Anda di halaman 1dari 130

Ra

sioGordi
ng :0
,9078
Ra
sioBat
angTarik :0
,75198929
Ra
sioBat
angTekan :0
,427170054
Ra
sioPl
atKopel :0
,00983
Ra
sioBautTeka
n :0
,91267872
Ge
nte
ngMe
tal Prof
ilChannel Pr
ofi
lDoubleAngle Ra
sioBautTar
ik :0
,802662382
C140x60x7x10 2L90x90x7x9

Dos
enPen
g e
mp u:
E
RIZ
ALAFF
ANAR
RAS
YID IWaya
nAriya
naBasoka
,S.
T.,M.
Eng
.
1
961
122
037
Dos
enPembi
mb i
ng:
K
ELASE/RE
G.B IWaya
nAri
yanaBas
oka
,S.
T.,M.
Eng
.
7/19/2021 Gmail - FORM BIMBINGAN TUGAS DAN PRAKTIKUM

Erizal Affan <erizalaffanarrasyid@gmail.com>

FORM BIMBINGAN TUGAS DAN PRAKTIKUM

3 messages

Google Forms <forms-receipts-noreply@google.com> Fri, Jun 25, 2021 at 12:00 AM


To: erizalaffanarrasyid@gmail.com

Thanks for filling out FORM BIMBINGAN TUGAS DAN


PRAKTIKUM
Here's what was received.

FORM BIMBINGAN TUGAS DAN


PRAKTIKUM
Form ini digunakan sebagai rekam jejak Mahasiswa dan Dosen Pembimbing dengan model
digital

Form ini diisi paling lambat 10 menit setelah melakukan bimbingan, dengan ketentuan sebagai
berikut.

1. Pastikan anda mencatat apa yang harus direvisi atau dilakukan berikutnya

2. Bukti bimbingan bukan lagi berupa tanda tangan melainkan swa foto bersama dosen jika
bimbingan tatap muka dan screenshot foto dengan dosen jika bimbingan tatap maya
(menggunakan video call/zoom/sejenisnya).

*Pastikan menyimpan no telp dosen dan memberi nama Dosen dengan ketentuan kode berikut
DOSEN . NAMA contoh DOSEN CIV. IBU ERYANI, serta terlihat dalam bukti screen shot.

3. Mintalah bukti-bukti bimbingan dalam poin 2 di atas sebagai syarat pengisian formulir kartu
bimbingan

4. Pastikan memasukkan data dengan benar dan sesuai arahan setiap form seperti email,
nama, nama pembimbing, email pembimbing, dst.

5. setelah mengisi form, mahasiswa yang bersangkutan akan mendapatkan bukti kartu
bimbingan dalam format PDF yang dikirim langsung ke email mahasiswa ybs serta otomatis
terkirim juga ke email dosen pembimbing (pastikan tdk salah memilih email dosen pembimbing).
Silakan mengkonfrmasi ke Dosen Pembimbing terkait bukti bimbingan tersebut melalui media
yang disepakati.

Terima Kasih dan Selamat Mencoba.

Jika ada permasalahan silakan hubungi No Admin FTP dengan klik Link dibawah ini

https://wa.me/message/RNWNEPYTVVXAA1

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik dan Perencanaan

Universitas Warmadewa

2021

https://mail.google.com/mail/u/0?ik=90e31717d5&view=pt&search=all&permthid=thread-f%3A1703464613891005470&simpl=msg-f%3A170346… 1/12
7/19/2021 Gmail - FORM BIMBINGAN TUGAS DAN PRAKTIKUM

Email *

erizalaffanarrasyid@gmail.com

KATEGORI *

BIMBINGAN KELOMPOK

BIMBINGAN INDIVIDU

BIMBINGAN INDIVIDU

NAMA
MASUKKAN NAMA ANDA DAN PASTIKAN NAMA SUDAH BENAR, CAPSLOCK ON

ERIZAL AFFAN ARRASYID

NIM
PASTIKAN NIM SUDAH BENAR

1961122037

MATA KULIAH

MATA KULIAH *

Struktur Baja I

KELAS *

https://mail.google.com/mail/u/0?ik=90e31717d5&view=pt&search=all&permthid=thread-f%3A1703464613891005470&simpl=msg-f%3A170346… 2/12
7/19/2021 Gmail - FORM BIMBINGAN TUGAS DAN PRAKTIKUM

REG B E

BIMBINGAN KE *

DATA DOSEN PEMBIMBING

DATA DOSEN

NAMA PEMBIMBING *

I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

NIP/NIK *

230700437

https://mail.google.com/mail/u/0?ik=90e31717d5&view=pt&search=all&permthid=thread-f%3A1703464613891005470&simpl=msg-f%3A170346… 3/12
7/19/2021 Gmail - FORM BIMBINGAN TUGAS DAN PRAKTIKUM

EMAIL PEMBIMBING *
SILAKAN MEMILIH EMAIL DOSEN PEMBIMBING DAN PASTIKAN SUDAH BENAR (CEK PADA TABEL DATA
DOSEN DIATAS)

w.ariyana.basoka@gmail.com

CATATAN DAN BUKTI BIMBINGAN

1. Pastikan anda mencatat apa yang harus direvisi atau dilakukan berikutnya

2. Bukti bimbingan bukan lagi berupa tanda tangan melainkan swa foto bersama dosen jika bimbingan tatap
muka dan screenshot foto dengan dosen jika bimbingan tatap maya (menggunakan video
call/zoom/sejenisnya).

*Pastikan menyimpan no telp dosen dan memberi nama Dosen dengan ketentuan kode berikut DOSEN .
NAMA contoh DOSEN CIV. IBU ERYANI, serta terlihat dalam bukti screen shot.

3. Mintalah bukti-bukti bimbingan dalam poin 2 di atas sebagai syarat pengisian formulir kartu bimbingan

4. Pastikan memasukkan data dengan benar dan sesuai arahan setiap form seperti email, nama, nama
pembimbing, email pembimbing, dst.

5. setelah mengisi form, mahasiswa yang bersangkutan akan mendapatkan bukti kartu bimbingan dalam
format PDF yang dikirim langsung ke email mahasiswa ybs serta otomatis terkirim juga ke email dosen
pembimbing (pastikan tdk salah memilih email dosen pembimbing). Silakan mengkonfrmasi ke Dosen
Pembimbing terkait bukti bimbingan tersebut melalui media yang disepakati.

CATATAN *
SILAKAN MENGISI CATATAN YANG DIBERIKAN OLEH PEMBIMBING SEBAGAI BUKTI PROGRES YANG BISA
DIJADIKAN ACUAN PEMERIKSAAN HASIL SERTA BIMBINGAN BERIKUTNYA. CATATAN DIBUAT TIDAK
LEBIH DARI 75 KATA

Revisi gambar rangka atap tipe C, menggambar dan memberi ukuran jarak gording

BUKTI BIMBINGAN *
SILAKAN UPLOAD BUKTI BIMBINGAN SEPERTI KETENTUAN DIATAS. (SWAFOTO ATAU SCREENSHOOT)
file MAX 1MB

Submitted files

1961122037_ERIZAL AFFAN ARRASYID (ASISTENSI 1) - Erizal Affan.jpeg

Create your own Google Form


Report Abuse

Google Forms <forms-receipts-noreply@google.com> Fri, Jun 25, 2021 at 12:04 AM


To: erizalaffanarrasyid@gmail.com
https://mail.google.com/mail/u/0?ik=90e31717d5&view=pt&search=all&permthid=thread-f%3A1703464613891005470&simpl=msg-f%3A170346… 4/12
7/19/2021 Gmail - FORM BIMBINGAN TUGAS DAN PRAKTIKUM

Thanks for filling out FORM BIMBINGAN TUGAS DAN


PRAKTIKUM
Here's what was received.

FORM BIMBINGAN TUGAS DAN


PRAKTIKUM
Form ini digunakan sebagai rekam jejak Mahasiswa dan Dosen Pembimbing dengan model
digital

Form ini diisi paling lambat 10 menit setelah melakukan bimbingan, dengan ketentuan sebagai
berikut.

1. Pastikan anda mencatat apa yang harus direvisi atau dilakukan berikutnya

2. Bukti bimbingan bukan lagi berupa tanda tangan melainkan swa foto bersama dosen jika
bimbingan tatap muka dan screenshot foto dengan dosen jika bimbingan tatap maya
(menggunakan video call/zoom/sejenisnya).

*Pastikan menyimpan no telp dosen dan memberi nama Dosen dengan ketentuan kode berikut
DOSEN . NAMA contoh DOSEN CIV. IBU ERYANI, serta terlihat dalam bukti screen shot.

3. Mintalah bukti-bukti bimbingan dalam poin 2 di atas sebagai syarat pengisian formulir kartu
bimbingan

4. Pastikan memasukkan data dengan benar dan sesuai arahan setiap form seperti email,
nama, nama pembimbing, email pembimbing, dst.

5. setelah mengisi form, mahasiswa yang bersangkutan akan mendapatkan bukti kartu
bimbingan dalam format PDF yang dikirim langsung ke email mahasiswa ybs serta otomatis
terkirim juga ke email dosen pembimbing (pastikan tdk salah memilih email dosen pembimbing).
Silakan mengkonfrmasi ke Dosen Pembimbing terkait bukti bimbingan tersebut melalui media
yang disepakati.

Terima Kasih dan Selamat Mencoba.

Jika ada permasalahan silakan hubungi No Admin FTP dengan klik Link dibawah ini

https://wa.me/message/RNWNEPYTVVXAA1

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik dan Perencanaan

Universitas Warmadewa

2021

Email *

erizalaffanarrasyid@gmail.com

https://mail.google.com/mail/u/0?ik=90e31717d5&view=pt&search=all&permthid=thread-f%3A1703464613891005470&simpl=msg-f%3A170346… 5/12
7/19/2021 Gmail - FORM BIMBINGAN TUGAS DAN PRAKTIKUM

KATEGORI *

BIMBINGAN KELOMPOK

BIMBINGAN INDIVIDU

BIMBINGAN INDIVIDU

NAMA
MASUKKAN NAMA ANDA DAN PASTIKAN NAMA SUDAH BENAR, CAPSLOCK ON

ERIZAL AFFAN ARRASYID

NIM
PASTIKAN NIM SUDAH BENAR

1961122037

MATA KULIAH

MATA KULIAH *

Struktur Baja I

KELAS *

REG B E

BIMBINGAN KE *

https://mail.google.com/mail/u/0?ik=90e31717d5&view=pt&search=all&permthid=thread-f%3A1703464613891005470&simpl=msg-f%3A170346… 6/12
7/19/2021 Gmail - FORM BIMBINGAN TUGAS DAN PRAKTIKUM

DATA DOSEN PEMBIMBING

DATA DOSEN

NAMA PEMBIMBING *

I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

NIP/NIK *

230700437

EMAIL PEMBIMBING *
SILAKAN MEMILIH EMAIL DOSEN PEMBIMBING DAN PASTIKAN SUDAH BENAR (CEK PADA TABEL DATA
DOSEN DIATAS)

w.ariyana.basoka@gmail.com

CATATAN DAN BUKTI BIMBINGAN

https://mail.google.com/mail/u/0?ik=90e31717d5&view=pt&search=all&permthid=thread-f%3A1703464613891005470&simpl=msg-f%3A170346… 7/12
7/19/2021 Gmail - FORM BIMBINGAN TUGAS DAN PRAKTIKUM

1. Pastikan anda mencatat apa yang harus direvisi atau dilakukan berikutnya

2. Bukti bimbingan bukan lagi berupa tanda tangan melainkan swa foto bersama dosen jika bimbingan tatap
muka dan screenshot foto dengan dosen jika bimbingan tatap maya (menggunakan video
call/zoom/sejenisnya).

*Pastikan menyimpan no telp dosen dan memberi nama Dosen dengan ketentuan kode berikut DOSEN .
NAMA contoh DOSEN CIV. IBU ERYANI, serta terlihat dalam bukti screen shot.

3. Mintalah bukti-bukti bimbingan dalam poin 2 di atas sebagai syarat pengisian formulir kartu bimbingan

4. Pastikan memasukkan data dengan benar dan sesuai arahan setiap form seperti email, nama, nama
pembimbing, email pembimbing, dst.

5. setelah mengisi form, mahasiswa yang bersangkutan akan mendapatkan bukti kartu bimbingan dalam
format PDF yang dikirim langsung ke email mahasiswa ybs serta otomatis terkirim juga ke email dosen
pembimbing (pastikan tdk salah memilih email dosen pembimbing). Silakan mengkonfrmasi ke Dosen
Pembimbing terkait bukti bimbingan tersebut melalui media yang disepakati.

CATATAN *
SILAKAN MENGISI CATATAN YANG DIBERIKAN OLEH PEMBIMBING SEBAGAI BUKTI PROGRES YANG BISA
DIJADIKAN ACUAN PEMERIKSAAN HASIL SERTA BIMBINGAN BERIKUTNYA. CATATAN DIBUAT TIDAK
LEBIH DARI 75 KATA

Revisi jarak gording minimal 120 cm, dan melanjutkan laporan dan langkah selanjutnya
menuju SAP2000

BUKTI BIMBINGAN *
SILAKAN UPLOAD BUKTI BIMBINGAN SEPERTI KETENTUAN DIATAS. (SWAFOTO ATAU SCREENSHOOT)
file MAX 1MB

Submitted files

1961122037_ERIZAL AFFAN ARRASYID (ASISTENSI 2) - Erizal Affan.jpeg

[Quoted text hidden]

Google Forms <forms-receipts-noreply@google.com> Fri, Jun 25, 2021 at 12:10 AM


To: erizalaffanarrasyid@gmail.com

Thanks for filling out FORM BIMBINGAN TUGAS DAN


PRAKTIKUM
Here's what was received.

https://mail.google.com/mail/u/0?ik=90e31717d5&view=pt&search=all&permthid=thread-f%3A1703464613891005470&simpl=msg-f%3A170346… 8/12
7/19/2021 Gmail - FORM BIMBINGAN TUGAS DAN PRAKTIKUM

FORM BIMBINGAN TUGAS DAN


PRAKTIKUM
Form ini digunakan sebagai rekam jejak Mahasiswa dan Dosen Pembimbing dengan model
digital

Form ini diisi paling lambat 10 menit setelah melakukan bimbingan, dengan ketentuan sebagai
berikut.

1. Pastikan anda mencatat apa yang harus direvisi atau dilakukan berikutnya

2. Bukti bimbingan bukan lagi berupa tanda tangan melainkan swa foto bersama dosen jika
bimbingan tatap muka dan screenshot foto dengan dosen jika bimbingan tatap maya
(menggunakan video call/zoom/sejenisnya).

*Pastikan menyimpan no telp dosen dan memberi nama Dosen dengan ketentuan kode berikut
DOSEN . NAMA contoh DOSEN CIV. IBU ERYANI, serta terlihat dalam bukti screen shot.

3. Mintalah bukti-bukti bimbingan dalam poin 2 di atas sebagai syarat pengisian formulir kartu
bimbingan

4. Pastikan memasukkan data dengan benar dan sesuai arahan setiap form seperti email,
nama, nama pembimbing, email pembimbing, dst.

5. setelah mengisi form, mahasiswa yang bersangkutan akan mendapatkan bukti kartu
bimbingan dalam format PDF yang dikirim langsung ke email mahasiswa ybs serta otomatis
terkirim juga ke email dosen pembimbing (pastikan tdk salah memilih email dosen pembimbing).
Silakan mengkonfrmasi ke Dosen Pembimbing terkait bukti bimbingan tersebut melalui media
yang disepakati.

Terima Kasih dan Selamat Mencoba.

