A. Pengertian
1. Pengertian Teknologi
Kata teknologi secara harfiah berasal dari bahasa latin’’texere’’yang berarti menyusun atau
membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak terbatas pada penggunaan mesin,
meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
Roger (1983) teknologi adalah suatu rancangan (desain) untuk alat bantu tindakan yang
mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu hal yang
diinginkan. Jacques Ellul (1967) mengartikan teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara
rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang
lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi
sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi” belum
digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan.
Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi
sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih
ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia
Pengertian yang lain, telah diberikan oleh Arnold Pacey "The application os scientific and other
knowledge to practical task by ordered systems. that involve people and organizations, living
things and machines". Dari definisi ini nampak, bahwa teknologi tetap terkait pada pihak-pihak
yang terlibat dalain perencanaannya, karena itulah teknologi tidak bebas organisasi, tidak bebas
budaya dan sosial, ekonomi dan politik.
Definisi teknologi yang lain diberikan oleh Rias Van Wyk "Technology is a "set of means"
created by people to facilitate human endeavor". Dari definisi tersebut, ada beberapa esiensi yang
terkandung yaitu :
• Teknologi terkait dengan ide atau pikiran yang tidak akan pernah berakhir, keberadaan
teknotogi bersama dengan keberadaan budaya umat manusia.
• Teknologi merupakan kreasi dari manusia, sehingga tidak alami dan bersifat artificial
• Teknologi merupakan himpunan dari pikiran (set of means), sehingga teknologi dapat
dibatasi atau bersifat universal, tergantung dari sudtit pandang analisis
• Teknologi bertujuan untuk memfasilitasi human endeavor (ikhtiar manusia). Sehingga
teknologi harus mampu meningkatkan performansi (kinerja) kemampuan manusia.
Dari definisi di atas, ada 3 entitas Yang terkandung dalam teknologi yaitu, skill (Keterampilan),
Algorithnia (Logika berfikir) dan hardware (Perangkat Keras).
Teknologi adalah suatu tubuh dari ilmu pengetahuan dan rekayasa (Engineering) yang dapat
diaplikasikan pada perancangan produk dan atau proses atau pada penelitian untuk mendapatkan
pengetahuan baru. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas
manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang
dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian,
walaupun pada awalnya diciptakanuntuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga
memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
2 . Pengertian informasi
Informasi merupakan data yang berasal dari fakta yang tercatat dan selanjutnya dilakukan
pengolahan (proses) menjadi bentuk yang berguna atau bermanfaat bagi pemakainya. Bentuk
informasi yang kompleks dan terintegrasi dari hasil pengolahan sebuah database yang akan
digunakan untuk proses pengambilan keputusan pada manajemen akan membentuk Sistem
Informasi Manajemen. Data merupakan fakta atau nilai (value) yang tercatat atau
mempresentasikan deskripsi dari suatu objek. Data merupakan suatu sumber yang sangat
berguna bagi hampir di semua organisasi. Dengan tersedianya data yang melimpah, maka
masalah pengaturan data secara efektif menjadi suatu hal yang sangat penting dalam
pengembangan system informasi manajemen. Pengertian Informasi, definisi informasi,
pengertian data, definisi data, data dan system.
3. Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat
manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, diakui oleh hampir semua
agama telah ada sejak masa Adam dan Hawa.
Secara umum, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan baik itu gagasan, pikiran,
atau ide dari komunikator kepada komunikan. Sedangkan Menurut Harrold D. Lasswell,
komunikasi adalah cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi yaitu dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect,
atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh (efek)
Bagaimana.
2. Dampak negatif
Dampak Negatif dari munculnya Teknologi Informasi terhadap masyarakat adalah:
1. Munculnya para penipu yang memanfaatkan internet.
2. Munculnya budaya plagiarisme.
3. Dengan mudahnya informasi di cetak ulang tanpa izin dari pemberi informasi atau tanpa
menulis sumbernya. hal ini udah biasa kita sebut 'copast' copy paste.
