Anda di halaman 1dari 4

Penggunaan media kotak untuk Mengenalkan angka desimal pada siswa SD kelas V

Rancangan Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Papan ( Pecahan Desimal )


Ø  Alat dan bahan media:
·         Papan 1 × 0,5 m
·         Alat pemotong kayu
·         Engsel
·         Cat
·         Kain flannel
·         Kertas manila
·         Spidol
·         Gunting
·         Lem
·         Kaleng bekas
·         Bola pimpong

Ø  Cara Pembuatan media :


·         Potong papan menjadi dua bagian dan diberi engsel agar dapat dilipat.
·         Memaku daerah mana yang akan dijadikan letak kartu pecahan desimal.
·         Kain flannel dibentuk tulisan atau hiasan lalu ditempel di papan.
·         Kertas manila dibuat kartu yang terdiri dari pecahan desimal dan pecahan biasa yang senilai dan
berpasangan.
·         Papan PEDES (Pecahan Desimal) siap digunakan.

Ø  Pengaplikasian Rancangan Pembelajaran :


Guru memulai pelajaran dengan menyapa siswa. Kemudian guru mengajak siswa untuk berdoa dan meminta
salah satu siswa untuk memimpin doa. Guru memberikan motivasi kepada sang murid agar semangat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang
kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai pada hari ini.

Pertama-tama guru menjelaskan kepada siswa terlebih dahulu apa itu pecahan dan bilangan desimal agar siswa
mempunyai pandangan tentang materi tersebut, setidaknya siswa harus mengenal tentang materi yang akan
dipelajarinya. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pecahan melalui pembelajaran dengan kata “dari”. Guru
dan siswa melakukan tanya jawab tentang konsep pembelajaran pecahan dengan kata “dari”. Setelah siswa
memahami konsep pecahan melalui kata-kata, siswa mulai dikenalkan dengan simbol pecahan. Siswa SD jika
diberi pembelajaran yang monoton seperti dalam bentuk penjelasan dan pemberian soal-soal, siswa akan merasa
jenuh dan enggan mempelajari materi tersebut dengan baik. Karena sejatinya siswa SD masih belum bisa
menerima materi yang terus-menerus diberikan, karena siswa SD pola pikirnya masih belum siap untuk
menerima semua hal tersebut. Cara berfikir siswa SD masih tentang kesukaannya dan apaya yang dia inginkan
sehingga mereka merasa bahagia. Mereka mengaplikasikannya dalam bentuk tingkah laku yang memang
sewajarnya seorang anak kecil lakukan.

Salah satu cara terbaik untuk mendeskripsikan desimal, adalah dengan menunjukkan kepada anak  seratus kotak
kosong kuadrat (seperti tabel 100 angka)  dan menjelaskan bahwa kotak tersebut mewakili bilangan 'satu':

Anak-anak perlu tahu bahwa ketika kita berbicara tentang desimal, seolah-olah kita membagi bagi atau mempartisi
sesuatu yang utuh menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Jika anak-anak mewarnai salah satu dari seratus kotak pada diagram di atas, ini akan dinyatakan sebagai bentuk
desimal 0,01  (yang merupakan seperseratus atau bentuk desimal dari  1/100).
Jika anak-anak mewarnai sepuluh dari 100 kotak  pada diagram di atas (oleh karena itu mewarnai 10/100 atau
1/10), ini akan diwakili oleh desimal 0,1 (anak-anak dapat menulis 0,10 karena mereka memiliki 10 kotak - Anak-
anak perlu dijelaskan bahwa nol terakhir setelah titik desimal selalu tidak memiliki nilai apa apa).

