Anda di halaman 1dari 17
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK, NOMORPER- 5 /PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENELITIAN PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG Menimbang Mengingat Menetapkan BAGI WAJIB PAJAK DALAM NEGERI DIREKTUR JENDERAL PAJAK, bahwa dalam rangka memberikan kepastian hukum dan tertib administrasi mengenai tata cara pengajuan dan penelitian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang bagi Wajib Pajak dalam negeri; b. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang; ©. bahwa berdasarkan perlimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara Pengajuan dan Penelitian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan yang Seharusnya Tidak Terutang bagi Wajib Pajak Dalam Negeri; 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893); 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang: MEMUTUSKAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG TATA CARA. PENGAJUAN DAN PENELITIAN PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DALAM NEGERI. Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini yang dimaksud dengan pajak yang seharusnya tidak terutang adalah: a. Pajak Penghasilan yang telah dibayar oleh Wajid Pajak yang bukan merupakan objek Pajak Penghasilan yang terutang; atau b. kesalahan pemotongan atau pemungutan yang: 1) mengakibatkan Pajak Penghasilan yang dipotong atau dipungut lebih besar daripada Pajak Penghasilan yang seharusnya dipotong atau dipungut berdasarkan ketentuan Peraturan perundang-undangan perpajakan; atau 2) bukan merupakan objek Pajak Penghasilan. Pasal 2 (1) Pajak Penghasilan yang telah dibayar oleh Wali Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf @ adalah Pajak Penghasilan yang telah dibayar karena kesalahan pembayaran Pajak Penghasilan yang dilakukan oleh Wajib Pajak atas: . penghasilan yang bukan merupakan objek Pajak Penghasilan; atau . transaksi yang dibatalkan. (2) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Wajib Pajak badan dan Waji Pajak orang pribadi termasuk orang pribadi yang belum memiliki Nomor Pokok Waji Pajak. (3) Kesalahan pemotongan atau pemungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b angka 1) adalah pajak yang salah dipotong atau dipungut atas penghasilan: a. yang diterima oleh bukan subjek pajak: b. yang seharusnya tidak dipotong atau tidak dipungut; ©. yang mengakibatkan Pajak Penghasilan yang dipotong atau dipungut lebih besar daripada Pajak Penghasilan yang seharusnya dipotong atau dipungut; atau d. karena kesalahan penerapan ketentuan oleh pemotong atau pemungut. Pasal 3 (1) Pengembalian kelebinan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a dilakukan dengan permohonan oleh Wajib Pajak yang melakukan pembayaran, (2) Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang ‘sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b dilakukan dengan permohonan oleh pihak yang dipoteng atau dipungut melalui pemotong atau pemungut. (3) Dalam hal pemotong atau pemungut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat ditemukan yang disebabkan antara lain karena pembubaran usaha, permohonan dilakukan langsung oleh pihak yang dipotong atau dipungut. Pasal 4 Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b yang dapat dimintakan pengembalian harus memenuhi persyaratan: @. untuk pemotongan atau pemungutan yang bersifat tidak final belum dikreditkan pada Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak yang dipotong atau dipungut; b. telah dilaporkan oleh pemotong atau pemungut dalam SPT Masa yang bersangkutan; dan ¢. tidak diajukan keberatan oleh Wajib Pajak yang dipotong atau dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf e Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009. Pasal 5 (1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran | Peraturan Direktur Jenderal Pajak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini Pt (2) Formulir permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi secara lengkap sesuai dengan petunjuk pengisian. (3) Satu permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan untuk 1 (satu) kesalahan pembayaran Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayal (1) atau untuk 1 (satu) kesalahan pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3). Pasal 6 (1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) harus dilampiri: a. lembar ke-1 Surat Setoran Pajak bukti pembayaran Pajak Penghasilan; dan b. penghitungan besamya Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) harus dilampir a. asli bukti pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan; b. penghitungan besarya Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang; ¢. lembar ke-1 Surat Setoran Pajak Masa Pajak dilaporkannya bukti pemotongan atau Pemungutan sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan <. surat kuasa dari pihak yang dipotong atau