1. Pandangan saya tentang “KONFLIK LAHAN ANTARA MASYARAKAT
DENGAN PERUSAHAAN” konflik lahan antara masyarakat dengan perusahaan yang terjadi di sungai mandau, Kabupaten Siak, Provinsi Riau pada masa pemerintah orde baru pimpinan soeharto selama 32 tahun ini menurut saya, di era reformasi sekarang pihak yang lemah (masyarakat) harus berani melawan pihak yang kuat (perusahaan) karena dengan berbagai cara, mulai tuntutan biasa, protes bahkan demontrasi.Oleh karena itu konflik merupakan persoaalan yang sangat penting dalam pengelolaan hutan. Konflik ini disebabkan karena ada banyaknya kepentingan dalam pengelolaan sumberdaya alam hutan baik kepentingan masyarakat, swasta dan pemerintah yang saling berkaitan satu sama lain. Untuk itu supaya tidak terjadi konflik lagi yang harus dilakukan adalah mencari solusi dengan tujuan yang pertama, konflik tidak boleh dipandang sebagai suatu fenomena politik, namun harus dilihat sebagai suatu fenomena sosial. Yang kedua, konflik memiliki suatu siklus hidup yang tidak berjalan linear. Yang ketiga, penyebab-penyebab suatu konflik tidak dapatdi reduksi kedalam suatu variabel tunggal dalam bentuk suatu proposisi kausalitas bivarat. Solusi yang tepat adalah yang pertama, dengan melakukan perluasan lahan kebun guna untuk keperluan ketahanan pangan dan penggelontoran modal pasca melemahnya investasi kehutanan telah berdampak kepada hilangnya hak dan ruang kelola rakyat atas sumber-sumber kehidupan, maka ketika konflik terjadi masing-masing pihak cenderung mengambil langkah masing-masing sehingga tindakan ini meminimalisir akan terjadinya konflik. Yang kedua, mediasi ulang guna sebagai ruang dalam penyelesaian konflik-konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Yang ketiga, mengutamakan kearifan lokal karena kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut di jadikan pegangan hidup secara terus menerus,meskipun berasal dari daerah lokal tetapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sangat universal yang dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai, pandangan-pandangan yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, dan bernilai baik untuk diikuti oleh anggota masyarakat sehingga bisa menyelesaikan sengketa/konflik yang terjadi antara masyarakat di Kecamatan Sungai Mandau dengan PT. RAPP.
2. Pandangan saya tentang “KONFLIK LAHAN ANTARA MASYARAKAT
DENGAN PT. INTI KAMPARINDO SEJAHTERA (STUDY KASUS PADA LOKASI LAHAN DI DESA DANAU LANCANG KECAMATAN TAPUNG HULU KABUPATEN KAMPAR )” konflik lahan antara masyarakat dengan PT. INTI KAMAPARIND SEJAHTERA yang beradadi Desa Lancang, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar. Menurut saya, konflik pertanahan yang terjdi pada aras lokal ini bukanlah faktor yang terjadi secara terpisah. Konflik pertanahan akan terjadi dimanapun , tatala pihak-pihak yang memiliki kepentingan besar mempertahankan haknya yang paling benar dan mengkesampingka faktor-faktor lain.Oleh karena itu usaha pencegahan, penanganan dan penyelesaiannya harus memperhitungkan berbagai aspek baik hukum maupun non-hukum. Konflik ini terjadi karena adanya hubungan sosial, ekonomi, politik yang aarnya adalah perebutan atas sumber-sumber kepemilikan, status sosial dan kekuasaan yang jumlah ketersediaannya sangat terbatas dengan pembagian yang tidak merata di masyarakat. Dari konflik ini kita tidak bisa menyalahkan salah satu pihak karena dari dulu masyarakat bercocok tanam berpindah-pindah dan tidak mempunyai surat apapun diatas lahan tersebut. Begitu pun dengan PT NTI KAPARINDO SEJAHTERA (IKS) ini telah menggarap tanah dengan posisi tanah tersebut telah di tanami tanaman oleh masyarakat dan sampai sekarang belum ada kepastian mengenai lahan tersebut milik siapa. Maka dari itu agar konflik ini segera terselesaikan, kita perlu beberapa bentuk proses pengelolaan konflik yaitu yang pertama, Avoidance( pihak-pihak yang berkonflik saling menghindari dan mengharapkan konflik ini selesai). Yang kedua, Informal Problem Solving ( adalah pihak-pihak yang berkonflik setuju dengan pemecahan masalah yang diperoleh secara informal). Yang ketiga, Negosiation ( mencari jjalan keluar dan pemecahan secara orml). Yang ke empat, Mediation ( adalah munculnya kedua pihak yang dianggap bisa membantu para pihak berkonflik dalam penyelesaian secara damai. Bukan hanya itu ada juga solusi lain diantaranya yang diberi diantaranya: perkebunan agar diberikan tapal batas yang jelas, beberapa kebijakan pemerintah terhadap izin perkebunan, menghilangkan dasar konflik dari mereka yang sedang berkonflik, kompromi, perdamaian dan melihat mediasi nasihat-nasihat pihak ketiga tersebut tidak mengikat pihakpihak yang terlibat konflik, namun cara penegendalaian ini kadang-kadang menghasilkan penyelesaian yang cukup efektif.