4. Munculnya pornografi/konten konten dewasa.
5. Munculnya pencurian dengan mengambil/menghack.
6. Mungkin ini merupakan kesenangan atau kelebihan ilmu si pencuri namun tetap saja
pencurian itu tidak dibenarkan.
7. Dengan semakin mudahnya berbelanja lewat internet kita dapat meningkatkan budaya
konsumsi yang menimbulkan sifat boros dan tentu berefek tidak baik untuk kantong.
8. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet
daripada bertemu langsung.
9. Dari perubahan sifat sosial tersebut mengakibatkan pola perubahan pada interaksi.
10. Meluasnya perjudian.
11. Dengan jaringan yang tersedia penjudi tidak perlu ke tempat khusus untuk memenuhi
keinginannya.
BAB III
PEMBAHASAN
Mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran, sebab kitab suci
ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai
contoh adl firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yg artinya “Telah kami ajarkan
kepada Daud membuat baju besi utk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu.” Dari
keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut utk berbuat sesuatu dgn sarana teknologi.
Sehingga tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yg tangguh
produktif dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kepeloporan dan
keunggulan umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan sudah dimulai pada abad ke-7. Tetapi
sangat disayangkan bahwa kemajuan-kemajuan itu tidak sempat ditindaklanjuti dengan sebaik-
baiknya sehingga tanpa sadar umat Islam akhirnya melepaskan kepeloporannya. Lalu bangsa
Barat dengan mudah mengambil dan mentransfer ilmu dan teknologi yg dimiliki dunia Islam dan
dengan mudah pula mereka membuat licik yaitu membelenggu para pemikir Islam sehinggu
sampai saat ini bangsa Baratlah yg menjadi pelopor dan pengendali ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Begitulah menurut catatan sejarah, bangsa Barat berhasil mengambil khazanah ilmu
pengetahuan yg telah dikembangkan lebih dahulu oleh kaum muslimin kemudian mereka
mengembangkannya di atas paham materialisme, tanpa mengindahkan lagi nilai-nilai Islam.
Sehingga terjadilah perubahan total sampai akhirnya terlepas dari sendi-sendi kebenaran. Para
ilmuwan Barat dari abad ke abad kian mendewa-dewakan rasionalitas bahkan telah mentuhankan
ilmu dan teknologi sebagai kekuatan hidupnya. Mereka menyangka bahwa dengan IPTEK
mereka pasti bisa mencapai apa saja yang ada di bumi ini. Dan merasa dirinya kuasa pula
menundukkan langit, bahkan mengira akan dapat menundukkan segala yg ada di bumi dan
langit. Sehingga tokoh-tokoh mereka merasa mempunyai hak untuk memaksakan ilmu
pengetahuan dan teknologinya itu kepada semua yang ada di bumi agar mereka bisa mendikte
dan memberi keutusan terhadap segala permasalahan di dunia.
Sebenarnya masyarakat Barat itu sepatutnya harus dikasihani, karena akibat kesombongannya
itu mereka lupa bahwa manusia betapapun tinggi kepandaiannya hanya bisa mengetahui kulit
luar atau hal-hal yang lahiriah saja dari kehidupan semesta alam. Manusia hanya diberi ilmu
pengetahuan yang sedikit dari kemahaluasan ilmu Allah. Di atas orang pintar ada lagi yang lbh
pintar dan sungguh Allah SWT benci kepada orang yang hanya tahu tentang dunia tetapi bodoh
tentang kebenaran yg ada di dalamnya. Allah SWT berfirman yang artinya “Celakalah bagi
orang-orang kafir dgn siksa yg pedih. Mereka lbh menyukai kehidupan dunia daripada
kehidupan akhirat dan menghalangi manusia dari jalan Allah serta menginginkan agar jalan itu
berbelok-belok. Mereka berada dalam kesesatan yg nyata.”
Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas dengan cara
yg belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala. Makanan lebih nikmat dan
beraneka ragam, pakaian terbuat dari bahan yg jauh lebih baik dan halus, sarana-sarana
transportasi dan komunikasi yang kecepatannya amat mengagumkan, gedung dan rumah tempat
tinggal dibangun dengan megah dan mewah. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai
taraf kemakmuran yang lebh tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan yang lebh banyak
lagi.
Walaupun demikian kita juga menyaksikan betapa batin manusia zaman sekarang selalu
menggeram karena sirat kerakusan manusia semakin merajalela, dan perasaan saling iri di antara
perorangan atau kelompok telah menyalakan api kebencian di mana-mana. Kata orang bijak “di
dunia sekarang ini nafsu manusia lebih besar daripada akal sehatnya.” Kebanyakan manusia di
dunia, kini hanya mengingat kesenangan hidupnya dan lupa kepada Tuhannya. Manusia mengira
bahwa dunia ini adalah segalanya tidak ada kelanjutannya dan tidak ada kehidupan kecuali di
dunia saja.
Benar bahwa agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga
tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau di masa sekarang,
maupun di waktu-waktu yg kan datang. Demikian pula dengan ajaran Islam, yang tidak akan
bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, serta analisa-analisa
yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu
adalah mubah termasuk segala apa yg disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun
yg baru. Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang hukumnya haram, kecuali
jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti mengherankannya. Bukanlah Alquran sendiri
telah menegaskan bahwa agama Islam bukanlah agama yang sempit? Allah SWT telah berfirman
yang artinya “Di sekali-kali tidak menjadikan kamu dalam agama suatu kesempitan.”
Adapun peradaban modern yag begitu luas memasyarakatkan produk-produk teknologi
canggih, seperti televisi, video player, alat-alat komunikasi, dan barang-barang mewah (gadget)
lainnya, serta yang menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, muda atau anak-anak
yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yg diakibatkannya. Tetapi di atas
pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab adanya berbagai media
informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat ini, dapat berbuat apa saja. Kiranya
faktor manusianya-lah yg menentukan opersionalnya. Adakalanya menjadi manfaat, yaitu
manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa
dan malapetaka, manakala manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan
kesenangan semata. Memang dalam abad teknologi dan era globalisasi ini, umat Islam hendaklah
melakukan langkah-langkah strategis dengan meningkatkan pembinaan sumber daya manusia
guna mewujudkan kualitas iman dan takwa, serta tidak ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi terutama mengenai teknologi komunikasi dan teknologi informasi.
Namun seiring dengan adanya upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia
(umat islam) pun harus lebih jeli menentukan pilihan ini. Untuk apakah semua kemajuan itu?
Apakah sekadar utk menuruti keinginan-keinginan syahwat, lalu tenggelam dalam kemewahan
dunia hingga melupakan akhirat, dan menjadi pengikut-pengikut setan? Ataukah sebaliknya
semua ilmu dan kemajuan itu dicari utk menegakkan syariat Allah, guna memakmurkan bumi
dan menegakkan keadilan seperti yg dikehendaki Allah serta untuk meluruskan kehidupan
dengan berlandaskan pada kaidah moral Islam. Itulah pertanyaan dan tantangan bagi kita sebagai
umat Islamyang haurs kita jawab dengan pemikiran yang berwawasan jauh ke depan. Terlepas
dari problema dan kekhawatiran-kekhawatiran sebagaimana diuraikan di atas, kita sebagai umat
Islam harus selalu optimis dan tetap bersyukur kepada Allah SWT. Karena sungguhpun
perubahan sosial dan tata nilai kehidupan yang dibawa oleh arus modernisasi, westernisasi, dan
sekularisasi terus-menerus menimpa dan menyerang masyarakat Islam, tetapi kesadaran umat
Islam utk membendung dampak-dampak negatif dari budaya Barat itu ternyata masih cukup
tinggi, meskipun hanya segolongan kecil umat, yaitu mereka yang tetap teguh untuk menegakkan
nilai-nilai Islam.
