OLEH :
NUR AJIZAH
21221170
I. MASALAH UTAMA
Defisit perawatan diri
II. PROSES TERJADINYA
A. Definisi
Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya
guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya. (Depkes, 2000 dalam Wibowo, 2009).
Poter, Perry (2005), dalam Anonim (2009), mengemukakan bahwa Personal Higiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis. Wahit Iqbal Mubarak (2007), juga mengemukakan bahwa higiene personal atau
kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya
untuk memperolah kesejahteraan fisik dan psikologis.
Seseorang yang tidak dapat melakukan perawatan diri dinyatakan mengalami defisit
perawatan diri. Nurjannah (2004), dalam Wibowo (2009), mengemukakan bahwa Defisit
Perawatan Diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi,
berhias, makan, toileting).
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), dalam Anonim(2009), Kurang Perawatan Diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik seringkali tidak memperdulikan perawatan
diri. Hal ini menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan masyarakat (Keliat, 2009).
Klien dengan gangguan jiwa hampir semuanya mengalami defisit perawatan diri. Hal ini
disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan keadaannya
sehingga terjadilah defisit perawatan diri (Muslim, 2010).
Selain itu, tanda dan gejala tampak pada pasien yang mengalami Defisit Perawatan Diri
adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan
bau, serta kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acakacakan, pakaian kotor
dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien
perempuan tidak berdandan
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh kemampuan mengambil makan
sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada tempatnya
d. Ketidak mampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya, dan tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK (Keliat, 2009).
Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut, maka akhirnya dapat juga menimbulkan penyakit
fisik seperti kelaparan dan kurang gizi, sakit infeksi saluran pencernaan dan pernafasan serta
adanya penyakit kulit, atau timbul penyakit yang lainnya (Harist, 2011).
D. Predisposisi
a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu
b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri
c. Kemampuan realitas turun Klien gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri
d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri
E. Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. (Depkes, 2000, dalam
Anonim, 2009) Sedangkan Tarwoto dan Wartonah (2000), dalam Anonim(2009), meyatakan
bahwa kurangnya perawatan diri disebabkan oleh :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
F. Rentang Respon
G. Pohon Masalah
c. Kontrak
Topik: “Bagaimana kalau kita latihan cara makan yang baik?”
Waktu: “Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi kita ngobrolnya
25 menit saja ya”
Tempat: “kita akan latihan cara makan yang baik langsung diruang makan saja
ya, bagaiman menurut Tn.U?”
2. Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
a. “Bagaimana menurut Tn.U cara makan yang baik? Bagus Tn.U sebelum kita
makan, kita cuci tangan dengan air sabun dulu ya”
b. “Sebelum mencuci tangan dengan air dan sabun, Tn.U bisa mengambil makanan
di atas meja dengan menggunakan piring”
c. “Sebelum makan Tn.U dapat berdoa. Bagus sekarang, Tn.U bisa berdoa sebelum
makan. Suap makanan dengan pelan-pelan, ya bagus Tn.U sekarang sudah bisa
melakukan menyuap makanan dengan abik dan benar”
d. “Setelah makan Tn.U harus membereskan piring dan gelas yang kotor, setelah
dibereskan sekarang Tn.U dapat mencuci tangan dengan sapu tangan yang
bersih”
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan Tn.U setelah latihan cara makan yang baik?”
2. Evaluasi perawat/objektif
“Tn.U terlihat rapid an bersih”
b. Rencana tindak lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Tn.U sehabis melakukan mandi
kemudian melakukan cara berdandan dan makan yang baik dan benar sesuai dengan
latihan kita hari ini. Beri tanda M (Mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
(Bantuan) kalau diingatkan dan T (Tidak) tidak melakukan”.
c. Kontrak yang akan datang
Topik: “Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan cara BAK/BAB
yang baik ya Tn.U?”