Jika ada permasalahan silakan hubungi No Admin FTP dengan klik Link dibawah ini

https://wa.me/message/RNWNEPYTVVXAA1

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik dan Perencanaan

Universitas Warmadewa

2021

Email *

erizalaffanarrasyid@gmail.com

KATEGORI *

BIMBINGAN KELOMPOK

BIMBINGAN INDIVIDU

BIMBINGAN INDIVIDU

https://mail.google.com/mail/u/0?ik=90e31717d5&view=pt&search=all&permthid=thread-f%3A1703464613891005470&simpl=msg-f%3A170346… 9/12
7/19/2021 Gmail - FORM BIMBINGAN TUGAS DAN PRAKTIKUM

NAMA
MASUKKAN NAMA ANDA DAN PASTIKAN NAMA SUDAH BENAR, CAPSLOCK ON

ERIZAL AFFAN ARRASYID

NIM
PASTIKAN NIM SUDAH BENAR

1961122037

MATA KULIAH

MATA KULIAH *

Struktur Baja I

KELAS *

REG B E

BIMBINGAN KE *

DATA DOSEN PEMBIMBING

DATA DOSEN

https://mail.google.com/mail/u/0?ik=90e31717d5&view=pt&search=all&permthid=thread-f%3A1703464613891005470&simpl=msg-f%3A17034… 10/12
7/19/2021 Gmail - FORM BIMBINGAN TUGAS DAN PRAKTIKUM

NAMA PEMBIMBING *

I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

NIP/NIK *

230700437

EMAIL PEMBIMBING *
SILAKAN MEMILIH EMAIL DOSEN PEMBIMBING DAN PASTIKAN SUDAH BENAR (CEK PADA TABEL DATA
DOSEN DIATAS)

w.ariyana.basoka@gmail.com

CATATAN DAN BUKTI BIMBINGAN

1. Pastikan anda mencatat apa yang harus direvisi atau dilakukan berikutnya

2. Bukti bimbingan bukan lagi berupa tanda tangan melainkan swa foto bersama dosen jika bimbingan tatap
muka dan screenshot foto dengan dosen jika bimbingan tatap maya (menggunakan video
call/zoom/sejenisnya).

*Pastikan menyimpan no telp dosen dan memberi nama Dosen dengan ketentuan kode berikut DOSEN .
NAMA contoh DOSEN CIV. IBU ERYANI, serta terlihat dalam bukti screen shot.

3. Mintalah bukti-bukti bimbingan dalam poin 2 di atas sebagai syarat pengisian formulir kartu bimbingan

https://mail.google.com/mail/u/0?ik=90e31717d5&view=pt&search=all&permthid=thread-f%3A1703464613891005470&simpl=msg-f%3A17034… 11/12
7/19/2021 Gmail - FORM BIMBINGAN TUGAS DAN PRAKTIKUM

4. Pastikan memasukkan data dengan benar dan sesuai arahan setiap form seperti email, nama, nama
pembimbing, email pembimbing, dst.

5. setelah mengisi form, mahasiswa yang bersangkutan akan mendapatkan bukti kartu bimbingan dalam
format PDF yang dikirim langsung ke email mahasiswa ybs serta otomatis terkirim juga ke email dosen
pembimbing (pastikan tdk salah memilih email dosen pembimbing). Silakan mengkonfrmasi ke Dosen
Pembimbing terkait bukti bimbingan tersebut melalui media yang disepakati.

CATATAN *
SILAKAN MENGISI CATATAN YANG DIBERIKAN OLEH PEMBIMBING SEBAGAI BUKTI PROGRES YANG BISA
DIJADIKAN ACUAN PEMERIKSAAN HASIL SERTA BIMBINGAN BERIKUTNYA. CATATAN DIBUAT TIDAK
LEBIH DARI 75 KATA

Revisi dimensi kuda-kuda pada SAP2000, demensi awal sudah aman namun diturunkan satu
tingkat dimensi untuk mengetahui apakah kuda-kuda tetap aman atau tidak.

BUKTI BIMBINGAN *
SILAKAN UPLOAD BUKTI BIMBINGAN SEPERTI KETENTUAN DIATAS. (SWAFOTO ATAU SCREENSHOOT)
file MAX 1MB

Submitted files

1961122037_ERIZAL AFFAN ARRASYID (ASISTENSI 3) - Erizal Affan.jpeg

[Quoted text hidden]

https://mail.google.com/mail/u/0?ik=90e31717d5&view=pt&search=all&permthid=thread-f%3A1703464613891005470&simpl=msg-f%3A17034… 12/12
TUGAS STRUKTUR BAJA 1
PERHITUNGAN KONSTRUKSI RANGKA ATAP BAJA

Nama Mahasiswa : ERIZAL AFFAN ARRASYID


NIM : 1961122037

Rencanakan struktur/konstruksi rangka atap baja dengan ketentuan sebagai berikut:

Tipe Konstruksi Atap : A B C


Jarak antar rangka (m) : 3 5 6
Penutup atap : Genteng Seng Genteng
Mutu Baja : BJ.34 BJ. 37 BJ. 37
Jumlah Rangka : 10

Perencanaan meliputi:
1. Pembebanan (beban mati, beban hidup dan beban lateral akibat angin) disesuaikan dengan SNI 1727-2020,
2. Analisa struktur rangka batang Software SAP,
3. Perencanaan profil/penampang baja menurut SNI 1729-2015,
4. Perencanaan sambungan,
5. Gambar rencana di atas kertas A3 memakai AutoCAD,
6. Rangkuman perancangan dalam bentuk file Corel/Photosop dengan ukuran A4, seperti contoh terlampir
7. Laporan perencanaan lengkap ditulis/diketik di atas kertas A4 dan dijilid untuk dinilai.
8. Mengumpulkan CD soft file lengkap hasil perencanaan (1 kelas 1 CD).
9. Dikumpulkan paling lambat 1 minggu setelah UAS Struktur Baja 1

Laporan perencanaan dikumpul paling lambat pada saat Ujian Akhir Semester Struktur Baja 1.

Denpasar, ……………………………………………
Pembimbing Tugas

(Putu Aryastana, ST., M.Eng., M.Si .)


NIK/NIP. 19800327 2005 011 004
TIPE A:

a = ......... °

L = ........... m

TIPE B:

a2 = ......... ° a1 = ......... °

L = ........... m

TIPE C:
a = 26°

L = 16 m

(Contoh Rangkuman Perancangan: memuat data desain atap, material, proses perancangan, peraturan yang
digunakan, hasi analisis, dan lain-lain)
Dibuat dalam bentuk Potrait (tidak seperti contoh yang landscape)
Diberi Nama, Kelas, NIM, dan nama pembimbing
FORM PENILAIAN TUGAS
MATA KULIAH STRUKTUR BAJA 1

Nama Mahasiswa : ERIZAL AFFAN ARRASYID


NIM : 1961122037

NO KRITERIA PENILAIAN BOBOT (%) SCORE NILAI


(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4)
A RUTINITAS ASISTENSI
❖ Sangat rutin : 81 – 100
❖ Rutin : 66 – 80 30
❖ Cukup : 51 – 65
❖ Jarang : 26 – 50
❖ Sangat Jarang : 0 – 25
B PEMAHAMAN TERHADAP PERENCANAAN
RANGKA BATANG STRUKTUR ATAP BAJA
❖ Sangat baik : 81 – 100
❖ Baik : 66 – 80 40
❖ Cukup : 51 – 65
❖ Kurang : 26 – 50
❖ Sangat Kurang : 0 – 25
C PEMAHAMAN TERHADAP MENUANGKAN
HASIL PERENCANAAN KE DALAM
GAMBAR
❖ Sangat baik : 81 – 100 30
❖ Baik : 66 – 80
❖ Cukup : 51 – 65
❖ Kurang : 26 – 50
❖ Sangat Kurang : 0 – 25

RERATA NILAI

Denpasar, …………………………………………
Pembimbing Tugas

(Putu Aryasta……na, ST., M.Eng., M.Si )


NIK/NIP. 19800327 2005 011 004
STRUKTUR BAJA I

TUGAS BESAR BAJA


PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA
KUDA-KUDA

DOSEN PENGEMPU :
I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

Disusun oleh:
Erizal Affan Arrasyid (1961122037)

UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
TEKNIK SIPIL
2020/2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini membahas tentang penggunaan bahan bangunan yang ramah
lingkungan, dan dibuat dalam rangka memenuhi nilai mata kuliah Struktur Baja I
semester genap.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun telah dibantu, dibimbing dan
di dukung oleh orang-orang yang berada di sekitar penulis,maka dari itu
penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :

1. Dosen Universitas Warmadewa, khususnya I Wayan Ariyana Basoka,


S.T., M.Eng., selaku dosen pengempu mata kuliah Struktur Baja I dan
juga selaku dosen pembimbing dalam penyusunan laporan berikut.
2. Dan kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu- persatunya.

Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan dan masih harus di sempurnakan, tetapi penyusun berharap agar
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

Denpasar, Juli 2021

Erizal Affan A.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
BAB I ...................................................................................................................... 1
DATA PERENCANAAN ....................................................................................... 1
1.1. Data Kontruksi. .............................................................................................. 1
1.2. Tipe Kontruksi Atap / Bentuk Kuda-Kuda. ................................................... 1
1.3. Denah Kontruksi Atap. .................................................................................. 2
1.4. Penomoran Batang dan Titik Buhul. ............................................................. 3
1.5. Data Penutupan Atap. .................................................................................... 4
1.6. Peratuan yang Digunakan. ............................................................................. 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
KRITERIA PERENCANAAN ............................................................................... 6
2.1. Karakteristik Baja .......................................................................................... 6
2.1.1. Sifat Mekanis Baja. ................................................................................... 6
2.2. Pembebanan. .................................................................................................. 6
2.2.1. Beban Mati. ............................................................................................... 6
2.2.2. Beban Hidup. ............................................................................................ 7
2.2.3. Beban Hujan.............................................................................................. 7
2.2.4. Beban Angin. ............................................................................................ 7
2.3. Kombinasi Dasar Pembebanan. ..................................................................... 7
2.4. Desain Komponen Struktur untuk Lentur. .................................................... 8
2.4.1. Ketentuan Umum. ..................................................................................... 8
2.4.2. Komponen Struktur Kompak .................................................................... 9
2.5. Desain Komponen Struktur untuk Geser. .................................................... 10
2.5.1. Ketentuan Umum. ................................................................................... 10
2.5.2. Komponen Struktur Dengan Badan Tidak Diperkaku atau Diperkaku. . 10
2.6. Desain Komponen Struktur untuk Tarik. .................................................... 12
2.7. Desain Komponen Struktur untuk Tekan. ................................................... 14
2.8. Sambungan Baut. ......................................................................................... 15

ii
BAB III ................................................................................................................. 17
PEMBEBANAN ................................................................................................... 17
3.1. Beban Mati................................................................................................... 17
3.1.1. Berat Genteng Metal. .............................................................................. 17
3.1.2. Berat Plafon. ........................................................................................... 17
3.1.3. Berat Penggantung. ................................................................................. 18
3.1.4. Berat Rangka Plafon. .............................................................................. 18
3.1.5. Rekapitulasi Beban Mati. ........................................................................ 19
3.2. Beban Hidup Atap. ...................................................................................... 20
3.3. Beban Hujan. ............................................................................................... 21
3.4. Beban Angin ................................................................................................ 23
3.5. Beban Gording. ............................................................................................ 29
BAB IV ................................................................................................................. 30
ANALISIS NUMERIK ......................................................................................... 30
4.1. Data Perencanaan......................................................................................... 30
4.2. Data Material. .............................................................................................. 30
4.3. Data Penampang Gording. ........................................................................... 30
4.4. Data Perencanaan Kuda-Kuda. .................................................................... 31
4.5. Analisa Struktur pada SAP 2000. ................................................................ 32
4.6. Ekspor Hasil Analisis Struktur SAP 2000. .................................................. 51
BAB V................................................................................................................... 53
PERENCANAAN GORDING ............................................................................. 53
5.1. Data Penampang Gording. ........................................................................... 53
5.2. Analisa Momen Lentur. ............................................................................... 53
5.1.1. Rekapan Momen. .................................................................................... 53
5.1.2. Analisa Penampang. ................................................................................ 59
BAB VI ................................................................................................................. 63
PERENCANAAN KUDA-KUDA........................................................................ 63
6.1. Data Penampang Kuda-Kuda. ..................................................................... 63
6.2. Analisa Batang Tarik. .................................................................................. 63
6.2.1. Rekapan Batang Tarik............................................................................. 63
6.2.2. Kekuatan Tarik Akibat Kegagalan Leleh. .............................................. 65
6.2.3. Kekuatan Tarik Akibat Kegagalan Fraktur. ............................................ 65
6.2.4. Kekuatan Batang Tarik Akibat Blok Geser. ........................................... 66

iii
6.2.5. Rekapitulasi Kontrol Semua Batang Tarik. ............................................ 67
6.3. Analisa Batang Tekan. ................................................................................. 68
6.3.1. Rekapan Batang Tekan. .......................................................................... 68
6.3.2. Cek Kelangsingan Penampang. .............................................................. 69
6.3.3. Perhitungan Tekuk Lentur (Flesxural Buckling) Di Arah Sumbu X. ..... 69
6.3.4. Perhitungan Tekuk Lentur (Flesxural Buckling) Di Arah Sumbu Y. ..... 70
6.3.5. Perhitungan Faktor Kelangsingan Modifikasi Untuk Penampang
Tersusun .............................................................................................................. 71
6.3.6. Kontribusi Tekuk Lentur (Flexural Buckling) Arah Sumbu X. .............. 72
6.3.7. Kontribusi Tekuk Torsi (Torsion Buckling). .......................................... 73
6.3.8. Kombinasi Tekuk Torsi Lentur (Flexural Torsional Buckling). ............. 74
6.3.9. Perhitungan Kuat Rencana Batang Tekan. ............................................. 74
6.3.10. Rekapitulasi Kontrol Semua Batang Tekan. ........................................... 75
6.4. Perhitungan Pelat Kopel. ............................................................................. 76
6.4.1. Data Profil. .............................................................................................. 76
6.4.2. Lebar Pelat Kopel. .................................................................................. 77
6.4.3. Tegangan Geser. ..................................................................................... 77
BAB VII ................................................................................................................ 80
PERENCANAAN SAMBUNGAN ...................................................................... 80
7.1. Sambungan Baut Untuk Batang Tarik. ........................................................ 80
7.1.1. Data Perencanaan. ................................................................................... 80
7.1.2. Tata Letak Baut. ...................................................................................... 80
7.1.3. Kekuatan Baut Akibat Baut Putus. ......................................................... 80
7.1.4. Kekuatan Baut Akibat Pelat Sobek. ........................................................ 80
7.1.5. Perhitungan Jumlah Baut. ....................................................................... 81
7.1.6. Rekapitulasi Kontrol Kekuatan Baut Untuk Batang Tarik. .................... 81
7.2. Sambungan Baut Untuk Batang Tekan........................................................ 82
7.2.1. Data Perencanaan. ................................................................................... 82
7.2.2. Tata Letak Baut. ...................................................................................... 82
7.2.3. Kekuatan Baut Akibat Baut Putus. ......................................................... 82
7.2.4. Perhitungan Jumlah Baut. ....................................................................... 82
7.2.5. Rekapitulasi Kontrol Kekuatan Baut Untuk Batang Tekan. ................... 82
7.3. Sambungan Baut Untuk Gording................................................................. 84
7.3.1. Data Gording. .......................................................................................... 84

iv
7.3.2. Besar Gaya Aksial Dari Momen Maksimum Gording. .......................... 84
7.3.4. Kegagalan Baut Akibat Tertarik. ............................................................ 84
7.3.5. Kegagalan Baut Akibat Tergeser. ........................................................... 85
BAB VIII............................................................................................................... 86
PENUTUP ............................................................................................................. 86
8.1. Kesimpulan .................................................................................................. 86
8.2. Saran. ........................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 87

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Tipe kontruksi atap. ........................................................................... 1


Gambar 1. 2. Denah kontruksi atap. ........................................................................ 2
Gambar 1. 3. Penomoran batang kontruksi atap. .................................................... 3
Gambar 1. 4. Penomoran titik buhul kontruksi atap. .............................................. 3
Gambar 1. 5. Genteng metal. .................................................................................. 4

Gambar 2. 1. Tabel shear lag. ............................................................................... 13

Gambar 3. 1. Brosur data plafond gypsum. .......................................................... 17


Gambar 3. 2. Data rangka plafond. ....................................................................... 19
Gambar 3. 3. Beban hidup atap. ............................................................................ 20
Gambar 3. 4. Kecepatan angin. ............................................................................. 24
Gambar 3. 5. Tabel faktor arah angin. .................................................................. 24
Gambar 3. 6. Tabel koefisien tekanan dinding. .................................................... 26

Gambar 4. 1. New model. ..................................................................................... 33


