Anda di halaman 1dari 5

RESUME PENGANTAR GEODESI

PERTEMUAN KE-11 TANGGAL 10 DESEMBER 2021

Nama : Ghiast Azru Maulidan Sutia Rahayu

NRP : 232021034

Kelas :B

UNIT KOMPETENSI

Unit kompetensi merupakan bagian dari SKKNI. Secara hukum, yang mengatur
SKKNI adalah Menteri Tenaga Kerja. Struktur Unit Kompetensi berdasarkan Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Nomor 3 Tahun 2016 SKKNI berisi kumpulan unit-unit kompetensi.

Unit kompetensi merupakan hasil identifikasi kebutuhan kompetensi di tempat kerja.


Masing-masing unit kompetensi merupakan bagian dari persyaratan di tempat kerja seperti
pengetahuan dan keterampilan untuk pelaksanaan pekerjaan, termasuk yang terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja, kemampuan literasi, dan matematika dasar. Unit kompetensi
harus mengakomodir keanekaragaman sektor industri, perusahaan, dan tempat kerja.

A. Struktur SKKNI
1. Kode Unit
Kode unit berisi nomor kode unit kompetensi, sesuai dengan kategori, golongan
pokok, golongan dan fungsi utama unit pekerjaan. Kode unit kompetensi berjumlah
12 digit yang memuat kategori, golongan pokok, golongan, sub-golongan,
kelompok lapangan usaha, penjabaran kelompok lapangan usaha. Setiap angkanya
mempunyai pengertiannya.
2. Judul Unit
Judul unit kompetensi merupakan bentuk pernyataan terhadap tugas atau
pekerjaan yang akan dilakukan. Judul unit kompetensi harus memberikan
gambaran umum mencakup isi dan implementasinya serta menggunakan kalimat
aktif dengan kata kerja performatif dan terukur. Judul masing-masing unit
kompetensi dalam satu bidang pekerjaan bersifat unik dan berbeda satu sama
lainnya, namun merupakan bagian dari satu bidang pekerjaan tersebut.
3. Deskripsi Unit
Deskripsi unit berisi tentang lingkup pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan yang diperlukan untuk
melakukan suatu pekerjaan tertentu secara kompeten dalam kaitannya dengan unit
kompetensi.
Dalam deskripsi dapat pula disebutkan keterkaitan unit kompetensi ini dengan
unit kompetensi lain yang memiliki kaitan erat.
4. Elemen Kompetensi
Elemen kompetensi adalah unsur bangunan dasar dari suatu unit kompetensi.
Gabungan dari setiap elemen kompetensi membentuk satu unit kompetensi secara
utuh. Elemen kompetensi menjelaskan proses dari suatu pekerjaan secara runtut
yang dilakukan dalam satu unit kompetensi. Elemen kompetensi harus merupakan
aktivitas yang dapat dilakukan, diamati, dan dinilai.
Elemen kompetensi disusun menggunakan kalimat aktif, diawali dengan kata
kerja sebelum objek, dan berbentuk pernyataan langsung dan lugas. Setiap unit
kompetensi paling sedikit terdiri atas 2 elemen kompetensi.
5. Kriteria Unjuk Uerja
Kriteria Unjuk Kerja berisi deskripsi tentang kriteria unjuk kerja yang
menggambarkan kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen kompetensi.
Kriteria unjuk kerja dirumuskan secara kualitatif dan/atau kuantitatif, dalam
rumusan hasil pelaksanaan pekerjaan yang terukur yang dibuat dalam kata kerja
pasif.
KUK adalah pernyataan evaluatif yang terdiri dari keterampilan, pengetahuan,
dan sikap kerja untuk menentukan apa yang akan dinilai dari capaian kinerja dalam
suatu unit kompetensi. KUK juga merupakan sarana untuk menjelaskan kinerja
yang diperlukan untuk menunjukkan pencapaian elemen kompetensi. KUK harus
ditulis sebagai pernyataan yang dapat dinilai. KUK bukan merupakan standard
operating procedure (SOP), walaupun dapat bersumber dari SOP. KUK berjumlah
paling sedikit 2 KUK untuk setiap elemen kompetensi.
6. Batasan Variabel
Batasan Variable berisi tentang konteks pelaksanaan pekerjaan, yang berupa
lingkungan kerja, peralatan dan perlengkapan kerja yang digunakan, norma dan
standar, tentang persyaratan (range of statement) yang harus diacu, serta peraturan
dan ketentuan terkait yang harus diikuti.
Batasan variabel minimal dapat menjelaskan :
 Konteks varabel, berisi penjelasan konteks unit kompetensi untuk dapat
dilaksanakan pada kondisi lingkungan kerja yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas.
 Peralatan dan perlengkapan, berisi peralatan yang diperlukan seperti alat,
bahan atau fasilitas dan materi yang digunakan sesuai dengan persyaratan
yang harus dipenuhi untuk melaksanakan unit kompetensi.
 Peraturan yang diperlukan, peraturan atau regulasi yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan pekerjaan.
 Norma dan standar, dasar atau acuan dalam melaksanakan pekerjaan untuk
memenuhi persyaratan.
7. Panduan Penilaian
 Konteks penilaian : memberikan penjelasan tentang hal-hal yang diperlukan
dalam penilaian dan kondisi yang berpengaruh atas tercapainya kompetensi
kerja, serta di mana, apa dan bagaimana penilaian seharusnya dilakukan.
 Persyaratan kompetensi : memberikan penjelasan tentang unit kompetensi
yang harus dikuasai/dipenuhi sebelumnya (jika diperlukan) sebagai peryaratan
awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi.
 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan : merupakan informasi
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung tercapainya
kriteia unjuk kerja pada unit kompetensi.
 Sikap kerja yang diperlukan : merupakan informasi sikap kerja yang harus
ditampilkan untuk tercapainya kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi.
 Aspek kritis : memberikan penjelasan tentang aspek atau kondisi yang sangat
mempengaruhi atau menentukan keberhasilan pelaksanaan unit kompetensi.

