Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TUGAS PANCASILA

“PANCASILA DALAM KONTEKS

SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA”

DOSEN PENGAMPU : ENY WIDIATY, S.EI., M.E

OLEH :

MOHAMMAD ARIF BUDIMAN


202202902290080
EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NURUL HAKIM


FAKULTAS EKONOMI ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ucapkan rasa puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah
SWT sebagai penguasa seluruh alam raya ini. Dengan kemurahannya akhirnya kami
mampu untuk menyelesaikan tugas makalah ini dalam keadaan yang baik. Alhamdulillah
kami ucapkan karena kami mampu untuk melewati segala hadangan dan hambatan saat
mengerjakan tugas makalah ini sehingga bisa hadir saat ini. Maksud kami dalam
menyusan makalah ini tak lain tak bukan sebagai sarana kami untuk belajar dan
menambah referensi bagi kita semua terutama berkaitan dengan judul makalah kami. Tak
lupa kami mengingat sebagai insan manusia yang tidak luput dalam kesalahan kami juga
mengakui masih ada kekurangan dari hasil makalah kami, dengan ini kami menyambut
dengan tangan terbuka untuk menerima semua kritik dan saran yang sekiranya dapat
membantu dan membangun untuk makalah. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat
mendatangkan manfaat dan kami ucapkan terimakasih banyak atas perhatian yang
diberikan.

Kediri, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………i

Daftar Isi ………………………………………………………………………..………ii

Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………………..1


1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………..1

Bab II Pembahasan ……………………………………………………………………..2


2.1 Nilai-Nilai Pancasila Pada Pra-Penjajahan ……………………………………….2
2.2 Nilai-Nilai Pancasila Pada Saat Penjajahan ………………………………………3
2.3 Nilai-Nilai Pancasila Pada Perjuangan
Kemerdekaan Bangsa Indonesia ………………………………………………4

Bab III Penutup …………………………………………………………………………8


3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………….8

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………..9

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki perjalanan yang panjang
dalam usaha untuk mewujudkannya menjadi dasar dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Rentetan-rentetan peristiwa yang melatarbelakangi adanya Pancasila juga
diikuti dengan banyak perjuangan oleh para pendiri bangsa kita bahkan ada dimulai sejak
nenek moyang kita pada zaman kerajaan-kerajaan kuno yang pernah berjaya di bumi
nusantara kita ini. Untuk itu kami ingin mencoba mengggali peristiwa-peristiwa seperti
apa yang membuat para pahlawan-pahliwan kita begitu gigih dan gagah berani berusaha
untuk menemukan dan meletakkan pondasi besar nan kokoh pada Pancasila yang sebagai
dasar kita dalam menyelenggarakan kegiatan bernegara dari awal berdirinya.

1.2 Rumusan Masalah :


1. Bagaimanakah Nilai Pancasila pada Pra-Penjajahan?
2. Bagaimanakah Nilai Pancasila pada saat Penjajahan?
3. Bagaimankah Nilai Pancasila pada Perjuangan Kemerdekaan Bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui seperti apakah Nilai Pancasila pada Pra-Penjajahan.
2. Untuk mengetahui seperti apakah Nilai Pancasila pada saat Penjajahan.
3. Untuk mengetahui seperti apakah Nilai Pancasila pada Perjuangan Kemerdekaan
Bangsa Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nilai-Nilai Pancasila pada Pra-Penjajahan


Di era zaman pra-penjajahan ternyata nilai-nilai yang termaktub pada butir-butir
sila Pancasila sudah diimplemntasikan oleh para nenek moyang kita pada zaman itu
kehidupan berbangsa kita memang dijalani dengan komunitas atau kelompok akan tetapi
nilai seperti ketuhanan yang ada pada sila pertama tertanam jelas dalam mereka
melakukan kegiatan sehari-hari, seperti kepercayaan para nenek moyang kita pada
sesuatu yang banyak dikenal dengan istilah Animisme/Dinamisme. Animisme merupakan
kepercayaan paling primitif yang dimiliki oleh nenek moyang kita. Kepercayaan mereka
akan adanya roh-roh nenek moyang yang akan selalu ada untuk mengawasi dan
melindungi keberadaan mereka dari mara bahaya merupakan cikal bakal dari lahirnya
nilai ketuhanan yang ada pada sila pertama. Begitu juga dengan Dinamisme kepercayaan
akan benda-benda itu memiliki roh atau penjaga merupakan juga perwujudan dari nilai
ketuhanan yang ada pada sila pertama.1

