Anda di halaman 1dari 9

MEMBANGUN KESADARAN MAHASISWA DALAM

MENGELOLA SAMPAH MENJADI PRODUKTIF DI UIN RADEN


FATAH PALEMBANG

Oleh :

MUHAMMAD FEBRIANIZAR (2030701127)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2022
1. Pendahuluan
Salah satu tempat yang memiliki potensi menghasilkan sampah berada di
lingkungan perguruan tinggi. Kegiatan yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi
selalu menghasilkan sampah. Setiap tahunnya perguruan tinggi melakukan penerimaan
mahasiswa baru hal ini juga berpengaruh terhadap produksi sampah setiap tahunnya.
Sampah yang hasilkan dan tidak di kelola dengan baik akan menjadi potensi timbulnya
sebuah masalah seperti pencemaran lingkungan dan lain sebagainya.
Menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 sampah memiliki definisi yaitu
kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berbentuk padat. Pelaksanaan
pemilahan sampah juga telah diatur dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 pasal
13 tentng Pengelolaan Sampah.
Tercantum dalam SNI 19-2454-2002, sistem pewadahan sampah di golongkan
menjadi tiga sesuai jenis sampah yaiu;
1. Sampah organik seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan
dengan wadah warna gelap;
2. Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lainnya dengan wadah
berwarna terang;
3. Sampah berbahaya seperti bahan baku dan beracun yang tidak digunakan lagi
karena rusak, kemasan sisa, dan oli bekas dengan wadah berwarna merah yang
diberi lambang khusus atau semua ketentuan yang berlaku;
Pengumpulan dilakukan dengan pengumpulan dari masing-masing seumber sampah
untuk diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau ke Tempat Pembuangan
Akhir).
Pengelolaan sampah juga tercantum dalam SNI 19-2454-2002. Teknik
pengelolahan sampah dapat berupa;
1. Pengomposan:
a) Berdasarkan kapasitas (individual, komunal, skala lingkungan);
b) Berdasarkan proses (alami, biologis dengan cacing, biologis dengan mikro
organisme, tambahan).
2. Insinerasi yang berwawasan lingkungan
3. Daur ulang
a) Sampah anorganik disesauikan dengan jenis sampah
b) Menggunakan kembali sampah organik sebagai ternak;
4. Pengurangann volume sampah dengan pencacahan atau pemadatan;
5. Biogasifikasi (pemanfaatan energi hasil pengelolahan sampah).
Rincian masing-masing metode pembuangan akhir sampah kota sesuai ketentuan yang
berlaku.
Persoalan sampah memang bisa dikatakan sudah menjadi hal klasik, dengan kata
lain selalu berulang dari masa ke masa. Masalah ini muncul di berbagai tempat, baik
rumah tangga, pemukiman, ruang publik, dan bahkan di lingkungan perguruan tinggi.
Kampanye dan sosialisasi tentang larangan buang sampah sembarangan juga sudah
kerap dilakukan, tetapi tetap saja tidak ada progres yang positif.
Belakangan, masalah sampah bukan lagi pada sisi kesadaran membuang pada
tempatnya, tapi pada upaya apa yang bisa dilakukan untuk menindaklanjuti sampah
yang sudah dibuang. Sisi Reduce, Reuse, dan Recyle atau 3 R menjadi titik perhatian,
karena volume sampah terus meningkat setiap tahunnya. Dikarenakan tingginya potensi
masalah disebabkan sampah ini, UI Green Metric sebagai pemeringkatan perguruan
tinggi yang peduli lingkungan, juga menjadikan sampah sebagai salah satu indikator
penilaian.
Kehadiran perguruan tinggi dalam penanggulangan sampah memang patut jadi
perhatian penting. Lembaga pendidikan ini bisa menjadi barometer bagaimana wilayah
sampah juga dikelola oleh kelompok masyarakat intelektual. Apalagi perguruan tinggi
memiliki banyak jejaring dan juga potensi yang bisa dimaksimalkan, seperti jejaring
civitas akademika. Keberhasilan dalam mengelola sampah diharapkan bisa menularkan
ke pihak lain. Perguruan tinggi juga memiliki kemampuan menciptakan berbagai
inovasi dan kreatifitas dalam mengelola sampah. Hanya saja pertanyaannya sampai
sejauh mana insan civitas akademika, terutama kelompok mahasiswa bisa hadir dan ikut
berpartisipasi langsung. Tidak hanya soal membuang sampah, tapi sampai pada wilayah
pemanfaatan dan bahkan menjadi agen kampanye kesadaran terhadap sampah. Sisi
inilah yang akan menjadi sorotan tulisan, kepedulian dan kehadiran mahasiswa sebagai
kelompok yang bisa mendorong isu sampah sebagai sebuah aktifitas produktif
mahasiswa.
Kesadaran terhadap pengelolahan sampah ini sangat bermanfaat dan dapat
berdampak positif terhadap lingkungan di sekitar kita dikarenakan lingkungan kita ini
banyak tercemar di sebabkan oleh banyaknya sampah yang tidak terkelola dengan baik
dan benar. Perilaku manusia terhadap lingkungan dipengaruhi oleh pemahaman