Gambar 4. 2. Grid untuk kuda-kuda...................................................................... 33
Gambar 4. 3. Tampilan new model kuda-kuda. .................................................... 34
Gambar 4. 4. Define edit grid system. .................................................................. 34
Gambar 4. 5. Define material. ............................................................................... 35
Gambar 4. 6. Add material property. .................................................................... 35
Gambar 4. 7. Material property data. .................................................................... 36
Gambar 4. 8. Add frame section property. ............................................................ 37
Gambar 4. 9. Channel section. .............................................................................. 37
Gambar 4. 10. Add frame section property. .......................................................... 38
Gambar 4. 11. Double angle property. .................................................................. 39
Gambar 4. 12. Property of object. ......................................................................... 40
Gambar 4. 13. Assign joint restrains. .................................................................... 40
Gambar 4. 14. Tampilan kuda-kuda setelah draw frame. ..................................... 40
Gambar 4. 15. Replicate kuda-kuda. ..................................................................... 41
Gambar 4. 16. Assign frame local axe. ................................................................. 41
Gambar 4. 17. Tampilan gording. ......................................................................... 42
Gambar 4. 18. Tampilan gording yang sudah diputar. .......................................... 43
Gambar 4. 19. Define load pattern. ....................................................................... 43
Gambar 4. 20. Define load combinations.............................................................. 44
Gambar 4. 21. Frame load-distributed. ................................................................. 44
Gambar 4. 22. Tampilan beban mati. .................................................................... 45
Gambar 4. 23. Tampilan beban hidup. .................................................................. 45
Gambar 4. 24. Tampilan beban hujan. .................................................................. 46
Gambar 4. 25. Tampilan beban angin kiri............................................................. 46
Gambar 4. 26. Tampilan beban angin kanan......................................................... 47
Gambar 4. 27. Analysis options. ........................................................................... 48

vi
Gambar 4. 28. Set load case to run........................................................................ 48
Gambar 4. 29. Choose tables for display. ............................................................. 49
Gambar 4. 30. Joint reactions................................................................................ 49
Gambar 4. 31. Tampilan reaksi perletakan. .......................................................... 50
Gambar 4. 32. Tampilan hasil cek struktur. .......................................................... 50
Gambar 4. 33. Choose tables for display. ............................................................. 51
Gambar 4. 34. Element forces-frame. ................................................................... 52

Gambar 5. 1. Grid denah atap. .............................................................................. 54


Gambar 5. 2. Tampilan nilai momen maksimum.................................................. 57
Gambar 5. 3. Tampilan nilai MA. ......................................................................... 57
Gambar 5. 4. Tampilan nilai MB. ......................................................................... 58
Gambar 5. 5. Tampilan nilai MC. ......................................................................... 58
Gambar 5. 6. Lendutan maksimum. ...................................................................... 62
Gambar 5. 7. Profil C penampang gording. .......................................................... 62

Gambar 6. 1. Gaya-gaya dalam kuda-kuda ke sembilan. ...................................... 64


Gambar 6. 2. Profil double angle untuk kuda-kuda. ............................................. 76
Gambar 6. 3. Penampang pelat kopel. .................................................................. 79

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1. Rekapitulasi panjang setiap batang. ...................................................... 3


Tabel 1. 2. Data penutup atap jenis genteng. .......................................................... 4

Tabel 2. 1. Sifat mekanis baja struktural. ................................................................ 6


Tabel 2. 2. Jarak tepi minimum baut. .................................................................... 16

Tabel 3. 1. Panjang penggantung. ......................................................................... 18


Tabel 3. 2. Rekapitulasi beban mati. ..................................................................... 19
Tabel 3. 3. Rekapitulasi beban hidup pada gording. ............................................. 21
Tabel 3. 4. Rekapitulasi beban hujan. ................................................................... 22
Tabel 3. 5. Rekapitulasi beban angin tekan pada gording..................................... 28
Tabel 3. 6. Rekapitulasi beban angin tarik pada gording. ..................................... 28

Tabel 4. 1. Profil channel. ..................................................................................... 31


Tabel 4. 2. Profil double angle. ............................................................................. 32

Tabel 5. 1. Rekapitulasi momen............................................................................ 54

Tabel 6. 1. Rekapitulasi batang tekan dan batang tarik......................................... 64


Tabel 6. 2. Kontrol semua batang tarik. ................................................................ 67
Tabel 6. 3. Rekapitulasi batang tekan dan batang tarik......................................... 68
Tabel 6. 4. Rekapitulasi kontrol batang tekan. ...................................................... 75

Tabel 7. 1. Rekapitulasi kontrol kekuatan baut batang tarik. ................................ 81


Tabel 7. 2. Rekapitulasi kontrol kekuatan baut batang tekan. .............................. 83

viii
BAB I

DATA PERENCANAAN

1.1. Data Kontruksi.


Berikut adalah data-data untuk kontruksi :
1. Panjang bentang = 16 m
2. Kemiringan atap = 26°
3. Jarak antar rangka = 6m
4. Jumlah rangka = 10
5. Jenis penutup atap = Genteng
6. Mutu baja = BJ 37
7. Tipe kontruksi atap = Type C
8. Diasumsikan percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2

1.2. Tipe Kontruksi Atap / Bentuk Kuda-Kuda.


Berikut adalah tipe rangka atap yang digunakan adalah tipe C :

Gambar 1. 1. Tipe kontruksi atap.

1
1.3. Denah Kontruksi Atap.
Berikut adalah denah perencanaan kontruksi atap :

Gambar 1. 2. Denah kontruksi atap.

2
1.4. Penomoran Batang dan Titik Buhul.
Berikut adalah perencanaan penomoran batang dan penomoran titik buhul :

Gambar 1. 3. Penomoran batang kontruksi atap.

Gambar 1. 4. Penomoran titik buhul kontruksi atap.

Tabel 1. 1. Rekapitulasi panjang setiap batang.

Panjang Batang
No. No. Batang
(m)
1. 1, 14 1,1898
2. 2, 13 1,1375
3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
3.
22, 23, 24, 1,3741
4. 7, 8 1,0772

3
5. 25, 48 1,8249
6. 26, 47 0.9181
27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,
7. 1,0545
40, 41, 42, 43, 44, 45, 46,

1.5. Data Penutupan Atap.


Penutup atap yang digunakan adalah jenis genteng, dengan data sebagai
berikut :

Tabel 1. 2. Data penutup atap jenis genteng.

Genteng Metal
1 m2 1,62 Lembar
Lebar Efektif 80 cm
Panjang Efektif 77 cm
Tebal 0,03 cm (TCT)
Jarak Reng 38,5 cm
Jarak Kaso 50 cm
Sudut Kemiringan 12° s/d 90°
Berat 1,5 kg/m2

Gambar 1. 5. Genteng metal.

4
1.6. Peratuan yang Digunakan.
Dalam tugas perencanaan struktur rangka atap baja ini menggunakan
peraturan :
1. SNI 1729-2015 tentang Spesifikasi untuk bangunan gedung baja
struktural.
2. SNI 1727-2020 tentang Beban desain minimum dan kriteria terkait
untuk bangunan gedung dan struktur lain.

5
BAB II

KRITERIA PERENCANAAN

2.1. Karakteristik Baja


2.1.1. Sifat Mekanis Baja.
Sifat-sifat mekanis baja struktural untuk kriteria perencanaan ditetapkan
sebagai berikut berdasarkan SNI 1729-2015 tentang Tata Cara Perencanaan
Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.
a. Modulus Elastisitas : E = 200.000 MPa
b. Modulus geser : G = 77.200 MPa
c. Angka Poison : μ = 0,3
d. Koefisien pemuaian : α = 12 x 10-6/°C

Tabel 2. 1. Sifat mekanis baja struktural.

Tegangan Putus Tegangan Leleh


Peregangan
Jenis Baja Minimum, ƒu Minimum, ƒy
Minimum (%)
(MPa) (MPa)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

2.2. Pembebanan.
Pada perencanaan rangka atap ini, untuk pembebanan menggunakan aturan
pada SNI 1727-2020 sebagai berikut.

2.2.1. Beban Mati.


Beban mati adalah berat seluruh behan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap,
finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta
peralatan layan terpasang lain termasuk berat derek dan sistem pengangkut

6
material. Berdasarkan brosur yang didapat, untuk Komponen Gedung Beban
penutup genteng metal per m2 adalah 1,5 kg/m2 atau 15 N/m2.

2.2.2. Beban Hidup.


Beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung
atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban lingkungan,
seperti beban angina, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban mati.
Dalam menentukan beban hidup untuk rangka atap digunakan 0,96 kN/m2. (Sumber
SNI 1727:2020 halaman 25-28).

2.2.3. Beban Hujan.


Setiap bagian dari atap harus dirancang untuk mampu menahan beban dari
air hujan yang terakumulasi apabila sistem drainase primer pada bagian tersebut
terhambat, ditambah beban merata akibat kenaikan air di atas lubang masuk system
drainase sekunder pada aliran desainnya.

R = 5,2 (ds + dh)


R = 0,0098 (ds + dh)

(Sumber : SNI 1727:2020 halaman 97).

2.2.4. Beban Angin.


Beban yang diakibatkan oleh angin, termasuk dengan memperhitungkan
bentuk aerodinamika bangunan dan peninjauan terhadap pengaruh angin topan,
angin puyuh dan tornado, bila diperlukan.

2.3. Kombinasi Dasar Pembebanan.


Bedasarkan peraturan yang berlaku pada SNI 1727:2020 tentang Beban
desain minimum dan kriteria terkait untuk bangunan gedung dan struktur lain,
digunakan kombinasi dasar pembebanan metode desain kekuatan sebagai berikut :
1. 1,4D

7
2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
3. 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
5. 0,9D + 1,0W

Keterangan:
- D adalah beban mati
- L adalah beban hidup
- Lr adalah beban hidup atap
- S adalah beban salju
- R adalah beban hujan
- W adalah beban angin

Catatan : dalam analisis selanjutnya beban hidup tidak dihitung.

2.4. Desain Komponen Struktur untuk Lentur.


2.4.1. Ketentuan Umum.
Ketentuan dasar desain, φbMn, dan kekuatan lentur yang diizinkan, MnΩb,
harus ditentukan sebagai berikut:

𝜙𝑏 = 0.90 (DFBK), Ω𝑏 = 1.67 (DKI)

Untuk komponen struktur simetris tunggal dalam lengkungan tunggal dan


semua komponen struktur simetris ganda :

12.5 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐶𝑏 =
2.5𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 + 3 𝑀𝐴 + 4𝑀𝐵 + 3𝑀𝐶

Keterangan :
 CB adalah faktor moditfikasi tekuk torsi-lateral untuk diagram momen
non-merata bila kedua ujung segmen yang dibresing

8
 Mmaks adalah nilai mutlak momen maksimum dalam segmen tanpa
dibresing, Kip-in, (N-mm)
 MA adalah nilai mutlak momen pada titik seperempat dari segmen tanpa
dibreising, kip-in. (N-mm)
 MB adalah nilai mutlak momen pada segmen tanpa dibresing, Kip-in,
(N-mm)
 MC adalah nilai mutlak momen pada titik tiga-perempat dari segmen
tanpa dibresing, Kip-in, (N-mm)

2.4.2. Komponen Struktur Kompak


Ketentuan ini digunakan dalam profil struktur yang memiliki badan atau
sayap kompak.
a. Pelelehan

𝑀𝑛 = 𝑀𝑝 = 𝑓𝑦 × 𝑍𝑥

Keterangan :
 Mn adalah momen nominal
 Mp adalah momen plastis
 Fy adalah tegangan leleh minimum yangdisyaratkan dari tipe baja
yang digunakan, ksi (MPa)
 Zx adalah modulus penampang plastis di sumbu x, in3 (mm3)

b. Tekuk torsi-lateral
 Bila Lb ≤ Lp, keadaan batas dari tekuk torsi-lateral tidak boleh
digunakan
 Bila Lp ≤ Lb ≤ Lr, keadaan batas dari tekuk torsi-lateral
digunakan rumus :
𝐿𝑏 − 𝐿𝑝
𝑀𝑛 = 𝐶𝑏 [𝑀𝑝 − (𝑀𝑝 − 0.7𝑓𝑦 𝑆𝑥 ) ( )] ≤ 𝑀𝑝
𝐿𝑟 − 𝐿𝑝

 Bila Lb > Lr, maka

9
𝑀𝑛 = 𝐹𝑐𝑟 𝑆𝑥 ≤ 𝑀𝑝

Lb adalah panjang antara titik-titik, baik yang dibresing


melawan perpindahan lateral ataupun sayap tekan atau dibresing
melawan puntir penampang melintang, in (mm).
Pembatasan panjang Lp dan Lr ditentukan sebagai berikut:

𝐸
𝐿𝑝 = 1.76𝑟𝑦 √
𝐹𝑦

2.5. Desain Komponen Struktur untuk Geser.


2.5.1. Ketentuan Umum.
Kekuatan geser desain, φvVn, dan kekuatan geser izin, Vn Ωv, harus
ditentukan sebagai berikut:
Untuk seluruh ketentuan:

𝜙𝑣 = 0.90 (DFBK), Ω𝑣 = 1.67 (DKI)

2.5.2. Komponen Struktur Dengan Badan Tidak Diperkaku atau Diperkaku.


a. Kekuatan Geser
Kekuatan geser nominal, Vn, dari badan tidak kaku atau badan
diperkaku menurut keadaan batas dari pelelehan geser dan tekuk geser
sebagai berikut :

𝑉𝑛 = 0.6𝑓𝑦 𝐴𝑤 𝐶𝑣

Ketentuan :
1. Untuk badan komponen struktur profil-I canai panas dengan h/t ≤
2.24 √𝐸 𝐼 𝑓𝑦

10
2. Untuk badan dari semua profil simetris ganda dan profil simetris
tunggal serta kanal lainnya, kecuali PSB bundar, korfisien geser
badan, Cv, ditentukan sebagai berikut :
 Bila h/tw ≤ 1.10 √𝑘𝑣 𝐸 𝐼 𝑓𝑦 ; Cv = 1.0

 Bila 1.10 √𝑘𝑣 𝐸 𝐼 𝑓𝑦 ≤ h/tw ≤ 1.37 √𝑘𝑣 𝐸 𝐼 𝑓𝑦 ;

1.10√𝑘𝑣 𝐸 𝐼 𝑓𝑦
𝐶𝑣 =
ℎ/𝑡𝑤
 Bila h/tw > 1.37 √𝑘𝑣 𝐸 𝐼 𝑓𝑦 ;
1.10𝑘𝑣 𝐸
𝐶𝑣 =
(ℎ/𝑡𝑤 2 ) 𝑓𝑦

 Bila h/tw > 1.37 √𝑘𝑣 𝐸 𝐼 𝑓𝑦 ;


1.10𝑘𝑣 𝐸
𝐶𝑣 =
(ℎ/𝑡𝑤 2 ) 𝑓𝑦

Keterangan :
 Aw adalah luas dari badan, tinggi keseluruhan dikalikan
dengan ketebalan badan, dtw, in2(mm2)
 h adalah untuk profil canai panas, jarak bersih antara
sayap dikurangi jari-jari sudut atau las sudut
 tw adalah ketebalan badan, in. (mm)

Koefisien tekuk geser pelat badan, kv, ditentukan sebagai berikut:


 Untuk badan tanpa pengaku transversal dan dengan h/tw <
260
 Untuk badan dengan pengaku transversal

5
𝑘𝑣 = 5 +
𝑎 2
( )

260 2
𝑘𝑣 = 5 jika a/h >3.0 atau 𝑎/ℎ > [ℎ/𝑡 ]
𝑤

Keterangan :

11
 a adalah jarak bersih antara pengaku transversal, in (mm).

2.6. Desain Komponen Struktur untuk Tarik.


1. Pembatasan Kelangsungan.
Untuk komponen struktur yang dirancang berdasarkan Tarik, rasio
kelangsingan, L/r, tidak melebihi 300. Saran ini tidak berlaku pada
batang atau gantungan dalam gaya tarik.

2. Kekuatan Tarik
Kekuatan Tarik desain ϕPn, dan kekuatan Tarik Pn Ω, dari
komponen struktur Tarik, harus nilai terendah yang diperoleh sesuai
dengan keadaan batas dari leleh Tarik pada penampang bruto dan
keruntuhan tarik pada penampang netto.
a. Untuk Leleh Tarik Pada Penampang Bruto

𝑃𝑛 = 𝑓𝑦 𝐴𝑔
𝜙 = 0.90 (DFBK), Ω = 1.67 (DKI)

b. Untuk Leleh Tarik Pada Penampang Netto

𝑃𝑛 = 𝑓𝑢 𝐴𝑒
𝜙 = 0.75 (DFBK), 𝛺 = 2.00 (DKI)

Keterangan :
 Ag adalah luas bruto dari penampang, in2. (mm)
 Ae adalah luas penampang neto efektif, in2, (mm)
 Fy adalah tegangan Leleh minimum yang disyaratkan, MPa
 Fu adalah tegangan Tarik minimum yang disyaratkan, Mpa

c. Luas Netto Efektif


Luas bruto, Ag, dan luas neto, An, dari komponen struktur
Tarik harus ditentukan sesuai dengan ketentuan berikut. Luas neto

12
efektif dari komponen struktur tarik harus ditentukan sebagai
berikut:
𝐴𝑒 = 𝐴𝑛 𝑈
Dimana nilai U ditentukan berdasarkan table D3.1-Faktor
Shearlag untuk sambungan pada komponen struktur Tarik.