Kemanusiaan juga timbul dan ada pada masyarakat nenek moyang kita dengan
melakukan perjanjian-perjanjian social yang menitikberatkan pada rasa tolong-menolong
mereka pada sesame komunitas atau kelompok sehingga mereka bisa
menumbuhkembangkan rasa persatuan yang menjadi tali pengikat mereka dalam upaya
menjaga kemaslahatan dan kepentingan kelompok mereka agar selalu tetap ada. Semakin
majunya kebudayaan mereka juga akhirnya melahirkan yang Namanya kegiatan
bermusyawarah yang menjadi dasar mereka jika mengalami permasalah-permasalahan
yang membuat mereka harus mencapai keputusan. Dari nilai ini juga akhirany
menumbuhkan rasa bekerjasama dalam melakukan sesuatu sehingga mereka dapat
mengerjakan sesuatu untuk mendapatkan hasil Bersama sehingga akan menimbulkan rasa
berkeadilan diantara mereka. Itulah sebabnya semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang
artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua bisa termaktub dalam kitab lama peninggalan

1
Kabul Budiyono, Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2022) hal.
9-10

2
leluhur kita. Pengimplentasiannya sudah berjalan bahkan sebelum dasar negara kita yaitu
Pancasila lahir, jadi bisa dikatakan nilai-nilai yang disebutkan sebelumnya merupakan
ciri dari kepribadian dan karakter yang memang melekat pada bangsa Indonesia jika
menyongsong berbagai cobaan dan tantangan yang akan kita hadapi sebagai bangsa
Indonesia. Dengan sudah kita diberikannya modal itu kita akan bisa untuk menghadai
ancaman-ancaman baik dari dalam dan luar yang coba untuk merongrong bahkan ingin
merusak nilai-nilai yang sudah terkandung dalam pribadi kita sebagai bangsa Indonesia
yang mendasari diri pada sila-sila yang ada pada Pancasila.

2.2 Nilai-Nilai Pancasila pada saat Penjajahan


Pada zaman penjajahan ini merupakan titik awal dari cikal bakal nilai-nilai
Pancasila itu diuji. Dimana para penjajah yang mempunyai hasrat untk menguasai tanah
dan hasil bumi yang begitu melimpah ruah. Pada awal para penjajah dari Portugis,
Belanda dan Inggris ini datang dengan niat ingin berdagang. Mereka mendekati para
pedagang hanya untuk membeli hasil bumi yang mereka dapatkan dengan panen.
Terutama hasil rempah-rempah yang menjadi komoditas utama dalam perdagangan yang
ada di bumi nusantara. Semakin lama para bangsa asing ini berdagang dan melakukan
transaksi jual beli membuat para pedagang dari Portugis, Belanda dan Inggris melakukan
praktik dagang yang tidak semestinya. Mereka mulai melakukan kegiatan perdagangan
dengan memberikan paksaan-paksaan pada pedagang-pedagang kita di nusantara, salah
satu yang sering digunakan adalah praktik dagang monopoli. Akibat tindakan paksaan ini
para pedagang nusantara mulai merasa tidak nyaman akhirnya mereka mulai
menunjukkan tindakan-tindakan untuk melawan para penjajah ini baik dari Portugis,
Belanda, dan Inggris melalui kerajaan-kerajaan yang ada di bumi nusantara. Perlawanan
dari kerajaan-kerajaan di nusantara yang berbasiskan islam mulai berperang dan
bertempur habis-habisan agar bisa menghilangkan praktik dagang dengan paksaan-
paksaan yang mendominasi. Akan tetapi perlawanan ini tidak terjadi dengan sesuai
harapan dikarenakan perlawanan ini dilakukan dengan terpencar-pencar dan tidak
memiliki koordinasi sehingga mengalami kegagalan dan menimbulkan jatuhnya korban
jiwa. Pada masa ini yang menjadi titik berat terujinya nilai yang ada pada pancasila
adalah tidak adanya persatuan yang kokoh dalam melakukan perlawanan terhadap kaum
penjajah sehingga menimbulkan perpecahan dalam kaum pejuang dari kerajaan-kerajaan

3
yang ada di indonesia. Hal yang paling ampuh yang dilakukan kaum penjajah untuk
membuat bangsa indonesia tidak bisa mengalahkan mereka adalah dengan melakukan
taktik adu domba yang ampuh digunakan oleh penjajah dari Belanda sehingga membuat
perseteruan bahkan pertempuran antar sesama kita sebagai bangsa indonesia. Di masa ini
juga rasa cinta tanah air sudah menjadi semangat untuk melawan bahkan untuk mengusir
kaum penjajah akan tetapi senantiasa kandas karena tidak adanya kesatuan dan persatuan
yang terjalan di antara bangsa indonesia sendiri.