sehingga terdapat dan positif antara pemahaman tentang lingkungan dengan perilaku
peduli lingkungan pada seseorang (Dewi dalam Sujana. 2018). Kesadaran dalam
lingkungan hidup dapat dilihat dari perilaku dan tindakan seseorang dalam keadaan
dimana seseorang merasa bebas dari tekanan (Amos, 2008). Kesadaran pada
mahasiswa merupakan bagian dari kesadaran yang terdidik sehingga manurut Abdul
Karim (2017) dalam suatu penelitiannya menyatakan bahwa kesadaran masyarakat
untuk melakukan pelestarian terhadap lingkungan dilakukan oleh partsipasi suatu
kelompok lembaga masyarakat.
Kesadaran akan pengelolahan sampah yang baik dipandang sangat penting
dikarenakan mahasiswa adalah agent of change (agen perubahan). Terdapat empat
faktor yang mempengaruhi kesadaran terhadap lingkungan. Pertama, faktor ketidak
tahuan; ketidak tahuan adalah kurangnya informasi terhadap sesuatu. Menurut
Suriasumantri (1987) pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu. Maka dari itu, rasa
ingin tahu atau biasa juga disebut dengan rasa penasaran merupakan suatu sarana untuk
mengumpulkan sebuah informasi dan informasi tersebut dapat dicerna menggunakan
akal nalar, yang berarti berfikir secara logis dan analitis. Sehingga akal nalar
mengembangkan suatu informasi tersebut. Kedua, faktor kemiskinan, kemiskinan
merupakan suatu kondisi yang dimana seseorang atau kelompok orang yanbg tidak
dapat memenuhi kebutuhannya. Kemiskinan menjadi faktor yang mempengaruhi
kesadaran lingkungan karena hal tersebut mempengaruhi tingkat produktivitas,
pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Kemiskinan dapat terjadi dikarenakan
pertambahan penduduk dan meningkatnya tekanan terhadap sumber daya alam dan
lingkungan hidup. Ketiga, faktor kemanusian; manusia merupakan suatu makhluk hidup
yang memiliki akal dan pikiran. Sehingga manusia memiliki kemampuan untuk
menciptakan suatu hal yang baru. Manusia memiliki banyak sekali kebutuhan, maka
dari itu kebutuhan tersebutlah yang mendorong manusia melakukan bnerbagai tindakan
untuk memenuhinya. Manusia akan terus hidup berdampingan dengan lingkungan di
karenakan manusia dan lingkungan merupakan suatu ekosistem. Maka dari itu untuk
menjaga suatu ekosistem faktor kemanusian memiliki peranan yang sangat penting,
manusia harus bisa menjaga hubungan timbal baliknya dengan lingkungan agar
keseimbangan ekosistem tidak terganggu. Keempat, faktor gaya hidup; perkembangan
yang terjadi sangat pesat di lingkungan manusia tentu saja berpengaruh terhadap gaya
hidup yang dijalani. Perubahan gaya hidup yang terjadi terhadap manusia ini adalah
suatu hal yang wajar dikarenakan perkembangan teknologi yang sangat pesat ini banyak
berdampak positif terhadap kelangsungan hidup manusia. Namun, sebagai manusia
yang mengikuti perkembangan yang terjadi perlu memiliki suatu kebijakan dan kearifan
dalam mengahadapi perkembangan tersebut. Pasang (2002) menyatakan bahwa kirisis
lingkungan saat ini sudah sangat besar sehingga para ahli telah mengakui bahwa mereka
sendiri tidak dapat menyelesaikan masalajh tersebut. Maksudnya ialah untuk
menyelamatkan lingkungan hidup diperlukan suatu moral yang tinggi dan rasa cinta
terhadap lingkungannya.
Kondisi di lingkungan kampus UIN Raden Fatah Palembang pada saat ini masih
terdapat banyaknya sampah yang tidak berada pada tempatnya. Padahal fasilitas tempat
sampah di kampus UIN Raden Fatah Palembang sudah memadahi, dimana tempat
sampah yang ada di kampus telah tersedia di setiap sudut kampus. Hal ini dapat terjadi
disebabkan kurangnya kepedulian dan kesadaran mahasiswa terhadap pengolahan
sampah yang baik dan benar. Menurut hasil observasi penulis masih terdapat banyaknya
mahasiswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya dan hal ini menyebabkan
lingkungan di kampus UIN Raden Fatah tidak kondusif karena. Kurangnya kesadaran
mahasiswa terhadap pengolahan sampah ini berpengaruh ke lingkungan sekitar kampus.
Sehingga menyebabkan kurangnya kenyamanan dalam melaksanakan kegiatan proses
pembelajar. Terutama di lingkungan kelas, banyak sampah yang ditinggalkan
mahasiswa di ruangan kelas. Hal ini menyebabkan mahasiswa lain yang menggunakan
kelas tersebut untuk melaksanakan proses pembelajaran merasa tidak nyaman karena
terdapat banyak sampah. Oleh karena itu kesadaran mahasiswa terutama mahasiswa
UIN Raden Fatah Palembang sangat penting terhadap pengolahan sampah yang baik
dan benar supaya dapat terciptanya lingkungan yang damai, nyaman, dan tentram
terutama di lingkungan kampus UIN Raden Fatah Palembang.
2. Pembahasan

