Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PROFESIONALISME KEBIDANAN

“BUDAYA YANG BERPENGARUH TERHADAP GENDER”

Dosen Pengampu :
Suci Arsitasari, SST.,M.K.M

Disusun Oleh :
1. Wahyu Nor Latifah (21152010001)
2. Dini Apriliana (21152010004)
3. Mirna Nurmala R (21152010006)
4. Eka Aprida Handayani (21152010007)
5. Ananda Nur Amalia F (21152010008)
6. Rizqi Nur Aini M (21152010010)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN


STIKES RAJEKWESI BOJONEGORO
Tahun Akademik 2022/2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah swt. Karena rahmat dan karena Nya kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar. Serta selesai tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai ''Budaya Yang Berpengaruh Terhadap
Gender” mata kuliah Profesionalisme Kebidanan. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu kami meminta kritik dan saran yang dapat
membangun, akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bojonegoro, 25 September 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5

2.1 Budaya Yang Berpengaruh Terhadap Gender.................................................................5

BAB III PENUTUP.................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................10

3.2. Saran................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

a. Gender pada awalnya diambil dari kata dalam bahasa arab JINSIYYUN yangkemudian
di adopsi dalam bahasa perancis dan inggris menjadi Gender

b. Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak.
tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya dan adat
istiadat (Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003)

c. Gender adalah pera dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukansecara
social. Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindaka yang
diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena
perbedaan biologis (WHO, 1998).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang kami angkat yaitu Pengertian budaya terhadap gender.

1.3 TUJUAN

Mengetahui pengertian dari budaya yang berpengaruh terhadap gender.

1.4 MANFAAT

a. Bagi Mahasiswa

Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa,
sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan

b. Bagi Petugas Kesehatan

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BUDAYA YANG BERPENGARUH TERHADAP GENDER

A. Pengertian Gender dan Seksualitas

1. Pengertian Gender

a. Gender pada awalnya diambil dari kata dalam bahasa arab JINSIYYUN
yangkemudian di adopsi dalam bahasa perancis dan inggris menjadi Gender

b. Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran fungsi,
hak,tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya dan
adatistiadat (Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003)

c. Gender adalah pera dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang
ditentukansecara social. Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta
tindakanyang diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat,
bukankarena perbedaan biologis (WHO, 1998),

2. Pengertian Seksualitas

a. Seksualitas/jenis kelamin adalah karakteristik biologis-anatomis (khususnya system


reproduksi dan hormonal) diikuti dengan karakteristik fisiologis tubuh
yangmenentukan seseorang adalah laki-laki atau perempuan (Depkes RI, 2002-2)

b. Seksualitas Jenis Kelamin (seks) adalah perbedaan fisik biologis yang mudah dilihat
melalui cirri fisik primer dan secara sekunder yang ada pada kaum laki-laki
danperempuan Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003)

c. Seksualitas Jenis Kelamin adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara
biologis melekat pada jenis kelamin tertentu handayani, 2002 -4)

d. Seks adalah karakteritik genetic fisiologis atau biologis seseorang yang


menunjukkanapakah dia soorang perempuan atau laki-laki (WHO, 1998)

B. Budaya yang Mempengaruhi Gender

1. Sebagian besar masyarakat banyak dianut kepercayaan yang salah tentang apa arti
menjadi seorang wanita, dengan akibat yang berbahaya bagi kesehatan wanita.

2. Setiap masyarakat mengharapkan wanita dan pria untuk berpikir, berperasaan dan
bertindak dengan pola-pola tertentu dengan alasan hanya karena mereka dilahirkan
sebagai wanita/pria. Contohnya wanita diharapkan untuk menyiapkan masakan
membawa air dan kayu bakar, merawat anak-anak dan suami. Sedangkan pria
bertugas memberikan kesejahteraan bagi keluarga di masa tua serta melindungi
keluarga dari ancaman

3. Gender dan kegiatan yang dihubungkan dengan jenis kelamin tersebut, semuanya
adalah hasil rekayasa masyarakat. Beberapa kegiatan seperti menyiapkan makanan
dan merawat anak adalah dianggap sebagai "kegiatan wanita".