Berdasarkan penelaahan mengenai diatas, penulis dapat memaparkan tahapan pemanfaatan
teknologi informasi dimulai pada saat teknologi informasi dianggap sebagai media yang dapat
menghemat biaya dibandingkan dengan metode konvensional, misalkan saja pemakaian mesin
ketik, kertas, penghapus, tipe-x, dan lain sebagainya yang cenderung tidak efisien. Sekarang
dengan bantuan komputer kita bisa melihat hasil ketikan di layar monitor sebelum dicetak
(paperless) sehingga lebih effisien dalam waktu dan tempat penyimpanan file.
Setelah dirasakan bahwa teknologi Informasi dapat menggantikan cara konvensional, orang
mulai melihat kelebihan lainnnya, seperti menggantikan sarana pengiriman surat dengan surat
eletronik (e-mail), pencarian data melalui search engine, chatting, mendengarkan musik, dan
sebagainya dimana pada tahapan ini orang sudah mulai menginvestasikan kepada perangkat
komputer. Dari manfaat yang didapatkan, teknologi informasi mulai digunakan dan diterapkan
untuk membantu operasional dalam proses bisnis. Misalnya perusahaan dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan dengan menyediakan informasi jasa dan produk yang ditawarkan
tanpa dibatasi waktu dan ruang.
C. Pandangan Islam terhadap perkembangan Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi.
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban Barat
satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan
kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi komunikasi dan
teknologi informasi modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru
gaya hidup peradaban Barat, tanpa diiringi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis
multidimensional yang diakibatkannya. (Ahmad Y. Samantho.2004).
Peradaban Barat modern dan postmodern saat ini memang memperlihatkan kemajuan dan
kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan kebahagian hidup bagi umat manusia.
Namun karena kemajuan tersebut tidak seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan
material bagi sebagian individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju (kelompok G-8)
saja dengan mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas kekayaan alam negara lain
dan orang lain yang lebih lemah kekuatan IPTEK, ekonomi dan militernya, maka kemajuan di
Barat melahirkan penderitaan kolonialisme-imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.
Kemajuan Teknologi Komunikasi dan teknologi Informasi (IPTEK) di Barat, yang didominasi
oleh pandangan dunia dan paradigma sains (IPTEK) yang positivistik-empirik sebagai anak
kandung filsafat-ideologi materialisme-sekuler, pada akhirnya juga telah melahirkan penderitaan
dan ketidakbahagiaan psikologis/ruhaniah pada banyak manusia baik di Barat maupun di Timur.
Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan IPTEK yang lepas dari kendali nilai-nilai
moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai bencana alam: tsunami, gempa
dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan global yang disebabkan tingginya polusi
industri di negara-negara maju; Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk pantai
akibat polusi yang diihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan tembaga, seperti yang
terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata Jepang. Kebocoran reaktor
Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak
negara berkembang dan negara miskin, terjadi akibat ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-
imperialisme) oleh negara-negara maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah negara-
negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga lemah atau
tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-
saudara Muslim kita itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga
diri dan kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba budaya dan
pengikut buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai,
ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan melalui
kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral
dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.
Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci Ilahiah dan
peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang
sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya manusianya
(pendidikan dan Ipteknya). Ketidakadilan global ini terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan
dunia hanya dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80%
penduduk dunia di negara-negara miskin hanya memperebutkan remah-remah sisa makanan
pesta pora bangsa-bangsa negara maju.
Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam minyak dan gas bumi,
justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis bahwa di tengah keberlimpahan hasil
produksi gunung emas-perak dan tembaga serta kayu hasil hutan yang ada di Indonesia, kita
justru mengalami kesulitan dan krisis ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit
akibat kemiskinan rakyat. Kemana harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada tanah air dan
bangsa Indonesia ini? Mengapa kita menjadi negara penghutang terbesar dan terkorup di dunia?