UIN Raden Fatah Palembang memiliki banyak sekali UKM yang bergerak di
berbagai bidang. Di biddang olahraga ada UKM PBM (Persatuan Bulutangkis
Mahasiswa), UKM Hoocket, UKM Basket, UKM Voli, dan lain sebagainya. Bergerak
di bidang penelitian seperti UKM LitBang (Penelitian dan Pengembangan). Bergerak
di bidang keagamaan UKM LPTQ&D ( Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran dan
Dakwah), UKM LDK (Lembaga Dakwah Kampus), dan sebaginya. Selain itu masih
banyak lagi UKM yang bergerak di bidang lainnya.
Di UIN Raden Fatah Palembang tidak terddapat UKM yang fokus bergerak di
bidang pengelolaan sampah sehingga para mahasiswa kurang memiliki kesadaran
terhadap penglolaan sampah dikarenakan mereka tidak memiliki wadah dan sumber
pengetahuan terdekat terhdap penglolaan sampah, dan hal ini berdampak kepada
lingkungan sekitar kampus UIN Raden Fatah Palembang yang terdapat sampah yang
tidak berada pada tempatnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini menurut penulis, pihak kampus menyediakan
wadah untuk mahasiswa yang bergerak di bidang sampah. Contohnya pihak kampus
membuat UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang bergerak dan berfokus di bidang
pengolahan sampah. Tujuan dari UKM ini untuk memberikan tempat kepada mahasiswa
yang memiliki kesadaran terhadap pengolahan sampah yang baik dan benar. Selain itu
tujuan dari adanya UKM ini untuk membangun kesadaran mahasiswa lain terutama
mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, dengan cara melakukan sosisalisasi, seminar,
dan penyuluhan tentang pentingnya pengolahan sampah yang baik dan benar terhadap
lingkungan. Sehingga jika program tersebut terlaksanakan dan membuahkan hasil yang
di harapkan hal itu akan berdampak baik terhadap lingkungan kampus UIN Raden Fatah
Palembang. Jika para mahasiswa di kampus UIN Raden Fatah Palembang memiliki
kesadaran terhadap pengolahan sampah yang baik dan benar lingkungan sekitar kampus
akan lebih bersih dan lebih nyaman sehingga mahasiswa dapat melaksanakan proses
pembalajar dengan baik dan nyaman karena lingkungan yang bersih. Selain itu citra
kampus UIN Raden Fatah Palembang akan meningkat di lingkungan luar kampus
karena lingkungan di sekitar kampus yang bersih dan juga kualitas mahasiswa yang baik
karena memiliki kesadaran terhadap pengelolahan sampah yang baik dan benar.