Waktu: “Kalau begitu kita akan latihan cara BAK/BAB besok jam 10 pagi atau
sesuai jadwal kapan Tn.U merasa ingin BAB/BAK”
Tempat: “Besok kita latihan cara BAB/BAK dengan baik diruangan ini ya
Tn.U?”
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan Tn.U setelah cara BAB/BAK yang baik”
2. Evaluasi perawat/objektif
“Tn.U terlihat tersenyum dan wajah yang segar”
b. Tindak lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Tn.U sehabis Tn.U
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan cara makan yang
baik dan benar. Jika Tn.U merasakan keinginan BAB/BAK Tn.U dapat
melakukan latihan yang telah kita lakukan. Beri tanda M (Mandiri) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B (Bantuan) kalau diingatkan dan T (Tidak) tidak
melakukan”.
c. Kontrak yang akan datang
Topik: “Baiklah Tn.U sekarang kita akhiri pertemuan ini, kalau Tn.U masih ada
yang ingin ditanyakan atau ada masalah yang ingin dibicarakan boleh kepada
perawat lain yang dinas diruangan ini. Saya permisi dulu ya Tn.U. Selamat
siang”.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN(Basic Course). Jakarta:
EGC
Fitria Nita.2009.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Srategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan(LP dan SP).Jakarta:Salemba Medika.
Hoesny, Rezkiyah,.2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Defisit Perawatan Diri diakses
dari http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3358/1/Rezkiyah%20Hoesny.pdf pada 14 Juni 2018
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :19/09/2022
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.Yusuf (L/P) Suku Bangsa : Betawi
Umur : 50 thn Pendidikan : SMP
Status Perkawinan : Belum Menikah Alamat : Jl.Daan Mogot Rt.001 Rw.012
Agama : Islam Kalideres Jakarta Barat
Sumber Informasi : A u t o a n a m n e s a
1. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan malas untuk mandi dan menggosok gigi,Badan terasa gatal-
gatal.
Klien mengatakan malas menyisir rambut dan ganti ganti baju
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Klien tidak pernah mendapatkan mengalami gangguam jiwa dan tidak pernah ada pengobatan
sebelumya. Klien tindak pernah mengalami ada pengniayaan fisik,seksual,kekerasan dan tinda
kan kriminal
Masalah Keperawatan :
Defisit perawatan diri,Harga diri rendah dan resiko perilaku kekerasan
Masalah Keperawatan :
PEMERIKSAAN FISIK
N : 84x/mnt
1. Tanda vital :
P :18x/mnt
2. TD :125/85 mmhg S : 36,5 ℃ BB : 85 kg
3. Ukur : TB : 175 cm
4. Keluhan fisik : ( ) Ya ( ) Tidak
Jelaskan :
klien tidak ada keluhan dalam masalah fisik namun pasien tampak kotor,dan
Masalah Keperawatan :
IV. PSIKOSOSIAL
. Genogram :
Jelaskan :
Pasien merupakan anak 1 dari 5 bersaudara,keempat adik klien sudah menikah semua. Adik
klien 1 sudah
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya
b. Identitas :
Klien mengatkan dirinya seorang laki-laki
c. Peran :
Klien menyadari perannya adalah seorang anak
d. Ideal diri :
Klien mengatakan dari ingin cepat sembuh
e. Harga diri :
Klien mengatkan dirinya tidak dihargai oleh keluarganya dan klien tidur diluar rumah
ditempat yang kotor dan tidak ada atapnya
Masalah Keperawatan :
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Masalah Keperawatan :
Harga Diri Rendah
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien
b. Kegiatan ibadah :
Masalah Keperawatan :
2. Pembicaraan
( ) Cepat ( ) Keras ( ) Gagap ( ) Inkoheren
( ) Apatis ( ) Lambat ( ) Membisu
( ) Tidak mampu memulai
pembicaraan Jelaskan :
Klien tidak mampu memulai pembicaraan dengan lawan bicara, cukup kooperatif namun
nada bicara lambat dan pelan.
