Pengembagan SDM harus mengintegrasikan teori utama dari psikologi, teori ekonomi, dan teori system (system theory) menjadi keseluruhan teori Pengembagan SDM dan Model bagi keperluan-keperluan praktis. Ketiga teori inti ini dalam bingkai etika dapat diibaratkan semacam meja dengan tiga kaki yang kokoh untuk menjawab berbagai persoalan dalam Pengembagan SDM. Ruang lingkup teori pengembangan SDM meliputi, kinerja organisasi, proses kerja, kinerja kelompok, dan kinerja individu.
Hal ini dapat digambarkan seperti berikut.
Berdasarkan gambar integrasi teori Pengembangan SDM diatas, maka
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Etika adalah landasan yang membingkai teori Pengembangan SDM.
Etika diyakini sebagai cara terbaik dalam mengekspresikan recognition (pengakuan) dan kesepakatan tentang pokok bahasan utama Pengembagan SDM. 2. Teori ekonomi merupakan dasar pengantar dari sistem hitung/kalkulasi dari organisasi. 3. Teori sistem memadukan tujuan, bagian dan hubungan yang dapat memaksimalkan antara sistem dan subsistem. 4. Teori psikologi merupakan teori penghubung manusia dengan produktivitas dan pembaharuan antara budaya dengan kebiasaan manusia. 5. Teori Pengembagan SDM merupakan integrasi atau penggabungan dari teori ekonomi, teori psikologi, dan teori system serta teori lainnya menjadi teori inti sebagai disiplin ilmu Pengembagan SDM. 6. Pokok bahasan utama Pengembangan SDM adalah mengenai kinerja dari organisasi, proses kerja, kelompok dan individu.
Kinerja merupakan hasil kerja utama yang diharapkan suatu organisasi,
kelompok maupun individu. Menurut Heritage College Dictionary (1993) arti kinerja adalah “memenuhi semua kewajiban atau persyaratan, menyelesaikan sesuatu yang telah dijanjikan atau diharapkan”. Bahasan utama dari teori Pengembagan SDM adalah mengenai kinerja. Kinerja merupakan hasil kerja utama yang diharapkan suatu organisasi, kelompok maupun individu. Kinerja seharusnya dikaitkan denagn misi, tujuan dan strategi organisasi, karena nilai kinerja itulah merupakan hasil produktif dari sebuah organisasi atau perusahaan. Dengan demikian, kinerja bukanlah sekedar sistem desain, kompetensi, motivasi, kemapuan atau keahlian. Kinerja seharusnya dikaitkan dengan misi, tujuan dan strategi organisasi, karena nilai kinerja itulah yang merupakan hasil produktif sebuah organisasi atau perusahaan.
Sehingga tujuan utama dari pengembangan SDM adalah terjadinya
peningkatan kinerja dari organisasi. Dengan demikian maka secara operasional pengembangan SDM menurut Richard A Swanson (1998) adalah proses dalam mengembangkan dan membangkitkan keahlian manusia melalui pengembangan organisasi dan melalui pelatihan dan pengembangan untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja. Dengan demikian, pengembangan SDM dapat dipandang sebagai proses perbaikan organisasi.
Sumber Referensi :
BMP EKMA 4366/3SKS/Modul 4 edisi 1
Materi Inisiasi 3 Kelas Tuton Pengembangan SDM 20