4. Kegiatan lain tidak sama dari satu daerah ke daerah lain diseluruh dunia,
tergantungpada kebiasaan, hokum dan agama yang dianut oleh masyarakat tersebut.

5. Peran jenis kelamin bahkan bisa tidak sama didalam suatu masyarakat, tergantung
padatingkat pendidikan, suku dan umurnya, contohnya di dalam suatu masyarakat,
wanita dari suku tertentu biasanya bekerja menjadi pembantu rumah tangga, seslang
wanita lain mempunyai pilihan yang lebih luas tentang pekerjaan yang bisa mereka
pegang.

6. Peran gender diajarkan secara turun temurun dari orang tua ke anaknya. Sejak anak
berusia muda, orang tua telah memberlakukan anak perempuan dan laki-laki
berbeda.meskipun kadang tanpa mereka sadari

C. Pengertian Diskriminasi Gender

Diskriminasi gender adalah adanya perbedaan, pengecualian/pembatasan yang dibuat


berdasarkan peran dan norma gender yang dikonstruksi secara social yung mencegah
seseorang untuk menikmati HAM secara penuh.

D. Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender

1. Gender dan Marginalisasi Perempuan

Bentuk manifestasi ketidakadilan gender adalah proses marginalisasi


pemiskinan terhadap kaum perempuan. Ada beberapa mekanisme proses
marginalisasi kaum perempuan karena perbedaan gender. Dari segi sumbernya bisa
berasal dari kebijakan pemerintah, keyakinan, tafsiran agama, keyakinan tradisi dan
kebiasaan bahkan asuntsi ilmu pengetahuan, misalnya marginalisasi dibidang
pertanian, contohnya revolusi hijau yang memfokuskan pada laki-laki mengakibatkan
banyak perempuan tergeser dan menjadi miskin. Contoh lain adanya pekerjaan khusus
perempuan seperti: guru anak2 pekerja pabrik yang berakibat pada pengajian yang
rendah. Contoh lain : upah wanita lebih kecil, izin usaha wanita harus diketahui ayah
(jika masih lajang) dan suumi jika udah menikah, permohonan kredit harus seijin
suami, pembatasan kesempatan dibidang pekerjaan terhadap wanita, kemajuan
tehnologi industry meminggirkan peran serta Wanita

2. Gender dan Subordinasi Pekerjaan Perempuan

Subordinasi adalah anggapan tidak penting dalam keputusan politik


Perempuan tersubordinasi oleh factor yang dikonstruksikan secara social. Hal ini
disebabkan karena belum terkoordinasi konsep gender dalam masyarakat yang
mengakibatkan adanya diskriminasi kerja bagi perempuan Contoh: wanita sebagai
konco wingking. hak kawin wanita dinomor duskan, bagian warisan wanita lebih
sedikit, wanita dinomer dankan dalam peluang bidang politik, jabatan, karir dan
pendidikan.

3. Gender dan Sterotip atas Pekerjaan Perempuan

Stereotip adalah pelabelan terhadap suatu kelompok jenis pekerjaan tertentu.


Stereotip adalah bentuk ketidakadilan. Secara umum stereotip merupakan pelabelan
penundaan terhadap kelompok tertentu dan biasanya pelabelan ini selalu berakibat
pada ketidakadilan, sehingga dinamakan pelabelan negative. Hal ini disebabkan
pelabelan yang sudah melekat pada laki-laki misalnya manusia yang kuat, rasional,
jantan, perkasa. Sedangkan perempuan adalah mahkluk yang lembut, cantik dan
keibuan Contoh: Wanita-samur-dapur-kasur, Wanita macak-masak-manak, laki-laki
tlang punggung keluarga, kehebatan pada kemampuan seksualnya, Laki-laki mata
keranjang, janda mudah dirayu.