Masalah Keperawatan:
3. Aktivitas Motorik
( ) Lesu ( ) Tegang ( ) Gelisah ( ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor
( ) Kompulsif
Jelaskan :
Klien tampak gelisah saat diwawancara klien juga sering terlihat mondar-mandir
Masalah Keperawatan :
4. Alam perasaan
( ) Sedih ( ) Ketakutan ( ) Putus asa
( ) Khawatir ( ) Gembira berlebihan
Jelaskan :
Klien mengatakan merasa sedih karna jauh dari keluarga dan orantuanya. Klien khawatir
terhadap apabila terjadi sesuatu pada dirinya namun kekhawatirannya masih bisa dikotrol
Masalah Keperawatan :
5. Afek
( ) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan :
Klien tampak labil pada saat dilakukan wawancara dan afek datar
Masalah Keperawatan :
Saat dilakukan interpeksi wawancara, klien sering diam dan mudah tersinggung , klien
meminta untuk wawancara dengan orang lain
Masalah Keperawatan :
7. Persepsi
Halusinasi
( ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan
( ) Pengecapan ( ) Penghidu
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
8. Proses Pikir
( ) Sirkumstansial ( ) Tangensial ( ) Kehilangan asosiasi
( ) Flight of ideas ( ) Blocking
( ) Pengulangan pembicaraan/persevarasi
Jelaskan :
Ketika diajak wawancara , klien menjawab pertanyaan dengan berbelit- belit dan terkadang
tidak nyambung dengan jawaban tapi bisa sampai pada tujuan bahasan
Masalah Keperawatan :
9. Isi pikir
( ) Obsesi ( ) Fobia ( ) Hipokondria
( ) Depersonalisasi ( ) Ide yang terkait ( ) Pikiran magis
Waham :
( ) Agama ( ) Somatik ( ) Kebesaran ( ) Curiga
( ) Nihilistik ( ) Sisip pikir ( ) Siar pikir ( ) Kontrol pikir
Jelaskan :
Klien terus bertanya kapan ia akan pulang dan diantar denagn mobil kerumahnya. Klien
tidak mengalami dipersonalisasi pikiran magis ataupun waham
Masalah Keperawatan :
Klien mengatakan namanya tetap klien tempak sering bingung pada saat dilakukan wawancara
Masalah Keperawatan :
11. Memori
( ) Gangguan daya ingat jangka panjang
( ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( ) Gangguan daya ingat saat ini ( ) Konfabulasi
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Klien mengatakan tidak ingat kejadian lebih dari 1 tahun yang lalu.
Masalah Keperawatan :
Klien dapat memeilih dan megambil keputusan yang sederhana ketika diberikan sedikit bantuan
misalnya klien mampu memilih akan menjadi dahulu atau makan.
Masalah Keperawatan :
Klien kurang menyadari tentang perubahan fisik pada dirinya namun klien juga tidak
menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada dirinya.