B. SKKNI diatur dengan Peraturan Permenraker No.172 Tahun 2020 tentang Penetapan
SKKNI
C. Proses SKKNI
Komite SKKNI yang membuat SKKNI. Tahapan Pengembangan SKKNI :
1. Penerapan SKKNI
2. Kaji Ulang SKKNI
Untuk memelihara validitas dan reliabilitas SKKNI yang telah ditetapkan, dilakukan
kaji ulang oleh Komite Standar Kompetensi paling sedikit 1 kali dalam 5 tahun atau
sesuai kebutuhan. Hasil kaji ulang SKKNI dapat berupa rekomendasi perubahan,
pencabutan, atau tanpa perubahan.
3. Pemetaan Kebutuhan SKKNI, sesudah kaji ulang jika kebutuhan itu bisa dipenuhi oleh
yang sudah ada
4. Perumusan RSKKNI,
Perumusan Rancangan SKKNI dapat dilakukan dengan metode riset lapangan,
adaptasi, atau adopsi.
5. Verifikasi Rencana SKNI,
Perumusan Rancangan SKKNI yang dilakukan oleh tim perumus diverifikasi
kesesuainnya oleh tim verifikasi. Verifikasi Rancangan SKKNI dilakukan dengan
kriteria struktur Rancangan SKKNI telah sesuai dengan peraturan yang berlaku serta
substansi Rancangan SKKNI telah dirumuskan secara jelas, tepat dan akurat serta
mampu telusur dengan standar proses kerja di industri, organisasi, atau produk/jasa.
6. Pra-Konvensi, setelah diverifikasi
RSKKNI divalidasi melalui prakonvensi yang diselenggarakan oleh komite standar
kompetensi dengan diikuti oleh pemangku kepentingan terkait, antara lain dari unsur
industri, praktisi dan/atau pakar, asosiasi industri, kelompok profesi, lembaga
pendidikan dan pelatihan, lembaga sertifikasi profesi, Kementerian Ketenagakerjaan,
Badan Nasional Sertifikasi Profesi, serta instansi teknis terkait.
7. Verifikasi, diperiksa kembali
Verifikasi RSKKNI hasil prakonvensi dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan
sebelum konvensi nasional.
8. Konvensi,
RSKKNI dibakukan melalui konvensi nasional yang diikuti pemangku kepentingan
terkait, antara lain dari unsur industri, praktisi dan/atau pakar, asosiasi industri,
kelompok profesi, lembaga pendidikan dan pelatihan, lembaga sertifikasi profesi,
Kementerian Ketenagakerjaan, Badan Nasional Sertifikasi Profesi, serta instansi teknis
terkait.
9. Penetapan SKKNI
RSKKNI yang telah dinyatakan lengkap dan sesuai ditetapkan oleh Menteri
Ketenagakerjaan.
Orang yang kompeten harus mempunyai pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang baik.

Anda mungkin juga menyukai