Abstrak
Berdirinya kota Cirebon tidak lepas dari sejarah Wali Songo yang dipelopori oleh Sunan Gunung
jati atau Syarif Hidayatullah.
Sunan Gunung Jati adalah putra Sultan Hud yang berkuasa di wilayah Bani Israil, yang masuk
wilayah Mesir. Sunan Gunung Jati dikenal sebagai tokoh Wali Songo yang menurunkan sultan-
sultan Banten dan Cirebon. Strategi dakwah yang dijalankan Sunan Gunung Jati adalah
memperkuat kedudukan politis sekaligus memperluas hubungan dengan tokoh-tokoh
berpengaruh di Cirebon, Banten, Demak melalui pernikahan. Selain itu, Sunan Gunung Jati
menggalang kekuatan dengan menghimpun orang-orang yang dikenal sebagai tokoh yang
memiliki kesaktian dan kedigdayaan.
Asal-usul Cirebon diambil dari dua kata cai dan rebon "cai" berarti air "rebon" itu udang, jadi
disempurnakan menjadi Cirebon yang artinya kota udang, karena terkenal dengan penjualan
Trasi.
Daerah Cirebon tempat berkumpulnya transaksi bagi para pedagang dari berbagai daerah
terutama di laut.
Wilayah Cirebon semula adalah Kerajaan Pakuan Pajajaran, yang berkewajiban membayar upeti
tahunan berupa terasi dan garam. Namun, sejak Syarif Hidayat menjadi tumenggung Cirebon, ia
menolak untuk membayar upeti kepada penguasa Pakuan Pajajaran.
Isi:
Makan Sunan Gunung Jati terletak di Kabupaten Cirebon, dan menjadi salah satu tempat ziarah
yang paling menarik dikunjungi oleh para wisatawan dari berbagai daerah dan tidak dari agama
islam saja yang berkunjung di makan Sunan Gunung Jati.
Akan tetapi dari agama lain juga ikut berkunjung mulai dari agama kristen, Buddha, katolik,
cina, Konghucu dan agama lainya.
Makam Sunan Gunung Jati terletak di Jalan Alun-Alun Ciledug No. 53, Astana, Kecamatan
Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Mayoritas masyarakat setempat banyak
yang berpenghasilan dari pedagang, usaha Air, dan petani.
Makam Sunan Gunung Jati buka selama 24 jam. Selama melakukan kegiatan hal kebaikan
seperti ziaroh, nyepi, tawasulan, atau sholawatan. Yang terpenting tidak untuk melakukan
mesum, maksiat atau berpoya-poya di tempat penziarohan.
Bagi para pengujung yang mau beristirahat di sekitar makam Gunung Jati ada kost, dan hotel.
Bagi para pengunjung yang budiman dan mempunyai rasa kemanusiaan. Tiket masuk untuk ke
penziarohan tidak dipungut biaya seperserpun, akan tetapi membayar dengan seihklasnya
untuk tempat kotak amal, orang pengemis, atau memberi uang ke kuncenya.
1. Pintu Gapura
2. Pintu Krapyak
3. Pintu Pasujudan
4. Pintu Ratnakimala
5. Pintu Jinem
6. Pintu Raraoga
7. Pintu Kaca
8. Pintu Bacem
9. Pintu Teratai
Hal yang paling berharga, terhormat, istimewa dan luar biasa, ketika kita bisa masuk ke makam
Sunan Gunung Jati secara langsung. Karena hikmah dan kelebihanya.
4. Doanya bisa langsung terkabul, yang penting khusu dan hatinya sudah dekat.
1. Keluarga dekat
2. Masih keturunan
2. Karas/Lunjuk (Tempat istirahat keluarga keraton setelah naik makam Sunan Gunung Jati)
Tempat makam Sunan Gunung Jati banyak filosofis dari hiasan piring, segi bangunan,
wewangiyan menyan atau minyak wangi, dan para pengemis. Semua itu, memberikan simbolis
dari kehidupan Sunan Gunung Jati yang dermawan, bijaksana, menolong sesama, ciri khas dari
makam Sunan Gunung jati.
Daftar Referensi:
Buku, Atlas Wali Songo karya, Agus Sunyoto.
Biodata Penulis
Dzakwan Ali, lahir di indramayu. Menyukai aksara dan berkreasi dengan sastra.
1. Senandung Aksara
2. Penggulat literasi
3. Shering literasi
4. Ilusi
5. Kalam Literasi