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
VI. MEKANISME KOPING
Adaftif Maladaftif
Yang klien lakukan jika ada masalah bias any klien marah-marah dan setelah itu
klien hanya diam saja dan tidak mau bicara
Masalah Keperawatan :
VII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
( ) Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien mengatakan dalam kelompok bisa diterima dan tidak diasingkan , hanya saja kelompok
mempunyai penilaian berbeda kepada dirinya
Masalah Keperawatan :
IX. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik :
Terapi medik :
DS :
19/09/22
Jam :19.00 Klien mengatakan lebih suka
sendirian di kamar Harga diri rendah
Klien mengatakan tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan aktivitas
DO :
Klien tidak mau menatap mata pada
saat wawancara
Klien tampak sering
menyendiri
Klien tampak mudah tersinggun
19/09/22
Jam :19.00 Resiko Perilaku Kekerasan
DS :
Klien mengatakan ia tidak suka
marah marah lagi
Klien mengatakan ia tidak
memukul orang
Klien mengatakan jika emosi ia
menggepalkan tagan
DO :
Emosi klien masih labil
Klien tampak waspada
Klien tampak kesal jika ditanya
banyak-banyak
POHON MASALAH
Effect
Resiko
Perilaku
Kekerasan
Core Problem
Ruangan : No. RM :
4. Klien dapat melaksanakan Dalam …x interaksi klien mempraktekkan 1. Bantu klien saat perawatan diri : mandi, gosok
perawatan diri dengan perawatan diri dengan dibantu oleh gigi, keramas, berpakaian, berhias, dan gunting
bantuan perawat perawat :Mandi, gosok gigi, keramas, ganti kuku
pakaian, berhias, dan gunting kuku 2. Beri pujian setelah klien selesai melaksanakan
perawatan diri
5. Klien dapat melaksanakan Dalam …x interaksi klien melaksanakan praktek 1. Pantau klien dalam melaksanakan perawatan
perawatan diri secara perawatan diri secara mandiri: diri : mandi, gososk gigi, keramas, ganti pakaian,
mandiri Mandi 2x sehari berhias, dan gunting kuku
Gosok gigi sehabis makan 2. Beri pujian saat klien melaksanakan perawatan
Keramas 2x seminggu diri secara mandiri
Ganti pakaian 1x sehari
Berhias sehabis mandi
Gunting kuku setelah mulai panjang
6. Klien dapat dukungan 1. Dalam …x interaksi keluarga menjelaskan cara- 1. Diskusikan dengan keluarga:
keluarga untuk cara membantu klien dalam memenuhi Penyebab klien tidak melaksanakan perawatan
meningkatkan perawatan kebutuhan perawatan dirinya diri
diri 2. Dalam …x interaksi keluarga menyiapkan Tindakan yang telah dilakukan klien selama di
sarana perawatan diri klien: sabun mandi, pasta rumah sakit dalam menjaga perawatan diri
gigi, sikat gigi, shampo, handuk, pakaian dan kemajuan yang telah dialami klien
bersih, sandal, dan alat berhias Dukungan yang bisa diberikan oleh keluarga
3. Keluarga mempraktekkan perawatan diri klien untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
perawatan diri
2. Diskusikan dengan keluarga tentang :
Sarana yang diperlukan untuk menjaga
perawatan diri klien
Anjurkan kepada keluarga untuk menyiapkan
sarana tersebut
3. Diskusikan dengan keluarga hal-hakl yang perlu
dilakukan keluraga dalam perawatan diri klien :
Anjurkan keluarga untuk
mempraktekkan perawatan diri (mandi,
gosok gigi, keramas, berpakaian,
berhias, dan gunting kuku)
Ingatkan klien waktu mandi, gosok gigi,
keramas, berpakaian, berhias, dan
gunting kuku
Bantu jika klien mengalami hambatan
dalam perawatan diri
Berikan pujian atas keberhasilan klien
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN ISOLASI SOSIAL
Ruangan : No. RM :
Diagnosa
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
Isolasi sosial
TUK : 1. Setelah satu kali interaksi klien Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya merupakan
1. Klien dapat membina menunjukkan tanda-tanda percaya menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dasar dari terjadinya komunikasi
TUM : hubungan saling kepada perawat : Sapa klien dengan ramah baik verbal dan non teraupetik sehingga akan
Klien dapat percaya. Ekspresi wajah bersahabat. verbal. memfasilitasi dalam pengungkapan
meningkatkan Menunjukkan rasa senang. Perkenalkan nama, nama panggilan dan perasaan, emosi, dan harapan klien
hubungan sosial Ada kontak mata. tujuan perawat berkenalan.
Mau berjabat tangan. Tanyakan nama lengkap dan nama
Mau menyebutkan nama. panggilan yang disukai klien.
Mau menjawab salam. Buat kontrak yang jelas.
Mau duduk berdampingan dengan Tunjukkan sikap jujur. dan menepati janji
perawat. setiap kali interaksi.
Bersedia mengungkapkan masalah Tunjukkan sikap empati dan menerima apa
yang dihadapi. adanya.
Beri perhatian pada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
dihadapi klien.
Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi
perasaan klien.
2. Klien mampu Setelah … x interaksi klien dapat 1. Tanyakan pada klien tentang: Bila klien sudah mau mengungkapkan
menyebutkan menyebutkan minimal satu satu penyebab Orang yang tinggal serumah/sekamar semua perasaannya akan
penyebab menarik menarik diri dari: dengan klien mempermudahkan perawat
diri Diri sendiri Orang yang paling dekat dengan klien di melaksanakan asuhan
Orang lain rumah/ di ruang perawatan keperawatannya.
lingkungan Apa yang membuat klien dekat dengan
orang tersebut
Orang yang tidak dengan klien di rumah/
diruang perawatan
Apa yang membuat klien tidak dekat
dengan orang tersebut
Upaya yang sudah dilakukan agar dekat
dngan orang lain Untuk mengidentifikasi apa yang
2. Diskusikan dengan klien penyebab dan akibat menyebabkan klien menarik diri dan
menarik diri untuk menilai perasaan klien bila
tidak berinteraksi
Untuk meningkatkan harga diri dan
3. Beri pujian terhadap kemampuan klien percaya diri klien
mengungkapkan perasaannya
3. Klien mampu Setelah … x interaksi klien dapat 1. Tanyakan pada klien tentang manfaat Tingkat pengetahuan membantu
menyebutkan menyebutkan keuntungan berhubungan hubungan sosial dan kerugian menarik diri perawat mengarahkan klien untuk
keuntungan sosial, misalnya: berhubungan dengan orang lain.
berhubungan sosial Banyak teman 2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat Mengidentifikasi kemampuan yang
dan kerugian Tidak kesepian berhubungan sosial dan kerugian menarik diri dimiliki klien dan untuk
menarik diri Bisa diskusi meningkatkan harga diri dan percaya
Saling menolong diri klien
Dan kerugian menarik diri, misalnya: 3. Beri pujian terhadap kemampuan klien Reinforcement positif akan
Sendiri, kesepian, tidak bisa diskusi mengungkapkan perasaannya menambah rasa percaya diri klien.
4. Klien dapat Setelah … x interaksi klien dapat 1. Beri motivasi dan Bantu klien untuk Dengan berhubungan secara bertahap,
melaksanakan melaksanakan hubungan sosial secara berkenalan dengan : perawat lain, klien lain, diharapkan klien mampu mengadopsi
hubungan sosial bertahap dengan : perawat, perawat lain, dan kelompok. perilaku tersebut dan memudahkan
secara bertahap klien lain, dan kelompok klien mengingat hubungan yang telah
dilakukan.
2. Tingkatkan interaksi klien secara bertahap Melakukan hubungan secara
dengan perawat lain, klien lain, dan bertahap mengurangi kecemasan
kelompok klien dalam berhubungan dengan
orang lain dan meminimalkan
kekecewaan dan meningkatkan
percaya diri dalam berhubungan
dengan orang lain
Melibatkan klien dalam aktivitas
3. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok kelompok akan membuat klien
sosialisasi
4. Diskusikan jadwal harian yang dapat merasa diperlukan dan merasa harga
dilakukan klien untuk meningkatkan dirinya bertambah
kemampuan klien bersosialisasi
5. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan
sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
6. Beri pujian terhadap kemampuan klien
memperluas pergaulannya melalui aktivitas Meningkatkan rasa percaya diri
yang telah dilaksanaka klien, sehingga klien akan
mengulangi perbuatan yang serupa
5. Klien mampu Setelah … x interaksi klien dapat 1 Diskusikan dengan klien tentang perasaannya Dengan mengetahui perasaan klien
menjelaskan menjelaskan perasaannya setelah setelah berhubungan sosial dengan orang lain akan mempermudah perawat untuk
perasaannya setelah berhubungan sosial dengan : orang lain, dan kelompok melakukan intervensi selanjutnya dan
berhubungan sosial dan kelompok. untuk menilai kepuasan klien dan
hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain.