Gambar 2. 1. Tabel shear lag.

13
2.7. Desain Komponen Struktur untuk Tekan.
Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan konsentris akibat
beban terfaktor, dimana Pu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. 𝑃𝑢 ≤ 𝜙𝑐 𝑃𝑛
Keterangan :
 𝜙𝑐 adalah faktor reduksi yaitu 0,90
 𝑃𝑛 adalah kuat tekan nominal komponen struktur

2. Perbandingan Kelangsingan.
𝑏
a. Untuk profil elemen non langsing ≤ 𝜆𝑟
𝑡
𝑏
b. Untuk profil elemen langsing ≥ 𝜆𝑟
𝑡
𝐾𝐿
c. Kelangsingan komponen struktur tekan, 𝜆 = < 200
𝑟

Rumus tambahan : 𝑃𝑛 = 𝐹𝑐𝑟 𝑥 𝐴𝑔


Tegangan kritis untuk elemen non langsing :
𝐾𝐿 𝐸 𝐹𝑦
 Bila ≤ 4,71 √𝐹 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≤ 2,25
𝑟 𝑦 𝐹𝑢

𝐹𝑦
Maka : 𝐹𝑐𝑟 = [0.658 𝐹𝑒 ]

𝐾𝐿 𝐸 𝐹𝑦
 Bila > 4,71 √𝐹 𝑎𝑡𝑎𝑢 > 2,25
𝑟 𝑦 𝐹𝑢

Maka : 𝐹𝑐𝑟 = 0,877𝐹𝑒

Keterangan :
𝐹𝑒 adalah tegangan tekuk kritis elastis ditentukan sesuai
dengan persamaan E3-4, seperti diisyaratkan dalam lampiran 7,
pasal 7.2.3 (b), atau melalui suatu analisis tekuk elastis, yang
sesuai, ksi (MPa).
(Sumber : SNI 1729:2015 halaman 35)

𝜋2𝐸
𝐹𝑒 =
𝐾𝐿 2
(𝑟 )

14
Tegangan kritis untuk elemen langsing :
𝐾𝐿 𝐸 𝑄𝐹𝑦
 Bila ≤ 4,71 √𝑄𝐹 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≤ 2,25
𝑟 𝑦 𝐹𝑢

𝑄𝐹𝑦
Maka : 𝐹𝑐𝑟 = 𝑄 [0.658 𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦

𝐾𝐿 𝐸 𝑄𝐹𝑦
 Bila > 4,71 √𝑄𝐹 𝑎𝑡𝑎𝑢 > 2,25
𝑟 𝑦 𝐹𝑢

Maka : 𝐹𝑐𝑟 = 0,877𝐹𝑒

Keterangan :
𝐹𝑒 adalah tegangan tekuk elastis, dihitung dengan
menggunakan persamaan E3-4 dan E4-4 untuk komponen struktur
simetris ganda, persamaan E3-4 dan E-5 untuk komponen struktur
simetris tunggal dan persamaan E4-6 untuk komponen struktur
asimetris, kecuali untuk siku tunggal b/t ≤ 20, dimana Fe dihitung
dengan menggunakan persamaan E3-4, ksi (MPa).
𝑄 adalah faktor reduksi neto yang menghitung untuk semua
elemen tekan langsing.
(Sumber : SNI 1729:2015 halaman 43)

2.8. Sambungan Baut.


1. Kekuatan nominal pengencangan dan bagian yang berulir untuk baut
tipe A490 atau A490M mempunyai nilai Fnt = 780 MPa dan Fnv = 579
MPa.

2. Tata Letak Baut.


Berikut tata letak menurut SNI 1729:2015.
 Spasi minimum antar baut, Smin = 3d
 Jarak tepi minimum, S’min dapat dilihat dalam tabel berikut.

15
Tabel 2. 2. Jarak tepi minimum baut.

Diameter Baut Jarak Tepi


(mm) Minimum (mm)
16 22
20 26
22 28
24 30
27 34
30 38
36 46
> 36 1,25d

 Spasi maksimum antar baut, Smaks = 14Tp


 Jarak tepi maksimum, S’min = 12 Tp

3. Kekuatan tarik dan geser dari baut.


Kekuatan tarik atau geser desain, ∅Rn dan kekuatan tarik atau geser
yang diizinkan Rn / Ω harus ditetukan sesuai dengan keadaan batas dari
keruntuhan dan keruntuhan geser sebagai berikut.
 Rn = Fn Ab
 ∅ = 0,75 (DFBK)
 Ω = 2,00 (DKI)
Keterangan :
Ab = luas tubuh baut tidak berulir nominal atau bagian berulir, in2.(mm2)
Fb = tegangan Tarik nominal, Fnt, atau tegangan geser, Fnv dari tabel
J3.2, ksi (MPa)
(Sumber SNI 1729:2015 halaman 129)

16
BAB III

PEMBEBANAN

3.1. Beban Mati.


Beban mati yang bekerja pada gording merupakan beban mati akibat berat,
penutup atap, plafon, penggantung dan rangka plafon. Sedangkan penutup atap
menggunakan penutup genteng metal.

3.1.1. Berat Genteng Metal.


Berat genteng metal : 1,5 kg/m2 = 15 N/m2 = 0,015 kN/m2 .

3.1.2. Berat Plafon.


Menggunakan plafon jenis gypsum:

Gambar 3. 1. Brosur data plafond gypsum.


Sumber: https://belajarbahasa.github.io/sketsa/post/brosur-jayaboard/

Jenis gypsum tebal 9 mm memiliki berat 5,4 kg/m2 = 54 N/m2 = 0,054 kN/m2.

17
3.1.3. Berat Penggantung.
Digunakan asumsi penggantung dengan berat 7 kg/m2 = 70 N/m2 = 0,07
kN/m2. (Institut Teknologi Sepuluh November, 2019).

Tabel 3. 1. Panjang penggantung.

Nama Grid Panjang Penggantung (m)


P dan Z 0
Q dan Y 0.6024
R dan X 1.2047
S dan W 1.8071
T dan V 2.4094
U 3.0118

3.1.4. Berat Rangka Plafon.


1. Data Rangka
 Panjang rangka hollow (L) : 1000 mm
 Dimensi Rangka (W.H) : 40 x 40 mm
 Rangka menggunakan rangka hollow
 Ketebalan (B) : 0,3 mm
 Jumlah rangka hollow per-m2 : 8 buah.

2. Berat Rangka.
Berat Rangka = (W+H) x 2 x L x B x BJ
= (40 + 40) x 2 x 1000 x 3 x 0,00000785
= 3,7688 kg/m2
Menggunakan 8 hollow = 8 x berat rangka
= 8 x 3,768 = 3,0144 kg/m2
= 0,030144 kN/m2.

18
Gambar 3. 2. Data rangka plafond.

3.1.5. Rekapitulasi Beban Mati.


Dari perhitungan diatas maka untuk beban mati yang bekerja pada gording
sebagai berikut:

Tabel 3. 2. Rekapitulasi beban mati.


‘Sumber : Hasil analisis
Titik AS Berat mati total Beban mati
(kN/m2) (kN/m2)
AA, AI, Berat total x ½ jarak
0,169144 0,09387492
AJ, AR gording
AB, AC, AD,
AE, AF, AG,
Berat total x jarak antar
AH, AK, AL, 0,169144 0,18774984
gording
AM, AN, AO
AP, AQ

Perhitungan:
1. Berat total
Untuk berat total pada semua titik grid sama.
Berat total = berat genteng + berat plafon + penggantung + berat total
rangka
= 0,015 kN/m2 + 0,054 kN/m2 + 0,07 kN/m2 + 0,00030144
kN/m2
= 0,169144 kN/m2

19
2. Beban mati pada gording.
 Titik :
= Berat total x ½ jarak antar gording
= 0,169144 kN/m2 x ½ x 0,555 m
= 0,09387492
 Titik :
= Berat total x jarak antar gording
= 0,169144 kN/m2 x 1,11 m
= 0,18774984

3.2. Beban Hidup Atap.


Berdasarkan SNI 1727:2020 pada table 4.3.1 menggunakan jenis semua
konstruksi lainnya dengan berat kN/m2.

Gambar 3. 3. Beban hidup atap.

20
Rekapitulasi beban hidup.

Tabel 3. 3. Rekapitulasi beban hidup pada gording.


‘Sumber : Hasil analisis
Titik AS Berat hidup total Beban hidup
(kN/m2) (kN/m2)
AA, AI, Berat total x ½ jarak
0,96 0,5328
AJ, AR gording
AB, AC, AD,
AE, AF, AG,
Berat total x jarak antar
AH, AK, AL, 0,96 1,0656
gording
AM, AN, AO
AP, AQ

Perhitungan:
 Titik :
= Berat total x ½ jarak antar gording
= 0,96 kN/m2 x ½ x 0,555 m
= 0,5328
 Titik :
= Berat total x jarak antar gording
= 0,96 kN/m2 x 1,11 m
= 1,0656

3.3. Beban Hujan.


Untuk menghitung beban air hujan pada atap yang tidak melendut, R, dapat
digunakan rumus dalam SNI 1727:2020 Hal.97.

𝑅 = 5.2(𝑑𝑠 + 𝑑ℎ )
𝑅 = 0.0098(𝑑𝑠 + 𝑑ℎ ) Dalam SI

Keterangan:

21
 R adalah beban air hujan pada atap yang tidak melendut, dalam lb/ft2 (kN/m2).
Apabila istilah atap yang tidak melendut digunakan, lendutan dari beban
(termasuk beban mati) tidak perlu diperhitungkan ketika menentukan jumlah
air hujan pada atap.
 ds adalah kedalaman air pada atap yang tidak melendut meningkat ke lubang
masuk sistem drainse sekunder apabila sistem drainase primer tertutup (tinggi
statis), dalam in (mm).
 dh adalah tambahan kedalaman air pada atap yang tidak melendut diatas lubang
masuk sistem drainase sekunder pada aliran air rencana (tinggi hidrolik), dalam
in (mm).

Berikut perhitungan untuk beban air hujan pada atap yang tidak melendut.
Direncanakan ds = 20 mm dan dh = 10 mm, nilai beban air hujan (R) dihitung
dengan:

𝑅 = 0.0098(𝑑𝑠 + 𝑑ℎ )
𝑅 = 0.0098(20 + 10)
𝑅 = 0,294 𝑘𝑁/𝑚2

Dari perhitungan tersebut didapat beban air hujan sebesar kN/m2. Untuk
beban hujan pada gording beban yang bekerja adalah beban merata yang besarnya
sebegai berikut.

Tabel 3. 4. Rekapitulasi beban hujan.


Sumber : Hasil analisis
Beban Air
Beban Hujan
Titik AS Hujan
(kN/m2)
(kN/m2)
AA, AI, Berat total x ½ jarak antar
0,294 0,16317
AJ, AR gording
AB, AC, AD, Berat total x jarak antar
0,294 0,32634
AE, AF, AG, gording

22
AH, AK, AL,
AM, AN, AO
AP, AQ

Perhitungan:
 Titik :
= Berat total x ½ jarak antar gording
= 0,96 kN/m2 x ½ x 0,555 m
= 0,16317
 Titik :
= Berat total x jarak antar gording
= 0,96 kN/m2 x 1,11 m
= 0,32634

3.4. Beban Angin


Berdasarkan SNI 1727:2020, untuk menghitung beban angin digunakan
tabel 27.2 tentang langkah-langkah menentukan beban angin SPBAU untuk
bangunan gedung tertutup, tertutup sebagian, dan terbuka dari semua ketinggian,
sebagai berikut:
1. Menentukan kategori resiko bangunan gedung dilihat pada table 1.5-1.
Diasumsikan bangunan adalah bangunan pabrik dengan kategori resiko
II. (Sumber : Tabel 1.5-1 SNI 1727:2020).

2. Menentukan kecepatan angin dasar, V, untuk kategori resiko yang


sesuai. Daerah yang diasumsikan dibangun di daerah Denpasar Selatan,
dengan kecepatan angin dasar (v) = 40 km/jam dikonversi menjadi
11,11 m/s berdasarkan data BMKG di web BMKG. (Sumber :
https://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-
cuaca.bmkg?Kec=Ubud&kab=Kab._Gianyar&Prov=Bali&AreaID=
501619 Diakses pada tanggal 28 Mei 2021).

23
Gambar 3. 4. Kecepatan angin.

3. Menentukan parameter beban angin :


a. Menentukan faktor arah angin (Kd), berdasarkan tabel 26.6-1.
Dilihat nilai Kd=0,85.

Gambar 3. 5. Tabel faktor arah angin.


Sumber : SNI 1727:2020 halaman 111

24
b. Menentukan kategori eksposur.
Diasumsikan tinggi bangunan yaitu 6 m.
Panjang kemiringan atap yaitu 8.9008 m.
Tinggi atap rata-rata = tinggi bangunan + ½ panjang kemiringan
atap
= 6 + ½ 8.9008 m.
= 9.9019 m

Digunakan kategori eksposur C karena tinggi atap rata-rata lebih


dari 30 ft (9.1 m). (Sumber : pasal 26.7.3 SNI 1727:2020).
c. Menentukan faktor topografi (Kzt), berdasarkan SNI 1727:2020
pasal 26.8.2 jika kondisi situs dan lokasi gedung struktur bangunan
lain tidak memenuhi semua kondisi yang disyaratkan maka pasal
26.8.1 maka Kzt = 1,0.
d. Menentukan faktor elevasi permukaan tanah (Ke) dilihat dari pasal
26.9, untuk semua kasus bisa digunakan Ke = 1.
e. Menentukan efek hembusan angina (G), dilihat pasal 26.11 untuk
faktor efek hembusan angin untuk suatu bangunan gedung dan
struktur lain yang kaku boleh diambil sebesar 0,85.
f. Menentukan klasifikasi ketertutupan, dilihat pada pasal 26.12
diasumsikan bangunan adalah bangunan tertutup.
g. Menentukan koefisien tekanan internal (GCpi), dilihat pada tabel
26.13-1 untuk bangunan tertutup koefisien tekanan internalnya
+0,18 (tekanan yang bekerja menuju permukaan internal) dan -0,18
(tekanan yang bekerja menjauhi permukaan internal).

4. Menentukan koefisien eksposur tekanan velositas, Kz atau Kh.


- Tinggi atap yaitu 3.9019 m
- Tinggi bangunan yaitu 6 m.
Jadi tinggi diatas level tanah z = tinggi atap + tinggi bangunan
z = 3.9019 m + 6 m
z = 9.9019

25
𝑧 2
Kz = 2,01 (𝑧 )𝑎
𝑔

2
9,43447
Kz = 2,01 ( 274,32 )9,5

Kz = 0.998858

5. Menentukan tekanan velositas qz atau qh, berdasarkan pada persamaan


26.10-1 SNI 1727:2020 dinyatakan bahwa:
𝑞𝑧 = 0,613𝐾𝑧 𝐾𝑧𝑡 𝐾𝑑 𝐾𝑒 𝑉 2

𝑞𝑧 = 0,613 . 0,998858 . 1 . 0,85 . 1. 5,562


𝑞𝑧 = 16,08913 𝑁/𝑚2

6. Menentukan koefisien tekanan eksternal, Cp atau CN

Gambar 3. 6. Tabel koefisien tekanan dinding.