3. Pandangan saya tentang konflik “Masyarakat dengan Pemerintah”
Kali ini konflik nya yaitu tentang sengketa tanah adt di indonesia, berdasarkan Undang-Undang Pokok Agraria tahun 1960 dalam pasal 5 : menyatakan bahwa, huum Agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa, ialah hukum adat. Dan dalam pasal 17 adanya pengakuan sistem kepemilikan tanah secara bersama/komunal, namun pemberlakan hukum adat tersebut tidak bertentangan dengan kepetigan bangsa ayang artinya, bila kepentinga bangsa menghendaki, hukum adat dapat saja dikalahkan. masyarakat hukum adat dipengaruhi oleh politik hukum pemerintah, tanpa dipengaruhi hukum pun masyarakat akan mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat artinya tidak ada ataupun masyarakat yang statis (berhenti) pada suatu titik tertentu di dalam perkembangannya. Penyeba konflik tersebut dilatarbelakangi oleh keadaan yaitu pertama, terjadi ketimpangan penguasaan tanah yang cukup tajam pada dua desa penelitian. Kedua, perlawanan petani muncul yang disebabkan beberapa faktor; (a) kebijakan disektor perkebunan yang cenderung lebih menguntungkan pemilik modal besar, (b) kapitalisasi sektor perkebunan menyebabkan disatu pihak terakumulasinya tanah di bawah penguasaan pemilik modal besar, di sisi lain petani menjadi termarginalkan, (c) kondisi social ekonomi petani yang buruk karena tanah sebagai sumber mendapatkan nafkah hidup penguasaannya didominasi oleh sekelompok kecil pemilik modal. Lebih jauh lagi dia menyimpulkan \ bahwa perlawanan petani di dua Desa didasari keinginan melepaskan diri dari keadaanya yang subsistens akibat ketidakadilan struktur agrarian dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan taraf hidupnya. Saran saya pada konflik ini, Kepada seluruh elemen terkait khususnya institusi pemerintahan mulai dari pemerintah Kabupaten Sinjai , Provinsi Sul-Sel hingga Nasional, agar dapat mempertimbangkan situasi objektif tuntutan masyarakat . Hal ini ditujukan agar dapat menemukan satu resolusi konflik yang berkeadilan bagi kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik tersebut. Konflik Masyarakat Adat dan Negara.... 48 Sosioreligius Volume III No. 1 Juni 2017 2. Kepada pihak Pemerintah agar dapat meningkatkan perhatian terhadap problem-problem masyarakat sekitar, terutama pada persoalan kebutuhan masyarakat, dukungan terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarkatan serta instansi pemerintahan desa dan kecamatan setempat. 3. Diharapkan kepada seluruh pimpinan organisasi STP agar dapat mengkoordinasikan seluruh anggota masyarkat yang dinaungi oleh organisasi. Hal ini ditujukan untuk lahirnya sinergitas antara kepentingan masyarakat dan pemerintah dalam solusi yang akan dihasilkan agar tidak ada lagi konflik yang berkelanjutan.