1. Buku
Nama Pengerang. Tahun terbit. Judul Buku. Kota terbit: Penerbit.
Contoh:
Keraf, Gorys. 1980. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Contoh:
Tabah, Anton. 1984. “Polwan Semakin Efektif dalam Penegakan Hukum”. Sinar
Harapan, 1 September 1984.
Contoh:
Kleiden, Ignas. 2005. “Politik Perubahan Tanpa Perubahan Politik”. Tempo No. 50
tahun XXXIII.
Contoh:
Malik, Aji Istofana. 2006. “Cara Menulis Daftar Pustaka dan Catatan Kaki”.
http://aurigamaulana.blogspot.com/2013/10/cara-menulis-daftar-pustaka-dan-catatan-
kaki.html. Diakses tanggal 15 September 2010.
1. Buku
Nomor Nama Pengerang, Judul Buku (Kota terbit: Penerbit, Tahun terbit), hal.
Contoh:
3Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa (Jakarta: Gramedia, 1980), hal. 18.
Contoh:
2Tabah, Anton, “Polwan Semakin Efektif dalam Penegakan Hukum”, Sinar Harapan, 1
September 1984, hal. 25-26.
3. Artikel dari majalah
Nomor Nama Penulis, “Judul Artikel”, Nama Majalah, Tanggal terbit, hal.
Contoh:
1Kleiden, Ignas, “Politik Perubahan Tanpa Perubahan Politik”, Tempo, 1 Januari 2005,
hal. 45.
Contoh:
Malik, Aji Istofana, “Cara Menulis Daftar Pustaka dan Catatan Kaki” (online),
http://aurigamaulana.blgospt.com/2013/10/cara-menulis-daftar-pustaka-dan-catatan-
kaki.html
Note:
Nama penulis ditulis secara terbalik, yaitu nama paling belakang ditulis di awal dan
diberi tanda koma. Misal nama penulis adalah Auriga Maulana Khasan ditulis menjadi
Khasan, Auriga Maulana.
Ketika penulisan daftar pustaka dan catatan kaki menjadi dua baris atau lebih, maka
baris kedua dan seterusnya ditulis secara menjorok
Penulisan nomor pada catatan kaki ditulis lebih kecil, semisal dengan font size 9