2.3 Nilai-Nilai Pancasila pada Perjuangan kemerdekaan


Pada masa perjuangan kemerdekaan ditandai dengan pendudukan pemerintahan
jepang di indonesia. Di masa ini pemerintahan jepang melakukan pendekatan secara
berbeda dengan cara mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat Indonesia akibat
kekalahan mereka dari sekutu. Pemerintahan jepang yang di wakili oleh petinggi
militernya di Indonesia menjanjikan akan memberikan kemerdekaan pada Indonesia.
Selain itu Masa perjuangan kemerdekaan ditandai dengan munculnya rokoh-tokoh
terpelajar di kalangan bangsa indonesia. Dengan pemikiran-pemikiran yang dibawa oleh
tokoh-tokoh ini mulai tercetuslah ide untuk memerdekakan bangsa indonesia terutamanya
dari pemerintah Jepang. Banyak momen-momen peting terjadi dalam perjalanan
perjuangan bangsa kita dalam mencapai kemerdekaan dari para penjajah. Akan tetapi
Pemerintah jepang sudah ada pemberian janji kemerdekaan dengan direalisasikan
terbentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) pada
tanggal 29 April 1945 yang diketuai oleh Radjiman Wediodiningrat.

Untuk menjalankan persiapan kemerdekaan bangsa BPUPKI mengadakan


beberapa sidang. Pada sidang pertama BPUPKI difokuskan mengenai pemilihan atau
penentuan mengenai konsep bernegara yang ingin dijalankan oleh bangsa Indonesia.
Pada sidang pertama itu tampillah 3 (tiga) tokoh untuk menyampaikan gagasannya.
Mereka itu adalah Muh. Yamin, Soepomo dan Soekarno. Pada sidang itu yang tampil
pertama adalah Muh. Yamin yang secara garis besar menyampaikan gagasannya
mengenai konsep dasar negara akan tetapi jika ditelaah maka mendapat kesimpulan

4
bahwa Muh. Yamin masih belum padu menemukan titik-titik nilai pada Pancasila yang
masih banyak memadukan dasar negara, bentuk negara, peradaban dan kemerdekaan.2

Selanjutnya Soepomo lebin banyak membicarakn mengenai filosofi bernegara


atau prinsip dasar filosofi dalam membentuk sebuah negara sehingga masih belum
menyentuh kepada nilai-nilai yang ada pada pancasila3.

Konsep dasar pembentukan Pancasila baru mulai dibicarakan dan ditawarkan oleh
Soekarno. Dia menjelaskan perumusan dasar negara berdasarkan pada lima prinsip yaitu :
nasionalisme, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan social, ketuhanan yang maha
esa. Lima prinsip inilah yang awalnya diberi nama “Pancasila”. Lebih lanjut beliau
menyarankan Pancasila ini sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia sehingga bisa menjadi dasar dan alas an didirikannya negara Indonesia.4

Setelah sidang pertama BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945. Terdapat panitia
sembilan yang berhasil merumuskan sebuah naskah yang disebut dengan “Piagam
Jakarta” yang didalamnya terdapat rumusan pancasila, yaitu :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankam syariat islam bagi pemeluk-


pemeluknya.
2. Kemanusian yang adil dan beradab.
3. Persatuan indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijksanaan dalam permusyarawatan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh indonesia.
Pada saat piagam inni dinayatakan terdapat dua pendapat yang diungkapkan oleh
dua tokoh yang pertama Soepomo menyatakan bahwa piagam ini sebagai “perjanjian
moral yang sangat luhur”. Di lain pihak Soekiman Wirjosandjojo menyebutnya sebagai
“gentleman agreement”.5

2
Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Sleman: Penerbit Paradigma: 2016), hal. 29-30
3
Ibid, hal. 31-32
4
Ibid, hal. 32-35
5
Tim Nasional Dosen Pendidikan Pancasila, Paradigma Terbaru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa,
(Bandung: Penerbit Alfabeta: 2020), hal.60-61

