Anda di halaman 1dari 3

Kasus pertama

Pada tahun 2013, Tuan Andre memiliki penghasilan dari dua pemberi kerja dengan asumsi Tuan Andre
bekerja di PT B sebagai komisaris yang merangkap pegawai tetap, maka masing-masing tempat
kerjanya memotong PPh Pasal 21 dan Tuan Andre memiliki dua bukti potong 1721 A1. Contoh
ringkasan dua bukti potong 1721 A1 adalah sebagai berikut:

Dari contoh diatas Tuan Andre dipotong PPh Pasal 21 sebesar Rp1.550.000,- oleh PT A dan dipotong
PPh Pasal 21 sebesar Rp850.000,- oleh PT B. Dengan demikian, PPh terutang selama setahun dan
perhitungan kurang (lebih) bayarnya yang akan diisi dalam formulir 1770 S adalah sebagai berikut :

Keterangan:

1. Jumlah penghasilan neto adalah jumlah penghasilan neto dari PT A dan PT B.


2. PTKP sebesar Rp24.300.000,- sesuai dengan keadaan sebenarnya (TK/0).
3. PPh terutang adalah sebesar Penghasilan Kena Pajak dikalikan tarif Pasal 17.
4. PPh Pasal 21 yang dipotong adalah jumlah PPh Pasal 21 yang telah dipotong oleh PT A dan PT
B.
5. Dari perhitungan diatas terdapat PPh yang kurang bayar sebesar Rp3.445.000,-,  kekurangan
ini biasa disebut PPh Pasal 29. Tuan Andre harus menyetorkan kekurangan ini paling lambat
akhir bulan Maret 2014 dengan menggunakan SSP di bank-bank yang menerima pembayaran
pajak atau di kantor pos.

Adapun pengisian SPT 1770 S untuk Tuan Andre berdasarkan data-data di atas adalah sebagai berikut :
 
Gambar 1
Pengisian Daftar Pemotongan Pemungutan PPh oleh Pihak Lain dan PPh yang Ditanggung Pemerintah

 
 
Gambar 2
Pengisian SPT Induk

Anda mungkin juga menyukai