Sebagai contoh, bilangan 3,95 atau 3.95 dapat direpresentasikan dengan diagram kotak sebagai berikut:

Siswa SD kelas 4  harus mampu menulis bentuk desimal dari sejumlah persepuluh dan ratusan, misalnya: 3/10 =
0,3 dan 7/100 = 0,07.
Mereka juga perlu mengetahui bentuk desimal dari 1/4, 1/2 dan 3/4. Diagram ini adalah cara yang baik untuk
membuat konsep ini jelas bagi mereka:

Anak-anak di Kelas 4 juga perlu mengetahui efek mengalikan dan membagi angka satu digit dan dua digit dengan
angka 10 dan 100 (guru akan berbicara tentang angka yang digeser ke kiri dan ke kanan).
5 dikalikan 10 adalah 50 (lima bergeser satu tempat ke kiri)

Dalam kondisi tersebut, seorang guru harus bisa mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan dan
penuh kegembiraan dalam pembelajarannya. Karena suasana belajar yang gembira dan menantang akan lebih
disukai oleh anak-anak, sehingga mereka tidak jenuh dan merasa monoton. Seperti yang akan saya bahas,
berikut metode yang tepat untuk pembelajaran siswa SD tentang materi Pecahan Desimal. Untuk
mengaplikasikannya, telah disiapkan papan PEDES, kaleng soal, dan kartu pecahan dan bilangan desimal.

Selnjutnya, siswa mengamati benda tentang pecahan yang ditunjukkan guru dalam bentuk media papan
PEDES.  Cara penggunaan media tersebut cukup mudah. Papan PEDES digantung terlebih dahulu, kemudian
menata kaleng soal tadi di lantai memanjang. Soal yang tertulis di kaleng tersebut yaitu 2 kaleng berisi soal
pecahan dan 2 kaleng lainnya berisi soal bilangan desimal. Siswa dengan bimbingan guru mencoba melakukan
operasi hitung pecahan desimal dengan beberapa siswa, guru  memilih siswa sesuai urut absen untuk
menggelindingkan bola pimpongnya ke kaleng-kaleng yang sudang ditata memanjang tadi. Contoh siswa A dan
siswa B yang memainkannya, mereka bergantian menggelindingkan bola pimpong agar mengenai kaleng-
kaleng tersebut. Jadi, kaleng yang terjatuh/roboh maka kaleng tersebutlah yang nantinya akan diambil oleh
siswa. Tentunya kaleng yang sudah diambil tadi yang harus dikerjakan siswa kedepan. Caranya yaitu dengan
mencocokkan soal yang tertulis di kaleng yang sudah dipilih tadi dengan jawaban yang sudah disediakan dalam

bentuk kartu tersebut seperti siswa A mendapatkan soal pecahan yaitu maka siswa A harus mencari
jawaban dari soal pecahan tersebut dalam bentuk bilangan desimal. Sedangkan, siswa B mendapatkan soal
bilang desimal 0,5 . maka siswa B harus mencari jawaban dari bilang desimal tersebut dalam bentuk pecahan.

 Untuk mempermudah siswa dalam menentukan jawabannya, siswa bisa menghitungnya terlebih dahulu di
kertas oret-oretan. Siapa yang cepat mencari jawabannya dan kemudian yang menggantunkan kartu jawaban
yang sudah disediakan tadi ke papan PEDES tersebut maka siswa tersebutlah yang menjadi pemenangnya. Agar
permainan dan pembelajaran ini berjalan seru, sebaiknya diberikan waktu saat pengerjaan soal didepan agar
siswa lebih tertantang dan merasa antusias dengan kegiatan pembalajarannya. Di sinilah letak kesuksesan guru
saat mengajar, siswa akan lebih mengerti dengan cara-cara tersebut dari pada hanya dijelaskan saja di papan.
Karena dengan metode ini siswa akan dituntut bisa mngerjakan soal dengan cepat tanpa ada nya rasa tekanan,
karena metode ini merupakan metode pembelajaran sambil bermain. Jadi siswa merasa bahagia dan gembira
saat mengerjakannya tanpa adanya rasa jenuh saat pembelajaran berlangsung.

Kemudian, siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan pembelajaran pecahan desimal yang
tadi di peragakan. Siswa mencoba menerjakan contoh soal di tempat duduk masing-masing dengan bimbingan
guru. Siswa diberikan lembar kuis tentang pecahan yang sudah dijelaskan. Siswa mengkomunikasikan hasil
kerja dalam kuis di depan kelas dengan arahan guru. Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
pertemuan hari ini. Selanjutnya guru membimbing siswa untuk berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai