Anda di halaman 1dari 2

MUHAMMAD YUSRAN HAYAT

BK A
200404500006
UAS MK PSIKOLOGI KONSELING
SENIN, 30 MEI 2022
1. Jelaskan cara menghadapi siswa yang menderita ODHA karena tertular oleh Orang tuanya yang
berakibat pada dijauhi siswa penderita ODHA tersebut oleh teman sekelasnya. jika anda menjadi
guru BK apa yang anda lakukan dengan pendekatan konseling khusus ?

Virus HIV/ AIDS merupakan virus yang menular dan mematikan, penularannya dapat
menulari orang disekitar kita. Apabila ada salah satu orang tua siswa yang mengidap HIV/AIDS
kemudian menularkan kepada anaknya (siswa), tentu hal tersebut sangat berdampak kepada aspek
psikologis anak. Orang yang menderita HIV/AIDS tentu didalam hatinya sangat gelisah, terdapat
kekhwatiran melawan penyakit yang mematikan tersebut, lebih lagi penyakit HIV/AIDS dianggap
sebagai noda hitam dimasyarakat, siswa yang tertular HIV bisa saja dikucilkan dan tidak mendapat
penerimaan yang baik dilingkungan sekolahnya, hal inilah juga yang menjadi ranah sters baru bagi
pendirita ODHA, disisi lain terdapat kekahwatiran dari dalam diri untuk melawan benyakitnya, dan
disisi lain menjadi sangat sters karena dijauhi teman
Disinilah perlunya guru BK, walaupun guru BK bukan tim medis penaggulangan ODHA,
tpi peran BK sangat penting dalam memberikan dukungan dukungan psikologis kepada siswa yang
teriveksi HIV/ AIDS. Ada beberapa yang mesti guru BK lakukan, pertama memberikan dukungan
psikologis agar klien tidak merasa putus asa, dukungan tersebut penting agar klien memiliki
semangat untuk melawan penyakatinyi, guru BK dapat menggunkan pendekatan terapi eksistensial,
dalam teori viktor frankl difokuskan kepada pencarian makna hidup, walaupun kita berada dalam
keadaan yang sangat susah janganlah ptus asa, berusahalah mencari makna hidup dari masalah
tersebut sehingga dapat membuat kita semangat menghadapi ujian, itulah yang paling utama yang
harus menjadi sorotan utama konselor menumbuhkan semangat klien untuk mencari makna hidup
Kemudian yang kedua melakukan referal/ alih tangan khusus, seperti yang diketahui konselor/ guru
bk disekolah bukanlah tim medis, jadi bukanlah ranah konselor untuk mengobati orang HIV/ AIDS,
namun yang mesti dilakukan konselor adalah membantu siswa tersebut agar mau berkonsultasi ke
dokter, dan membantu siswa tersebut mencari dokter untuk mengatasi maslaahnya
Kemudian yang paling penting adalah, memberikan wawasan keputar HIV AIDS kepada
masyarakat/ siswa yang disekolah. Guru BK harus mmberikan wawasan kepada siswa agar ia tidak
memandang ODHA sebagai noda hitam, yang menjadi fokus utama guru BK dlam hal ini adalah
menguba stigma siswa disekolah menganai ODHA harus dijauhi dan dikucilkan menjadi ODHA
harus diberikan dukungan agar ia tetap semangat menjalankan penyakitnya. Siswa harus diberikan
empati karena hal tersebut bukan keinginan dari dirinya mlainkan nasib buruk yang menimpanya
dari orang tua nya

2. jelaskan apa yang akan anda lakukan sebagai guru BK menghadapi siswa yang memiki latar
belakang budaya yang berbeda di kelas dengan pendekatan Psikologi indijenes ?
menurut saya yaitu memberikan layanan yang tidak berpihak/ condong kepada budaya lain.
Pemberian layanan dilakukan agar siswa merasa dirinya diterima tanpa adanya deskriminasi dan
perbedaan. Yang harus dilakukan adalah melokalkan pendekatan konseling yang ada, karena teori
konseling dan pendekatan ke BK an yang ada semuanya merupakan teori yang dikembangkan dari
barat, tentu dalam perumusan teorinya didsarkan pada data dan fakta fakta yang ada di barat, nah
hal itu apabila dibawa kedalam Indonesia tentu aka nada pertentangan karena karakteristik
kebiasaan dan budaya kita berbeda
makanya menurut saya konselor harus pandai pandai melokalkan pendekatan yang ada agar
bisa kita terapkan di Indonesia, misalnya kita Indonesia rata rata muslim, maka tentu beda cara
pandang teori orang barat dengan orang muslim, makanya lahirnya konseling metode taswuf islam.
Kemudian yang penting dilakukan oleh guru BK adalah mengenali karaktersitik budaya siswanya,
contoh apabila dalam satu kelas ada orang jawa dan bugis, maka konselor harus tau bagaimana
karaktersitik siswa tersbut, missal orang jawa apabila berbicara lemah lembut, kalau orang bugis
cendrung agak keras, maka ke semua itu penting dikuasai konselor agar tidak terjadi salah tafsir.
Kemudian bahasa isyarat juga perlu konselor ketahui, karena ada juga ebagian kelompok
masyarakat apabila menggeleng kepala artinya setuju sementara anggukan berarti tidak setuju, hal
hal kecil sperti itulah yang menjadi pertimbangan guru BK dalam melakukan layana dilekelas
Kemudian yang paling penting adalah menurt saya apabila didalam kelas terdapat berbagai budaya,
maka jangan sekali kali menggunakan aksen atau logat atau apapun yang berbau budaya dari daerah
tertentu, gunakanlah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

Anda mungkin juga menyukai