucapan dan perbuatan
beliau. Kalau kita mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka konsekuensinya
kita pun mencintai orang yang beliau cintai. Kecintaan yang berlandaskan Islam dan
persaudaraan seagama.
Beberapa keistimewaan beliau adalah karena Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. adalah seorang
sahabat yang terkenal karena keteguhan imannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pernah menyanjungi sahabatnya itu dengan sabdanya, “Jika ditimbang iman Abu Bakar Ash-
Shiddiq dengan iman sekalian ummat maka lebih berat iman Abu Bakar“. Mengapa demikian,
di antara jawabannya adalah karena beliau tidak mencintai dunia ini, cintanya pada Allah dan
rasulnya melebihi apapun. Dan yang kedua adalah karena rasa takutnya pada yaumul Hisab
attau pengadilan Allah. Hal inilah yang menyebabkan ia dijuluki Nabi dengan sebutan
AsShiddiq, yang berarti: orang yang amat membenarkan balasan akhirat. Mudah-mudahan kita
bisa meneladani..
1. Cari dan diskusikan kelebihan-kelebihan yang melekat pada diri Abu Bakar? Ceritakan!
2. Apa yang harus diteladani oleh para pejabat dari kepribadian Abu Bakar ra. Jelaskan!
3. Presentasikan hasil temuan kalian di depan teman-teman kalian!
27. Berikut ini merupakan contoh hal-hal yang dapat dilakukan berdasarkan prinsip
tasamuh, kecuali.....
A. Kerja bakti C. Pekerjaan
B. Kegiatan sosial D. Ritual ibadah
41. Jelaskan pengertian Rasul Ulul Azmi, dan sebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi
tersebut!
42. Jelaskan beberapa sifat utama yang ada pada Rasul Ulul Azmi!
43. Jelaskan perbedaan antara Ghibah dan Fitnah!
44. Sebutkan dampak positif bersosial media
45. Sebutkan keteladanan yang dimiliki sahabat Abu Bakar Ra.