Anda di halaman 1dari 3

Menurut Richard A.

Swanson (1998) yang menyatakan bahwa


Pengembagan SDM harus mengintegrasikan teori utama dari psikologi,
teori ekonomi, dan teori system (system theory) menjadi keseluruhan teori
Pengembagan SDM dan Model bagi keperluan-keperluan praktis. Ketiga
teori inti ini dalam bingkai etika dapat diibaratkan semacam meja dengan
tiga kaki yang kokoh untuk menjawab berbagai persoalan dalam
Pengembagan SDM. Ruang lingkup teori pengembangan SDM meliputi,
kinerja organisasi, proses kerja, kinerja kelompok, dan kinerja individu.

Hal ini dapat digambarkan seperti berikut.

Berdasarkan gambar integrasi teori Pengembangan SDM diatas, maka


dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Etika adalah landasan yang membingkai teori Pengembangan SDM.


Etika diyakini sebagai cara terbaik dalam mengekspresikan
recognition (pengakuan) dan kesepakatan tentang pokok bahasan
utama Pengembagan SDM.
2. Teori ekonomi merupakan dasar pengantar dari sistem
hitung/kalkulasi dari organisasi.
3. Teori sistem memadukan tujuan, bagian dan hubungan yang dapat
memaksimalkan antara sistem dan subsistem.
4. Teori psikologi merupakan teori penghubung manusia dengan
produktivitas dan pembaharuan antara budaya dengan kebiasaan
manusia.
5. Teori Pengembagan SDM merupakan integrasi atau penggabungan
dari teori ekonomi, teori psikologi, dan teori system serta teori
lainnya menjadi teori inti sebagai disiplin ilmu Pengembagan SDM.
6. Pokok bahasan utama Pengembangan SDM adalah mengenai kinerja
dari organisasi, proses kerja, kelompok dan individu.

Kinerja merupakan hasil kerja utama yang diharapkan suatu organisasi,


kelompok maupun individu. Menurut Heritage College Dictionary (1993)
arti kinerja adalah “memenuhi semua kewajiban atau persyaratan,
menyelesaikan sesuatu yang telah dijanjikan atau diharapkan”. Bahasan
utama dari teori Pengembagan SDM adalah mengenai kinerja. Kinerja
merupakan hasil kerja utama yang diharapkan suatu organisasi, kelompok
maupun individu. Kinerja seharusnya dikaitkan denagn misi, tujuan dan
strategi organisasi, karena nilai kinerja itulah merupakan hasil produktif
dari sebuah organisasi atau perusahaan. Dengan demikian, kinerja
bukanlah sekedar sistem desain, kompetensi, motivasi, kemapuan atau
keahlian. Kinerja seharusnya dikaitkan dengan misi, tujuan dan strategi
organisasi, karena nilai kinerja itulah yang merupakan hasil produktif
sebuah organisasi atau perusahaan.

Sehingga tujuan utama dari pengembangan SDM adalah terjadinya


peningkatan kinerja dari organisasi. Dengan demikian maka secara
operasional pengembangan SDM menurut Richard A Swanson (1998)
adalah proses dalam mengembangkan dan membangkitkan keahlian
manusia melalui pengembangan organisasi dan melalui pelatihan dan
pengembangan untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja. Dengan
demikian, pengembangan SDM dapat dipandang sebagai proses perbaikan
organisasi.

Sumber Referensi :

 BMP EKMA 4366/3SKS/Modul 4 edisi 1


 Materi Inisiasi 3 Kelas Tuton Pengembangan SDM 20

Anda mungkin juga menyukai