2 Beri pujian terhadap kemampuan klien Meningkatkan harga diri klien dan
mengungkapkan perasannya memotovasi klien untuk
berhubungan dengan orang lain
6. Klien mendapat 1. Setelah … x pertemuan keluarga 1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga Dukungan keluarga, mendukung
dukungan dari dapat menjelaskan tentang : sebagai pendukung untuk mengatasi proses perubahan perilaku menarik
keluarga dalam Pengertian menarik diri prilaku menarik diri diri yang dialami klien.
memperluas Tanda dan gejala menarik diri 2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu Untuk meningkatkan motivasi klien
hubungan sosial Penyebab dan akibat menarik diri klien mengatasi prilaku menarik diri dalam berhubungan dengan orang
Cara merawat klien menarik diri 3. Jelaskan pada keluarga tentang : lain Untuk memberikan pengetahuan
2. Setelah … x pertemuan keluarga dapat Pengertian menarik diri kepada keluarga sehingga keluarga
mempraktekkan cara merawat klien Tanda dan gejala menarik diri dapat memahami cara yang tepat
menarik diri Penyebab dan akibat menarik diri dalam menangani klien dan
4. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri pentingnya perhatian keluarga.
5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba Agar keluarga dapat merawat klien di
cara yang telah dilatih rumah secara mandiri.
6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien
untuk bersosialisasi Untuk meningkatkan motivasi klien
7. Beri pujian terhadap keluarga atas dalam berhubungan dengan orang
keterlibatannya merawat klien di rumah sakit lain Untuk memotivasi keluarga agar
terus membantu klien
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN PERILAKU KEKERASAN
Ruangan : No. RM :
TUK :
1. Klien dapat membina 1. Setelah 1 kali interaksi klien Bina hubungan saling percaya dengan Bila sudah terbina hubungan saling percaya
hubungan saling menunjukkan tanda-tanda menggunakan prinsip komunikasi terapeutik diharapkan klien dapat koopertif, sehingga
percaya. percaya kepada perawat : Sapa klien dengan ramah baik verbal pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan
Ekspresi wajah bersahabat. dan non verbal. dengan baik.
Menunjukkan rasa senang. Perkenalkan nama, nama panggilan dan
Ada kontak mata. tujuan perawat berkenalan.
Mau berjabat tangan. Tanyakan nama lengkap dan nama
Mau menyebutkan nama. panggilan yang disukai klien.
Mau menjawab salam. Buat kontrak yang jelas.
Mau duduk berdampingan Tunjukkan sikap jujur. dan menepati
dengan perawat. janji setiap kali interaksi.
Bersedia mengungkapkan Tunjukkan sikap empati dan
masalah yang dihadapi. menerima apa adanya.
Beri perhatian pada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien.
Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien.
Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan klien.
2. Klien dapat Setelah 1 kali interaksi klien dapat Bantu klien mengungkapkan Mengetahui kondisi klien saat itu dan mengurangi
mengidentifikasikan menyebutkan perilaku kekerasan. perasaanya tekanan kemarahan klien.
penyebab kekerasan. Diejek, diremehkan, Bantu klien mengungkapkan penyebab Mengidentifikasi penyebab.
diganggu, merasa terganggu. timbulnya marah ( orang lain, situasi
atau diri sendiri ) .
3. Klien dapat Setelah 1 kali interaksi klien dapat Anjurkan klien mengungkapkan hal Identifikasi penyebab marah.
mengidentifikasikan mengungkapkan tanda-tanda yang di lami dan dirasakan saat jengkel
tanda - tanda perilaku perilaku kekerasan : atau marah.
kekerasan Ingin memukul, memaki, Observasi tanda perilaku kekerasan. Identifikasi perubahan fisik.
mengamuk dan mengancam. Diskusikan dengan klien tanda –tanda Menyamakan persepsi bahwa hal tersebut terjadi dan
perilaku kekerasan ada pada klien
4. Klien dapat Setelah 1 kali interaksi klien dapat Anjurkan klien a. Identifikasi cara klien dalam mengungkapkan
mengidentifikasi perilaku mengungkapkan perilaku kekerasan mengungkapkan perilaku perilaku kekerasan.
kekerassan yang biasa yang biasa dilakukan : kekerasan yang biasa
dilakukan. Memaki, mengancam, dilakukan. b. Mempermudah perawat mengidentifikasi perilaku
merusak barang. Bantu klien untuk bermain peran kekerasan yang biasa dilakukan saat marah.
dengan perilaku kekerasaan yang biasa c. Memberikan wawasan yang baru bagi klien terhadap
dilakukan. tindakan yang maladaptif.
Diskusikan bersama klien apakah
dengan cara yang klien lakukan d. Bantu klien dalam mengidentifikasi kerugian dari
masahnya selesai. cara yang dilakukan
Bicarakan akibat / kerugian dari
cara yang digunakan klien
5. Klien dapat Setelah 1 kali interaksi klien dapat Diskusikan dengan klien akibat cara Menyamakan persepsi dalam merespon perilaku
mengidentifikasi mengidentifikasi dan yang dilakukan. yang salah .
penyebab perilaku mengungkapakan akibat perilaku Tanyakan apakah klien ingin Membantu klien mencari cara yang terbaik..
kekerasan. kekerasan yang biasa di lakukan : belajar cara yang baru dan sehat.
Dimusuhi , dimarah-marahi,
dikurung di rumah
6. Klien mendapat Setelah 1 kali pertemuan klien dapat 4. Tanyakan pada klien apakah dia Identifikasi pengetahuan dan keinginan klien untuk
mengidentifikasi cara mengidentifikasi cara yang mengetahui cara lain yang lebih melakukan cara yang sehat.
yang konstruktif dalam konstruktif dalm merespon sehat. Sebagai motivasi untuk melakukan perilaku yang
merespon terhadap kemarahannya : 5. Beri reinforcement positif jika klien sehat.
kemarahan. mengetahui cara lain yang sehat.
6. Diskusikan dengan klien cara lain yang
sehat :
Mampu menjelaskan kembali Secara fisik : tarik napas dalam jika Di dapatkannya cara lain yang sehat yang akan
2 dari 4 cara marah yang sedang kesal atau memukul bantal membantu klien untuk mencari cara yang adaptif
sehat. atau olahraga atau pekerjaaan yang dalam mengekspresikan marahnya.
memerlukan tenaga
Secara verbal : katakan bahwa anda
sedang kesal / tersingggung / jengkel :
saya marah, karena mama tidak
penuhi keinginan saya.
Secara sosial : latihan dalam
kelompok – kelompok cara marah
yang sehat : latihan asertif, latihan
manajemen perilaku kekerasaan.
Secara spiritual : sembahyang, berdoa
atau ibadah lain : meminta kepada
Tuhan agar diberi kesabaran dan
mengadu kepada-Nya bila sedang
jengkel / kesal.
7. Klien dapat Setelah 1 kali interaksi klien dapat Bantu klien memilih cara yang disukai Cara yang cocok akan membuat klien nyaman.
mendemonstrasikan mendemonstrasikan perilaku yang / cocok dengan klien.
perilaku yang terkontrol. terkontrol : Anjurkan klien menggunakan cara Praktek langsung lebih tepat untuk mengetahui
Menampilkan cara yang telah dipelajari pada saat klien manfaat cara yang dilakukan.
mengontrol marah secara jengkel / kesal.
fisik, verbal, sosial dan Diskusikan dengan klien manfaat cara Identifikasi adanya keuntungan dan kekurangan.
spiritual. yang telah digunakan. Membangkitkan motivasi dan minat klien.
Beri pujian atas keberhasilan klien.
