Penatalaksanaan kasus sirosis hepatis dipengaruhi oleh etiologi dari sirosis hepatis.
Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi progresifitas dari penyakit, menghindarkan
bahan-bahan yang dapat menambah kerusakaan hati, pencegahan dan penanganan komplikasi
merupakan prinsip dasar penanganan kasus sirosis. Kalori diberikan sebanyak 2000-3000
kkal/hari.
Tatalaksana sirosis yang masih kompensata ditujukan untuk mengurangi progresi
kerusakan hati. Terapi pasien ditujukan untuk menghilangkan etiologi, di antaranya : alkohol dan
bahan-bahan lain yang toksik dan dapat mencederai hati dihentikan penggunaannya
Sedangkan pengobatan pada sirosis dekompensata
Asites
Tirah baring.
Diet rendah garam
Diet rendah garam dikombinasi dengan obat-obat diuretik. Pemberian diuretik Spironolakton
dengan dosis 100-200 mg sekali sehari. Respon diuretik bisa dimonitor dengan penurunan
berat badan 0,5 kg/hari tanpa adanya edema kaki, 1 kg/hari dengan adanya edema kaki.
Bilamana pemberian Spironolakton tidak adekuat bisa dikombinasi dengan furosemide
dengan dosis 20-40 mg/hari.Pemberian furosemide bisa ditambah dosisnya bila tidak ada
respons, maksimal dosisnya 160 mg/hari. Kombinasi diuretik spironolakton dan furosemide
dapat menurunkan dan menghilangkan edema dan asites pada sebagian besar pasien.
Parasentesis abdomen dilakukan bila pemakaian diuretik tidak berhasil (asites refrakter).
Parasentesis dilakukan bila asites sangat besar. Asites yang sedemikian besar sehingga
menimbulkan keluhan nyeri akibat distensi abdomen dan atau kesulitan bernafas karena
keterbatasan diafragma . Parasentesis (Large Volume Paracentesis = LVP) dapat dilakukan
hingga 4-6 liter. Pengobatan lain untuk asites refrakter adalah TIPS (Transjugular
Intravenous Portosystemic Shunting) atau transplantasi hati.