5
Sidang kedua BPUPKI yang dilaksanakan pada tanggal 10-16 Juli 1945. Pada saat
itu Soekarno yang telah dipilih sebagai ketua panitia Sembilan melaporkan bahwa
didapatinya kesepakatan dan persetujuan antara golongan islam dan golongan
kebangsaan yang dituangkan pada rancangan pembukaan hukum dasar. Beberapa
keputusan kecil yang didapatkan dari sidang kedua ini adalah dari mayoritas anggota
BPUPKI memilih bentuk negara Indonesia adalah negara republik, disepakati bahwa luas
wilayah Indonesia raya Sebagian besar wilayah Indonesia sekarang kecuali irian, Tarakan
dan morotai yang masih dikuasai oleh jepang dan keputusan lain adalah dibentuknya
panitia kecil untuk merancang Undang-Undang Dasar yang diketuai Soekarno, dibentuk
panitia kecil untuk bidang ekonomi dan keuangan yang diketuai oleh Moh. Hatta dan
Panitia pembelaan tanah air diketuai oleh Abikusno Tjokrosoejoso. Dan pada tanggal 14
Juli 1945 panitia perancang Undang-Undang Dasar melaporkan susunan Undang-Undang
Dasar yang terdiri dari 3 bagian yaitu (a) Pernyataan Indonesia merdeka, (b) pembukaan
yang di dalamnya terkandung dasar negara Pancasila dan (c) pasal-pasal Undang-Undang
Dasar.6

Sebelum sidang PPKI yang dilaksankan pada tanggal 18 Agustus, masih terdapat
permasalah dalam sila-sila pancasila yaitu pada sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankam syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya” para pemimpin
agama dari katolik dan protestan yang ada di wilayah indonesia timur merasa ada
diskriminasi dalam sila pertama itu yang jelas mengatakan bahwa ada unsur agama
mayoritas yaitu agama islam. Demi menanggapi itu beberapa anggota PPKI mengadakan
rapat untuk membahas permasalahan itu. Akhirnya kesepakatan didapatkan dengan
menyatakan demi untuk keutuhan dan persatuan bangsa indonesia terjadi perubahan pada
sila pertama menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”7.

Akhirnya sidang PPKI berjalan dengan mulus dengan menghasilkan beberapa


keputusan, yaitu:

a. Terpilihnya Presiden an Wakil Presiden secara aklamasi yang menunjuk Soekarno


sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden.
6
Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Sleman: Penerbit Paradigma: 2016), hal. 35-37
7
Tim Nasional Dosen Pendidikan Pancasila, Paradigma Terbaru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa,
(Bandung: Penerbit Alfabeta: 2020), hal.63-65

6
b. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 dengan beberapa revis:
1) Piagam jakarta dijadikan pembukaan UUD 1945 setelah diadakan
perubahan:
a) Rumusan sila pertama “Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankam syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah
menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
b) Kata-kata “menurut dasar” antara sila pertama dan kedua
dihilangkan
2) Rancanagn Hukum Dasar, yang merupakan hasil perumusan panitia
perancang hukum dasar disahkan menjadi UUD 1945 dengan beberapa
perubahan, yaitu:
a) Pasal 6 ayat (!) berbunyi “presiden ialah orang indonesia asli
yang beragama islam”, kata-kata “beragama islam” dicoret.
b) Pasal 29 ayat (1) yang semula berbunyi “negara berdasarkan atas
ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi
pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi negara berdasarkan atas
“ketuhanan yang maha esa”8

BAB III

8
Tim Nasional Dosen Pendidikan Pancasila, Paradigma Terbaru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa,
(Bandung: Penerbit Alfabeta: 2020), hal.63-66

7
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang akhirnya penulis dapatkan dari makalah ini antara lain:
a. 5 (lima) nilai yang ada pada pancasila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan sudah dijalanm]n dan aiamalkan oleh para
nenek moyang kita sebelum zaman penjajahan.
b. Pada zaman penjajahan adalah zaman dimana diujinya nilai pancasila yaitu
belum adanya persatuan dan kesatuan pada bangsa indonesia dalam upaya
untuk melawan atau mengalahkan para bangsa penjajah asing.
c. Zaman penjajahn jepang menjadi awal pergerakan dalam upaya meraih
kemerdekaan bagi bangsa indonesia yang menjadi langkah besar lahirnya
dasar negara kita yaitu pancasila yang dilalui dengan banyak peristiwa dari
Sidang BPUPKI I dan II dan akhirnya pada Sidang PPKI yang mengesahkan
dasar negara dan UUD 1945.

DAFTAR PUSTAKA

8
Budiyono, Kabul. 2022. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Bandung:
Penerbit Alfa Beta.

Kaelan. 2016. Pendidikan Pancasila. Sleman: Penerbit Paradigma.

Lasiyo dkk. 2021.Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas


Terbuka.

Tim Nasional Dosen Pendidikan Pancasila. 2021. Paradigma Terbaru Pendidikan


Pancasila Untuk Mahasiswa. Bandung: Alfabeta, CV.

Anda mungkin juga menyukai