Anda di halaman 1dari 8

PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

DAN UPAYA PENCEGAHANNYA

NAMA: FAHRIYAH DWI MIDEVA


KELAS : 9F
ABSEN :13

SMP NEGERI 7 PROBOLINGGO


PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI DAN PENCEGAHANYA

1. HIV / AIDS
Penyakit AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV
yang menyerang sistem imunitas atau kekebalan tubuh penderita. Saat
ini penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ini lebih dikenal dengan
istilah AIDS.Saat ini belum ditemukan vaksin pencegahnya
dan belum ada obat yang betul-betul dapat diandalkan.
Seseorang yang terinfeksi HIV, sistem kekebalan tubuhnya akan
semakin menurun. Dalam kurun waktu 5-7 tahun penderita
nampaknya seperti orang sehat, belum memperlihatkan gejala. Fase
selanjutnya AIDS baru dapat terdiagnosis setelah kekebalan tubuh
sangat berkurang dan timbul penyakit tertentu seperti TBC,
pneumonia, herpes, saraf terganggu, dan lain lain. Namun sebagai
catatan tidak semua orang yang mengidap penyakit tersebut di atas
pasti menderita AIDS. Fase ini berlangsung 3-6 bulan. Untuk
memastikan apakah seseorang positif AIDS atau tidak, harus dilakukan
pemeriksaan banyaknya sel T (salah satu sel darah putih yang
berperan dalam imunitas) di laboratorium.

UPAYA PENCEGAHANNYA YAITU DENGAN


 Hindari menggunakan narkoba, apalagi berbagi jarum suntik dengan
orang lain.
 Jangan Menjadi Donor Bila Positif.Jika seseorang dinyatakan positif
HIV, maka dirinya tidak diperbolehkan mendonorkan darah, plasma,
organ tubuh, atau sperma.
 Menghindari serta mewaspadai berbagai cara penularan HIV ini dapat
menjadi langkah pencegahan HIV yang pertama kali harus dilakukan.
2. GONORE (GO)
Gonore atau kencing nanah adalah suatu penyakit menular seksual
yang dapat terjadi pada pria maupun wanita. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri bernama Neisseria Gonorrhoeae atau Gonococcus yang
terbilang sangat menular. Bakteri tersebut berbahaya karena dapat
menyerang bagian dubur, serviks (leher rahim), uretra (saluran
kencing dan sperma), mata, dan tenggorokan.Gonore paling sering
menular pada pasangan yang melakukan hubungan seks secara
vaginal, oral, atau anal. Selain itu, penyakit ini juga dapat terjadi akibat
menggunakan mainan seks yang terkontaminasi, dan berhubungan
seks tanpa menggunakan kondom. Selain itu, ibu yang terinfeksi
penyakit menular seksual ini juga bisa menjangkiti bayinya saat
dilahirkan. Pada bayi, gonore paling sering menyerang mata.
Penanganan tepat dan cepat perlu dilakukan untuk mencegah masalah
ini.

UPAYA PENCEGAHANNYA YAITU DENGAN:


 Jangan berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi
 Penggunaan pengaman tak kalah pentingnya jika kamu ingin
mencegah diri tertular gonore. Tidak hanya itu, kondom juga
mengurangi risiko penularan penyakit seksual menular lainnya,
misalnya HIV atau klamidia.
 Berkumur Setelah Melakukan Seks Oral
 Penularan gonore lebih mudah terjadi jika kamu sering berganti
pasangan dalam berhubungan intim. Sebisa mungkin kamu tidak
melakukan seks bebas yang berisiko menularkan gangguan
kesehatan ini.
3. SIFLIS (RAJA SINGA)
Raja singa atau sifilis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh bakteri. Gejala sifilis diawali dengan munculnya luka
yang tidak terasa sakit di area kelamin, mulut, atau dubur.Sifilis
disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum yang menyebar
melalui hubungan seksual dengan penderita raja singa. Bakteri
penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui melalui kontak fisik
dengan luka di tubuh penderita.

UPAYA PENCEGAHANNYA YAITU DENGAN:


 Menghindari alkohol dan obat-obat terlarang.
 Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual.
 Berhenti untuk melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama.
 Secara terbuka mendiskusikan riwayat penyakit kelamin yang dialami
bersama pasangan.
 Biasakan menggunakan kondom bila harus berhubungan seksual
dengan orang yang tidak dikenal.

