Anda di halaman 1dari 24

Bab VIII

AKUNTANSI ZAKAT RIKAZ, BARANG


TAMBANG DAN HASIL LAUT
Tujuan Pembelajaran

 Mahasiswa dapat menjelaskan Hukum Zakat Rikaz


 Mahasiswa dapat melakukan Penghitungan Zakat Rikaz
 Mahasiswa dapat menjelaskan Hukum dan Penghitungan Zakat
Aktivitas Tambang Batu-batuan
 Mahasiswa dapat melakukan Penghitungan Zakat Aktivitas
Tambang Batu-batuan
 Mahasiswa dapat melakukan Penghitungan Zakat Aktivitas
Penggalian Barang Tambang Mentah
 Mahasiswa dapat melakukan Penghitungan Zakat Aktivitas
Menggali Barang Tambang Mentah
 Mahasiswa dapat melakukan Penghitungan Zakat Aktivitas
Mencari Ikan dan Yang Sejenisnya
Landasan Hukum

 “Yaitu Tuhan Yang Maha pemurah, Yang bersemayam di


atas arsy. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit,
semua yang ada di bumi, semua yang di antara
keduanya dan semua yang di bawah tanah.” (QS.
Thaha: 5-6)
 Dalil atas hal ini adalah firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan
Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan
sebagian dari yang kami keluarkan dari bumi untuk
kamu.” (QS. Al-Baqarah: 267)
 Dan sabda Rasulullah saw:
Artinya: “Dan dalam rikaz seperlima” (HR. Jamaah)
Unsur kekayaan barang tambang
dan hasil laut

 Segala sesuatu yang dieksplorasi dari bumi


 Penemuan harta karun pada kedalaman tanah
dan mempunyai nilai materi yang tinggi,  sulit
diterapkan karena memang dikelola pemerintah
 Hasil laut yang berupa mutiara, karang, rumput
laut dan lain sebagainya (Ikhtilafiah)
 Hasil laut berupa ikan dan hewan laut yang
merupakan qiyas dari hasil laut di atas
Asas-Asas Perhitugan Zakat Rikaz dan
Barang Tambang (Syahatah, 2004):

 Rikaz  barang tambang, temuan, hasil laut yang


mempunyai nilai materi
 Wajib zakat ketika menemukan dan jika mengalami
proses industri dan pengolahan maka tunduk atas zakat
industri
 Hasil rikaz dihargai dan dikurangi pembiayaan yang
dikeluarkan dalam rangka mencapainya, diqiyaskan
dengan zakat pertanian.
 Nisab rikaz adalah senilai 85 gram emas (pendapat
kuat) dan ada pendapat yang mengemukakan tidak ada
nishab
 Tarif zakat rikaz adalah 20 %, ada yang mengemukakan
2,5%
Ikhtilafiah

 Dalam Syahatah (2004) ada pendapat


yang menyatakan 20% dari hasil jumlah
kotor dan 10% dari hasil bersih.
Pada masa dahulu tidak ada biaya untuk
penggalian, konteks kekinian ada,
sehingga boleh mengurangkan dan tetap
menggunakan tarif 10% (pendapat
Syahatah)
Kadar/Prosetase (Qardhawi)

 Abu Hanifah  20% (Abu Ubaid, Zaid bin


Ali, Baqir)
Ahmad dan Ishaq  2,5%, demikian juga
dengan Malik dan Syafii
Nishab (Qardhawi)

Abu Hanifah berpendapat tidak ada


Nishab, berapa pun di keluarkan zakatnya
Maliki, Syafii, Ahmad, Ishaq berpendapat
ada nishab. Jika sekali menambang belum
mencapai nishab maka nilainya akan
dikalkulasi sampai mencapai nishab
kecuali usaha tersebut terhenti
Qardhawi menyatakan bahwa Raf’iI dari
mazhab Syafii  harus ada nishab tetapi
tidak perlu haul
Haul (Qardhawi)

Jumhur Ulama  barang tambang


langsung dikeluarkan zakat ketika berhasil
menambang. Demikian juga pendapat
Malik
 Ishaq dan Ibnu Mundziri  harus satu
tahun, namun pendapat ini tidak kuat.
Contoh Penghitungan Zakat Rikaz

Ketika menggali tanah untuk meletakkan


pondasi rumahnya, Yusuf menemukan
emas senilai Rp 60.000.000,- dan dia
mengeluarkan biaya untuk membersihkan
dan menghaluskannya sebesar Rp
10.000.000,-
Jumlah per
Uraian Jumlah total Keterangan
unit
Harga harta terpendam Rp 60.000.000
Biaya pembersihan dan Menurut
penghalusan Rp 10.000.000 pendapat
Tempat zakat ------------------ Rp 50.000.000 yang
Nisab: 85 X Rp 500.000,- mengurangka
= Rp 42.500.000,- n biaya dari
Tempat zakat mencapai harta zakat
nisab
Jumlah zakat:
Rp 50.000.000,- X 10 %
= Rp 5.000.000,-
Hukum dan Penghitungan Zakat
Aktivitas Tambang Batu-batuan


Tidak wajib zakat atas asset tetap yang digunakan karena harta yang
dimiliki bukan untuk perdagangan (qiniyah) yang dibebaskan dari
zakat.

