Anda di halaman 1dari 2

LK3:PE

LEMBAR KERJA
PEDAGOGICAL ENTREPRENEURSHIP
Nama Lengkap : Aulia Akbar
NIM : 200151602812

1. Karakteristik permasalahan kehidupan personal abad 21.

Kehidupan di abad ke-21 menuntut berbagai keterampilan yang harus dikuasai


seseorang, sehingga diharapkan pendidikan dapat mempersiapkan siswa untuk
menguasai berbagai keterampilan tersebut agar menjadi pribadi yang sukses dalam hidup.
Keterampilan-keterampilan penting di abad ke-21 masih relevan dengan empat pilar
kehidupan yang mencakup learning to know, learning to do, learning to be dan learning
to live together. Empat prinsip tersebut masing-masing mengandung keterampilan khusus
yang perlu diberdayakan dalam kegiatan belajar, seperti keterampilan berpikir kritis,
pemecahan masalah, metakognisi, keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, inovasi
dan kreasi, literasi informasi, dan berbagai keterampilan lainnya. Pencapaian
keterampilan abad ke-21 tersebut dilakukan dengan memperbarui kualitas pembelajaran,
membantu siswa mengembangkan partisipasi, menyesuaikan personalisasi belajar,
menekankan pada pembelajaran berbasis proyek/masalah, mendorong kerjasama dan
komunikasi, meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa, membudayakan kreativitas
dan inovasi dalam belajar, menggunakan sarana belajar yang tepat, mendesain aktivitas
belajar yang relevan dengan dunia nyata, memberdayakan metakognisi, dan
mengembangkan pembelajaran student-centered. Berbagai keterampilan abad ke-21
harus secara eksplisit diajarkan. Secara singkat, pembelajaran abad ke-21 memiliki prinsip
pokok bahwa pembelajaran harus berpusat pada siswa, bersifat kolaboratif, kontekstual,
dan terintegrasi dengan masyarakat. Peran guru dalam melaksanakan pembelajaran abad
ke-21 sangat penting dalam mewujudkan masa depan anak bangsa yang lebih baik.

2. Jenis permasalahan kehidupan personal abad 21.

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam usaha
pembangunan suatu negara. Terdapat banyak potensi yang terkandung dalam diri
manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan
transformatif, yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang
terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan. SDM menduduki posisi
yang begitu penting dalam pembangunan, yang mengharuskan kita mengoptimalkan
perannya sebagai salah satu agen penggerak, termasuk menggerakkan pembangunan di
negara berkembang seperti Indonesia.
Pengembangan SDM atau Human Resource Development adalah proses untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat menjadi modal pembangunan
yang bernilai. Salah satu jenis pengembangan sumber daya manusia yang dapat dilakukan
adalah melalui jalur pendidikan non formal.Pendidikan non formal adalah setiap
kesempatan dimana terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang
memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat
usia dan kebutuhan hidup, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap
dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta yang efesien dan efektif.
Salah satu bentuk pendidikan non formal adalah pendidikan dan pelatihan kewirausahaan
yang diadakan diluar pendidikan formal. Pendidikan dan pelatihan merupakan penciptaan
suatu lingkungan di mana sumber daya manusia (SDM) dapat memperoleh atau
mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang berkaitan
dengan pekerjaan mereka, yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia itu sendiri.
Pendidikan lebih mengarah pada pengetahuan sedangkan pelatihan membangun
cara bagaimana merealisasikan pengetahuan yang didapatkan melalui pendidikan.
Kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan sangat penting termasuk dalam bidang
kewirausahaan, mengingat peran seorang wirausaha juga penting dalam pembangunan
negara. Namun tingkat ketertarikan masyarakat Indonesia menjadi seorang
wirausahawan hingga kini masih rendah.

3. Strategi pemecahan permasalahan kehidupan personal abad 21.


Perkembangan perekonomian global dan tuntutan dalam dunia kerja mesti
disikapi sekolah dalam menyiapkan siswa. Abad 21 menuntut penguasaan berpikir tingkat
tinggi, berpikir kritis, menguasai teknologi informasi, mampu berkolaborasi, dan
komunikatif. Proses mencapai kecakapan tersebut dilakukan dnegan memperhatikan
taksonomi Bloom yang membagi pengetahuan dalam dua kategori yaitu dimensi
pengetahuan dan dimensi proses kognitif.
Pemanfaatan teknologi, khususnya tekonologi informasi komunikasi,
memfasilitasi siswa mengikuti perkembangan teknologi, dan mendapatkan berbagai
macam sumber dan media pembelajaran. Sumber belajar yang semakin variatif
memungkinkan siswa mengekplorasi materi ajar dengan berbagai macam pendekatan
sesuai dengan gaya dan minat belajar siswa. Pembelajaran berbasis projek atau masalah,
menghubungkan siswa dengan masalah yang dihadapai dan yang dijumpai dalam
kehidupam sehari-hari. Bertitik tolak dari masalah yang diinventarisis, dan diakhiri dengan
strategi pemecahan masalah tersebut, siswa secara berkesinambungan mempelajari
materi ajar dan kompetensi dengan terstruktur. Pada pembelajaran berbasis projek,
pemecahan masalah dituangkan dalam produk nyata yang dihasilkan sebagai sebuah
karya penciptaan siswa.
Pada pembelajaran berbasis masalah/projek pembelajaran juga fokus pada
penyelidikan/inkuiri dan inventigasi yang dilakukan oleh siswa. Keterhubungan antar
kurikulum (cross-curricular connections), atau kurikulum terintegrasi memungkinkan
siswa menghubungkan antar materi dan kompetensi pembelajaran, dengan demikian
pembelajaran dapat lebih bermakna, dan teridentifikasi manfaat mempelajari sesuatu.
Pembelajaran ini didukung lingkungan pembelajaran kolaboratif, dapat memaksimalkan
potensi siswa. Didukung dengan visualisasi tingkat tinggi dan penggunaan media visual
dapat meningkatkan pemahaman siswa. Sebagai akhir dari sebuah proses pembelajaran,
penilaian formatif menunjukan sebuah pengendalian proses. Melalui penilaian formatif,
dan didukung dengan penilaian oleh diri sendiri, siswa terpantau tingkat penguasaan
kompetensinya, mampu mendiagnose kesulitan belajar, dan berguna dalam melakukan
penempatan pada saat pembelajaran didisain dalam kelompok.

Anda mungkin juga menyukai