4. HERPES SIMPLEX GENITALIS


Herpes genital atau herpes simplex adalah suatu infeksi menular seksual
yang disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV). Setelah pengidap
terinfeksi, virus menetap secara dorman dalam tubuh dan dapat terjadi
reaktivasi hingga beberapa kali dalam setahun. Penyakit infeksi ini juga
dapat ditularkan melalui luka kecil yang tidak kelihatan.Penyebab herpes
genital adalah virus herpes simplex (HSV) yang sangat menular. Virus ini
dapat berpindah dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak langsung.
UPAYA PENCEGAHANNYA YAITU DENGAN:
 Menggunakan kondom saat melakukan hubungan intim dengan
pasangan yang tidak jelas status infeksi menular seksualnya.
 Memeriksa status infeksi menular seksual secara berkala bagi individu
yang berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.
 Hindari berciuman atau melakukan seks oral bila diri sendiri atau
pasangan memiliki luka pada daerah sekitar mulut.
 Hindari berbagi mainan seks. Bila ingin melakukannya, cuci mainan
seks terlebih dahulu dan pasang kondom

5. EPIDIMITIS
Epididimitis adalah kondisi di mana terjadi peradangan pada saluran
sperma alias epididimis. Saluran ini terletak di belakang testis. Saluran
epididimis menghubungkan antara testis dan vas deferens. Sedangkan,
vas deferens adalah saluran sperma yang langsung menuju pintu
keluar di penis saat pria ejakulasi. Epididimis berperan dalam
menyimpan dan membawa sperma.Peradangan pada epididimitis bisa
dialami oleh pria usia berapa pun. Namun, kondisi ini paling sering
terjadi pada pria yang berusia 19 sampai 35 tahun. Risikonya lebih
besar pada orang yang bergonta-ganti pasangan, atau melakukan
aktivitas seksual berisiko. Hal ini bisa menyebabkan seseorang tertular
penyakit menular seksual, di mana bakteri penyebabnya memicu
epididimitis.
UPAYA PENCEGAHANNYA YAITU DENGAN:

 Lakukan hubungan intim dengan cara yang sehat dan hindari


bergonta-ganti pasangan.
 Menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan intim.
 Rutin melakukan pemeriksaan ke dokter.

6. KEPUTIHAN
Keputihan adalah kondisi ketika lendir kental atau cairan bening
keluar dari vagina. Keputihan merupakan cara alami tubuh untuk
menjaga kebersihan, kelembapan, serta untuk melindungi organ intim
wanita dari infeksi.Ketika seorang wanita mengalami keputihan, cairan
yang diproduksi kelenjar vagina dan leher rahim akan keluar
membawa sel mati dan bakteri. Hal tersebut merupakan proses alami
agar vagina tetap bersih sekaligus terlindung dari infeksi.
Keputihan normal terjadi pada wanita yang masih mengalami
menstruasi. Pada ibu hamil, keputihan mungkin akan lebih sering
terjadi akibat perubahan hormon. Ketika wanita memasuki masa
menopause, keputihan akan mulai berkurang.

UPAYA PENCEGAHANNYA YAITU DENGAN:


 Antibiotik, seperti clindamycin, untuk menghilangkan bakteri
penyebab keputihan. Antibiotik tersedia dalam bentuk pil atau krim
oles.
 Antijamur, seperti fluconazole, clotrimazole, dan miconazole, untuk
mengatasi infeksi jamur yang menyebabkan keputihan. Obat ini
tersedia dalam bentuk krim atau gel yang dioleskan di bagian dalam
vagina.
 Metronidazole atau tinidazole, untuk mengatasi keputihan yang
disebabkan oleh parasit penyebab penyakit trikomoniasis. Obat ini
hanya bisa didapatkan dengan resep dokter
Upaya untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang
disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri ataupun parasit.
a. Menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan bertesktur
lembut. Hindari bahan yang bersifat panas, kurang menyerap
keringat dan berbahan ketat (misalnya jeans).
b. Biasakan membilas dengan bersih organ reproduksi setiap selesai
buang air kecil maupun buang air besar. Selanjutnya, keringkan
sisa air yang masih menempel di kulit dengan menggunakan tissue
atau handuk hingga benar-benar kering. Ini akan dapat mengurangi
resiko terjadinya infeksi oleh jamur pada bagian organ reproduksi.
c. Mengganti celana dalam minimal 2 – 3 kali sehari.
d. Memotong rambut yang ada di daerah organ reproduksi apabila
sudah panjang, karena apabila terlalu panjang akan menjadi sarang
kuman.
e. Bagi kamu yang perempuan, apabila sedang mengalami menstruasi,
gantilah pembalut sesering mungkin. Pada saat aliran darah banyak,
kamu dapat menggantinya minimal 5-6 jam sekali. Darah yang
tertampung pada pembalut bisa menjadi media tumbuhnya kuman
penyebab infeksi.
f. Bagi kamu yang perempuan, hindari menggunakan sabun pembersih
daerah kewanitaan dan patyliner secara terus menerus. Penggunaan
sabun pembersih daerah kewanitaan akan mengubah pH vagina

Anda mungkin juga menyukai