Sumber : SNI 1727:2020 halaman 131

a. Untuk dinding di sisi angin datang atau tekan


- Lebar bangunan (L) : 16 m
- Panjang bangunan (B) : 54 m
L/B = 16/54 = 0,296296
Jadi berdasarkan tabel diatas maka besar Cp adalah 0,8
b. Untuk dinding di sisi angin pergi atau tarik.
- Lebar bangunan (L) : 16 m
- Panjang bangunan (B) : 54 m
L/B = 16/54 = 0,296296
Jadi berdasarkan tabel diatas maka besar Cp adalah -0,5

26
7. Menghitung tekanan angin p pada setiap permukaan yang terjadi pada
bangunan gedung .
a. Angin tekan
ρ = q.G.Cp - q.(GCpi)
berdasarkan dari perhitungan sebelumnya diperoleh data sebagai
berikut:
 q = 16,08913 𝑁/𝑚2
 G = 0,85
 Cp = 0,8
 GCpi = 0,18
Maka :
ρ = q.G.Cp - q.(GCpi)
ρ = (16,08913. 0,85. 0,8) - (16,08913. 0,18)
ρ = 8,044565 N/m2 = 0,008045 kN/m2

b. Angin tarik.
ρ = q.G.Cp - q.(GCpi)
Berdasarkan dari hasil perhitungan sebelumnya diperoleh data
sebagai berikut :
 q = 16,08913 𝑁/𝑚2
 G = 0,85
 Cp = -0,8
 GCpi = -0,18
Maka :
ρ = q.G.Cp - q.(GCpi)
ρ = (16,08913. 0,85. -0,5) - (16,08913. -0,18)
ρ = -3,94184 N/m2 = -0,00394 kN/m2

Berdasarkan perhitungan beban angin diperoleh beban angin


tekan sebesar 0,008045 kN/m2 dan beban angin tarik sebesar -
0,00394 kN/m2. Untuk beban angin setiap gording sebagai berikut.

27
Tabel 3. 5. Rekapitulasi beban angin tekan pada gording.
Sumber : Hasil analisis
Beban Angin
Beban Angin Tekan
Titik AS Tekan
(kN/m2)
(kN/m2)
AA, AI, Berat total x ½ jarak antar
0,008045 0,004464734
AJ, AR gording
AB, AC, AD,
AE, AF, AG,
Berat total x jarak antar
AH, AK, AL, 0,008045 0,008929467
gording
AM, AN, AO
AP, AQ

Perhitungan:
 Titik :
= Berat total x ½ jarak antar gording
= 0,008045 kN/m2 x ½ x 1,11 m
= 0,004464734
 Titik :
= Berat total x jarak antar gording
= 0,008045 kN/m2 x 1,11 m
= 0,008929467

Tabel 3. 6. Rekapitulasi beban angin tarik pada gording.


Sumber : Hasil analisis
Beban Air
Beban Hujan
Titik AS Hujan
(kN/m2)
(kN/m2)
AA, AI, Berat total x ½ jarak antar
-0,00394 -0,002187719
AJ, AR gording

28
AB, AC, AD,
AE, AF, AG,
Berat total x jarak antar
AH, AK, AL, -0,00394 -0,004375439
gording
AM, AN, AO
AP, AQ

Perhitungan:
 Titik :
= Berat total x ½ jarak antar gording
= -0,00394 kN/m2 x ½ x 1,11 m
= -0,002187719
 Titik :
= Berat total x jarak antar gording
= -0,00394 kN/m2 x 1,11 m
= -0,004375439

3.5. Beban Gording.


Selain dari beban yang bekerja pada kuda-kuda berasal dari beban yang ada
pada gording yaitu beban mati, beban hidup atap, beban hujan, beban angin kanan
dan angin kiri. Selain beban-beban tersebut terdapat pula beban yang berasal dari
berat gording sendiri

29
BAB IV

ANALISIS NUMERIK

4.1. Data Perencanaan.


1. Profil kuda-kuda : Double Angle
2. Profil gording : Chanel
3. Kemiringan atap : 26°
4. Jarak antar gording : 1.11 m
5. Material : Baja BJ 37

4.2. Data Material.


1. Material : Baja BJ 37
2. Tegangan putus minimum (Fu) : 370 Mpa
3. Tegangan leleh minimum (Fy) : 240 Mpa
4. Modulus elastisitas (E) : 200.000 Mpa
5. Modulus geser (G) : 77200 Mpa
6. Rasio poisson (𝜇) : 0,3
7. Berat jenis besi (BJ) : 7850 kg/m3
8. Koefisien pemuaian : α = 12 × 10-6 /ºC

4.3. Data Penampang Gording.


Berikut data dari profil gording yang direncanakan :
1. Gording menggunakan profil C 140.60.7.10
2. Jarak antar gording 1.11 m
3. Karakteristik penampang gording adalah sebagai berikut :
a. d : 140 mm
b. bf : 60 mm
c. tw : 7 mm
d. tf : 10 mm
e. Luas : 20,40 cm2
f. Berat : 16,01 kg/m

30
g. Pusat titik berat : 1,75 cm = 17,5 mm
h. Ix : 605 cm4 = 6050000 mm4
i. Iy : 62,7 cm4 = 627000 mm4
j. ix : 5,45 cm = 54,5 mm
k. iy : 1,75 cm = 17,5 mm
l. Sx : 86,43 cm3 = 86430 mm3
m. Sy : 14,75 cm3 = 14750 mm3

Tabel 4. 1. Profil channel.

4.4. Data Perencanaan Kuda-Kuda.


Berikut data dari profil kuda-kuda yang direncanakan :
1. Kuda-kuda menggunakan profil 2L 90.90.7.9
2. Karakteristik profil kuda-kuda adalah sebagai berikut :
a. A : 90 mm
b. B : 90 mm
c. t : 7 mm
d. T : 9 mm
e. Luas : 24,44 cm2
f. Berat : 19,19 kg/m
g. Ix : 186,00 cm4 = 1860000 mm
h. Iy : 392,96 cm4 = 3929600 mm

31
i. ix : 2,76 cm = 27,6 mm
j. iy : 4,01 cm = 40,1 mm
k. Sx : 28,44 cm3 = 38440 mm
l. Sy : 41,58 cm3 = 41580 mm

Tabel 4. 2. Profil double angle.

4.5. Analisa Struktur pada SAP 2000.


Langkah-langkah analisa struktur menggunakan SAP 2000 V.20 sebagai
berikut :
1. Membuat model baru.
a. Klik File – New Model.
b. Ubah satuan yang digunakan, kemudian pilih template grid only,
kemudian masukkan jumlah grid dan jarak grid untuk kuda-kuda,
kemudian klik OK.

32
Gambar 4. 1. New model.

Gambar 4. 2. Grid untuk kuda-kuda.

33
Gambar 4. 3. Tampilan new model kuda-kuda.

Gambar 4. 4. Define edit grid system.

2. Mendefinisikan data-data perencanaan struktur :


a. Material
- Klik Define – Material – Add New Material.

34
Gambar 4. 5. Define material.

Gambar 4. 6. Add material property.

- Klik OK dan klik Modify/show material. Kemudian tentukan


material property sesuai data perencanaan.

35
Gambar 4. 7. Material property data.

b. Penampang Gording.
- Klik Define – Section Properties – Frame Section – Add New
Properties.
- Pilih Steel dan klik profil Channel.

36
Gambar 4. 8. Add frame section property.

- Kemudian input data penampang gording sesuai perencanaan


dalam tabel Chanel Section. Penampang gording yang
direncanakan yaitu C 140.60.7.10.

Gambar 4. 9. Channel section.

37
c. Penampang Kuda-kuda.
- Klik Define – Section Properties – Frame Section – Add New
Properties.
- Pilih Steel dan klik profil Double Angle.

Gambar 4. 10. Add frame section property.

- Kemudian input data penampang kuda-kuda sesuai dalam tabel


profil Double Angle Section. Penampang kuda-kuda yang
direncanakan adalah 2L 90.90.7.9

38
Gambar 4. 11. Double angle property.

3. Mendefinisikan data-data perencanaan struktur :


a. Kuda-kuda.
- Klik Draw – Draw Frame/Cable/Tendon. Kemudian muncul
kotak dialog Properties of Object. Pada Section, pilih profil
kuda-kuda yaitu 2L 100.100.7.9
- Selanjutnya gambar batang dari joint ke joint sesuai gambar
perencanaan.
- Selanjutnya tambahkan perletakan sesuai gambar perencanaan.
Klik joint yang akan di isi perletakan. Kemudian, pilih Assign –
Joint – Restraints pilih gambar sendi.
- Sesuaikan posisi batang kuda-kuda pada bagian bawah agar
sayap dari penampang berada pada bagian bawah. Pilih semua
batang bagian paling bawah. Klik Assign – Frame – Local Axes
ketik 180 pada angle.
- Selanjutnya buat kuda-kuda sebanyak 10 buah dengan jarak 6
m. Klik semua penampang kuda-kuda. Kemudian klik Edit –
Replicate, lalu isi dy dengan jarak rangka dan number untuk
jumlah rangka yang akan ditambahkan.

39
Gambar 4. 12. Property of object.

Gambar 4. 13. Assign joint restrains.

Gambar 4. 14. Tampilan kuda-kuda setelah draw frame.

40
Gambar 4. 15. Replicate kuda-kuda.

Gambar 4. 16. Assign frame local axe.

41
b. Gording.
- Klik Draw – Draw Frame/Cable/Tendon. Kemudian muncul
kotak dialog Properties of Object. Pada Section, pilih profil
kuda-kuda yaitu C 140.60.7.10.
- Selanjutnya, gambar batang dari joint ke joint sesuai gambar
perencanaan.

Gambar 4. 17. Tampilan gording.

- Sesuaikan posisi gording. Pilih semua gording bagian kiri. Klik


Assign – Frame – Local Exes ketik 135 pada angle. Lalu klik
semua gording pada bagian kanan dilakukan hal yang sama
ketik 45 pada angle.

42
Gambar 4. 18. Tampilan gording yang sudah diputar.

4. Pembebanan Struktur.
a. Load Pattern.
- Klik Define-Load Pattern. Kemuadian berikan nama beban
dan tentukan Self Weight Multipiler dari beban tersebut,
kemudian klik Add New Load Pattern.

Gambar 4. 19. Define load pattern.

b. Load Combination.
- Klik Define-Load Combination-Add New Combo. Kemudian
masukan Load Pattern dan Scale Factor yang akan
dikombinasikan oleh SNI 1727:2020.

43
Gambar 4. 20. Define load combinations.

c. Input Beban.
- Pilih gording yang akan diisikan beban. Klik Assign-Frame
Load-Distributed.

Gambar 4. 21. Frame load-distributed.

44
- Kemudian input beban sesuai perhitungan pembebanan dan
load pattern.

Gambar 4. 22. Tampilan beban mati.

Gambar 4. 23. Tampilan beban hidup.

45
Gambar 4. 24. Tampilan beban hujan.

Gambar 4. 25. Tampilan beban angin kiri.

46
Gambar 4. 26. Tampilan beban angin kanan.

5. Menganalisis pemodelan struktur.


a. Analisis struktur.
- Setelah semua beban pada gording diinput, selanjutnya
mengatur derajat kebebasannya. Klik Analyze-Set Analyz
Options. Lalu centang semua

47
Gambar 4. 27. Analysis options.

- Kemudian klik Run Analyze, kemudian klik Modal lalu klik


Run/Do Not Run. Kemudian Klik Run Now.

Gambar 4. 28. Set load case to run.

b. Menampilkan hasil analisis.


- Klik Display-Show Table-Analyzing Result-Joint Output-
Reactions. Lalu klik OK.

48
Gambar 4. 29. Choose tables for display.

Gambar 4. 30. Joint reactions.

49
Gambar 4. 31. Tampilan reaksi perletakan.

c. Menampilkan hasil Check of Strcture.


- Klik Design-Steel Frame Design-Start Design/Check of
Structure.

Gambar 4. 32. Tampilan hasil cek struktur.

50
4.6. Ekspor Hasil Analisis Struktur SAP 2000.
Setelah analisa struktur dilakukan, selanjutnya dilakukan proses ekspor
hasil analisa struktur berupa rekapan tabel. Berikut langkah-langkahnya :
a. Menampilkan hasil analisis.
- Klik Display-Show Table-Analyzing Result- centang Joint Output,
Element Output-lalu klik OK.

Gambar 4. 33. Choose tables for display.

- Klik File-Export All Tables-To Excel-Done.

51
Gambar 4. 34. Element forces-frame.

52
BAB V

PERENCANAAN GORDING

5.1. Data Penampang Gording.


Gording merupakan salah satu kontruksi vital yang diletakan diatas
beberapa kuda-kuda dengan tugas menopang dan menahan beban atap. Beban yang
bekerja tersebut perlu dianalisis yaitu; beban mati, beban hidup, dan beban angin.
Data karakteristik penampang gording C 140x60x7x10 pada rangka atap ini sebagai
berikut :

a. d : 140 mm
b. bf : 60 mm
c. tw : 7 mm
d. tf : 10 mm
e. Luas : 20,40 cm2
f. Berat : 16,01 kg/m
g. Pusat titik berat : 1,75 cm = 17,5 mm
h. Ix : 605 cm4 = 6050000 mm4
i. Iy : 62,7 cm4 = 627000 mm4
j. ix : 5,45 cm = 54,5 mm
k. iy : 1,75 cm = 17,5 mm
l. Sx : 86,43 cm3 = 86430 mm3
m. Sy : 14,75 cm3 = 14750 mm3

5.2. Analisa Momen Lentur.

5.1.1. Rekapan Momen.


Berdasarkan data hasil analisa struktur yang diekspor, didapatkan bahwa
kombinasi yang menghasilkan momen terbesar yaitu 1,2D + 1,6Lr + 0,5Wka.

53
Gambar 5. 1. Grid denah atap.

Tabel 5. 1. Rekapitulasi momen


Momen Momen
GRID GRID
(N.mm) (N.mm)
1-2 1425658.67 1-2 2783719.18
2-3 -2196586.94 2-3 2805089.34
3-4 1166349.17 3-4 2318684.03
4-5 -2295168.71 4-5 2339924.76
A 5-6 1147726.41 J 5-6 2290438.09
6-7 -2295168.71 6-7 2339924.23
7-8 1166349.17 7-8 -1205321.14
8-9 -2196586.96 8-9 2805088.48
9-10 1425658.72 9-10 2783712.66

54
1-2 2788612.21 1-2 5525006.95
2-3 -4398809.73 2-3 -2827214.23
3-4 2315794.61 3-4 4639425.65
4-5 -4577796.79 4-5 -2328608.19
B 5-6 2291935.57 K 5-6 4598124.46
6-7 -4577796.79 6-7 -2328608.21
7-8 2315794.61 7-8 4639425.69
8-9 -4398809.73 8-9 -2827214.74
9-10 2788612.19 9-10 -2848813.91
1-2 2726737.87 1-2 5545143.54
2-3 -4423045.05 2-3 -2827330.35
3-4 2312133.85 3-4 4646806.18
4-5 -4585639.07 4-5 -2334701.62
C 5-6 2298399.19 L 5-6 4607515.21
6-7 -4585639.08 6-7 -2334701.61
7-8 2312133.84 7-8 4646806.17
8-9 -4423045.07 8-9 -2827330.33
9-10 2726737.86 9-10 5545143.59
1-2 2661644.44 1-2 5551240.49
2-3 -4442778.04 2-3 -2813642.08
3-4 2304062.81 3-4 4643593.81
4-5 -4588700.59 4-5 -2330439.14
D 5-6 2300089.43 M 5-6 -2309275.54
6-7 2304205.38 6-7 -2330439.13
7-8 2224360.28 7-8 -2330619.01
8-9 -4442778.06 8-9 -2813642.04
9-10 2661644.41 9-10 5551240.53
1-2 2633776.78 1-2 5552865.85
2-3 -4451468.25 2-3 -2810204.55
3-4 2300863.24 3-4 4642579.42
4-5 -4590071.98 4-5 -2329001.72
E 5-6 2291030.86 N 5-6 4606397.27
6-7 -4590071.99 6-7 -2329001.71
7-8 2300863.23 7-8 -2328934.26
8-9 -4451468.27 8-9 -2810204.52
9-10 2633776.75 9-10 5552865.89
1-2 2655946.47 1-2 5547544.02
2-3 -4444286.37 2-3 -2822603.05
3-4 2303166.19 3-4 4644789.53
F 4-5 -4589004.24 O 4-5 -2331518.84
5-6 2300250.56 5-6 4606910.39
6-7 -4589004.25 6-7 -2331518.83
7-8 2303166.18 7-8 4644789.52

55
8-9 -4444286.39 8-9 -2822603.03
9-10 2655946.43 9-10 5547544.06
1-2 2715564.13 1-2 -2848796.85
2-3 -4425287.96 2-3 -2848793.26
3-4 2309728.62 3-4 4649916.26
4-5 -4586159.97 4-5 -2337678.74
G 5-6 2298606.45 P 5-6 4608401.71
6-7 -4586159.98 6-7 -2337678.74
7-8 2309728.61 7-8 4649916.25
8-9 -4425287.98 8-9 -2848793.25
9-10 2715564.1 9-10 5536768.23
1-2 2770664.54 1-2 5514773.47
2-3 -4394172.79 2-3 -2172960.75
3-4 2306732.27 3-4 4650300.58
4-5 -4572814.91 4-5 -2339158.28
H 5-6 2286547.98 Q 5-6 4605186.95
6-7 -4572814.93 6-7 -2339158.28
7-8 2306732.21 7-8 4650300.57
8-9 -4394173.01 8-9 -2870610.67
9-10 -22232.76 9-10 5514773.48
1-2 -2800287.74 1-2 2774421.44
2-3 -2778979.87 2-3 -1441337.18
3-4 -2330108.41 3-4 2332365.63
4-5 -2308886.44 4-5 -1176667.35
I 5-6 -2301666.63 R 5-6 2309563.78
6-7 1148330.16 6-7 -1176667.35
7-8 -2330107.46 7-8 2332365.63
8-9 -2778973.13 8-9 -1441337.24
9-10 -2800286.31 9-10 2774421.46

Jadi momen terbesar yang terjadi sebesar 5552865,89 N.mm pada gording
di grid N 1-2. Kemudian diperoleh :
1. Momen Maksimum : 5552865,89 N.mm
2. Momen pada jarak ¼ L (MA) : 3079310,6 N.mm
3. Momen pada jarak ½ L (MB) : 5510804,3 N.mm
4. Momen pada jarak ¾ L (MC) : 4484334,59 N.mm

56
Gambar 5. 2. Tampilan nilai momen maksimum.

Gambar 5. 3. Tampilan nilai MA.

57
Gambar 5. 4. Tampilan nilai MB.

Gambar 5. 5. Tampilan nilai MC.

58
5.1.2. Analisa Penampang.
a. Kuat Lentur Nominal.
 Kuat nominal lentur penampang dengan pengaruh tekuk lokal.
Berdasarkan kelangsingan :
𝑏𝑓 60
𝜆= = =6
𝑡𝑓 10

E 200000
𝜆𝑝 = 0,38√ = 0,38√ = 10,96965511
fy 240

E 200000
𝜆𝑟 = 1,0√ = 1,0√ = 28,86751346
fy 240

𝝀 ≤ 𝝀𝒑 (Tabel B 4.16 SNI 1729-2015 halaman 19)


6 ≤ 10,96965511 jadi, yang digunakan adalah penampang
kompak

 Untuk penampang kompak


𝑀𝑛 = 𝑀𝑝 (Pers. F2-1 SNI 1729-2015 halaman 50)
𝑀𝑝 = 𝑆𝑥 . 𝑓𝑦 = 86430 × 240 = 20743200 𝑁. 𝑚𝑚
𝑀𝑛 = 𝑆𝑥 . 𝑓𝑦 = 86430 × 240 = 20743200 𝑁. 𝑚𝑚
Kuat nominal lentur penampang dengan pengaruh tekuk lateral.

 Berdasarkan panjang batang


𝐸
𝐿𝑝 = 1,76 × 𝑖𝑦 × √𝑓 (Pers. F2-5 SNI 1729-2015 halaman 51)
𝑦

200000
= 1,76 × 17,5 × √ 240

= 889,1194146 𝑚𝑚
𝐽 = 1⁄3 (2. 𝐵𝑓1 . 𝑡23 + 𝐴′1 . 𝑡13 )

= 1⁄3 (2. 601 . 103 + 1401 . 73 )


= 56006,66667 𝑚𝑚4
𝐼𝑦. ℎ𝑜2
𝐶𝑤 = (𝑆𝑁𝐼 1729 − 2015 ℎ𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 52)
4

59
627000 𝑥 17,52
= 4

= 48004687,5 𝑚𝑚5

ℎ𝑜 𝐼𝑦
𝐶 = √ (𝑃𝑒𝑟𝑠. 𝐹2 − 8𝑏 𝑆𝑁𝐼 1729 − 2015 ℎ𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 52)
2 𝐶𝑤

17,5 627000
= √
2 48004687,5

= 1,0 𝑚𝑚
𝑏𝑓
𝑟𝑡𝑠 = (𝑆𝑁𝐼 1729 − 2015 ℎ𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 52)
1. ℎ. 𝑡𝑤
√12(1 +
6. 𝑡𝑓. 𝑏𝑓
60
= 1.160.7
= 15,35603661 𝑚𝑚
√12(1+
6.10.60

𝐸 𝐽𝑐 𝐽𝑐 2 0,7. 𝑓𝑦 2
𝐿𝑟 = 1,95. 𝑟𝑡𝑠. √ + √( ) + 6,76( )
0,7. 𝑓𝑦 𝑆𝑥. ℎ𝑜 𝑆𝑥. ℎ𝑜 𝐸

200000

56006 56006 2 0,7.240 2
= 1,95.15,3560. + √( ) + 6,76( )
0,7.240 86430.17,5 86430.17,5 200000

= 7059,569502 𝑚𝑚
Dari perhitungan diatas, diperoleh hasil berikut :
𝐿𝑝 = 889,1194146 𝑚𝑚
𝐿𝑏 = 6000 𝑚𝑚
𝐿𝑟 = 7059,569502 𝑚𝑚
Syarat : Lp < Lb < Lr
Jadi, berdasarkan syarat bentang, bentang dikategorikan bentang
menegah

 Untuk batang menengah


12.5 × 𝑀𝑚𝑎𝑥
𝐶𝑏 =
2.5 × 𝑀𝑚𝑎𝑥 + 3 × 𝑀𝐴 + 4 × 𝑀𝐵 + 3 × 𝑀𝑐

12.5 × 5552865,89
=
2.5 𝑋 5552865,89 + 3 × 3079310,6 + 4 × 5510804,3 + 3 × 4484334,59

60
= 1,18415531

𝐿𝑏 − 𝐿𝑝
𝑀𝑛 = 𝐶𝑏 [𝑀𝑝 − (𝑀𝑝 − 0,7. 𝑓𝑦. 𝑆𝑥)( ) ≤ 𝑀𝑝
𝐿𝑟 − 𝐿𝑝
= 1,18415531
6000 − 889,1194146
[20743200 − (20743200 − 0,7.240.86430) ( )]
7059,569502 − 889,1194146

= 14241684,22 N.mm

𝑴𝒏 ≤ 𝑴𝒑

14241684,22 𝑁. 𝑚𝑚 ≤ 20743200 𝑁. 𝑚𝑚 (𝑶𝑲)

 Kontrol momen lentur


Berdasarkan SNI 1729:2015 kekuatan lentur nominal 𝑀𝑛 , adalah
nilai terendah yang diperoleh dari keadaan batas dari leleh dan
tekuk torsi lateral.
Maka 𝑀𝑛 , dipakai adalah 142416684,22 𝑁𝑚𝑚

𝑴𝒖 ≤ ∅𝑴𝒏

5552865,89 𝑁. 𝑚𝑚 ≤ 0,9 𝑥 7680659 𝑁. 𝑚𝑚


5552865,89 𝑁. 𝑚𝑚 ≤ 12817515,79 𝑁. 𝑚𝑚 (𝑶𝑲)
0,433224814 ≤ 1 (𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜)

Dari hasil perhitungan, momen lentur baja masih jauh lebih besar
dari momen yang terjadi sehingga profil baja dapat diperkecil.

b. Lendutan Nominal
1
𝑓𝑖𝑗𝑖𝑛 = 𝐿
360
1
𝑓𝑖𝑗𝑖𝑛 = × 6 = 0,0167 𝑚
360
𝑓𝑚𝑎𝑥 = 0,01513 m (berdasarkan hasil SAP)

61
Gambar 5. 6. Lendutan maksimum.

Kontrol :
𝒇𝒊𝒋𝒊𝒏 ≥ 𝒇𝒎𝒂𝒙
0,0167 m ≥ 0,01513 m (𝐎𝐊)
1 ≥ 0.9078 (Rasio)

Gambar 5. 7. Profil C penampang gording.

62
BAB VI

PERENCANAAN KUDA-KUDA

6.1. Data Penampang Kuda-Kuda.


Kontruksi kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi
untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat
diberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada
struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss).
Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. Data
karakteristik penampang kuda-kuda 2L 90x90x7x9 pada rangka atap sebagai
berikut :
a. A : 90 mm
b. B : 90 mm
c. t : 7 mm
d. T : 9 mm
e. Luas : 24,44 cm2
f. Berat : 19,19 kg/m
g. Ix : 186,00 cm4 = 1860000 mm
h. Iy : 392,96 cm4 = 3929600 mm
i. ix : 2,76 cm = 27,6 mm
j. iy : 4,01 cm = 40,1 mm
k. Sx : 28,44 cm3 = 38440 mm
l. Sy : 41,58 cm3 = 41580 mm

6.2. Analisa Batang Tarik.

6.2.1. Rekapan Batang Tarik.


Berdasarkan data hasil analisis struktur yang diekspor melalui aplikasi SAP
2000, Didapatkan bahwa kombinasi yang menghasilkan gaya tarik terbesar yaitu
pada kombinasi 1,2D + 1,6Wka + 0,5R pada kuda-kuda ke sembilan.

63
Gambar 6. 1. Gaya-gaya dalam kuda-kuda ke sembilan.

Tabel 6. 1. Rekapitulasi batang tekan dan batang tarik.

No Gaya Dalam No Gaya Dalam


Batang Tekan (N) Tarik (N) Batang Tekan (N) Tarik (N)
388 -182503.98 412 53647.94
389 -172497.33 413 -11609.6
390 -181276.79 414 -17667.51
391 -170103.08 415 2416.32
392 -138893.98 416 -2411.41
393 -87366.95 417 -12965.84
394 -11214.7 418 12962.01
395 -11194.71 419 -28364.35
396 -87801.87 420 28364.92
397 -139598.12 421 -44153.44
398 -170890.73 422 44156.9
399 -181964.93 423 -59534.62
400 -172903.69 424 -59954.05
401 -182962.31 425 44435.71
402 54032.98 426 -44432.3
403 57178.39 427 28499.44
404 3325.54 428 -28498.8
405 -54208.52 429 12955.82
406 -53780.04 430 -12959.74
407 -53780.04 431 -2558.02
408 4117.33 432 2563
409 40286.44 433 -17953.29
410 58137.42 434 -11715.54
411 54800.92 435 54353.03

: Batang tekan max.

64
: Batang tarik max.

6.2.2. Kekuatan Tarik Akibat Kegagalan Leleh.


Ø𝑃𝑛 = 0,9 𝑥 𝐹𝑦 𝑥 𝐴𝑔 (SNI 1729:2015 halaman 28)
Ø𝑃𝑛 = 0,9 𝑥 240 𝑥 2444 = 527904 𝑁

Kontrol :
𝑃𝑢 ≤ Ø𝑃𝑛
58137,42 ≤ 527904 (𝑶𝑲)

Rasio :
0,110128773 ≤ 1

6.2.3. Kekuatan Tarik Akibat Kegagalan Fraktur.


Ø𝑃𝑛 = 0,75 𝑥 𝐹𝑢 𝑥 𝐴𝑒 (SNI 1729:2015 halaman 28)
𝐴𝑒 = 𝑈 𝑥 𝐴𝑛
𝐴𝑛 = 𝐴𝑔 − (𝑛 𝑥 𝑑 𝑥 𝑡)

 Ae adalah luasan efektif dari penampang batang tarik, karena


penampang batang tarik terdapat lubang maka luasan utuhnya
berkurang.
 An adalah luasan netto, dimana hasil pengurangan luas bruto dengan
luasan lubang baut.

Jumlah baut (n) = 1 (artinya 1 baris baut)


Diamaeter baut (d) = 16 mm  16 + 2 (tambahan untuk lubang) = 18
mm
Tebal pelat (t) = 5 mm

𝐴𝑛 = 2444 − (1 𝑥 18 𝑥 5) = 2354 𝑚𝑚2

65
U adalah faktor shear lag, ditentukan berdasarkan pada tebal D3.1
SNI 1729:2015 halaman 28 , karena pelat dengan splice yang dibaut maka
Ae = An = 1.

Kontrol :
𝐴𝑒 ≤ 0,85𝐴𝑔
2354 ≤ 2077,4 (𝑻𝑰𝑫𝑨𝑲 𝑶𝑲)
Karena Ae nilainya lebih besar maka yang digunakan adalah 0,85𝐴𝑔 =
2077,4 mm2.

Ø𝑃𝑛 = 0,75 𝑥 370𝑥 2077,4 = 576478 𝑁

Kontrol :
𝑃𝑢 ≤ Ø𝑃𝑛
58137,42 ≤ 576478,5 (𝑶𝑲)

Rasio :

0,100849242 ≤ 1

6.2.4. Kekuatan Batang Tarik Akibat Blok Geser.


𝑅𝑛 = 0,6 𝑥 𝐹𝑢 𝑥 𝐴𝑛𝑣 + 𝑈𝑏𝑠 𝑥 𝐹𝑢 𝑥 𝐴𝑛𝑡 ≤ 0,6 𝑥 𝐹𝑦 𝑥 𝐴𝑔𝑣 +
𝑈𝑏𝑠 𝑥 𝐹𝑢 𝑥 𝐴𝑛𝑡

Jarak baut ke tepi samping (S’) = 25 mm


Jarak baut ke tepi atas (S’) = 20 mm
Jarak antar baut (S) = 50 mm
Panjang blok geser = 75 cm

 Anv adalah bagian luasan bidang tergeser :


𝐴𝑛𝑣 = (75 𝑥 7) − (1,5 𝑥 18 𝑥 7) = 336 𝑚𝑚2
 Ant adalah bagian luasan bidang tertarik :

66
𝐴𝑛𝑡 = (20 𝑥 7) − (0,5 𝑥 18 𝑥 7) = 77 𝑚𝑚2
 Agv adalah adalah luasan total bidang blok geser
𝐴𝑔𝑣 = 75 𝑥 7 = 525 𝑚𝑚2

Ubs = 1

Sehingga perhitungan kuat blok geser dapat dihitung :

𝑅𝑛 = (0,6 𝑥 370 𝑥 336) + (1 𝑥 370 𝑥 77)


≤ (0,6 𝑥 240 𝑥 525) + (1 𝑥 370 𝑥 77)
103082 𝑁 ≤ 104090 𝑁 (𝑻𝑰𝑫𝑨𝑲 𝑶𝑲)

Karena nilai Rn lebih besar maka kekuatan blok geser yang digunakan
adalah 103082 N

Ø𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 𝑅𝑛
Ø𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 103082 = 77311,5 𝑁.

Untuk kekuatan batang tarik yang digunakan adalah nilai yang terkecil yaitu
pada kegagalan blok geser yaitu 77312 N

Kontrol :
𝑃𝑢 ≤ Ø𝑃𝑛
58137,42 ≤ 77311,5 (𝑶𝑲)

Rasio :

0,75198929 ≤ 1

6.2.5. Rekapitulasi Kontrol Semua Batang Tarik.

Tabel 6. 2. Kontrol semua batang tarik.

Kontrol
No Batang Pu ( N ) ØRn ( N )
Pu < ØRn

67
402 54032.98 77311.5 OK
403 57178.39 77311.5 OK
404 3325.54 77311.5 OK
408 4117.33 77311.5 OK
409 40286.44 77311.5 OK
410 58137.42 77311.5 OK
411 54800.92 77311.5 OK
412 53647.94 77311.5 OK
415 2416.32 77311.5 OK
418 12962.01 77311.5 OK
420 28364.92 77311.5 OK
422 44156.9 77311.5 OK
425 44435.71 77311.5 OK
427 28499.44 77311.5 OK
429 12955.82 77311.5 OK
432 2563 77311.5 OK
435 54353.03 77311.5 OK

6.3. Analisa Batang Tekan.


Untuk analisa batang tekan sebagai berikut :

6.3.1. Rekapan Batang Tekan.


Berdasarkan data hasil analisis struktur yang diekspor, didapatkan bahwa
kombinasi yang dihasilkan gaya tekan terbesar yaitu pada kombinasi 1,2D + 1Wka
+ 0,5R pada kuda-kuda sembilan.

Tabel 6. 3. Rekapitulasi batang tekan dan batang tarik.

No Gaya Dalam No Gaya Dalam


Batang Tekan (N) Tarik (N) Batang Tekan (N) Tarik (N)
388 -182503.98 412 53647.94
389 -172497.33 413 -11609.6
390 -181276.79 414 -17667.51
391 -170103.08 415 2416.32
392 -138893.98 416 -2411.41
393 -87366.95 417 -12965.84
394 -11214.7 418 12962.01
395 -11194.71 419 -28364.35
396 -87801.87 420 28364.92
397 -139598.12 421 -44153.44
398 -170890.73 422 44156.9

68
399 -181964.93 423 -59534.62
400 -172903.69 424 -59954.05
401 -182962.31 425 44435.71
402 54032.98 426 -44432.3
403 57178.39 427 28499.44
404 3325.54 428 -28498.8
405 -54208.52 429 12955.82
406 -53780.04 430 -12959.74
407 -53780.04 431 -2558.02
408 4117.33 432 2563
409 40286.44 433 -17953.29
410 58137.42 434 -11715.54
411 54800.92 435 54353.03

: Batang tekan max.


: Batang tarik max.

6.3.2. Cek Kelangsingan Penampang.


𝑏
𝜆=
𝑡
90
𝜆= = 12,85714286
7

𝐸 200000
𝜆𝑟 = 0,45 √ = 0,45 √ = 12,99038106
𝐹𝑦 240

Cek kelangsingan :
𝜆 ≤ λr
12,85714286 ≤ 12,99038106 (Tidak Langsing)
(SNI 1729:2015 halaman 15)

Dari Tabel E1.1 SNI 1729:2015 halaman 42 untuk profil siku ganda
yang termasuk elemen langsing masuk ke BAB E6, E3, E4.

6.3.3. Perhitungan Tekuk Lentur (Flesxural Buckling) Di Arah Sumbu X.


𝐾𝐿
Faktor kelangsingan arah X = 𝑟𝑥

69
K = 1 (untuk sendi sendi)
L = 1110 mm (panjang batang tekan)
rx = 27,6 mm
ry = 40,1 mm

1 𝑥 1110
= 40,2173913
27,6

𝐸
4,71√
𝐹𝑦

200000
4,71√ = 135,9659884
240

Kontrol :

𝐾𝐿 𝐸
≤ 4,71√
𝑟𝑥 𝐹𝑦

40,2173913 ≤ 135,9659884
(digunakan rumus yang pertama / Bab E.3.a pada SNI 1729:2015 halaman
35)

𝐹𝑦
𝐹𝑐𝑟𝑥 = (0,658 𝐹𝑒 ) 𝐹𝑦

𝜋2 𝐸
𝐹𝑒 = 𝐾𝐿 2
( )
𝑟𝑥

𝜋 2 𝑥 200000
𝐹𝑒 = 1 𝑥 1110 2 = 1219,162226
( )
27,6
240
𝐹𝑐𝑟𝑥 = (0,6581219,162226 ) 240 = 𝟐𝟐𝟏, 𝟎𝟏𝟖𝟎𝟗𝟑𝟔 Mpa

6.3.4. Perhitungan Tekuk Lentur (Flesxural Buckling) Di Arah Sumbu Y.


𝐾𝐿
Faktor kelangsingan arah Y = 𝑟𝑦

K = 1 (untuk sendi sendi)


L = 1110 mm (panjang batang tekan)

70
1 𝑥 1110
= 27,680798
40,1

𝐸
4,71√
𝐹𝑦

200000
4,71√ = 135,9659884
240

Kontrol :

𝐾𝐿 𝐸
≤ 4,71√
𝑟𝑦 𝐹𝑦

27,680798 ≤ 135,9659884
(digunakan rumus yang pertama / Bab E.3.a pada SNI 1729:2015 halaman
35)

𝐹𝑦
𝐹𝑐𝑟𝑦 = (0,658𝐹𝑒 ) 𝐹𝑦

𝜋2 𝐸
𝐹𝑒 = 𝐾𝐿 2
( )
𝑟𝑦

𝜋 2 𝑥 200000
𝐹𝑒 = 1 𝑥 1110 2 = 2573,546854
( )
40,1
240
𝐹𝑐𝑟𝑦 = (0,6582573,546854 ) 240 = 𝟐𝟑𝟎, 𝟖𝟏𝟐𝟔𝟓𝟖𝟑 Mpa

6.3.5. Perhitungan Faktor Kelangsingan Modifikasi Untuk Penampang Tersusun


Jarak antar pelat kopel yang dikencangkan dengan baut (a) = 500 mm.
a = 500 mm
ri = 17,7 mm
ru = 34,8 mm
c = 24,6 mm

71
𝑎 500
= = 28,24858757 > 40 , maka nilai :
𝑟𝑖 17,7

𝐾𝐿 𝐾𝐿 2 𝐾𝑖𝑎 2
( 𝑟 ) = √( 𝑟 ) + ( 𝑟𝑖 ) (SNI 1729:2015 halaman 40)
𝑚 0

r yang digunakan adalah r minimum, dari profil penampang yang


digunakan didapat r minimumnya adalah rx = 12
Ki = 0,5 (untuk profil siku ganda saling membelakangi)

𝐾𝐿 1 𝑥 1110 2 0,5 𝑥 500 2



( ) = ( ) +( ) = 42,62551159
𝑟 𝑚 34,8 0 17,7

Cek kecukupan pelat kopel.

𝐾𝑎 3 𝐾𝐿 1 𝑥 500 3
< 4( 𝑟 ) ⇒ < 4 𝑥 42,62551159 = 28,24858757 <
𝑟𝑖 17,7

31,96913369 (𝑶𝑲)

Pelat kopel memadai untuk memfasilitasi penampang tersusun.

6.3.6. Kontribusi Tekuk Lentur (Flexural Buckling) Arah Sumbu X.


Karena nilai radius girasi rx yang lebih kecil maka kita tinjau ulang
nilai Fcrx dengan hasil dari faktor kelangsingan modifikasi untuk
penampang tersusun.

𝐾𝐿 𝐾𝐿
= ( ) = 42,62551159
𝑟𝑥 𝑟 𝑚

𝐸
4,71√
𝐹𝑦

200000
4,71√ = 135,9659884
240

72
Kontrol :

𝐾𝐿 𝐸
≤ 4,71√
𝑟𝑥 𝐹𝑦

42,62551159 ≤ 135,9659884
(digunakan rumus yang pertama / Bab E.3.a pada SNI 1729:2015 halaman
35)

𝐹𝑦
𝐹𝑐𝑟𝑥 = (0,658 𝐹𝑒 ) 𝐹𝑦

𝜋2 𝐸
𝐹𝑒 = 𝐾𝐿 2
( )
𝑟𝑥

𝜋 2 𝑥 200000
𝐹𝑒 = = 1085,3007
(42,62551159)2
240
𝐹𝑐𝑟𝑥 = (0,6581085,3007 ) 240 = 218,7833585 MPa

6.3.7. Kontribusi Tekuk Torsi (Torsion Buckling).


G = 77200 MPa
Ag = 2444 mm2

1
𝐽 = 3 (𝑏𝑓. 𝑡𝑓 3 + (𝑑 − 𝑡𝑓)𝑡𝑤 3 (SNI 1729:2015 halaman 36-37)
1
𝐽= (90. 73 + (90 − 7)73 = 19779,66667
3

J siku ganda = 2 x 19779,66667 = 39559,33333 mm4

x0 = 0
y0 = 24,6 – (0,5 x 7) = 21,1
1860000+3929600
ṝ20 = 02 + 21,12 + = 2814,113437 mm2
2444

73
77200 𝑥 39559,33333
𝐹𝑐𝑟𝑧 = = 𝟒𝟒𝟒, 𝟎𝟒𝟏𝟑𝟗𝟗𝟕 𝑴𝑷𝒂
2444 𝑥 2814,113437

6.3.8. Kombinasi Tekuk Torsi Lentur (Flexural Torsional Buckling).


Untuk mendapatkan tegangan kritis dari FTB digunakan rumus :

𝐹𝑐𝑟𝑦 + 𝐹𝑐𝑟𝑧 4𝐹𝑐𝑟𝑦. 𝐹𝑐𝑟𝑧. 𝐻


𝐹𝑐𝑟 = ( ) [1 − √1 − ]
2𝐻 (𝐹𝑐𝑟𝑦 + 𝐹𝑐𝑟𝑧)2

(SNI 1729:2015 halaman 36 BAB E4)


02 + 21,12
𝐻 =1− = 0,841793869
2814,113437

Karena nilai Fcrx dari hitungan No.6 lebih kecil dari Fcrx no.3 dan
Fcry No.4 maka Fcrx lah yang digunakan bukan Fcry, sehingga pada rumus
Fcry diganti dengan Fcrx = 218,7833585 MPa .
𝐹𝑐𝑟

218,7833585 + 444,0413997
=( ) [1
2 𝑥 0,841793869

4 𝑥 218,7833585 𝑥 444,0413997 𝑥 0,841793869


− √1 − ]
(218,7833585 + 444,0413997)2

𝐹𝑐𝑟 = 𝟏𝟗𝟒, 𝟕𝟐𝟐𝟗𝟒𝟐𝟕 𝑴𝑷𝒂

Dari semua nilai Fcr yang diperoleh dipilih nilai yang paling kecil yaitu
194,7229427 MPa.

6.3.9. Perhitungan Kuat Rencana Batang Tekan.


Ø𝑃𝑛 = 0,9 𝑥 𝐹𝑐𝑟 𝑥 𝐴𝑔
Ø𝑃𝑛 = 0,9 𝑥 194,7229427 𝑥 2444 = 𝟒𝟐𝟖𝟑𝟏𝟐, 𝟓𝟖𝟒𝟕 𝑵

Kontrol,

74
𝑃𝑢 ≤ Ø𝑃𝑛
182962,31 ≤ 428312,5847 (OK)

Rasio,

0,427170054 ≤ 1 (OK)

6.3.10. Rekapitulasi Kontrol Semua Batang Tekan.

Tabel 6. 4. Rekapitulasi kontrol batang tekan.

Kontrol
No Batang Pu ( N ) ØPn ( N )
Pu < ØPn
388 -182503.98 428312.5847 OK
389 -172497.33 428312.5847 OK
390 -181276.79 428312.5847 OK
391 -170103.08 428312.5847 OK
392 -138893.98 428312.5847 OK
393 -87366.95 428312.5847 OK
394 -11214.7 428312.5847 OK
395 -11194.71 428312.5847 OK
396 -87801.87 428312.5847 OK
397 -139598.12 428312.5847 OK
398 -170890.73 428312.5847 OK
399 -181964.93 428312.5847 OK
400 -172903.69 428312.5847 OK
401 -182962.31 428312.5847 OK
405 -54208.52 428312.5847 OK
406 -53780.04 428312.5847 OK
407 -53780.04 428312.5847 OK
413 -11609.6 428312.5847 OK
414 -17667.51 428312.5847 OK
416 -2411.41 428312.5847 OK
417 -12965.84 428312.5847 OK
419 -28364.35 428312.5847 OK
421 -44153.44 428312.5847 OK
423 -59534.62 428312.5847 OK
424 -59954.05 428312.5847 OK
426 -44432.3 428312.5847 OK
428 -28498.8 428312.5847 OK
430 -12959.74 428312.5847 OK

75
431 -2558.02 428312.5847 OK
433 -17953.29 428312.5847 OK
434 -11715.54 428312.5847 OK

Gambar 6. 2. Profil double angle untuk kuda-kuda.

6.4. Perhitungan Pelat Kopel.


Pelat kopel merupakan hal yang sangat penting dalam profil tersusun ini,
karena selain untuk menjaga profil-profil agar bisa bekerja sebagai suatu kesatuan,
pelat kopel juga mengurangi tekuk yang terjadi pada baja. Perhitungan pelat kopel
menggunakan SNI 03-1729-2002. Perhitungan pelat kopel berdasarkan batang yang
menerima gaya tekan sebesar, yaitu batang No 401 pada kuda-kuda ke sembilan
sebesar = -182962,31.

6.4.1. Data Profil.


Data profil dari batang yang ditinjau yaitu :
 Gaya tekan (Pu) : 182962,31 N
 Panjang batang (Lk) : 1110 mm
 L1 : 370 mm
 Luas profil (Ag) : 2444 mm2
 Tebal pelat kopel (t) : 10 mm
 I1 (Ix) : 1860000 mm4
 E (ix) : 27,6 mm
 Fy : 240 Mpa

76
6.4.2. Lebar Pelat Kopel.
a = 2e + t
a = (2 x 27,6) + 10 = 65,2 mm
𝐼1
lp = 10 .𝑎
𝐿1
1860000
lp = 10 . 65,2 = 3277621,62
370

3 12
h = √𝐼𝑝 . 2.𝑡

3 12
h = √3277621,62 . 2.10 = 125,286234 diambil 189 mm
1
Ip = 1 . 12 . 𝑡 . ℎ3
1
Ip = 1 . 12 . 10 . 1893 = 11252115

Kontrol :

172578 > 50270,27  (OK)

6.4.3. Tegangan Geser.


a. Gaya lintang yang dipikul.

0,02 𝑥 182962,31 = 3659,2462 𝑁

b. Tegangan geser yang terjadi.

𝑆𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 = 2444 𝑥 65,2 = 159348,8 𝑚𝑚3

3659,2462 𝑥 159348,8
𝜏= = 31,3492737 𝑁/𝑚𝑚2
1860000 𝑥 10

77
c. Gaya geser yang dipikul

𝑉𝑢 = 31,3492737 𝑥 370 = 11599,2313 𝑁

d. Geser pelat kopel


P = 189 mm
L = 65,2 mm
t = 10 mm

A = 189 𝑥 65,2 = 12322,8 𝑚𝑚2

11599,2313
𝜏= = 0,94128212 𝑁/𝑚𝑚2
12322,8

𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛 = 0,58 𝑥 240 = 139,2 𝑁/𝑚𝑚2

Kontrol,
𝜏 < 𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛
0,9413 < 139,2 (𝑶𝑲)

78
Gambar 6. 3. Penampang pelat kopel.

79
BAB VII

PERENCANAAN SAMBUNGAN

7.1. Sambungan Baut Untuk Batang Tarik.

7.1.1. Data Perencanaan.


 Mutu Baja : BJ 37 (fy = 240 Mpa ; fu = 370 Mpa)
 Profil Baja : 2L 90x90x7x9
 Tebal pelat buhul : 9 mm
 Diameter baut : 16 mm
 Tipe : A490 (fnv = 579 Mpa ; fnt = 780 Mpa)
 Pu : 58137,42 N (batang No.410)

7.1.2. Tata Letak Baut.


 Jarak minimum antar baut 𝑆 𝑚𝑖𝑛 = 3 𝑑𝑏 = 2 𝑥 16 = 48 𝑚𝑚
Jarak antar baut yang digunakan  S = 50 cm
𝑆 48
 Jarak minimum baut ke tepi  𝑆′ 𝑚𝑖𝑛 = 2 = = 24 𝑚𝑚
2

Jarak baut ke tepi samping  S’ = 25 cm


Jarak baut ke tepi atas  20 cm
(SNI 1729:2015 halaman 128)

7.1.3. Kekuatan Baut Akibat Baut Putus.


Ø𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 𝑓𝑛𝑣 𝑥 𝐴𝑏 (SNI 1729:2015 halaman 129)
Ab = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 162 = 201,06192 𝑚𝑚2

Ø𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 579 𝑥 201,06192 = 87311,143 N (per baut)

7.1.4. Kekuatan Baut Akibat Pelat Sobek.


a. Ø𝑅𝑛 = 1,2 𝑥 𝑙𝑐 𝑥 𝑡𝑝 𝑥 𝑓𝑢
16+2
lc =25 − ( ) = 16 cm
2

Ø𝑅𝑛 = 1,2 𝑥 16 𝑥 9 𝑥 370 = 47952 𝑁 (𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑎𝑢𝑡)

80
b. Ø𝑅𝑛 = 2,4 𝑥 𝑑𝑏 𝑥 𝑡𝑝 𝑥 𝑓𝑢
Ø𝑅𝑛 = 2,4 𝑥 16 𝑥 9 𝑥 370 = 95904 𝑁 (𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑎𝑢𝑡)
Ø𝑅𝑛 dipakai adalah yang terkecil yaitu = 47952 N
(SNI 1729:2015 halaman 132)

7.1.5. Perhitungan Jumlah Baut.


Pu 58137,42
n baut = Ø𝑅𝑛 = = 1,21240866  digunakan 2 baut
47952

7.1.6. Rekapitulasi Kontrol Kekuatan Baut Untuk Batang Tarik.

Tabel 7. 1. Rekapitulasi kontrol kekuatan baut batang tarik.