4. Gender dan Kekerasan Terhadap Perempuan

Kekerasan adalah suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental


psikologi seseorang. Kekerasan terhadap manusia sumbernya macam-macam namun
ada satu jenis kekerasan yang bersumber anggapan gender Kekerasan terhadap
perempuan merupakan kekerasan yang disebabkan adanya keyakinan gender. Bentuk
kekerasan mi tidak selalu terjadi antara laki-laki terhadap perempuan akan tetapi
antara perempuan dengan perempuan atau erempuan dengan laki-laki. Meskipun
demikian perempuan menjadi lebih rentan karena posisinya yang pincung dimata
masyarakat baik securu ekonomi, social atau politik. Posisi perempuan dianggap lebih
rendah dibandingkan dengan laki-laki. Kekerasan fisik: perkosaan, pemukulan, dan
penyiksaan. Non fisik pelecehan seksual, ancaman, dan paksaan. Contoh: Eksploitsi
terhadap wanita, pelecehan terhadap wanita, perkosaan, wanita jadi obyek iklan, laki-
laki sebagai pencari nafkah suami membatasi uang belanja dan memonitor
pengeluarannya, istri menghina/mencela kemampuan seksual.

5. Gender dan Beban kerja Lebih Berat

Dengan berkembangnya wawasan kemitrasejajaran berdasarkan pendekatan


gender dalam berbagai aspek kehidupan, maka peran perempuan mengalami
perkembangan yang cukup cepat. Namun perlu dicermati bahwa perkembangan
perempuan tidaklah "mengubah peranannya yang "lama yaitu peranan dalam lingkup
rumah tangga (peran reproduktif). Maka dari itu perkembangan peranan perempuan
ini sifatnya menambah, dan umumnya perempuan mengerjakan peranan sekaligus
untuk memenuhi tuntutan pembangunan, untuk itulah maka beban kerja perempuan
terkesan berlebihan. Contoh: wanita bekerja diluar rumah atau dirumah, wanita
sebagai perawat, pendidik anak sekaligus pendamping suami pencari nafkah
kehidupan laki-laki mencari nafkah utama sekaligus sopir keluarga.
E. Ketidaksetaraan dan Ketidakadilan Gender dalam Pelayanan Kesehatan

1. Ketidak-setaraan Gender

Ketidak-setarman gender merupakan keadaan diskriminatif (sebagai akibat


dariperbedaan jenis kelamin) dalam memperoleh kesempatan, pembagian sumber-
sumberdan hasil pembangunan serta kses terhadap pelayanan. Contonya sebagai
berikut:

a. Bias gender dalam penelitian kesehatan

Ada indikasi bahwa penelitian kesehatan mempunyai tingkat bias gender


nyatu baik dalam pemilihan topic. metode yang digunakan, atau analisa data.
Gangguan kesehatan biasa yang mengakibatkan gangguan berarti pada perempuan
tidak mendapat perhatian bila tidak mempengaruhi fungsi reproduksi.

b. Perbedaan gender dalam akses terhadap pelayanan kesehatan

Berbeda dengan Negara maju kaum perempuan dinegara berkembang pada


umumnya belum dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
Perempuan yang mengalami depresi karena kekerasan domestic yang dilakukan
oleh pasangannya hanya diobati dengan antidepresan tanpa diberi dalam mengatasi
masalah gender yang melatarbelakanginya

2. Ketidak-adilan Gender

Dalam berbagai aspek ketidak-setaraan gender tersebut sering ditemukan


pulaketidakadilan gender yaitu ketidakadilan berdasarkan norma dan standart yang
belaku.Ketidakadilan adalah ketidaksetaraan yang tidak pantas atau tidak adil.Definisi
"keadilan gender dalam kesehatan" menurut WHO mengandung 2 aspek:

a. Keadilan dalam status kesehatan yaitu tercapainya derajat kesehatan yang setinggi
mungkin (fisik, psikologi dan social).

b. Keadilan dalam pelayanan kesehatan yang berarti bahwa pelayanan diberikan


sesuai dengan kebutuhan tanpa tergntung pada kedudukan social dan diberikan
sebagai respon terhadap harapan yang paritas dari masyarakat dengan penarikan
biayapelayanan yang sesuai dengan kemampuan. Sebagai strategi operasional
dalam mencapai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dianjurkan melakukan
pengarus-utumaan gender (PUG).

F. Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi

Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan laki-laki


danperempuan yaitu adanya kesenjangan antara kondisi yang dicita-citakan (normatif)
dengankondisi sebagaimana adanya (obyektif)

1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Safe Motherhood)


2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Infeksi Menalar Seksual
G. Penanganan Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi

Gender mempunyai pengaruh besar terhidap kesehatan laki-laki dan perempuan. Hal
ini semakin dirasakan dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi antara lain karenahal
berikut:

1. Masalah kesehatan reproduksidapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia


missalmasalah inses yang terjadi pada masa anak-anak dirumah, masalah pergaulan
bebaskehamilan remaja

2. Perempuan lebih rentan dalam menghadapi resiko kesehatan reproduksi


sepertikehamilan, melahirkan, aborsi tidak aman dan pemakaian alat kontrasepsi.
Karena struktur alat reproduksi yang rentan secara social atau biologis terhadap
penularan IMS termasuk STD/HIV/AIDS.

3. Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisah dari hubungan laki-laki dan perempuan
Namun keterlibatan, motivasi serta partisipasi laki-laki dalam kespro dewasa ini
sangatkurang

4. Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi, khusunya berkaitan


denganIMS. HIV, dan AIDS. Karena ini dalam menyusun strategi untuk memperbaiki
kespeo harus dipertimbangkan pula kebutuhan, kepedulian dan tanggung jawab laki-
laki.

5. Perempuan rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga kekerasan domestic) atau
perlakuan kasar yang pada dasarnya bersumber gender yang tidak setara.

6. Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan urusan perempuan seperti KB

H. Upaya Promotif dan Preventif Menurut Leavel dan Clark

Dalam kesehatan masyarakat ada lima tingkatan pencegahan penyakit dari leaveldin Clark
yaitu:

1. Peningkatan kesehatan (health promotion)

2. Perlindungan umum dan khusus terhada penyakit tertentu (spesifik protection)

3. Menegkkan diagnose secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early
diagnosisand promotion)

4. Pembatasan kecacatan (disssability limitation)


5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)

Peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit tertentu adalah
usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre pathogenesis) dan disebut pencegahan primer

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Gender pada awalnya diambil dari kata dalam bahasa arab JINSIYYUN yang
kemudian di adopsi dalam bahasa perancis dan inggris menjadi Gender. Gender adalah
perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung jawab dan
perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya dan adat istiadat (BadanPemberdayaan
Masyarakat, 2003)

Gender adalah pera dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan
secara social. Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang
diharapkansebagai perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena
perbedaan biologis (WHO, 1998).

3.2 SARAN

a. Bagi Mahasiswa

Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan


pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bagi Petugas-petugas Kesehatan

Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya


dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan
health education dalam perawatan luka perineum untuk mencegah infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mohammad dan Muhammad Asrori. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: P.T. Bumi Aksara, 2006

Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung C.V. Wacana Prima, 2009.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti HEDS-JICA.Perkembangan Peserta


Didik Jakarta: Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, 2007, Sunarto dan Hartono,
B. Agung. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rincka Cipta, 2006.

Depkes RI, 2001. Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan tentang : Kesehatan
Reproduksi,Depkes, Jakarta.

Http//: Kesehatan reproduksi remaja.com

Http:/Lesa Blogspot.single-parent/kespro.com

Anda mungkin juga menyukai