8. Klien dapat dukungan Setelah 1 kali interaksi, keluarga Buat kontrak dengan keluarga pada saat Kejelasan waktu, tempat dan topik akan membantu
keluarga dalam dapat memberi dukungan kepada membawa klien ke RS: keluarga untuk kooperatif.
mengontrol perilaku klien dalam mengontrol perilakunya: 1. Pertemuan rutin dengan perawat. Perlu dilakukan secara bertahap.
kekerasan. Terlibat dalam perawatan. 2. Pertemuan dengan keluarga.
Bersedia mengontrol Bantu keluarga mengindentifikasi Memudahkam pemahaman dan penerimaan.
pentalaksanaan pengobatan di kemampuan yang dimiliki : Memberikan wawasan kepada keluarga dalam
rumah. 1. Siapa yang dapat diterima klien. menggali kemampuan yang ada.
Mampu menjelaskan kembali 2. Fasilitas yang dimiliki keluarga di
2 dari 4 cara marah yang rumah.
sehat. Jelaskan cara merawat klien pada
keluarga seperti cara marah yang sehat
melalui fisik, verbal, sosial dan Memberikan cara perawatan yang tepat dan
spiritual. mencegah cara yang salah atau kurang tepat.
Latihan keluarga cara merawat klien di
rumah dan terapi pengobatan.
Membiasakan keluarga agar terlatih dalam
pelaksanaan di rumah.
.
9. Klien dapat Setelah …x interaksi klien dapat Jelaskan obat yang harus di minum klien Kejelasan akan membantu klien dan keluarga untuk
menggunakan obat yang menggunakan obat dengan benar pada klien dan keluarga. melaksanakan tindakan yang benar.
benar. baik jumlah, jenis, waktu dan dosis Diskusikan manfaat minum obat dan Dengan tahu manfaat dan kerugian keluarga dan klien
obat, serta manfaatnya : kerugian minum obat tanpa izin akan lebih perhatian.
Obat diminum sesuai aturan. dokter. Kejelasan akan membantu pelaksanaan tindakan yang
Klien mengungkapkan Jelaskan prinsip 5 benar obat : baca nama benar.
perasaanya selama minum yang tertera di label obat, waktu, cara
obat. dan kenali warna obatnya. Waktu yang tepat didasari pada kerja dan efektifitas dan
Anjurkan klien minum obat dan minum penggunaan obat.
obat tepat pada waktunya. Efek obat yang diketahui lebih awal memudahkan
Anjurkan klien melapor pada perawat atau penanganan akibat efek tersebut.
dokter jika merasakan efek yang tidak
menyenangkan. Membangkitkan minat dan motivasi.
Beri pujian jika klien minum obat.
Defisit Pasien Keluarga
Perawatan
Diri SP I p SP I k
1. Membantu keluarga
SP IV p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian membuat jadwal
2. Menjelaskan cara berdandan aktivitas di rumah
3. membantu klien mempraktekkan cara termasuk minum obat
berdandan (discharge planning)
4. Menganjurkan klien memasukkan 2. Menjelaskan follow up
dalam jadwal kegiatan harian pasien setelah pulang
Isolasi Sosial
Klien SP I p
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien
2. Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
5. menganjurkan klien mamasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian
SP II p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. memberikan kesempatan kepada klien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
3. Membantu klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
SP III p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Memberikan kesempatan kepada klien berkenalan dengabn dua orang atau lebih
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga SP I k
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami klien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat klien isolasi sosial
SP II k
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan isolasi sosial
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien isolasi sosial
SP III k
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)
Menjelaskan follow up klien setelah pulang
Harga Diri Rendah
Pasien SP I p
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat dilakukan
3. Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien
4. Melatih klien sesuai kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga SP I k
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami klien beserta proses terjadinya
Menjelaskan cara-cara merawat klien harga diri rendah
SP II k
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan harga diri rendah
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
SP II p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih kemampuan kedua klien
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP III k
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)
2. menjelaskan follow up
klien setelah pulang