No n
Pu (N) ØRn (N) n n.ØRn Pu ≤ n.ØRn
Batang pakai
428 8546.23 47952 0.178224683 2 95904 OK
435 43764.77 47952 0.91267872 2 95904 OK
436 43751.45 47952 0.912400943 2 95904 OK
443 8605.45 47952 0.179459668 2 95904 OK
446 419.27 47952 0.008743535 2 95904 OK
447 11191.13 47952 0.233381924 2 95904 OK
448 6539.77 47952 0.13638159 2 95904 OK
453 3445.77 47952 0.071858734 2 95904 OK
454 7979.43 47952 0.16640453 2 95904 OK
460 36464.15 47952 0.760430222 2 95904 OK
462 22927.2 47952 0.478128128 2 95904 OK
464 9421.27 47952 0.196472931 2 95904 OK
467 2407.29 47952 0.050202077 2 95904 OK
469 9886.78 47952 0.206180764 2 95904 OK
471 17375.6 47952 0.362354021 2 95904 OK
475 16851.92 47952 0.3514331 2 95904 OK
477 9575.3 47952 0.199685102 2 95904 OK
479 2350.23 47952 0.049012137 2 95904 OK
482 9059.56 47952 0.188929763 2 95904 OK
484 22165.44 47952 0.462242242 2 95904 OK
486 35425.94 47952 0.738779196 2 95904 OK

81
7.2. Sambungan Baut Untuk Batang Tekan.

7.2.1. Data Perencanaan.


 Mutu Baja : BJ 37 (fy = 240 Mpa ; fu = 370 Mpa)
 Profil Baja : 2L 90x90x9
 Tebal pelat buhul : 9 mm
 Diameter baut : 16 mm
 Tipe : A490 (fnv = 579 Mpa ; fnt = 780 Mpa)
 Pu : 182962,31 N (batang No. 401)

7.2.2. Tata Letak Baut.


 Jarak minimum antar baut 𝑆 𝑚𝑖𝑛 = 3 𝑑𝑏 = 2 𝑥 16 = 48 𝑚𝑚
Jarak antar baut yang digunakan  S = 50 cm
𝑆 48
 Jarak minimum baut ke tepi  𝑆′ 𝑚𝑖𝑛 = 2 = = 24 𝑚𝑚
2

Jarak baut ke tepi samping  S’ = 25 cm


Jarak baut ke tepi atas  20 cm
(SNI 1729:2015 halaman 128)

7.2.3. Kekuatan Baut Akibat Baut Putus.


Ø𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 𝑓𝑛𝑣 𝑥 𝐴𝑏 (SNI 1729:2015 halaman 129)
Ab = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 162 = 201,06193 𝑚𝑚2

Ø𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 579 𝑥 201,06192 = 87311,14303 N (per baut)

7.2.4. Perhitungan Jumlah Baut.


Pu 182962,31
n baut = Ø𝑅𝑛 = = 2,09552073  digunakan 2 baut
87311,14

7.2.5. Rekapitulasi Kontrol Kekuatan Baut Untuk Batang Tekan.

82
Tabel 7. 2. Rekapitulasi kontrol kekuatan baut batang tekan.
No n
Pu ØRn n n.ØRn Pu ≤ n.ØRn
Batang pakai
429 33161.22 87311.14303 0.37980513 2 174622.2861 OK
430 59345.98 87311.14303 0.679706827 2 174622.2861 OK
431 70081.37 87311.14303 0.802662382 2 174622.2861 OK
432 65390.23 87311.14303 0.748933386 2 174622.2861 OK
433 45273.46 87311.14303 0.518530149 2 174622.2861 OK
434 4857.43 87311.14303 0.055633563 2 174622.2861 OK
437 8441.71 87311.14303 0.096685368 2 174622.2861 OK
438 43023.18 87311.14303 0.492757035 2 174622.2861 OK
439 62622.1 87311.14303 0.717229186 2 174622.2861 OK
440 67323 87311.14303 0.771069965 2 174622.2861 OK
441 57112.56 87311.14303 0.654126816 2 174622.2861 OK
442 31877.93 87311.14303 0.365107235 2 174622.2861 OK
444 67524.5 87311.14303 0.773377803 2 174622.2861 OK
445 25833.05 87311.14303 0.29587346 2 174622.2861 OK
449 13577.66 87311.14303 0.155508902 2 174622.2861 OK
450 49103.6 87311.14303 0.56239786 2 174622.2861 OK
451 50474.95 87311.14303 0.578104332 2 174622.2861 OK
452 16029.19 87311.14303 0.183586991 2 174622.2861 OK
455 2417.26 87311.14303 0.027685584 2 174622.2861 OK
456 27760.22 87311.14303 0.317945901 2 174622.2861 OK
457 68264.63 87311.14303 0.781854728 2 174622.2861 OK
458 7439.96 87311.14303 0.085212033 2 174622.2861 OK
459 27616.46 87311.14303 0.316299375 2 174622.2861 OK
461 20098.58 87311.14303 0.230194902 2 174622.2861 OK
463 12594.92 87311.14303 0.144253294 2 174622.2861 OK
465 5108.45 87311.14303 0.058508569 2 174622.2861 OK
466 4068.17 87311.14303 0.046593938 2 174622.2861 OK
468 17561.5 87311.14303 0.201136984 2 174622.2861 OK
470 31071.68 87311.14303 0.355873018 2 174622.2861 OK
472 45288.12 87311.14303 0.518698054 2 174622.2861 OK
473 48109.58 87311.14303 0.551013059 2 174622.2861 OK
474 44088.71 87311.14303 0.504960861 2 174622.2861 OK
476 30126.93 87311.14303 0.345052521 2 174622.2861 OK
478 16999.58 87311.14303 0.194701151 2 174622.2861 OK
480 -3965.23 87311.14303 -0.045414936 2 174622.2861 OK
481 4907.95 87311.14303 0.056212184 2 174622.2861 OK
483 12172.67 87311.14303 0.139417142 2 174622.2861 OK
485 19523.1 87311.14303 0.223603761 2 174622.2861 OK
487 26976.49 87311.14303 0.308969612 2 174622.2861 OK
488 7501.63 87311.14303 0.085918357 2 174622.2861 OK

83
7.3. Sambungan Baut Untuk Gording.

7.3.1. Data Gording.


a. d : 140 mm
b. bf : 60 mm
c. tw : 7 mm
d. tf : 10 mm
e. Luas : 20,40 cm2
f. Berat : 16,01 kg/m
g. Pusat titik berat : 1,75 cm = 17,5 mm
h. Ix : 605 cm4 = 6050000 mm4
i. Iy : 62,7 cm4 = 627000 mm4
j. ix : 5,45 cm = 54,5 mm
k. iy : 1,75 cm = 17,5 mm
l. Sx : 86,43 cm3 = 86430 mm3
m. Sy : 14,75 cm3 = 14750 mm3

7.3.2. Besar Gaya Aksial Dari Momen Maksimum Gording.


Mu max = 5552865,89 N.mm
𝑀𝑢 𝑚𝑎𝑥 5552865,89
𝑃𝑢 max = = = 185095,53 𝑁
0,5 𝑥 𝑏𝑓 0,5 𝑥 60

7.3.4. Kegagalan Baut Akibat Tertarik.


Diameter baut = 16 mm
Tipe = A490 (fnv = 579 MPa ; fnt = 780 MPa)
Ø𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 𝑓𝑛𝑡 𝑥 𝐴𝑏 (SNI 1729:2015 halaman 129)
Ab = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 162 = 201,06192 𝑚𝑚2
Ø𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 780 𝑥 201,06192 = 117621,2 N (perbaut)

Pu 185095,53
n baut = Ø𝑅𝑛 = = 1,573658 baut  digunakan 2 baut
117621,2

84
7.3.5. Kegagalan Baut Akibat Tergeser.
Diameter baut = 16 mm
Tipe = A490 (fnv = 589 MPa ; fnt = 780 MPa)
Ø𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 𝑓𝑛𝑣 𝑥 𝐴𝑏 (SNI 1729:2015 halaman 129)
Ab = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 162 = 201,06192 𝑚𝑚2
Ø𝑅𝑛 = 0,75 𝑥 579 𝑥 201,06192 = 87311,143 N (perbaut)

Pu 185095,53
n baut = Ø𝑅𝑛 = = 2,119953baut  digunakan 2 baut
87311,143

85
BAB VIII

PENUTUP

8.1. Kesimpulan
Struktur rangka atap baja merupakan struktur atap yang banyak digunakan
pada saat ini karena memiliki kekuatan yang lebih besar daripada struktur lainnya
dan dapat bertahan lama. Setelah melakukan perencanaan dan mendesign struktur
rangka atap baja dengan software SAP 2000, selanjutnya melakukan pengecekan
kembali yang berpatokan pada Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung SNI 1729:2015 untuk mendapatkan suatu struktur yang baik dan
sesuai standar yang berlaku.
Dari hasil analisis perencanaan diatas didapat kesimpulan :
1. Kontruksi atap tipe C.
2. Menggunakan baja dengan mutu BJ 37.
3. Penutup menggunakan Genteng Metal.
4. Rangka kuda-kuda memiliki bentang 16 m dengan profil Double Angle
2L 90x90x7x9.
5. Gording menggunakan profil Chanel C 140x60x7x10.

8.2. Saran.
Dalam perencanaan perlu adanya pemahaman SNI lebih jelas agar dalam
perencanaan tidak terdapat kesalahan dalam perhitungan. Serta untuk kedepannya
perlu direncanakan juga untuk pembebanan gempanya agar mendapat suatu design
struktur yang lebih realistis dan baik.

86
DAFTAR PUSTAKA

 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. 2021. Prakiraan Cuaca


daerah Denpasar. Bali (https://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-
cuaca.bmkg?Kec=Ubud&kab=Kab._Gianyar&Prov=Bali&AreaID=501619)
 Badan Standarisasi Nasional. 2015. Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja
Struktural. SNI No.1729:2015. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
 Badan Standarisasi Nasional. 2020. Beban Desain Minimum dan Kriteria
Terkait Untuk Bangunan Gedung dan Struktural Llin. SNI No.1727:2020.
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
 Jayaboard. 2020. Brosur Jayaboard. Jakarta
(https://belajarbahasa.github.io/sketsa/post/brosur-jayaboard/)

87
DIGAMBAR OLEH: KETERANGAN:
NAMA GAMBAR:
ERIZAL AFFAN ARRASYID
DENAH RENCANA ATAP NIM: 1961122037

MATA KULIAH:
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN SKALA: 1:200 STRUKTUR BAJA I
UNIVERSITAS WARMADEWA DISETUJUI OLEH:
2021 DOSEN PEMBIMBING,
NO. LBR: JMH. LBR:
DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T.,M.Eng.
TANGGAL: I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.
NIK. 230700437
DIGAMBAR OLEH: KETERANGAN:
NAMA GAMBAR:
ERIZAL AFFAN ARRASYID
RENCANA RANGKA ATAP NIM: 1961122037

MATA KULIAH:
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN SKALA: 1:200 STRUKTUR BAJA I
UNIVERSITAS WARMADEWA DISETUJUI OLEH:
2021 DOSEN PEMBIMBING,
NO. LBR: JMH. LBR:
DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T.,M.Eng.
TANGGAL: I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.
NIK. 230700437
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021

NAMA GAMBAR:

RENCANA RANGKA ATAP TYPE C

SKALA: 1:60

NO. LBR: JMH. LBR:

TANGGAL:

DIGAMBAR OLEH:
Erizal Affan Arrasyid

NIM: 1961122037

KETERANGAN :

MATA KULIAH:
STRUKTUR BAJA I

DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING,

I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.


NIK. 230700437
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021

NAMA GAMBAR:

RENCANA PENOMORAN BATANG

SKALA: 1:60

NO. LBR: JMH. LBR:

TANGGAL:

DIGAMBAR OLEH:
Erizal Affan Arrasyid

NIM: 1961122037

KETERANGAN :

MATA KULIAH:
STRUKTUR BAJA I

DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING,

I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.


NIK. 230700437
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021

NAMA GAMBAR:

RENCANA PENOMORAN JOINT

SKALA: 1:60

NO. LBR: JMH. LBR:

TANGGAL:

DIGAMBAR OLEH:
Erizal Affan Arrasyid

NIM: 1961122037

KETERANGAN :

MATA KULIAH:
STRUKTUR BAJA I

DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING,

I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.


NIK. 230700437
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021

NAMA GAMBAR:

RENCANA PENOMORAN JOINT

SKALA: 1:60

NO. LBR: JMH. LBR:

TANGGAL:

DIGAMBAR OLEH:
Erizal Affan Arrasyid

NIM: 1961122037

KETERANGAN :

MATA KULIAH:
STRUKTUR BAJA I

DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING,

I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.


NIK. 230700437
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021

NAMA GAMBAR:

DETAIL RANGKA KUDA-KUDA

SKALA: 1:60

NO. LBR: JMH. LBR:

TANGGAL:

DIGAMBAR OLEH:
Erizal Affan Arrasyid

NIM: 1961122037

KETERANGAN :

MATA KULIAH:
STRUKTUR BAJA I

DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING,

I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.


NIK. 230700437
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021

NAMA GAMBAR:

DETAIL KUDA-KUDA

SKALA: 1:30

NO. LBR: JMH. LBR:

TANGGAL:

DIGAMBAR OLEH:
Erizal Affan Arrasyid

NIM: 1961122037

KETERANGAN :

MATA KULIAH:
STRUKTUR BAJA I

DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING,

I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.


NIK. 230700437
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021

NAMA GAMBAR:

DETAI KUDA-KUDA

SKALA: 1:10

NO. LBR: JMH. LBR:

TANGGAL:

DIGAMBAR OLEH:
Erizal Affan Arrasyid

NIM: 1961122037

KETERANGAN :

MATA KULIAH:
STRUKTUR BAJA I

DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING,

I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.


NIK. 230700437
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021

NAMA GAMBAR:

DETAI KUDA-KUDA

SKALA: 1:10

NO. LBR: JMH. LBR:

TANGGAL:

DIGAMBAR OLEH:
Erizal Affan Arrasyid

NIM: 1961122037

KETERANGAN :

MATA KULIAH:
STRUKTUR BAJA I

DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING,

I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.


NIK. 230700437
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021

NAMA GAMBAR:

DETAI KUDA-KUDA

SKALA: 1:10

NO. LBR: JMH. LBR:

TANGGAL:

DIGAMBAR OLEH:
Erizal Affan Arrasyid

NIM: 1961122037

KETERANGAN :

MATA KULIAH:
STRUKTUR BAJA I

DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING,

I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.


NIK. 230700437
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021

NAMA GAMBAR:

DETAI KUDA-KUDA

SKALA: 1:10

NO. LBR: JMH. LBR:

TANGGAL:

DIGAMBAR OLEH:
Erizal Affan Arrasyid

NIM: 1961122037

KETERANGAN :

MATA KULIAH:
STRUKTUR BAJA I

DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING,

I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.


NIK. 230700437
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021

NAMA GAMBAR:

DETAI KUDA-KUDA

SKALA: 1:10

NO. LBR: JMH. LBR:

TANGGAL:

DIGAMBAR OLEH:
Erizal Affan Arrasyid

NIM: 1961122037

KETERANGAN :

MATA KULIAH:
STRUKTUR BAJA I

DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING,

I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.


NIK. 230700437
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021

NAMA GAMBAR:

DETAI KUDA-KUDA

SKALA: 1:10

NO. LBR: JMH. LBR:

TANGGAL:

DIGAMBAR OLEH:
Erizal Affan Arrasyid

NIM: 1961122037

KETERANGAN :

MATA KULIAH:
STRUKTUR BAJA I

DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING,

I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.


NIK. 230700437
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021

NAMA GAMBAR:

DETAI KUDA-KUDA

SKALA: 1:10

NO. LBR: JMH. LBR:

TANGGAL:

DIGAMBAR OLEH:
Erizal Affan Arrasyid

NIM: 1961122037

KETERANGAN :

MATA KULIAH:
STRUKTUR BAJA I

DOSEN PENGAMPU:
1. I Wayan Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.

DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING,

I Wyn Ariyana Basoka, S.T., M.Eng.


NIK. 230700437

Anda mungkin juga menyukai