Masuk dalam kategori zakat tambang batu-batuan adalah harga
pembelian dari batu-batuan yang dikeluarkan seperti pasir, kerikil,
tanah liat yang kering, batu pualam, granit, dan lain-lain. Semua
barang tersebut masuk dalam harta zakat.

Harta zakat dikurangi pembiayaan penggalian, pembersihan,
penyiapan, transportasi, pemasaran dan administrasi.

Tempat zakat tercermin dari selisih antara harga produksi dengan
pembiayaan yang wajib dipotongkan.

Nisab zakat aktivitas tambang batu-batuan senilai 85 gram emas. Jika
tempat zakat mencapai nisab, dihitung zakatnya.
 Jumlah zakat adalah tempat zakat dikalikan dengan harganya.
Contoh Penghitungan Zakat Aktivitas
Tambang Batu-batuan

 Perusahaan Al Amin bergerak dalam bidang pemotongan dan


pemindahan bahan mentah marmer, yang mana ringkasan
aktivitasnya selama satu haul yang berakhir pada 30 Dzul Hijjah
1436 H. adalah sebagai berikut:
 - Total produksi Rp 10.000.000.000,-
 - Biaya penggalian dan pengepakan Rp 2.000.000.000,-
 - Biaya pengangkutan Rp 2.000.000.000,-
 - Biaya pemasaran Rp 300.000.000,-
 - Biaya administrasi Rp 200.000.000,-
 - Biaya perawatan dan penjagaan Rp 1.500.000.000,-
 - Pajak penjualan Rp 2.000.000.000,-
 - Harga asset tetap Rp 20.000.000.000,-
 - Modal yang diinvestasikan Rp 25.000.000.000,-
 (25.000 saham harga perlembarnya Rp 1.000.000,-)
 Dari keterangan di atas zakat dihitung sebagai berikut:
 Tidak wajib zakat atas asset tetap yang dipergunakan
dalam bekerja, karena ia merupakan harta yang dimiliki
bukan untuk perdagangan (qiniyah).
 Tempat zakat dihitung dengan mengurangkan biaya dari
harta zakat (produksi selama satu haul).
 Tarif zakat adalah 10 % dari harta bersih.
 Bagian masing-masing saham ditentukan dengan cara
membagi jumlah zakat dengan jumlah saham.
Uraian Jumlah per unit Jumlah total Keterangan
Harga produksi ----------------- Rp10.000.000.000 Harga pasar
Biaya: Harga per gram
- Biaya penggalian dan pengepakan Rp emas Rp
- Biaya pengangkutan 2.000.000.000 500.000,-
- Biaya perawatan dan penjagaan Rp Harga zakat 10 %
- Pajak 2.000.000.000 karena tidak ada
- Biaya pemasaran Rp aktivitas industri
- Biaya administrasi 1.500.000.000
Total Rp Rp 8.000.000.000
Tempat zakat 2.000.000.000 Rp 2.000.000.000
Nisab: Rp 42.500.000,- Rp
Tempat zakat mencapai nisab 300.000.000
Jumlah zakat: Rp
Rp 2.000.000.000,- X 10 % 200.000.000
= Rp 200.000.000,- ---------------------
Bagian per saham: ---------------------
Rp 200.000.000,- : 25.000
= Rp 8.000,-
Penghitungan Zakat Aktivitas
Penggalian Barang Tambang Mentah