3. Kesimpulan

Permasalah yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi UIN Raden Fatah


Palembang sebagian besar disebabkan oleh sampah. Hal ini dapat terjadi karena
kurangnya pemahaman dan kesadaran mahasiswa terhadap pengelolaan sampah yang
baik dan benar sehingga mahasiswa tidak memperdulikan hal tersebut.
Permasalahan ini dapat di atasi dengan pembentukan UKM yang bergerak di
bidang sampah. UKM ini berfungsi untuk memberikan pemahaman dan membangun
kesadaran mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang terhadap penglolaan sampah
sehingga mahasiswa dapat mengelola sampah dengan baik dan benar. Dengan di
bentuknya UKM tersebut mereka dapat melakukan kegiatan seperti seminar, sosialisai,
dan kampanye tentang membangun kesadaran mahasiswa terhadap sampah yang
bertujuan agar para mahasiswa dapat mengelola sampah dengan baik dan dapat
berdampak baik pada lingkungan kampus UIN Raden Fatah Palembang. Selain itu juga
hal tersebut dapat meningkatkan kualitas mahasiswa itu tersendiri dan dapat
menerapkan hal tersebut tidak hanya di lingkungan kampus tapi juga di lingukangan di
luar kampus.
4. Refrensi

Karim. A. (2017). Diakses pada tanggal 28 Oktober 2022. Mengembangkan Kesadaran


Melestarikan Lingkungan Hidup berbasis Humanisme Pendidikan Agama. Jurnal
Edukasia. Vol. 12, No. 2, hal. 326. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/
Edukasia/article/view/
2780&ved=2ahUKEwir4fuXoYP7AhUVTGwGHSETDAgQFnoECA8QAQ&usg
=AOvVaw24gemqUxH0KpQre_2yeLWO
Wardatul Jannah, Aria Dirawan. (2021) Diakses pada tanggal 28 oktober 2022. Sikap
Mahasiswa Di Lingkungan Kampus Dalam Bidang Pengelolaan Lingkungan.
Indonesia Journal of Engineering. Vol. 2, No. 1. Hal 41 - 51.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://unu-ntb.e-
journal.id/ije/article/view/
49&ved=2ahUKEwi537m5nIP7AhWe0nMBHfsiDq8QFnoECBAQAQ&usg=AO
vVaw0oWdnmAludcEPH6Cjc0MNB

Aswal Salewangeng, Yusmar Yusuf. (2021). Diakses pada tanggal 28 oktober 2022.
Hubungan Kesadaran dan Sikap Terhadap Pengelolaan Sampah Mahasiswa di
Universitas Negeri Malang. J-HEST: Journal of Health, Education, Economics,
Science, and Technology. Vol. 3, No. 2. Hal 55-59.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://j-hest.web.id/
index.php/2/article/view/
50&ved=2ahUKEwj7g62Am4P7AhXycWwGHdDjAzoQFoECA8QAQ&usg=A
OvVaw2YxscvVCZfVkTkxBlGnU6c

Diana Ayu Gabriella, Agus Sugiarto. (2020). Diakses pada tanggal 28 Oktober 2022.
Kesadaran dan Perilaku Ramah Lingkungan ahasiswa di Kampus. Jurnal Ilmu
Sosial dan Humaniora. Vol. 9, No. 2. Hal 260. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/
article/view/
21061&ved=2ahUKEwiqjLbmnIP7AhVrTWwGHTYEDEsQFnoECAwQAQ&us
g=AOvVaw3akGhvLfP33QYt0HhiZUrV

Prof. Dr. Ramly M.Hum, Muh. Syarwan Amin, Aldi Febrian, Nurliah Wardayana
Nurfitriah, Awanda Erna, Febriani.S, Siti Fatimah. (2022). Perbuatan Tempat
Sampah Sebagai Upaya Membangun Kesadaran Masyarakat Terhadap Kebersihan
Lingkungan di Desa Kakullasan Kecamatan tommo Kabupaten Mamuju. Jurnal
Lepa-lepa open. Vol. 1, No. 1. Hal 912-919. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://ojs.unm.ac.id/JLLO/article/view/28128/
pdf&ved=2ahUKEwiC1ZiYnYP7AhWiTWwGHUZGAm8QFnoECA0QAQ&usg
=AOvVaw1_SJCZCOZlDEt5IFW0HLTV

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Data Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup Tahun 2017. https://www.menlhk.go.id

Anda mungkin juga menyukai