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa
Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi
dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-
karakter dan moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah swt. Serta melawan pengaruh buruk
budaya sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis (mempertuhankan kenikmatan hawa
nafsu).
Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt Sumber segala
Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt hanya akan
muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan
Allah swt dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan,
Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan
mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala
kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk
kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam mementingkan pengembangan dan
penguasaan Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi (IPTEK) untuk menjadi sarana
ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah swt dan mengembang amanat Khalifatullah
(wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan
menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin). Ada lebih dari 800 ayat dalam
Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai
gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling
terkenal adalah ayat: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka.” (QS Ali Imron [3] : 190-191.
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa
derajat.” (QS. Mujadillah [58]: 11 .
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau tanda-tanda) ke-
Mahakuasa-an dan Keagungan Allah swt. Ayat tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau
transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci dan ajaran para Rasul Allah (Taurat, Zabur, Injil
dan Al Quran), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam),
keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu
dan akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita
kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan
segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain.
Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama.
Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis,
holistik dan integratif.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta-fakta ilmiah,
maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama tersebut.
Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka
yang salah adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang berada di balik
wajah ilmu pengetahuan modern tersebut.
Karena alam semesta –yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan–, dan ayat-ayat suci Tuhan
(Al-Quran) dan Sunnah Rasulullah saw — yang dipelajari melalui agama– , adalah sama-sama
ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat) Allah swt, maka tidak mungkin satu sama lain
saling bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu Sumber yang
Sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.
D. Urgensi Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi Dalam Dunia Pendidikan.
Dampak dari kemajuan teknologi komunikasi dan teknologi informasi, dapat dirasakan pula
terhadap segi pendidikan Islam. Yang notabene merupakan dasar sistem untuk kelanjutan
generasi penerus umat Islam didunia. Adanya tuntutan modernisasi pendidikan yang menjadi ciri
zaman sekarang memiliki dimensi dan kekuatan yang amat kuat dan dahsyat. Terjadinya evolusi
semacam ini memang dilatarbelakangi berbagai alasan, dari perkembangan ekonomi, kemajuan
teknologi, kebudayaan, sistem politik, dan teknologi komunikasi.
Dampak sosial dari kemajuan teknologi komunikasi tentu memiliki dampak yang positif yang
bisa digunakan atau dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan. menurut Marwah Daud Ibrahim
memandang potensi perubahan sosial yang mendasar yang terjadi dalam masyarakat sebagai
akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi. Pertama, dengan kemajuan teknologi
komunikasi kemungkinan orang bisa terbuka dan menerima perubahan yang baik. Kedua,
dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan menumbuhkan semangat ukuwah Islamiyah
dan solidaritas sosial semakin meningkat. Ketiga, dengan kemajuan teknologi komunikasi
diharapkan setiap individu memiliki SDM yang berkualitas.
Dampak globalisasi sebagai akibat dari kemajuan bidang informasi sebagaimana tersebut diatas
terhadap dunia pendidikan. Berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti perkembangan
teknologi komunikasi dan unsur budaya lainnya aka mudah dipengaruhi oleh masyarakat.
Ketika berhadapan dengan ide-ide modernisasi dan polarisasi ideologi dunia, terutama
didorong oleh kemajuan teknologi modern, pendidikan Islam tidak terlepas dari tantangan yang
menuntut jawaban segera. Secara garis besar tantangan–tantangan tesebut meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Terdapatnya kecendrungan perubahan sistem nilai untuk meninggalkan sistem nilai yang
telah ada (agama). Standar kehidupan dilaksanakan oleh kekuatan ynag berpijak pada
materialisme dan sekulerisme.
2. Adanya dimensi besar dari kehidupan masyarakat modern yang berupa pemusatan
pengetahuan teoritis.