 Para ahli fiqh berselisih pendapat tentang


bentuk fiqh untuk aktivitas pertambangan.
 Sebagian berpendapat untuk diterapkan atasnya
zakat rikaz dan sebagian berpendapat untuk
diterapkan atasnya zakat industri.
 Syahatah cenderung untuk mengambil pendapat
yang pertama selama tidak ada aktivitas industri
dalam barang tambang tersebut.
 Sehingga zakatnya dihitung sebagaimana zakat
tambang batu-batuan.
Contoh Penghitungan Zakat Aktivitas
Menggali Barang Tambang Mentah
Perusahaan Aneka Tambang Besi bergerak dalam bisnis
penggalian tambang besi dari perut bumi yang mana
aktivitasnya dalam periode yang berakhir pada 30 Dzul
Hijjah 1436 H adalah sebagai berikut:
- Harga besi mentah yang dikeluarkan Rp 5.000.000.000,-
- Biaya penggalian Rp 1.000.000.000,-
- Biaya pembersihan Rp 2.000.000.000,-
- Harga harta tetap yang digunakan Rp 10.000.000.000,-
- Biaya pemasaran Rp 500.000.000,-
- Biaya administrasi Rp 500.000.000,-
- Harga emas 21 karat Rp 500.000,-
- Modal Rp 5.000.000.000,- yang dibagi dalam 5000 lembar
saham seharga Rp 1.000.000,-/lembar
Uraian Jumlah per unit Jumlah total Keterangan
Harga produksi Rp 5.000.000.000 Harga pasar
Tanggungan: 85 X Rp 500.000
Rp 1.000.000.000
- Biaya penggalian Harga zakat 10 %
Rp 2.000.000.000
- Biaya pembersihan Rp 500.000.000
- Biaya pemasaran Rp 500.000.000
- Biaya administrasi --------------------- Rp 4.000.000.000
Total
Tempat zakat Rp 1.000.000.000
Nisab: Rp 42.500.000,-
Tempat zakat mencapai
nisab
Jumlah zakat:
Rp 1.000.000.000,- X 10 %
= Rp 100.000.000,-
Bagian per saham:
Rp 100.000.000,- : 5000
= Rp20.000,-
Zakat Aktivitas Mencari Ikan dan Yang
Sejenisnya

 “Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan


(untukmu), agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar (ikan), dan
kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan
yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera
berlayar padanya, dan suapaya kamu mencari
(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya
kamu bersyukur” (Qur’an Surat An-Nahl: 14)
 Bentuk syukur dengan mengeluarkan zakat
(syahatah, 2004)
Penghitungan Zakat Aktivitas Mencari
Ikan dan Yang Sejenisnya

 Bentuk fiqh dari aktivitas ini adalah zakat industri.


 Zakat wajib atas hasil yang diperoleh dikurangi biaya
operasional. Jika hasil bersih mencapai satu nisab, zakat
dihitung dengan persentase 10 %.
 Ulama madzhab Hanafi berpendapat bahwa dalam
aktivitas ini tidak ada kewajiban zakat dan sebagian
ulama kontemporer berpendapat bahwa harga zakatnya
5 %. Semuanya adalah hasil ijtihad.
 Sedang pendapat yang diambil oleh Husyen Syahata,
diqiyaskan kepada zakat harta yang dimiliki untuk
diambil pemasukannya.
 Sebagian ahli fiqh berpendapat bahwa
jumlah zakat hasil ikan adalah 5% atas
total produksi tanpa pemotongan biaya,
sebagian berpendapat 5% dari total
bersih, setelah dipotong biaya.
Contoh Penghitungan Zakat Aktivitas
Mencari Ikan dan Yang Sejenisnya

CV Cinta Bahari melakukan aktivitas pencarian ikan


dengan keterangan sebagai berikut:
 - Ikan senilai Rp 50.000.000,-
 - Hewan-hewan laut senilaiRp 20.000.000,-
 - Batu dan logam Rp 30.000.000,-
 - Biaya operasional Rp 25.000.000,-
 - Pembelian perlengkapan Rp 15.000.000,-
Jumlah per
Uraian Jumlah total Keterangan
unit
Harga produksi Harga pasar
- Ikan Rp 50.000.000 Biaya riil
- Hewan laut Rp 20.000.000 85 X Rp 500.000
- Batu dan logam Rp 30.000.000 Harga zakat 10 %
Total ------------------ Rp 100.000.000
Tanggungan:
- Biaya operasional Rp 25.000.000
- Pembelian alat Rp 15.000.000
Total ------------------ Rp 40.000.000
Tempat zakat Rp 60.000.000
Nisab: Rp 42.500.000,-
Tempat zakat mencapai nisab
Jumlah zakat:
Rp 60.000.000,- X 10 %
= Rp 6.000.000,-
Referensi

 Hafidhuddin, Didin Dr, Panduan Zakat, Republika 2002


 Hafidhuddin, Didin Dr, Zakat dalam Perekonomian Modern, Gema
Insani Press, 2002
 Harahap, Sofya Syafri PhD, Menuju Perumusan Teori Akuntansi
Islam, Pustaka Quantum Jakarta, 2001
 Mufraini, M Arief Lc Msi, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Kencana
Prenada Media Grup, 2006
 Mursyidi, Drs Akuntansi Zakat Kontemporer, Remaja Rosdakarya
2003
 Nurhayati, Sri dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia,
Salemba Empat, 2008
 Qardawi Yusuf Dr, Hukum Zakat. MIZAN 1996
 Shahatah, Husain DR, Akuntansi Zakat, Pustaka Progresif 2004.
 Shahatah, Husain DR, Pokok-pokok Pikiran Akuntansi Islam, Akbar
Media Eka Aksara 2001.

Anda mungkin juga menyukai