dipungut dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Il Peraturan Direktur Jenderal Pajak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) harus dilampiri ‘a. asli bukti pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan; dan b. penghitungan besamya Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang. Pasal 7 Penghitungan besamya Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b, Pasal 6 ayat (2) huruf b, dan Pasal 6 ayat (3) huruf b disampaikan dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran_ III Peraturan Direktur Jenderal Pajak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. Pasal 8 (1) Dalam hal permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang diajukan: a. oleh Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), permohonan tersebut disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi domisili atau tempat tinggal orang pribadi yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak; b, melalui pemotong atau pemungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), permohonan tersebut disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat pemotong atau Pemungut terdaftar, c. oleh pihak yang dipotong atau dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), Permohonan tersebut disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat pihak yang dipotong atau dipungut terdafter. (2) Dalam hal pihak yang dipotong atau dipungut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf merupakan bukan subjek pajak atau orang pribadi yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, permohonan disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi domisili atau tempat tinggal a Pasal 9 (1) Kepala Kantor Pelayanan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a harus melakukan pengecekan bukti pembayaran melalui Modul Penerimaan Negara (MPN) atau ‘melakukan konfirmasi ke pihak yang menerima pembayaran dalam hal data pembayaran tidak terdapat dalam MPN. (2) Kepala Kantor Pelayanan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b harus melakukan ‘a, pengecekan terhadap berkas SPT Masa pemotong atau pemungut bahwa pemotongan atau pemungutan yang dimintakan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang telah dilaporkan oleh pemotong atau pemungut dalam SPT Masa yang bersangkutan; b. melakukan konfirmasi dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak yang dipotong atau dipungut terdaftar bahwa pemotongan atau pemungutan yang dimintakan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang: 1) tidak diajukan keberatan oleh Wajib Pajak yang dipotong atau dipungut; dan 2) belum dikreditkan pada Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak yang dipotong atau dipungut (3) Kepala Kantor Pelayanan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c dan Pasal 8 ayat (2) harus melakukan konfirmasi dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap ke Kantor Pelayanan Pajak tempat pemotong atau pemungut terdaftar bahwa pemotongan atau pemungutan yang dimintakan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang telah dilaporkan oleh pemotong atau pemungut dalam SPT Masa yang bersangkutan, (4) Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat. a. Wajib Pajak yang dipotong atau dipungut terdaftar harus menjawab konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b; b. pemotong atau pemungut terdaftar harus menjawab konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permohonan konfirmasi, (5) Konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b disampaikan dengan menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. (6) Konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan dengan menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Pajak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini Pasal 10 (1) Direktur Jenderal Pajak, setelah melakukan penelitian atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap. (2) Apabila Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang dianggap dikabulkan. (3) Dalam hal permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang dianggap dikabulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Direktur Jenderal Pajak harus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir (4) Dalam hal pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang tidak dapat diberikan, Direktur Jenderal Pajak harus memberitahukan secara tertulis disertai alasan penolakannya kepada Wajib Pajak dengan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Pajak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. A Pasal 11 (1) Permohonan diterima secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) adalah permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yang dilampiri dengan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6. (2) Penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dituangkan dalam Laporan Hasil Penelitian dengan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Vil Peraturan Direktur Jenderal Pajak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini (3) Berdasarkan Laporan Hasil Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuatkan nota penghitungan. Pasal 12 Dalam hal kepada Wajib Pajak dan/atau pihak yang dipotong atau dipungut diberikan pengembalian atas: @. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) maka lembar ke-1 Surat Setoran Pajak bukti pembayaran Pajak Penghasilan harus diberi tulisan atau cap *TELAH DIKEMBALIKAN SEJUMLAH Rp... “ . BERDASARKAN SKPLB PPh PASAL econ. NOMOR, 3 TANGGAL. sone" dan divalidasi oleh Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi: b. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) maka: 1) asli bukti pemotongan atau_pemungutan Pajak Penghasilan harus diberi tulisan atau cap “DIUBAH MENJADI BUKTI PEMOTONGAN/IPEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL.......:. DENGAN JUMLAH Rp. seonen" atau "DIBATALKAN'; dan 2) lembar ke-1 Surat Setoran Pajak untuk Masa Pajak dilaporkannya bukti pemotongan atau Pemungutan sebagaimana dimaksud pada angka 1) harus diberi tulisan atau cap “TELAH DIKEMBALIKAN SEJUMLAH Rp. sessenneeesnnene BERDASARKAN SKPLB PPh PASAL NOMOR sotsnnnenses TANGGAL... Fy dan divalidasi oleh Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi; ¢. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) maka asli bukti pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan harus diberi tulisan atau cap “DIUBAH MENJAD! BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL.........DENGAN JUMLAH Rp... ssenneene" ata "DIBATALKAN” dan divalidasi oleh Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi Pasal 13 Terhadap permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang yang belum diselesaikan sampai dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini tetap diproses oleh Kantor Pelayanan Pajak yang menerima permohonan dan diselesaikan dengan mekanisme sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. Pasal 14 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Maret 2011 LAMPIRAN | PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER 5 (PJI2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENELITIAN ATAS PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN YANG ‘SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG BAG! WAJIB PAJAK DALAM NEGER! Nomor rence ay : 2) Lampiran . 2) Hal Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan Yang Seharusnya Tidak Terutang Yth. Direktur Jenderal Pajak up. Kepala Kantor Pelayanan Pajak 44) Yang bertanda tangan di bawah ini Nama sees (8) NPWP en (6) Alamat 7) adalah: *) [_] a. Wajid Pajak yang melakukan pembayaran Pajak Penghasilan b. Pihak yang dipotong atau dipungut Pajak Penghasilan ©. Pemotong atau Pemungut Pajak Penghasilan ‘Mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan Yang seharusnya tidak terutang berdasarkan Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, a. sebesar ee () terbilang b. atas*) Bukti Pembayaran dengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) Nama Wajib Pajak yang melakukan pembayaran Bukti Pemotongan atau Pemungutan Nomor - . (9) Nama Pemotong atau Pemungut Pajak Penghasilan Nama Wajib Pajak yang dipotong atau dipungut c. dengan alasan Bersama ini dilampirkan:*) (11) Untuk Walid Pajak yang melakukan pembayaran Pajak Penghasilan 1, Lembar ke-1 Surat Setoran Pajak bukti pembayaran Pajak Penghasilan; dan 2. Penghitungan Besarnya Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang. [untuk pinak yang dipotong atau dipungut Pajak Penghasilan 1. Asli bukti pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan; dan 2. Penghitungan Besarnya Pojak Penghaslan yang seharusnya tidak terutang, Untuk Pemotong atau Pemungut Pajak Penghasilan 1. Asli bukti pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan; 2. Penghitungan Besamya Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang, 3. Lembar ke-1 Surat Setoran Pajak Masa Pajak dilaporkannya bukti pemotongan atau pemungutan; dan 4. Surat kuasa dari pihak yang dipotong atau dipungut. Keterangan’ Pemohon *) pilih yang sesuai (12) YREKTUR JENDERAL PAJAK A IP 195411111981121001 PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SURAT PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG ‘Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Angka 7 Angka 8 Angka 9 Angka 10 Angka 11 ‘Angka 12 Diisi dengan nomor Surat Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan yang Seharusnya Tidak Terutang sesuai dengan administrasi pemohon. Diisi tanggal surat dibuat. Diisi dengan jumlah lampiran yang disertakan pada Surat Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan yang Seharusnya Tidak Terutang menurut pemohon. Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak tempat mengajukan permohonan Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang, Diisi dengan nama pemohon yang mengajukan Surat Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan yang Seharusnya Tidak Terutang, Diisi dengan NPWP pemeohon yang mengajukan Surat Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan yang Seharusnya Tidak Terutang, Diisi dengan alamat pemohon yang mengajukan Surat Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan yang Seharusnya Tidak Terutang Diisi dengan jumlah Pajak Penghasilan yang Seharusnya Tidak Terutang yang dimintakan pengembalian dalam angka arab dan dalam huruf. (sesuai lampiran perhitungan besarnya Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang) Diisi sesuai dengan data yang ada dalam bukti pembayaran/bukti pemotongan/bukti pemungutan Pajak Penghasilan yang dimintakan pengembalian. Diisi dengan alasan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang dokumen yang harus dilampirkan, yaitu: a. Untuk Wajib Pajak yang melakukan pembayaran: 1) lembar ke-1 Surat Setoran Pajak bukti Pajak Penghasilan; dan 2) perhitungan Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang, b. Untuk pihak yang dipotong atau dipungut Pajak Penghasilan: 1) asli bukti pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan; 2) perhitungan Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang; dan 3) surat pernyataaan bahwa Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang yang dimintakan pengembalian belum dikreditkan c. Untuk pemotong atau pemungut Pajak Penghasilan: 1) asli bukti pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan; 2) perhitungan Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang; 3)lembar ke-1 Surat Setoran Pajak Pajak Masa Pajak dilaporkannya_bukti pemotongan atau pemungutan; 4) surat pernyataaan bahwa Pejak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang yang dimintakan pengembalian belum dikreditkan; dan 5) surat kuasa dari pihak yang dipotong atau dipungut. Diisi dengan nama dan tanda tangan pemohon sebagaimana tercantum pada angka 5. f LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER: 5 /PJI2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENELITIAN ATAS. PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG BAG! WAJIB ‘SURAT KUASA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG Yang bertanda tangan di bawah ini Nama : seseneeteseeesaseeerees (1) Alamat : (2) bertindak sebagai pihak yang dipotong/dipungut') Pajak Penghasilan dengan bukti pemotongan/pemungutan): nomor. Dengan ini memberikan kuasa kepada (3) (4) (5) bertindak selaku Pemotong atau Pemungut Pajak Penghasilan, untuk mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang, Nama NPWP, Alamat + (6) Penerima Kuasa, Pemberi Kuasa Meterai c (7) ( ) (8) *)coret yang tidak perlu A. FUAD RAHMANY NIP 195411111981121001 PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SURAT KUASA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG Angka 1 Diisi dengan nama pihak yang dipotong atau dipungut Pajak Penghasitan. Angka2 —: _Diisi dengan alamat pihak yang dipotong atau dipungut Pajak Penghasilan. Angka 3: _Diisi dengan nama Pemotong atau Pemungut Pajak Penghasilan. ‘Angka 4 Diisi dengan NPWP Pemotong atau Pemungut Pajak Penghasilan Angka —: _Diisi dengan alamat Pemotong atau Pemungut Pajak Penghasilan. Angka 6 Diisi dengan kota dan tanggal surat dibuat. Angka 7 Diisi dengan nama dan tanda tangan Pemotong atau Pemungut Pajak Penghasilan Angka8 — : Diisi dengan nama dan tanda tangan pihak yang dipotong atau dipungut Pajak Penghasilan di atas meterai A LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAIAK NOMOR PER: 5 /Purz0t1 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENELITIAN ATAS PERMOHONAN PENGENBALIAN KELEBINAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN YANG ‘SEHARUSNYA TIOAK TERUTANG BAGI WALI PAJAK OALAMNEGER! PERHITUNGAN BESARNYA PAJAK PENGHASILAN YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG ‘A. Untuk permohonan pengembalian kerena kesalahan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang 1. Pajak Penghasilan Pasal yang dibayar Ro Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) Bukli Pembayaran 2. Pajak Penghasilan Pasal yang seharusnya dibayar Rp ) dengan rncian ‘a. Jumiah Penghasilan Ro b. Tant : % ©. Pajak Penghasilan Terutang —: Rp. 3, Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang yang dimintakan pengembalian Ro BB. Untuk permohonan pengembalian kerena kesalahan pemotongan/pemungutan Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang 1. Pajak Penghasilan Pasal yang dipotongidipungut *) Ro ‘Bukti pemotonganipemungutan *) Nomor. vonsetanggal 2, Pajak Penghasilan Pasal yang senarusnya dipotong/cipungut *) RD (on ) engan rincian ‘a. Jumiah Penghasilan Ro b. Tari % ©. Pajak Penghasilan Teruieng: Rp. 43, Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang yang dimintakan pengembalian Rp. *) coret yang tidak perlu DIREKTUR JENDERAL Pasa, wap ‘A_FUAD RAHMANY NIP 195411111981121001 LAMPIRAN IV PERATURAN OIREKTUR JENDERAL PAIAK NOMOR PER 5. iPulzott TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENELITIAN ATAS. PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIKAN PEMBAYARAN PAJAK. PENGHASILAN YANG. 'SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG GAG! WA1IB PAIAK DALAM NEGER! KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DSP. KANTOR PELAYANAN PAJAK..... Nomor : $ Tanggal Lampiran : Hat Konfirmasi Bukti Pemotongan dan/atau Pemungulan Pajak Penghasiian Yth. Kepala KPP Berkenaan dengan permohonan Pengembalian Kelebitian Pembayaran Pajak Penghasitan Yang Seharusnya Tidak Terutang yang diajukan oleh: Nama Pemotong atau Pemungut Nomor Pokok Waiib Pajak Alarat ‘dengan ini kami memohon konfirmasi atas bukli pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan sebagaimana teriampir. Demikian untuk dimaklum Kopala Kantor (anda tangan dan cap Kantor Polayanan Pajak) NIP Lampiran Tanggal Daftar Bukti Pemotongan atau Pemungutan Pajak Penghasilan yang Dimintakan Konfirmasi Nama Pemotong/Pemungut Nomor Pokok Wajib Pajak Kepala Kantor (yang memberikan kenfirmasi) (tanda tangan dan cap Kantor Pelayanan Pajak) (yang meminta konfirmasi) (tanda tangan dan cap Kantor Pelayanan Pajak) ‘A. FUAD RAHMANY NIP995411111981121001 LAMPIRAN V PERATURAN OIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER 5 iPulz0"7 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENELITIAN ATAS. PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIKAN PEMBAYARAN PAJAK. PENGHASILAN "YANG 'SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG GAG! WAJIG PAJAK DALAM NEGER! KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DSP. © KANTOR PELAYANAN PAJAK, Nomor : S. ‘Tanggal Lampiran Hat Konfirmasi Bukti Pemotongan darvatau Pemungutan Pajak Penghasilan Yth. Kepala KPP Berkenaan dengan permohonan Pengembalian Kelebinan Pembayaran Pajak Penghasilan Yang Seharusnya Tidak Terutang ‘yang ciajukan oleh Nama pihak yang dipotong atau dipungut Nomor Pokok Waiib Pajak Alamat {dengan ini kami memohon konfirmasiatas bukti pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan sebagaimana tertampir. Demikian untuk dimaklum Kepata Kantor (anda tangan dan cap Kantor Pelayanan Pajak) NIP Lampiran : S-.. Tanggal Daftar Bukti Pemotongan atau Pemungutan Pajak Penghasilan yang Dimintakan Konfirmasi yang dipotong/dipungut Kepala Kantor (yang memberikan konfirmasi) (landa tangan dan cap Kantor Pelayanan Pajak) Kepala Kantor (yang meminta konfirmasi) (anda tangan dan cap Kantor Pelayanan Pajak) LAMPIRAN Vi PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK _NOMOR PER: 5, 1842011 TENTANG TATA CARA PENGAIUAN DAN PENELITIAN ATAS PERMOMONAN PENGEMGALIAN KELEBINAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG BAG! WAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DP. KANTOR PELAYANAN PAJAK Nomor Tanggal co Hat Penolakan Permononan Pengemoalian Kelebihian Pembayaran ajak Penghasiian Yang Seharusnya Tidak Terutang Yih. Berkenaan dengan permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan Yang Seharusnya Tidak Terutang yang Saudara ajukan dengan Nomor. 1aNGGAl nore dengan ini cisampaikan bahwa permohonan Saudara tidak dapat disetujui Karena’ Demikian untuk dimakium. Kepala Kantor (anda tangan dan cap Kantor Pelayanan Palak) NIP Lampiran Vil PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER. 5 (PJI2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENELITIAN ATAS PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DALAM NEGER| LAPORAN HASIL PENELITIAN PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG Nomor Tanggal 1. UMUM ‘A. DATA PERMOHONAN 1, Surat Permohonan Wajib Pajak a. Nomor b. Tanggal 2, Nama Wajib Pajak 3. NPWP 4. Bentuk Usaha 5. Alamat dan Nomor Telepon a. Kantor PusalTempat Tinggal b. Tempat Usaha ¢. Cabang (Perwakilan) d. Pabrik (Unit Usaha Lain) { 6. Jens Pajak yang Diajukan Permohonan [1 PPh OP/PPh Badan [ ] PPh Pasal 21 [J PPh Pasal 22 [] PPh Pasal 23 [ ] PPh Pasal 26 [ ] PPh Pasal 4 ayat (2) 7. Masa/Tahun Pajak B. DATA/INFORMASI YANG TERSEDIA diisi sesuai dengan keseluruhan data/informasi yang tersedia terkait dengan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang C. DAFTAR LAMPIRAN diisi sesuai dengan keseluruhan dokumen yang dilampirkan terkait dengan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang Il URAIAN HASIL PENELITIAN diisi dengan uraian penelitian terhadap permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan yang seharusnya tidak terutang yang mencakup antara lain hasil konfirmasi dan pemanfaatan dokumen yang tersedia Ill KESIMPULAN DAN USUL diisi dengan kesimpulan dan usu! atas hasil penelitian terhadap permohonan pengembalian, termasuk informasi produk hukum oe 20... Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi....... Penelit, NIP NIP Kepala Kantor Pelayanan Palak. oe NIP

Anda mungkin juga menyukai