Bertolak dari kenyataan tersebut dalam konteks perubahan sosial ini pendidikan Islam
mempunyai misi ganda yaitu:
1. Mempersiapkan manusia muslim untuk menghadapi perubahan yang sedang dan akan
terjadi, mengendalikan dan memanfaatkan perubahan tersebut, mepersiapakan kerangka fikiran
yang komprehensif dan dinamis bagi terselenggaranya proses perubahan yang berada diatas
nilai-nilai Islam.
2. Memberikan solusi terhadap akses negatif kehidupan modern yang berupa depersonalisas,
frustasi, dan keterasingan umat dari dunia modern.
Kedua misi diatas mengisyaratkan tugas berat yang harus dihadapi pendidikan Islam dalam
rangka menuju perubahan umat Islam yang lebih baik, dan diperlukan kerangka pandang yang
komprehensif dan relevan dalam dalam mengantisipasi tiap perubahan sosial sebagai kemajuam
teknologi komunikasi dan teknologi informasi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang unik. Ia tahu bahwa ia tahu dan ia tahu bahwa ia tidak tahu. Ia
mengenal dunia sekelilingnya dan lebih dari itu ia mengenal dirinya sendiri. Manusia memiliki
akal budi, rasa, karsa, dan daya cipta yang digunakan untuk memahami eksistensinya, dari mana
sesungguhnya ia berasal, dimana berada dan akan kemana perginya. Pertanyaan-pertanyaan
selalu muncul, akan tetapi pertanyaan itu belum pernah berhasil dijawab secara tuntas. Manusia
tetap saja diliputi ketidaktahuan. Demikianlah sesungguhnya manusia, siapa saja, eksis dalam
suasana yang diliputi dengan pertanyaan–pertanyaan. Manusia eksis di dalam dan pada dunia
filsafat dan filsafat hidup subur di dalam aktualisasi manusia.
Berdasarkan rasa, karsa dan daya cipta yang dimilikinya manusia mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) termasuk didalamnya adalah teknologi komunikasi dan
teknologi informasi. Namun, perkembangan teknologi yang luar biasa menyebabkan manusia
“lupa diri”. Manusia menjadi individual, egoistik dan eksploitatif, baik terhadap diri sendiri,
sesamanya, masyarakatnya, alam lingkungannya, bahkan terhadap Tuhan Sang Penciptanya
sendiri. Karena itulah filsafat ilmu pengetahuan dihadirkan ditengah-tengah keaneka ragaman
IPTEK untuk meluruskan jalan dan menepatkan fungsinya bagi hidup dan kehidupan manusia di
dunia ini.
Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan
bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba
Allah dan khalifah-Nya. Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yang
bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan sains teknologi.
Agama dan Ilmu pengetahuan-teknologi merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya
berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari
ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong
manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Namun, terlepas dari semua itu, perkembangan
teknologi tidak boleh melepaskan diri dari nilai-nilai agama Islam. Sebagaimana adigum yang
dibangun oleh Fisikawan besar, Albert Einstin yang menyatakan: “Agama tanpa ilmu akan
pincang, sedangkan ilmu tanpa agama akan Buta”.
Untuk menghindari efek atau dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi
informasi, sebagai umat Islam yang bijak dan taat pada aturan ajaran agamanya, hendaknya
berawal dari diri sendiri dalam menyikapi terpaan perkembangan teknologi komunikasi dan
teknologi informasi. Pergunakanlah manfaat yang postifnya apabila dampak dari perkembangan
teknologi komunikasi dan teknologi informasi itu bisa bermanfaat dalam kehidupan umat Islam.
Dan Jauhilah atau buanglah manfaat negatifnya apabila dampak dari perkembangan teknologi
komunikasi dan teknologi informasi itu cenderung bersifat menjerumuskan kedalam kebathilan.
Dikarenakan agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga
tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau di masa sekarang,
maupun di waktu-waktu yg kan datang. Demikian pula dengan ajaran Islam, yang tidak akan
bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, serta analisa-analisa
yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu
adalah mubah termasuk segala apa yang disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama
ataupun yang baru. Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yg hukumnya haram,
kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti mengherankannya.