Pada bab XIV akan dipaparkan beberapa hal mengenai
“Keterlibatan” dalam penulisan sejarah diantaranya yaitu keterlibatan moderat yang dianut H. Zinn, masalah-masalah sekitar penulisan sejarah yang terlibat, serta mazhab Frankrut. Dalam memandang sejarah pada masa silam, bahwa setiap penulisan sejarah yang mencakup pendekatan positif pasti akan menunjukkan hasil penelitian yang subyektif atas keobyektifan tulisan sejarah tersebut. Penulisan sejarah menurut Zinn dalam keterlibatan moderat yaitu memilih sebuah obyek penelitian yang harus disesuaikan dengan tuntutan akan kebutuhan-kebutuhan sosial pada masa kini. Menurut Zinn hendaknya penulisan sejarah tersebut menerlibatkan aspek sosial yang didalamnya, seperti kaum lemah yang tertindas, kaum buruh, kaum petani maupun penduduk biasa lainnya. Keterlibatan sosial tersebut diselaraskan pada masa lalu yang relevan dengan masa sekarang sebagai obyek penelitian sejarah. Hal tersebut berarti berkaitan dengan sejarawan harus mampu memaparkan sejarah dari prespektif orang-orang yang menjadi korban proses sejarah dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga keterlibatan moderat yang dianut H. Zinn pada penulisan sejarah memberikan tujuan akhir. Bahwa dengan sejarah dapat dijadikan sebagai pembelajaran dari kesalahan- kesalahan dan bagaimana kesuksesan manusia pada zaman dahulu. Masalah keterlibatan sejarah dalam penelitiannya oleh para sejarawan dan filsuf dalam kehidupan masa kini sejalan pemikiran H.Zinn tentang adanya aspek-aspek yang mencurigai terhadap pengkajian sejarah dengan teramat spesialistis yang ingin mengilmiahkan-nyaterutama dengan pandangan sejarah dalam masalah social, ekonomi dan politik. Kemudian fakta-fakta masa silam tidak serasi dengan keterlibatan seorang peneliti sejarah yang menjadikan keterlibatan, kemurnian dan objektivitas dipertanyakan. Hal ini menjadikan suatu pendapat masih harus dibuktikan kembali. Kelemaham pada penulisan sejarah dengan sejarawan yang terlibat dari keterangan diatas akan dipertanyakan tentang relevan tidaknya sutau hasil penelitian historis, dan bukan pada titik pangkalnya.K.Zinn menuntut seorang sejarawan harus tetap sadar akan tanggung jawab kulturalnya, karena seorang sejarawan hanya dapat melibatkan dirinya dengan kebenaran historis sebagai kiblatnya. Sejarawan tidak diperbolehkan untuk menjadi penganut cita-cita social untuk memperbaiki dunia karena sejarawan harus dapat melihat kebenaran yang terjadi dari suatu peristiwa di masa silam. Mazhab Frankfurt didirikan oleh Horkheimer (1895-1973) bersama Th. Adorno (1903-1969) yang terhimpun dalam sejumlah ahli sosiologi yang mengkritik neo-marxis terhadap kapitalisme modern. Mazhabini berakar dari pemikiran Karl Marx namu nfokusnya pada meneliti ideologinya secara kritis yang menopang tata masyarakat yang berlaku. Mahzab Frankfurt sangat menjunjung penelitian sosio-historis yang berpatok pada fakta- fakta yang ada. Menggunakan pendekatan analitis, obyektif, dan tidak melibatkan diri sendiri (peneliti) terhadap masa silam. Mazhab ini juga menolak penelitian parsial. Melakukan penolakan pada penelitian yang tidak mencakup keseluruhan pada suatu permasalahan, namun menekankan pada keseluruhan yang ada pada kenyataannya. Jadi kenyataan obyektif bersifat mutlak dalam melihat permasalahan suatu ideologi yang berkuasa, dengan demikian akan mendapatkan analisa secara kritis.